Share

TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?
TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?
Author: kotak kuning

Salah Sangka

Author: kotak kuning
last update Last Updated: 2021-06-12 17:50:48

***

“Waah! Seperti yang diharapkan dari ibu kota kerajaan!” Puji seorang anak laki-laki yang sedang berkeliling menikmati sekeliling wilayah pasar.

“Whoopss, wohooow!” Anak itu melompat di antara kotak-kotak makanan, bergaya seperti monyet yang kegirangan melihat taman bermain. Tapi herannya, tidak ada yang berani menegur apalagi memarahinya. Orang-orang malah memandangi anak itu dengan tatapan ganjil, boleh jadi mereka bingung kenapa ada anak pedesaan tak tahu adab yang bisa mampir ke ibu kota.

Dia menikmati acara jalan-jalan itu dengan uang koinnya yang sangat sedikit, namun di lain sisi berharap bisa mencicipi semua makanan yang dijual di pasar itu.

“Ah terima kasih!” Ucapnya ketika salah satu pedagang buah memberinya sebuah apel gratis, atau begitu lah yang dia pikirkan. Anak itu lupa membayar dan pergi menyelonong begitu saja. Ia lupa diri karena dulu di desanya tidak ada pemandangan yang seperti ini. Kemudian ia mengajak semua orang yang ia temui bicara, begitu periang dan ramah, mampir dari satu toko ke toko lain.

Anak itu bernama Yuno Khebra, putra seorang pandai besi yang baru saja pindah ke ibu kota pagi ini. Mereka berangkat dengan kereta kuda dari sore hari dan baru sampai pagi tadi. Sebelumnya Yuno dan keluarganya tinggal di sebuah desa yang berada di batas paling luar kerajaan, desa Eze. Sebuah pedesaan dengan pagar kayu reyot sebagai peindungnya, tidak seperti dinding-dinding batu kokoh yang menjulang tinggi menutupi sekililing perbatasan ibu kota.

Mereka pindah ke ibu kota karena ayahnya, sang kepala keluarga, mendapat pekerjaan bagus dan harga sewa bangunan yang murah di ibu kota. Meskipun letaknya masih berada di pinggir, tetapi ini adalah ibu kota. Mereka menaruh harapan tinggi di sana daripada hanya bekerja di desa, pekerjaannya tidak jauh-jauh dari memperbaiki cangkul atau mengerjakan perbaikan garpu besi. Ayahnya pun masih harus merangkap bekerja sebagai petani agar bisa mencukupi biaya kehidupan.

Yuno begitu senang ketika mereka sampai di ibu kota. Setelah ia menyelesaikan tugasnya menyusun barang bawaan, ia meminta izin untuk berkeliling dan melihat-lihat sekitar. Berbekal uang tabungannya selama ini, yang sebenarnya sama dengan uang jajan anak bangsawan rata-rata per harinya, Yuno berpikir untuk mencicipi semua makanan enak yang tersedia di pasar. Pasar yang dituju Yuno letaknya tidak jauh dari rumah sewaan mereka. Semacam kawasan perdagangan dengan jalan besar yang membentang di tengah-tengahnya.

Kebanyakan toko yang buka di sisi jalan besar adalah toko-toko  khusus yang menjual barang-barang mahal. Kemudian ada banyak gang-gang sempit yang berada di antara bangungan-bangunan toko, gang-gang ini menghubungkan ke jalan yang lebih kecil, tempat rakyat biasa bisa berbelanja dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Sepanjang perjalanannya, Yuno cukup diterima baik oleh banyak orang, meskipun hampir semua dari mereka memasang wajah aneh yang kebingungan. Setelah ia menerima apel yang tadi diberikan seorang pedagang, ia melanjutkan jalan-jalannya. Tetapi tiba-tiba, sekelompok penjaga kerajaan berkuda dengan zirah lengkap yang mengacungkan tombaknya tinggi-tinggi ke atas datang sambil memacu kudanya cepat-cepat dari arah istana. Dari wajah mereka tergambarkan ekspresi campuran yang terlihat aneh. Dua puluh lima pasukan itu buru-buru membentuk formasi dan mendekat ke arah tempat Yuno berdiri saat ini.

