Share

Chapter 66

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 14:43:00

Xuan Li duduk bersila di hadapan Lin Gong, mencoba menenangkan pikirannya. Gelapnya sumur dan kehadiran energi gelap yang berat seolah menekan tubuhnya, namun ia tidak membiarkan hal itu mengganggu konsentrasinya. Ia menarik napas dalam-dalam, memusatkan auranya. Dengan hati-hati, ia mulai menggerakkan kedua tangannya, menciptakan simbol-simbol kuno di udara.

Simbol-simbol itu bercahaya lembut, seakan-akan diukir dengan cahaya bulan yang menembus kegelapan. Setiap gerakan tangannya memancarkan aura kuno, energi murni yang tidak biasa ditemukan di dunia. Ini adalah teknik rahasia yang diwariskan oleh Tabib Hantu Wu, gurunya, sebuah seni penyembuhan yang tidak hanya menyentuh tubuh, tetapi juga jiwa.

“Energi di tubuhmu tidak seimbang,” ucap Xuan Li perlahan, lebih kepada dirinya sendiri. “Transformasi ganda dan akar naga angin yang gagal dimurnikan telah merusak inti spiritualmu. Tapi mungkin ini masih bisa diperbaiki.”

Lin Gong memandangnya dengan sorot mata tajam.

“Kau berbicara seol
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 67

    Xuan Li duduk bersila dengan pandangan kosong. Di hadapannya, Lin Gong menunggu dengan tatapan penuh harap. Tetapi pikiran Xuan Li berputar-putar tanpa henti. Keputusan ini terlalu besar untuk diambil dengan tergesa-gesa. Melepaskan segel Lin Gong berarti membiarkan makhluk itu bebas, tetapi risiko apa yang akan ditanggungnya jika Lin Gong mengingkari janjinya?Xuan Li menghela napas panjang, lalu tanpa berkata apa-apa, ia merogoh kantong kecil di jubahnya dan mengeluarkan sebuah pil pemulih. Pil itu berwarna hijau zamrud, memancarkan aroma herbal yang menyegarkan. Dengan satu gerakan sederhana, ia menelannya, membiarkan energi pil itu menyebar ke seluruh tubuhnya.Lin Gong memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu. "Pil itu..." gumamnya, mengernyitkan dahi. "Kau seorang alkemis?"Xuan Li tidak menjawab. Ia menutup matanya dan mulai bermeditasi, membiarkan energi pil tersebut menyatu dengan tubuhnya. Cahaya lembut mulai memancar dari tubuhnya, menandakan bahwa ia sedang memulihkan k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 68

    "Desa ini harus tetap aman."Lin Gong berbicara dengan nada yang berat namun tulus. Xuan Li berdiri diam, memandang makhluk setengah naga di hadapannya. Ada kehangatan samar di balik tatapan Lin Gong, sebuah pengabdian yang tak pernah Xuan Li sangka akan ia temukan di makhluk yang telah dikurung selama berabad-abad.“Jadi... selama ini kau tetap melindungi desa ini, bahkan ketika mereka menganggapmu monster,” gumam Xuan Li pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri.Lin Gong hanya mengangguk perlahan. “Mereka adalah keturunanku,” katanya, suaranya rendah namun menggema. “Aku tidak akan membiarkan desa ini hancur, bahkan jika mereka tidak lagi mengenal siapa aku sebenarnya.”Kata-kata itu membuat dada Xuan Li sesak. Sejenak ia memejamkan mata, membiarkan pikirannya melayang pada dilema yang tengah dihadapinya. Apakah benar bijaksana membebaskan Lin Gong? Di satu sisi, ia adalah makhluk yang pernah dianggap ancaman. Namun di sisi lain, ketulusan yang terpancar dari dirinya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 69

