Home / Romansa / TURUN RANJANG / Serangan Bertubi-tubi [5]

Share

Serangan Bertubi-tubi [5]

Author: naftalenee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah memperkenalkan Sera kepada Dokter Arman, Ardhi pamit untuk mandi sebentar. Maka, tinggallah Sera yang kini duduk di atas ranjang dengan kaki diselonjorkan yang tertutup selimut hingga sebatas pinggang dan Dokter Arman−yang ternyata masih cukup muda, berusia lima tahun lebih tua dari Ardhi−yang duduk di kursi di sisi kiri Sera. 

Dokter Arman melakukan prosedur pemeriksaan dari mulai mengecek denyut jantung menggunakan steteskop, mengecek tekanan darah, dan menanyai Sera dengan beberapa pertanyaan umum soal kondisi tubuh dan apa yang dirasakannya selama beberapa hari belakangan.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, menjelaskan tentang apa yang menjadi penyebab Sera mual hingga muntah di pagi hari, pusing-pusing hingga peningkatan nafsu makan, tanpa meresepkan obat maupun vitamin untuk Sera, Dokter Arman pamit keluar dari kamar yang Sera tempati untuk bicara dengan Ardhi yang sedang menyeduh teh di dapur.

“Sera baik-baik saja, kan, Dok?” tanya Ard

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (19)
goodnovel comment avatar
Ingkong Mbakute Zia Ilham
hehehehe ardi ardi
goodnovel comment avatar
Anton
harusnya turun ranjang hampir selesai cuma dibikin kayak sinetron ama thor-ny
goodnovel comment avatar
Agustina Ery
wah penasaran...blm jg up
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TURUN RANJANG   Sebuah Pengertian

    Sera tersentak kaget melihat luapan emosi Ardhi yang disalurkan lewat pukulan keras di meja itu. Ia gentar karena Ardhi terlihat sangat marah dan lepas kontrol. Ini pertama kalinya Ardhi dan Sera bertengkar hingga saling menaikkan suara bahkan saling bertatapan sengit setelah pindah ke apartemen mereka yang baru. Saat Ardhi bergerak mundur dengan kedua tangan terkepal, Sera bisa melihat titik-titik darah pada buku-buku jari Ardhi. Membuat jantung Sera teremas sakit.“Apa memang segitu rendahnya aku di mata kamu, Sera, sampai-sampai kamu punya pemikiran mengerikan itu tentang aku? Kenapa kamu egois banget, Sera? Apa dengan mengata-ngatai aku membuat kamu puas? Kamu berharap aku mengerti perasaan kamu dan menghargai kamu, tapi kenapa kamu nggak melakukan yang sebaliknya? Apa aku terlihat main-main waktu bilang aku sayang sama kamu? Semua penjelasanku masih nggak cukup juga?” cecar Ardhi bertubi-tubi. Ia bergerak mundur, masih dengan kedua tangannya yang terkep

  • TURUN RANJANG   Babak Baru

    Setelah kehilangan Sarah, Ardhi sama sekali tidak pernah lagi berharap, bahkan sama sekali tak terbersit di benaknya untuk memiliki anak. Lebih tepatnya karena ia memang tak memiliki gairah hidup selain memfokuskan hidupnya akan urusan perusahaan. Pencapaian yang ia pikirkan selama beberapa tahun belakangan hanya soal perusahaan. Saat mulai mengenal Sera, gairah hidupnya hadir kembali. Ia perlahan diterpa badai perasaan yang bergumul di dada. Banyak hal yang mengganggu pikirannya dan masalah terbesar adalah tentang rasa takut akan kembali kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Ketakutan itu baru benar-benar ia rasakan saat kabar kehamilan Sera ia dengar dari mulut Dokter Arman. Ardhi semakin sadar bahwa rasa trauma yang ia rasakan memang bukan hal sepele. Namun, setelah drama keributannya dengan Sera semalam, Ardhi berusaha untuk yakin dan percaya bahwa dirinya bisa melalui fase ini. Di mana ia harus bisa melawan traumanya akan rasa takut kehilangan. Keyaki