“Oh, pencuri, ya?” Gumam Yuno sambil menggigit apelnya, ia baru saja sedang berbicara dengan penjual pakaian dan memuji baju-baju yang penjual itu jajakan. Penjual itu benar-benar senang dengan pujian yang Yuno berikan.

Pedagang yang mendengar gumaman Yuno itu lalu menggeleng pelan dengan sorot mata terkejut, ia pelan-pelan memperhatikan Yuno dari atas ke bawah, lalu melihat ke arah penjaga itu tadi.

“Hmm? Semoga saja cepat tertangkap.”

Ngap! Yuno menggigit lagi apel yang sedang ia pegang, kemudian memperhatian keadaan sekeliling pasar. Anak itu baru menyadari kalau hampir semua pedagang dan pembeli yang berada di pasar sedang memandanginya dengan serius. Tubuh Yuno mulai bergetar mengira dirinya adalah seorang kriminal, ia menjatuhkan apel yang sedang ia nikmati lalu mulai berlari menghindari kejaran penjaga kerajaan yang menaiki kuda itu. Meskipun ia kalah cepat, tapi mau bagaimana lagi, saat itu dia hampir tidak bisa berpikir apa-apa.

“Apa-apaan iniii??!!!! Aku baru saja tiba di ibu kota dan sudah membuat masalah? Astagaaa!!”

Yuno melompat melewati sela-sela tenda pedagang, kemudian secara tidak sengaja mendorong beberapa orang yang menghalangi jalannya. Pasukan penjaga yang kewalahan tidak bisa melewati jalan yang ramai kemudian turun dari kudanya dan berteriak.

“KAMI MOHON BERHENTILAH PADUKA!”

Teriakan penjaga itu tadi membuat Yuno terkejut dan pelan-pelan mengurangi kecepatan larinya.

「Paduka? Bukan pencuri?」

「Siapa yang Paduka?」

「Mereka meminta paduka untuk berhenti?」

「Berarti paduka sedang berlari?」

Yuno kali ini benar-benar berhenti dan menyerinyitkan dahinya, kemudian menatap sekeliling.

「Yang dari tadi berlari hanya aku sendiri, kan?」

「Itu berarti, aku, padukanya?」

「Ah tidak tidak, setting yang seperti itu tidak mungkin terjadi.」Yuno menggeleng-gelengkan kepalanya seperti membuang ide aneh itu dari pikirannya.「Ini pasti akal-akalan, atau lawakan kuno khas kerajaan ini agar para kriminal yang dikejar tertipu dan lupa untuk kabur.」

「Ah tapi, aku kan tidak berbuat jahat sama sekali?」

「Mencuri apapun belum. Meskipun aku sedikit merencanakan ingin mengutil satu dua butir anggur yang terlihat begitu lezat tadi. Hanya saja tidak enak dengan pedagangnya sudah baik sekali memberikanku sebuah apel. 」

「TERUS APA?」

“PADUKA! ENGKAU BAIK-BAIK SAJA?!” Tanya penjaga itu dengan wajah yang benar-benar khawatir.

“Oh oh i-iya tentu. A-aku aku baik-baik saja pastinya. Fit from top to the bottom lah, mas!”

“Ah maaf paduka?” Penjaga itu kebingungan dengan ucapan Yuno yang aneh itu. Ia kemudian menarik tali kemudi kuda yang ia bawa tadi dan menunduk di hadapan Yuno.

“Paduka! Kuda ini memang bukan kuda yang biasa paduka naiki. Tapi tolonglah tahan sebentar, lalu ikut kami kembali ke istana! Ratu sudah benar-benar khawatir menunggu anda pulang!”