    Ketika riuh suara penduduk desa perlahan menghilang, Xuan Li melangkah maju. Dengan tubuh yang masih terasa lelah, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Di hadapannya, puluhan pasang mata menatap penuh tanda tanya, bercampur kekhawatiran dan ketidakpercayaan.“Saya ingin menyampaikan sesuatu,” kata Xuan Li, suaranya tenang namun terdengar jelas di tengah keheningan. Ia berhenti sejenak, memandang penduduk desa satu per satu. “Saya meminta maaf atas keputusan yang telah saya ambil tanpa meminta pendapat kalian terlebih dahulu.”Kata-katanya langsung memicu bisik-bisik di antara kerumunan.“Apa yang dia maksud?” tanya seorang pria tua kepada tetangganya.“Saya telah membebaskan makhluk yang selama ini dikurung di sumur tua itu,” lanjut Xuan Li tanpa ragu. “Saya tahu apa yang saya lakukan ini mungkin menimbulkan banyak pertanyaan, bahkan kemarahan. Jika kalian merasa dirugikan, saya siap bertanggung jawab.”Bisikan semakin keras. Beberapa penduduk terlihat ket

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 70

    Saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala, Xuan Li berjalan mendekati Zhao Yun dan Liu Ying yang berdiri di pintu gerbang desa. Udara sore terasa sejuk, membawa aroma tanah lembap dan bunga liar. Mata mereka penuh haru, menyadari bahwa tamu yang telah menjadi bagian dari kehidupan desa itu akan pergi.“Ini untuk kalian,” ujar Xuan Li sambil menyerahkan sekantong kecil uang. Cahaya jingga dari matahari senja memantulkan kilauan dari logam perak yang ada di dalamnya.“Tuan Wu Yu, ini terlalu banyak,” kata Liu Ying, suara wanita itu penuh rasa terima kasih bercampur penolakan. “Kami tidak bisa menerimanya.”“Tolong terima,” kata Xuan Li dengan lembut namun tegas. “Anggap ini sebagai ungkapan terima kasihku. Aku berutang banyak pada kalian.”Zhao Yun mengangguk pelan, menerima kantong itu dengan kedua tangan. “Terima kasih, Tuan Wu Yu. Desa ini tak akan pernah melupakan kebaikanmu.”Xuan Li hanya tersenyum kecil, lalu menunduk hormat sebelum membalikkan tubuhnya. Meski berat meninggal

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 71

    Yan Yue dan Lin Gong akhirnya menghentikan perkelahian mereka setelah mendengar teriakan penuh energi spiritual dari Xuan Li. Mereka melayang turun dengan anggun, tetapi suasana tetap tegang. Keduanya saling melirik tajam, seperti dua anak kecil yang bersikeras tak mau mengalah. Lin Gong mengangkat dagunya dengan sikap arogan, sementara Yan Yue memalingkan wajahnya, menunjukkan ketidaksukaan yang jelas.Xuan Li, yang berdiri di antara mereka, hanya bisa menghela napas panjang. Ia menyadari bahwa pertengkaran itu tak akan selesai jika salah satu dari mereka tidak mengambil inisiatif untuk berdamai. Dengan tenang, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan pil darah beracun yang menjadi penyebab semua ini. Cahaya kehijauan dari pil itu bersinar redup di bawah sinar bulan, memancarkan aura dingin yang bertolak belakang dengan kehebohan sebelumnya."Yan Yue," kata Xuan Li dengan suara tenang namun tegas. Ia mengangkat pil itu, membuat mata Yan Yue langsung terpaku pada benda kecil tersebut. "I

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 72

    Udara semakin panas, seperti api tak terlihat yang menyelimuti Xuan Li dan Lin Gong. Tanah di bawah kaki mereka mulai mengering dan retak, seolah-olah terbakar oleh suhu yang meningkat drastis. Hawa panas itu terasa menekan, membuat siapa pun yang lemah mungkin akan jatuh berlutut hanya untuk bernapas.Xuan Li menyipitkan matanya, pandangannya tertuju ke kejauhan."Ada sesuatu di sana," gumamnya pelan, nadanya penuh kewaspadaan.Sementara itu, Lin Gong terlihat gelisah. Naluri naga di dalam dirinya seperti berteriak, memintanya untuk menyelidiki. Mata peraknya memantulkan kilauan cahaya saat ia mendongak ke langit yang tiba-tiba diwarnai oleh ledakan energi. Di kejauhan, dua bayangan besar terlihat bertarung sengit, menciptakan gelombang energi yang mengguncang udara dan menggugurkan dedaunan di sekitar mereka.“Ini bukan sembarang pertempuran,” ujar Lin Gong, nadanya penuh antusiasme. “Aku harus tahu apa yang terjadi!”Sebelum Xuan Li sempat mencegahnya, Lin Gong sudah berubah ke be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 73