  • TURUN RANJANG   Obrolan Antar Lelaki

    Selepas mengantar ibu dan istrinya pulang ke rumah, Ardhi langsung melajukan mobilnya ke suatu tempat. Ardhi memang pamitnya kepada Sera tadi langsung mau ke kantor, tetapi laki-laki itu justru membelokkan mobil ke arah yang berlawanan dari kantor.Dalam perjalanan ke tempat tujuan, Ardhi sambil melakukan panggilan telepon ke asisten pribadinya. Menanyakan terkait pekerjaan yang tadi ia tinggalkan.“Nggak ada masalah di kantor, kan, Di?” tanya Ardhi tanpa basa-basi.“Semua aman terkendali, Pak,” jawab Adi dari seberang telepon.Ardhi mengangguk meski Adi tak bisa melihatnya. Kemudian ia menanyakan soal jadwal meeting-nya siang nanti. Setelah Adi menyebutkan soal lokasi meeting, Ardhi menyahut bahwa ia akan langsung ke sana.“Memangnya Bapak sekarang ada di mana?” tanya Adi.“Saya ada urusan penting.”“Saya perlu tahu lokasi Bapak karena meeting siang nanti cukup p

  • TURUN RANJANG   Obrolan Antar Lelaki [2]

    David benar-benar sudah keterlaluan. Kalimat yang diucapkan olehn tidak panjang, tetapi dengan mudahnya memantik amarah dan melukai Ardhi. Membuat kepalanya mendadak pening dan suhu tubuhnya meningkat, panas dalam darahnya yang seperti tengah mendidih terasa membakar hingga siap ditumpahkan laharnya. Namun, nyatanya Ardhi tetap bertahan di tempat meski tangannya sudah gatal ingin memukul wajah sepupunya yang sudah berlaku kurang ajar terhadapnya. Untungnya di sana juga tak ada perabotan yang bisa dilempar. Karena bukan lagi David yang mengamuk, melainkan Ardhi yang sudah nyaris meledak. “Lo sialan! Kakek sialan! Arunika juga sialan! Kalian semua pembawa sial!” sembur David lagi sebelum Ardhi sempat membalas ucapan David yang sangat melukainya dan menyulut amarahnya. “Watch your mouth!” balas Ardhi dengan nada tinggi dalam suaranya. “Kamu nggak mikir gimana perasaan kakek kalau mendengar dan melihat kalau kamu ternyata sebenci ini sama dia?!” “Gue ngg

  • TURUN RANJANG   Tentang Hukum Karma

    “Kamu sama David ngobrol soal apa aja tadi?” tanya Sera saat Ardhi menyusul wanita itu ke dapur selepas mandi. Ardhi baru sampai di apartemen selepas Maghrib tadi karena harus mampir dulu ke rumah orang tuanya untuk membahas soal rapat direksi, yang akan diselenggarakan bulan depan, dengan sang ayah. “Dari baunya kelihatannya enak. Aku nggak sabar pengen makan. Bentar lagi mateng, kan?” komentar Ardhi sambil mengelus perutnya. Mengabaikan pertanyaan Sera yang sedang menyiapkan makan malam. Menumis cumi bumbu asam manis yang aromanya wangi, begitu menggugah selera. Ardhi berdiri tak terlalu jauh dari Sera. Memandang Sera dari belakang dan baru menyadari kalau lekuk tubuh istrinya terlihat lebih padat dan berisi. Kalau tidak ingat soal anjuran dokter kandungan untuk mengurangi aktivitas ranjang selama trimester pertama, Ardhi sudah akan menarik istrinya ke dalam kamar. Menghabiskan malam dengan saling memuaskan hasrat satu sama lain hingga sama-sama lemas karena kelela

  • TURUN RANJANG   Before The Day

    Entah apa yang akhirnya David katakan kepada Arunika. Wanita itu tak lagi menemui Ardhi. Tak juga mengirimkan pesan ‘aneh’ yang memicu kesalahpahaman. David juga tidak merecoki Ardhi dengan segala tuduhan dan umpatannya yang memuakkan. Ya, sebenarnya beberapa hari yang lalu, Ardhi-lah yang sengaja meminta dengan baik-baik kepada David melalui telepon agar laki-laki itu menahan diri dulu untuk tidak membuat masalah baru dan berhenti menemui wanita yang sempat dikencaninya hanya demi menutupi rasa sakit hatinya karena Arunika. Untungnya, David mau mendengarkannya meski tak benar-benar memberikan respons yang baik. Dan kabar terakhir yang Ardhi dengar dari sepupu-sepupunya yang lain, David sedang ada urusan pekerjaan di Bali dan Arunika ikut serta. Ardhi cukup bersyukur akan hal itu karena ia bisa berfokus pada acara pernikahannya dengan Sera yang tinggal menghitung jam. Saat ini sudah tengah malam. Ia dan Sera ada di kamar Ardhi di rumah orang tuanya. Mereka dipaksa me