「Heh? Ratu? Aku? Paduka sudah menikah?」

「Wohaaaa! Apa jangan-jangan aku adalah pemilik tahta tertinggi dari kerajaan ini yang tanpa disangka lupa ingatan dan secara tidak sengaja berhasil kembali ke ibu kota?」

「Kalau begitu ayo! Kita menuju istanaku!」Yuno membuat kesimpulan tanpa menaruh curiga lebih banyak lagi, kemudian menurut dan naik kuda dengan dibantu oleh penjaga tadi. Bersama dua puluh empat rombongan penjaga kerajaan lain yang berbaris di belakangnya, mereka bersama-sama memacu kudanya perlahan menuju istana.

“PANGERAN SUDAH SEMBUH!”

“PANGERAN SUDAH KEMBALI!”

“PANGERAN BAIK-BAIK SAJA!”

Terdengar sorak-sorai dari seluruh penjuru kerajaan, dikomandoi oleh penjaga yang naik bersama Yuno. Anak itu kembali kebingungan dengan kejadian yang menimpanya ini. Sekarang ia sedang menaiki kuda dengan menunduk, mencoba menutupi wajahnya yang sedikit malu-malu.

Setelah sampai sampai di gerbang istana, pintu besar yang menutupi wilayah istana terbuka. Ratusan bangsawan dan penjaga lain berbaris dan menunduk memberi jalan untuk rombongan Yuno. Mereka masuk ke dalam istana dengan pembukaan yang meriah. Satu-satunya yang mungkin benar-benar menarik perhatian adalah pakaian Yuno yang terlalu kucel dan murahan bila dibandingan dengan pakaian mahal yang dikenakan para bangsawan. Yuno merasa ingin pulang ketika melihat pemandangan itu.

“Oh anakku!” Seorang wanita yang benar-benar cantik turun dari tahta sambil berlari kecil dan mengangkat rendah gaun yang membuatnya sulit bergerak. Ia menghampiri Yuno dan memeluk anak yang kebingungan itu dengan sangat erat. Wanita itu menitikkan air mata bahagia dan menciumi Yuno. Anak itu benar-benar risih terhadap perlakuan asing yang barusan ia terima.

“Ah nyonya nyonya, kumohon berhenti.” Ucapnya karena sesak oleh pelukan wanita itu.

“I-BUN-DA!” Koreksi wanita yang dipanggil Yuno itu sambil memegang mulutnya dengan tangan indah yang tertutup sarung tangan lembut, yang tentunya benar-benar mahal. Perhiasan berkilau terlihat berada diberbagai sudut pakaian dan aksesoris yang ia kenakan. “Ya ampun dari mana kau belajar soal tata bahasa seperti itu?” Tegurnya lagi setelah dua kali bolak-balik menciumi pipi Yuno.

“Kau sudah baik-baik saja ternyata.” Seorang lelaki tua berbadan besar ikut datang menghampiri Yuno dan mengelus kepalanya.

“Astaga anakku! Dari mana kau dapat pakaian lusuh begini?” Ucap wanita tadi setelah memperhatikan tubuh Yuno dari atas ke bawah. Ia bahkan sempat membolak-balikkan tubuh Yuno untuk memeriksa tubuh anak yang dipanggilnya anak itu. Wanita itu kemudian mengacak-acak rambut Yuno dan memeluknya lagi.

“PELAYAN! CEPAT KALIAN SIAPKAN PEMANDIAN DAN PAKAIAN UNTUK ANAKKU! LAKUKAN SEKARANG! AKU TIDAK INGIN MENDENGAR KELUHAN!”

Sekelompok gadis-gadis muda dan beberapa pelayan senior yang berbaris di sudut ruangan megah itu segera bubar setelah mendengar teriakan wanita itu. Mereka cepat-cepat berlari menyiapkan apa yang baru saja sosok itu perintahkan kepada mereka. Berpindah ke pos tugasnya masing-masing seperti profesional, jelas tahu tugas dan kewajibannya. Berbeda dengan anak lusuh di sana, yang bahkan kebingungan dengan jati dirinya sendiri saat ini.