    Langkah Lin Gong terlihat ringan, hampir melompat-lompat seperti kijang kecil yang baru dilepas ke padang rumput. Rambutnya yang panjang sedikit berantakan oleh angin, namun ia sama sekali tak peduli. Matanya berbinar penuh antusiasme, menyapu setiap sudut hutan yang mereka lalui. Bau dedaunan basah bercampur aroma tanah menyegarkan penciumannya, namun perhatian Lin Gong terfokus pada aura samar yang terasa familiar.“Kita semakin dekat! Aku bisa merasakannya!” seru Lin Gong, suaranya menggema di antara pepohonan. “Wu Yu, kau harus percaya instingku kali ini!”Xuan Li, yang berjalan beberapa langkah di belakangnya, tidak menanggapi. Pandangannya tetap tenang, hampir malas, meski matanya sesekali menyapu sekitar dengan waspada. Ia bukan tipe yang mudah terbawa suasana seperti Lin Gong. Bagi Xuan Li, tindakan berlebihan seperti itu hanya membuang-buang energi.“Jika kau salah lagi, aku tidak akan segan meninggalkanmu,” gumam Xuan Li datar. Namun, ia tetap mengikutinya.Tiba-tiba, langk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 74

    Keheningan yang sebelumnya menyelimuti hutan tiba-tiba terpecah ketika tanah bergetar hebat. Xuan Li, yang berdiri tegak di tepi formasi larangan, segera menyadari ancaman besar yang mendekat.Matanya yang tajam menatap ke arah deretan pepohonan, sementara di belakangnya Lin Gong sibuk memurnikan telur naga lima warna.“Jadi ini masalah yang datang,” gumam Xuan Li pelan namun tegas.Hembusan angin membawa aroma petir yang membakar udara, tanda kehadiran binatang roh dengan kekuatan luar biasa. Dari balik pepohonan, sesosok makhluk besar muncul. Wujudnya perpaduan antara kuda gagah dan harimau buas, dengan surai yang memancarkan kilatan petir.Bulu tubuhnya dihiasi garis-garis hitam dan oranye, tampak seperti api yang hidup, sementara matanya yang biru terang memancarkan ancaman mematikan. Makhluk itu menatap formasi larangan yang melindungi Lin Gong, mengeluarkan raungan rendah yang menggetarkan udara.Tanpa peringatan, ia melancarkan semburan energi bercampur petir, menghantam formas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 113

    Tarikan dari Mutiara Hitam semakin menggila. Energi gelapnya menjalar seperti ular berbisa, melilit tubuh Xuan Li yang terangkat ke udara. Kegelapan itu begitu pekat, terasa dingin sekaligus menyakitkan, seakan meremas setiap inci tubuh Xuan Li. Napasnya tersengal, tubuhnya tak lagi bisa digerakkan, dan pandangannya mulai kabur."Tidak! Aku belum selesai di sini!" teriaknya dalam hati. Namun, sekeras apa pun ia melawan, energi kegelapan itu terus menekan, memakan sisa kekuatannya.Dalam keputusasaan, ia merasakan kesadarannya terpecah. Ia jatuh ke dalam lautan pikirannya sendiri, gelap, hening, dan tak bertepi. Di sana, sosok lain muncul, berdiri di atas permukaan air hitam yang tenang namun berbahaya.“Wu Hei,” Xuan Li memanggil dengan nada datar, meski dalam dirinya bergolak amarah dan keputusasaan. “Jika aku mati, kau juga akan lenyap. Kau tahu itu, bukan?”Wu Hei, jiwa gelap yang menjadi bagian dari Tubuh Giok milik Xuan Li, menyeringai dengan angkuh. Matanya yang gelap memancar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 112