  • TURUN RANJANG   The Day

    Sera pernah bermimpi memiliki pernikahan megah dengan pasangan tampan bak pangeran dalam negeri dongeng yang ceritanya pernah ia baca dan ia tonton kala masih SD. Seiring Sera tumbuh dewasa, khayalan itu perlahan mengabur. Ia mulai bisa berpikir realistis bahwa pangeran tampan berkuda putih yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya itu tidak akan pernah hadir dalam hidupnya. Sampai ia bertemu dengan Ardhi dan terlibat dalam jerat kehidupan pelik yang banyak tangis dan kesedihan, ia pun segera sadar bahwa hidup memang tidak seindah yang diceritakan dalam dongeng. Namun, tidak lantas hidup ini buruk.Sera sudah belajar banyak tentang kehidupan selama hampir satu tahun mengenal Ardhi. Bahagia itu ada dan hadir menjelma cinta dan kasih sayang yang ia dan Ardhi rasakan terhadap satu sama lain. Saling memahami dan saling mengerti satu sama lain adalah bentuk dari usaha mereka mencapai bahagia itu. Hari ini, bisa dibilang merupakan salah satu hari membahagiakan bagi Ser

  • TURUN RANJANG   The Day [2]

    “Keluarga kamu ternyata nggak seburuk yang aku bayangin,” ucap Sera saat keduanya memasuki lift untuk naik ke lantai sebelas. “Maksud kamu?” “Mereka kelihatan tulus waktu ngasih selamat buat kita,” jelas Sera. “Mereka mulai sadar kalau nggak sepantasnya ngata-ngatain kamu dan menyisihkan kamu dari bagian keluarga Prasetyo. Mungkin beberapa orang masih akan meremehkan kamu dan menyebut kamu nggak layak menjadi bagian keluarga Prasetyo. Tapi kan kita nggak bisa memuaskan hati semua orang. So let it be. Lama-lama mereka akan capek sendiri.” Ardhi merangkulkan lengan di bahu Sera dan menariknya mendekat. Ia menciumi puncak kepala Sera berkali-kali. “Kamu juga harus tahu, kalau kamu memang pantas jadi istriku. Cuma kamu, Sera. Jangan lupakan itu.” “Aku nggak akan ada di sini sekarang kalau aku nggak yakin bisa bertahan sama kamu di tengah-tengah rumitnya hubungan keluarga. Aku bisa ngerti kok. Keluargaku juga banyak dramanya. Jadi aku bisa n

Latest chapter

  • TURUN RANJANG   Menjadi Dewasa [2] - (END)

    “Ardhi nggak pernah begitu waktu masih sama aku dulu. Dia nggak pernah bersikap begitu dengan siapa pun.” Arunika yang pertama membuka percakapan begitu Ardhi keluar dari ruangan milik laki-laki itu yang menyisakan dirinya bersama Sera. Ia tersenyum getir. “How can people changes a lot? What did you do to him?” “It’s just about time,” Sera menjawab dengan jujur. “And no. I didn’t do anything. Ardhi nggak berubah. Dia hanya nggak mau berusaha menunjukkan jati dirinya yang sesungguhnya karena dia pikir dia bisa menutupi luka di hatinya setelah ditinggal Kak Sarah dengan melakukan itu. Dan dia nggak sadar kalau yang dia lakukan membuat orang lain terluka. Membuat kamu terluka. Yang pada akhirnya juga berbalik melukai dirinya sendiri.” Sera mengendikkan bahu. Ia baru menyadari kalau ini baru kali pertama mereka berdua saling bicara kepada satu sama lain dan rasanya sungguh aneh karena Arunika bicara seolah-olah mereka cukup dekat

  • TURUN RANJANG   Menjadi Dewasa

    Ardhi bersedekap. Meski ada jarak yang memisahkan mereka lebih dari satu meter laki-laki itu tetap terlihat menjulang di hadapan Arunika. Ia sama sekali tidak terintimidasi oleh ucapan sinis Arunika. Laki-laki itu memberikan tatapan serius yang tidak bisa ditolak oleh Arunika.“Dunia nggak berpusat pada hidup kamu aja, Arunika,” ucap Ardhi dengan serius, “You have to accept that fact. Setiap orang punya panggungnya sendiri-sendiri dan sayangnya kamu nggak bisa menyeret aku dan Sera ke panggung sandiwara hidup kamu. Jangan terus memaksakan sesuatu yang nggak bisa kamu lakukan.”Senyum sinis Arunika lenyap. Arunika mengernyit. Mempertahankan ekspresi wajahnya agar tetap teguh, tetapi gagal. Ia melepas topeng sinis sialan itu dan tersenyum sedih. Menunjukkan sisi terlemahnya di depan Ardhi.“Kalau kamu nggak cuci otaknya David, dia nggak akan membuang aku, Berengsek!”Bahkan saat mengumpati Ardhi, ia tidak terdeng