Yuno memperhatikan sekeliling ruangan. Sebuah karpet raksasa yang memanjang di tengah ruangan, ini jelas bukan dibuat dari bulu-bulu murahan, serta harga upah menjahitnya saja mungkin setara penghasilan ayahnya selama lima tahun. Lalu tiga buah singgasana yang berderetan di depan matanya, benar-benar tahta yang terlihat sangat nyaman untuk di duduki. Dari depan sana seseorang pasti bisa melihat jelas betapa banyak orang yang tunduk di hadapannya.

Di sekeliling ruangan terdapat obor dan lilin-lilin yang disusun menggantung di langit-langit, jelas berbeda dengan penerangan di rumah lama Yuno yang hanya berbekalkan sebuah lilin kecil yang dicukupkan di tengah-tengah rumah. Yuno juga melihat banyak sulaman berkilau yang mahal tergantung di dinding, bahkan dia pun tak kuasa menebak harganya. Seumur hidup bekerja tanpa digaji pun pasti belum cukup untuk sekadar menyewa sulaman itu selama satu hari.

Selain bangsawan yang mengelilingi mereka, terdapat juga para penjaga dengan zirah lengkap serta tameng-tameng besar berbaris mengelilingi mereka siap siaga, pedang yang disarungkan di pinggang, juga lambang kerajaan yang dicat di atas baju besi mereka. Oh ya, berbicara soal lambang kerajaan, di tengah sana, tepat di atas singgasana juga ada sebuah lambang yang sama berukuran jumbo, bersampingan dengan lukisan keluarga utama kerajaan.

「Hmm Raja? Tuan gendut yang tadi sempat mengelus dadaku....」

「Hmm Ratu? Oh wanita yang kedua mata dan sikapnya penuh dengan kekhawatiran tadi....」

「Oke baiklah, lalu yang di tengah...」

「ITU AKU?」

「PANGERAN KERAJAAN INI? AKU?」

_____________________________

Catatan: Hai! Semoga suka dengan pengantar dari cerita ini. Kalau kamu merasa ini akan menjadi alur yang membosankan, atau kamu punya pendapat lain mengenai cerita ini, mohon segera beritahukan kepadaku. Terima kasih sudah membaca!

Related chapters

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Di Balik Selimut

    ***Yuno mengusap matanya kuat-kuat tak percaya. Ia memandangi lukisan mahal raksasa yang tergantung di depan matanya itu dengan tatapan yang serius, bahkan jika diperhatian urat di kepalanya terlihat sedikit menonjol. Tentu bukan pertanda marah, tekanan darahnya naik karena campuran perasaan bingung, terkejut, gelisah, dan kebahagiaan mendadak.Apa lagi yang bisa dipikirkan remaja pedesaan mengetahui fakta kalau kerajaan ini punya seorang putra mahkota yang sangat mirip dengannya, atau bahkan sebenarnya adalah dia sendiri? Seperti cerita pangeran yang diadopsi keluarga miskin karena konflik internal, lalu kembali untuk merebut tahtanya. Jantung Yuno berdegup begitu cepat, salah-salah dia bisa terkena serangan jantung dini.“Lapor, Ratu! Persiapan pemandian untuk Tuan Muda sudah selesai!” Sekelompok pelayan yang tadi berlari atas perintah Ratu sudah kembali dan berlutut di hadapannya.“Nah sayang. Cepatlah mandi lalu berpakaian. Kita aka

    Last Updated : 2021-06-13
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pesta Penyambutan

    ***“Perhatian sikapmu, ya...”“Tenang saja, aku mengerti!”Yuno mengambil kunci dari dalam rak yang diberitahukan Isaac, kemudian berjalan keluar untuk menemui pelayan yang memanggilnya, atau sebenarnya Isaac tadi. Yuno mematikan obor agar pelayan tidak bisa mengintip dan mengetahui rahasia di antara mereka. Setelah ia membalikkan badan, mengunci kamar, serta memastikan semuanya aman, dia mengikuti pelayan itu menuju aula pesta.“Silakan ikuti saya, Pangeran!” Ucapnya. Yuno dikawal dengan tiga penjaga berbadan besar tanpa zirah lengkap seperti yang mengejarnya tadi pagi.「Mungkin mereka ini adalah pengawal pribadi? Mereka telihat macam mantan pembunuh? Sepertinya begitu.」「Semoga saja orang macam mereka tidak menyadari perbedaan terhadap siapa yang mereka kawal saat ini.」Yuno cukup beruntung mengingat tidak ada yang benar-benar menyadari keanehan pada Pangeran, kecuali mungkin sikap Yuno yang sama

    Last Updated : 2021-06-14
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tangan Penyembuh

    ***“Pangeran! Ada gerangan apa yang membuat Pangeran sendiri menghampiri kami kemari?”“Apa kami semua akan ditahan?”“Ampuni kami Pangeran. A-aku, aku punya istri dan anak yang masih menunggu di rumah. Aku sudah berjanji untuk pulang pagi ini dan bermain bersamanya hingga sore!”“Pangeran kumohon ampuni kami!”“Hmm? Kalian kenapa? Sebentar, aku mau mencoba saus ini dulu.” Ucap Yuno tanpa menghiraukan kekhawatiran berlebihan para pelayan itu.“WOAHH GILA! SAUS INI HEBAT SEKALI!”NGAAP!“A- anu, Pangeran?”“Hah, ya?”Gluk gluk gluk gluk...Yuno baru saja menyelesaikan sepotong daging dan minuman yang diteguknya, lalu berjalan ke salah satu meja di ruangan itu.“Aku kelaparan...” Jawabnya santai.“Maksud Pangeran?” Tanya seorang koki dengan wajah yang kebingungan.&ldqu

    Last Updated : 2021-06-15
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tua Bangka

    ***Yuno tiba ke istana pukul tiga pagi, ketika semua orang masih tidur dan beristirahat. Dia diantar oleh dua ksatria yang dimintai tolong oleh Chaplin, kepala koki yang baru ia temui tengah malam tadi. Keadaan istana masih sepi, hanya beberapa kali terlihat penjaga yang berpatroli dan lolongan anjing yang mengisi kesunyian. Yuno masuk ke kamar Pangeran lalu menyalakan lampu minyak di dekat meja.Isaac masih terlihat tidur, tetapi dahinya yang mengerinyit berlapis-lapis terlihat berkeringat. Jelas bisa diketahui kalau penyakit itu benar-benar menyiksanya. Yuno mengunci pintu kamar untuk berjaga-jaga kalau ada penjaga atau keluarga kerajaan yang mencoba masuk atau mengintip mereka. Ia kemudian mencoba tidur di sebuah sofa panjang yang ada di sisi lain kamar mewah itu.Keesokan harinya, Yuno terbangun oleh gedoran pintu dari luar. Ia segera menyahut dan buru-buru merapikan pakaiannya yang tidak sempat ia ganti dengan baju tidur. Meskipun anak itu sebenarnya tidak

    Last Updated : 2021-06-17
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tua Bangka (2)

    ***Setelah berlatih pedang dengan Duke Roland pagi itu, Yuno kembali ke kamar dengan diantar dua orang pelayan yang dimintai tolong untuk membawakan makanan dan handuk hangat.“Tidak ingin langsung mandi saja, Pangeran?” Tanya pelayan itu memastikan.“Tidak perlu.”Yuno meminta para pelayan untuk tidak perlu repot-repot masuk, ia membawa nampan berisi makanan dengan kedua tangannya dan handuk di bahunya.“Hai Isaac! Apa kabarmu?”“Sialan, aku kelaparan.” Balas Isaac setelah Yuno menutup dan mengunci pintunya.“Eh apa ini? Kondisimu membaik?”“Entahlah, sejak pagi tadi aku sudah bisa duduk.” Terang Isaac sambil menggeser posisi duduknya ke depan, memperlihatkan kalau dia tidak sedang bersandar dengan bantal.Yuno melebarkan tangannya, lalu bergaya melutut di hadapan Isaac.“Selamat atas kesembuhanmu, Pangeran.”“Oi oi