  • TURUN RANJANG   This Means War

    Sebuah kotak kardus cokelat seukuran kotak sepatu di depan pintu apartemennya langsung menyita perhatian Sera saat ia baru kembali dari rumah ibu mertuanya untuk mengambil rendang dan aneka masakan rumahan yang ia buat bersama Selia sejak pagi. Ia sangat yakin kalau saat ia pergi tadi, kotak itu tak ada di sana.Saat Sera membungkuk untuk mengambil kotak itu, Sera langsung tahu bahwa Ardhi bukanlah pengirimnya. Laki-laki kaku itu tidak pernah memberikan sesuatu secara anonim kepadanya. Tidak akan pernah lagi, karena Sera pernah mengancam Ardhi agar tidak bersikap menjadi laki-laki misterius dan penuh rahasia. Selain karena ancaman itu, Ardhi juga lebih suka mempercayakan segala hal kepada asistennya yang paling setia karena ia tak mau repot.Kotak mencurigakan itu ditujukan untuk dirinya. Namanya tertera di pojok kanan atas. Selain itu tak ada informasi lain.Setelah meletakkan barang-barang bawaannya di atas meja dapur, Sera membuka“Astaga, ada-ad

  • TURUN RANJANG   DEAR PEMBACA

    Halo kakak-kakak pembaca. Perkenalkan saya Nafta, penulis cerita TURUN RANJANG. Mohon maaf sekali karena ini bukan update. Setelahmenulis sebanyak 133 bab, saya putuskan untuk membuat pengumuman ini sekaligus untuk menyapa pembaca yang sudah sangat loyal dengan cerita ini. Kisah ini akan saya tutup di bab 136, yang itu artinya tinggal 3 bab lagi menuju tamat. Saya sedih sekaligus lega karena akhirnya bisa menamatkan cerita ini setelah 8 bulan lamanya menuliskan kisah Ardhi dan Sera di GoodNovel. Mungkin beberapa dari kalian merasa kalau belum siap berpisah dengan Ardhi dan Sera, tapi cerita ini memang seharusnya selesai ketika Sera sudah mengetahui rahasia di balik pernikahannya dengan Ardhi. Saya sengaja tambahkan sedikit konflik dengan memunculkan David dan Arunika untuk melengkapi cerita. So, sampai ketemu di 3 bab terakhir yang akan saya upload minggu ini^^ Mohon maaf sekali karena cerita ini tidak akan ada ekstra part. Jadi cerita akan

  • TURUN RANJANG   Another Storm is Coming Up [2]

    “Mau sampai kapan kamu nggak bicara sama aku?” ujar Ardhi dengan nada sedikit geram. “You can’t do this to me, Sera. Aku nggak bermaksud menyisihkan kamu dari masalah. I’m just trying to protect you, don’t you get it?”Sera sudah mengabaikan suaminya itu sejak siang hingga menjelang malam hanya karena tidak diizinkan Ardhi untuk bertemu dan bicara secara langsung dengan David saat laki-laki itu tiba-tiba datang berkunjung ke apartemen mereka.Ardhi gemas sekali dengan tingkah Sera yang menurutnya terlalu berlebihan. Sudah Ardhi bilang kalau menghadapi David yang sedang emosi jauh lebih mudah dibandingkan dengan menghadapi Sera yang marah kepadanya. Sebenarnya aksi kali ini lebih pantas disebut merajuk. Dan hal ini juga seringkali mempersulit dirinya karena Sera selalu sengaja melakukannya. Wanita itu hanya diam, tak menanggapi satu pun ucapan Ardhi hingga laki-laki itu bingung harus bagaimana.“Se