    Last Updated : 2021-06-22
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pulang

    ***“Ahh aku sungguh lelah!”“Ada apa sobat?”Yuno berjalan menuju kasur besar nan mewah Isaac. Terdapat empat bantal dengan selimut raksasa yang membentang di atasnya, juga ornamen di bagian sandaran depannya yang terlihat mahal. Yuno duduk di tepi dan bergaya meninju salah satu bantal Isaac yang tidak terpakai.“Ahhh!”“Biar kutebak! Kau habis uhuk... dimarahi?”“Kau sepertinya tidak perlu menebak untuk hal ini.”“Benar juga, semua kan sesuai dugaanku.” Isaac berlagak mengusap janggutnya yang sama sekali belum tumbuh.“Ibumu sang Ratu alias nyonya besar, memarahiku cuma gara-gara aku memakan ikan dengan tangan!”Isaac memiringkan kepalanya tanda kebingungan.“Lalu?”“Aku sudah mencuci tangan! Lagi pula duri ikan itu sangat banyak! Bagaimana bisa aku makan sementara tanganku sibuk dengan sepasang sendok da

    Last Updated : 2021-06-25
  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pulang (2)

    ***”Hei, Yuno! Bangun!”Isaac menggoyang-goyangkan tubuh Yuno yang tidur dengan posisi tak beraturan di sampingnya. Kedua kaki Yuno melekuk seperti capit kepiting yang menghadap ke belakang, tangan kanannya terangkat tinggi ke atas, sedangkan tangan kirinya tertindih dengan tubuhnya sendiri.“Astaga anak ini. Tapi ya aku tak bisa menyalahkannya.” Ia berbicara sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya. Meskipun ini adalah kali pertama anak desa itu bisa tidur di kasur, kasur mewah pula, dia tidak mungkin akan bangun dengan nyenyak apabila tidur seperti itu.“Hoaaaammmm....”“Kau sudah sadar?”Yuno menggosok-gosok kedua matanya lalu merekahkan tangannya seperti orang-orang kebanyakan yang baru bangun tidur. Dia memutar punggungnya ke kanan dan kiri, kemudian meluruskannya kembali, membuat beberapa sendi tulangnya terdengar berbunyi krak.“HEI HEI APAAN ITU?” Isaac yang tak terb

    Last Updated : 2021-06-29

Latest chapter

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pulang (2)

    ***”Hei, Yuno! Bangun!”Isaac menggoyang-goyangkan tubuh Yuno yang tidur dengan posisi tak beraturan di sampingnya. Kedua kaki Yuno melekuk seperti capit kepiting yang menghadap ke belakang, tangan kanannya terangkat tinggi ke atas, sedangkan tangan kirinya tertindih dengan tubuhnya sendiri.“Astaga anak ini. Tapi ya aku tak bisa menyalahkannya.” Ia berbicara sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya. Meskipun ini adalah kali pertama anak desa itu bisa tidur di kasur, kasur mewah pula, dia tidak mungkin akan bangun dengan nyenyak apabila tidur seperti itu.“Hoaaaammmm....”“Kau sudah sadar?”Yuno menggosok-gosok kedua matanya lalu merekahkan tangannya seperti orang-orang kebanyakan yang baru bangun tidur. Dia memutar punggungnya ke kanan dan kiri, kemudian meluruskannya kembali, membuat beberapa sendi tulangnya terdengar berbunyi krak.“HEI HEI APAAN ITU?” Isaac yang tak terb

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pulang

    ***“Ahh aku sungguh lelah!”“Ada apa sobat?”Yuno berjalan menuju kasur besar nan mewah Isaac. Terdapat empat bantal dengan selimut raksasa yang membentang di atasnya, juga ornamen di bagian sandaran depannya yang terlihat mahal. Yuno duduk di tepi dan bergaya meninju salah satu bantal Isaac yang tidak terpakai.“Ahhh!”“Biar kutebak! Kau habis uhuk... dimarahi?”“Kau sepertinya tidak perlu menebak untuk hal ini.”“Benar juga, semua kan sesuai dugaanku.” Isaac berlagak mengusap janggutnya yang sama sekali belum tumbuh.“Ibumu sang Ratu alias nyonya besar, memarahiku cuma gara-gara aku memakan ikan dengan tangan!”Isaac memiringkan kepalanya tanda kebingungan.“Lalu?”“Aku sudah mencuci tangan! Lagi pula duri ikan itu sangat banyak! Bagaimana bisa aku makan sementara tanganku sibuk dengan sepasang sendok da

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tua Bangka (2)

    ***Setelah berlatih pedang dengan Duke Roland pagi itu, Yuno kembali ke kamar dengan diantar dua orang pelayan yang dimintai tolong untuk membawakan makanan dan handuk hangat.“Tidak ingin langsung mandi saja, Pangeran?” Tanya pelayan itu memastikan.“Tidak perlu.”Yuno meminta para pelayan untuk tidak perlu repot-repot masuk, ia membawa nampan berisi makanan dengan kedua tangannya dan handuk di bahunya.“Hai Isaac! Apa kabarmu?”“Sialan, aku kelaparan.” Balas Isaac setelah Yuno menutup dan mengunci pintunya.“Eh apa ini? Kondisimu membaik?”“Entahlah, sejak pagi tadi aku sudah bisa duduk.” Terang Isaac sambil menggeser posisi duduknya ke depan, memperlihatkan kalau dia tidak sedang bersandar dengan bantal.Yuno melebarkan tangannya, lalu bergaya melutut di hadapan Isaac.“Selamat atas kesembuhanmu, Pangeran.”“Oi oi

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tua Bangka

    ***Yuno tiba ke istana pukul tiga pagi, ketika semua orang masih tidur dan beristirahat. Dia diantar oleh dua ksatria yang dimintai tolong oleh Chaplin, kepala koki yang baru ia temui tengah malam tadi. Keadaan istana masih sepi, hanya beberapa kali terlihat penjaga yang berpatroli dan lolongan anjing yang mengisi kesunyian. Yuno masuk ke kamar Pangeran lalu menyalakan lampu minyak di dekat meja.Isaac masih terlihat tidur, tetapi dahinya yang mengerinyit berlapis-lapis terlihat berkeringat. Jelas bisa diketahui kalau penyakit itu benar-benar menyiksanya. Yuno mengunci pintu kamar untuk berjaga-jaga kalau ada penjaga atau keluarga kerajaan yang mencoba masuk atau mengintip mereka. Ia kemudian mencoba tidur di sebuah sofa panjang yang ada di sisi lain kamar mewah itu.Keesokan harinya, Yuno terbangun oleh gedoran pintu dari luar. Ia segera menyahut dan buru-buru merapikan pakaiannya yang tidak sempat ia ganti dengan baju tidur. Meskipun anak itu sebenarnya tidak

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Tangan Penyembuh

    ***“Pangeran! Ada gerangan apa yang membuat Pangeran sendiri menghampiri kami kemari?”“Apa kami semua akan ditahan?”“Ampuni kami Pangeran. A-aku, aku punya istri dan anak yang masih menunggu di rumah. Aku sudah berjanji untuk pulang pagi ini dan bermain bersamanya hingga sore!”“Pangeran kumohon ampuni kami!”“Hmm? Kalian kenapa? Sebentar, aku mau mencoba saus ini dulu.” Ucap Yuno tanpa menghiraukan kekhawatiran berlebihan para pelayan itu.“WOAHH GILA! SAUS INI HEBAT SEKALI!”NGAAP!“A- anu, Pangeran?”“Hah, ya?”Gluk gluk gluk gluk...Yuno baru saja menyelesaikan sepotong daging dan minuman yang diteguknya, lalu berjalan ke salah satu meja di ruangan itu.“Aku kelaparan...” Jawabnya santai.“Maksud Pangeran?” Tanya seorang koki dengan wajah yang kebingungan.&ldqu