  • TURUN RANJANG   Another Storm is Coming Up

    Roda kehidupan berputar. Kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup tak bertahan selamanya. Dan itu seringkali terjadi dalam hidup Ardhi dan Sera. Mereka sudah cukup terbiasa untuk bisa menghadapinya dengan kepala dingin saat masalah datang hingga sedikit menyisihkan kebahagiaan dan ketenangan selama satu bulan pasca hari pernikahan. David yang sempat ‘menghilang’ dan tidak muncul di acara keluarga itu kini menunjukkan batang hidung. Tepat satu minggu sebelum rapat direksi, David muncul di depan pintu apartemen Ardhi dan Sera. Dan bukannya langsung membukakan pintu untuk sepupu Ardhi itu, Ardhi dan Sera malah sibuk berdebat. Membiarkan David menunggu di balik pintu. “Kamu udah setuju kalau kita akan bicara dengan mereka. Kita, ardhi. Bukan cuma kamu sendiri.” Sera menantang Ardhi dengan tatapan tajam yang gagal membuat Ardhi terintimidasi. “Aku memang bilang gitu, Sera. Tapi nggak sekarang. Aku nggak tahu David mau bicara soal apa. Aku nggak tahu gimana suasana h

  • TURUN RANJANG   The Day [2]

    “Keluarga kamu ternyata nggak seburuk yang aku bayangin,” ucap Sera saat keduanya memasuki lift untuk naik ke lantai sebelas. “Maksud kamu?” “Mereka kelihatan tulus waktu ngasih selamat buat kita,” jelas Sera. “Mereka mulai sadar kalau nggak sepantasnya ngata-ngatain kamu dan menyisihkan kamu dari bagian keluarga Prasetyo. Mungkin beberapa orang masih akan meremehkan kamu dan menyebut kamu nggak layak menjadi bagian keluarga Prasetyo. Tapi kan kita nggak bisa memuaskan hati semua orang. So let it be. Lama-lama mereka akan capek sendiri.” Ardhi merangkulkan lengan di bahu Sera dan menariknya mendekat. Ia menciumi puncak kepala Sera berkali-kali. “Kamu juga harus tahu, kalau kamu memang pantas jadi istriku. Cuma kamu, Sera. Jangan lupakan itu.” “Aku nggak akan ada di sini sekarang kalau aku nggak yakin bisa bertahan sama kamu di tengah-tengah rumitnya hubungan keluarga. Aku bisa ngerti kok. Keluargaku juga banyak dramanya. Jadi aku bisa n

  • TURUN RANJANG   The Day

    Sera pernah bermimpi memiliki pernikahan megah dengan pasangan tampan bak pangeran dalam negeri dongeng yang ceritanya pernah ia baca dan ia tonton kala masih SD. Seiring Sera tumbuh dewasa, khayalan itu perlahan mengabur. Ia mulai bisa berpikir realistis bahwa pangeran tampan berkuda putih yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya itu tidak akan pernah hadir dalam hidupnya. Sampai ia bertemu dengan Ardhi dan terlibat dalam jerat kehidupan pelik yang banyak tangis dan kesedihan, ia pun segera sadar bahwa hidup memang tidak seindah yang diceritakan dalam dongeng. Namun, tidak lantas hidup ini buruk.Sera sudah belajar banyak tentang kehidupan selama hampir satu tahun mengenal Ardhi. Bahagia itu ada dan hadir menjelma cinta dan kasih sayang yang ia dan Ardhi rasakan terhadap satu sama lain. Saling memahami dan saling mengerti satu sama lain adalah bentuk dari usaha mereka mencapai bahagia itu. Hari ini, bisa dibilang merupakan salah satu hari membahagiakan bagi Ser

  • TURUN RANJANG   Before The Day

    Entah apa yang akhirnya David katakan kepada Arunika. Wanita itu tak lagi menemui Ardhi. Tak juga mengirimkan pesan ‘aneh’ yang memicu kesalahpahaman. David juga tidak merecoki Ardhi dengan segala tuduhan dan umpatannya yang memuakkan. Ya, sebenarnya beberapa hari yang lalu, Ardhi-lah yang sengaja meminta dengan baik-baik kepada David melalui telepon agar laki-laki itu menahan diri dulu untuk tidak membuat masalah baru dan berhenti menemui wanita yang sempat dikencaninya hanya demi menutupi rasa sakit hatinya karena Arunika. Untungnya, David mau mendengarkannya meski tak benar-benar memberikan respons yang baik. Dan kabar terakhir yang Ardhi dengar dari sepupu-sepupunya yang lain, David sedang ada urusan pekerjaan di Bali dan Arunika ikut serta. Ardhi cukup bersyukur akan hal itu karena ia bisa berfokus pada acara pernikahannya dengan Sera yang tinggal menghitung jam. Saat ini sudah tengah malam. Ia dan Sera ada di kamar Ardhi di rumah orang tuanya. Mereka dipaksa me

DMCA.com Protection Status