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Pesta Penyambutan

    ***“Perhatian sikapmu, ya...”“Tenang saja, aku mengerti!”Yuno mengambil kunci dari dalam rak yang diberitahukan Isaac, kemudian berjalan keluar untuk menemui pelayan yang memanggilnya, atau sebenarnya Isaac tadi. Yuno mematikan obor agar pelayan tidak bisa mengintip dan mengetahui rahasia di antara mereka. Setelah ia membalikkan badan, mengunci kamar, serta memastikan semuanya aman, dia mengikuti pelayan itu menuju aula pesta.“Silakan ikuti saya, Pangeran!” Ucapnya. Yuno dikawal dengan tiga penjaga berbadan besar tanpa zirah lengkap seperti yang mengejarnya tadi pagi.「Mungkin mereka ini adalah pengawal pribadi? Mereka telihat macam mantan pembunuh? Sepertinya begitu.」「Semoga saja orang macam mereka tidak menyadari perbedaan terhadap siapa yang mereka kawal saat ini.」Yuno cukup beruntung mengingat tidak ada yang benar-benar menyadari keanehan pada Pangeran, kecuali mungkin sikap Yuno yang sama

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Di Balik Selimut

    ***Yuno mengusap matanya kuat-kuat tak percaya. Ia memandangi lukisan mahal raksasa yang tergantung di depan matanya itu dengan tatapan yang serius, bahkan jika diperhatian urat di kepalanya terlihat sedikit menonjol. Tentu bukan pertanda marah, tekanan darahnya naik karena campuran perasaan bingung, terkejut, gelisah, dan kebahagiaan mendadak.Apa lagi yang bisa dipikirkan remaja pedesaan mengetahui fakta kalau kerajaan ini punya seorang putra mahkota yang sangat mirip dengannya, atau bahkan sebenarnya adalah dia sendiri? Seperti cerita pangeran yang diadopsi keluarga miskin karena konflik internal, lalu kembali untuk merebut tahtanya. Jantung Yuno berdegup begitu cepat, salah-salah dia bisa terkena serangan jantung dini.“Lapor, Ratu! Persiapan pemandian untuk Tuan Muda sudah selesai!” Sekelompok pelayan yang tadi berlari atas perintah Ratu sudah kembali dan berlutut di hadapannya.“Nah sayang. Cepatlah mandi lalu berpakaian. Kita aka

  • TWIN PRINCE: Siapa Pangeran Gadungan Ini?   Salah Sangka

    ***“Waah! Seperti yang diharapkan dari ibu kota kerajaan!” Puji seorang anak laki-laki yang sedang berkeliling menikmati sekeliling wilayah pasar.“Whoopss, wohooow!” Anak itu melompat di antara kotak-kotak makanan, bergaya seperti monyet yang kegirangan melihat taman bermain. Tapi herannya, tidak ada yang berani menegur apalagi memarahinya. Orang-orang malah memandangi anak itu dengan tatapan ganjil, boleh jadi mereka bingung kenapa ada anak pedesaan tak tahu adab yang bisa mampir ke ibu kota.Dia menikmati acara jalan-jalan itu dengan uang koinnya yang sangat sedikit, namun di lain sisi berharap bisa mencicipi semua makanan yang dijual di pasar itu.“Ah terima kasih!” Ucapnya ketika salah satu pedagang buah memberinya sebuah apel gratis, atau begitu lah yang dia pikirkan. Anak itu lupa membayar dan pergi menyelonong begitu saja. Ia lupa diri karena dulu di desanya tidak ada pemandangan yang seperti ini. Kemudian ia m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status