    Setelah melalui lorong terakhir, ia tiba di sebuah ruangan terbuka. Ruangan itu luas dan kosong, kecuali sosok seorang pria yang berdiri di tengahnya. Pria berjubah hitam dengan tudung rendah itu tampak diam, tetapi aura yang menguar dari tubuhnya begitu menekan, membuat udara terasa berat.Mata Xuan Li menyipit. Ia mengenali aura itu. "Aura ini... Sama seperti aura milik Gu Feng." Gumamannya nyaris tak terdengar, tetapi detak jantungnya sedikit meningkat. Ia tahu pria itu bukan orang biasa.Ia tidak mendekat. Hanya berdiri di ambang pintu, mengamati sosok misterius itu dengan dingin. Pikirannya berputar cepat. Kerajaan Sungai Muda... Apa hubungannya dengan Kekaisaran Neraka Jingga? Kompetisi ini sejak awal memang terasa mencurigakan.Pria itu perlahan mengangkat tangan kanannya. Xuan Li memperhatikan dengan seksama. Di atas telapak tangannya melayang sebuah mutiara berwarna hitam pekat, memancarkan kilau gelap yang tampak hidup. Dan saat itulah Xuan Li merasakannya. Ada sesuatu yan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 111

    Setelah menyelesaikan tahap pertama, Xuan Li kembali ke tempat duduknya, disambut oleh senyuman puas Jing Yue. Namun, suasana hatinya jauh dari tenang.Mutiara Hitam... mengapa Song Huan mengeluarkan benda itu sebagai hadiah? pikir Xuan Li sambil mencuri pandang ke arah sang raja. Sorot mata Song Huan terlihat penuh perhitungan, seperti seseorang yang sedang menunggu sesuatu terjadi.“Kau melakukannya dengan baik,” ujar Jing Yue. “Tapi tahap pertama hanyalah pemanasan. Tahap kedua biasanya lebih sulit.”“Apa yang kau ketahui tentang kompetisi ini?” Xuan Li bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari panggung.Jing Yue menyandarkan tubuhnya dengan santai. “Tidak banyak. Aturannya sering berubah, tergantung pada kehendak raja. Tapi biasanya, semakin jauh kau melangkah, semakin berbahaya ujiannya.”Kata-kata itu membuat Xuan Li semakin siaga. Song Huan pasti punya alasan tertentu mengadakan kompetisi ini, dan itu bukan hanya untuk hiburan.Beberapa saat kemudian, tahap kedua dimulai. Kali

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 110

    Jing Yue melambaikan tangan, memerintahkan para pengawalnya untuk berhenti.“Kita istirahat di sini sebentar. Turun dan bersiaplah,” perintahnya. Para pengawal segera menuruti, menambatkan kuda-kuda mereka di pohon terdekat. Jing Yue menoleh ke Xuan Li, yang tetap berdiri tenang di sisinya. “Sepertinya kedai ini cukup luas."Xuan Li mengangguk ringan, mengikuti langkah Jing Yue menuju kedai sederhana di pinggir jalan. Bau sup panas dan aroma teh melati yang segar menyambut mereka begitu memasuki ruangan. Kedai itu dipenuhi orang, sebagian besar adalah pedagang dan kultivator tingkat rendah. Jing Yue memilih meja di sudut ruangan, jauh dari keramaian.Setelah memesan teh dan beberapa makanan ringan, Jing Yue menatap Xuan Li dengan senyuman tipis. “Jadi, apa rencanamu di kota ini?” tanyanya dengan nada santai, tetapi mata tajamnya mengamati reaksi Xuan Li.Xuan Li, yang menyembunyikan banyak rahasia di balik identitasnya sebagai Wu Yu, tahu betul bahwa ia tidak bisa berbicara semba

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 109

    Tuan Muda Huo membawa Xuan Li keluar dari gedung opera menuju sebuah meja yang telah disiapkan untuk permainan dadu. Meja itu terletak di ruang terbuka, dikelilingi kerumunan orang yang tampak antusias.Beberapa bersorak, sementara yang lain berbisik-bisik, menduga siapa yang akan menang dalam taruhan tersebut.Xuan Li mengambil tempat duduknya dengan tenang, wajahnya tetap datar tanpa emosi. Sementara itu, Tuan Muda Huo menyeringai penuh percaya diri, meyakini bahwa kemenangan sudah pasti berada di tangannya.“Siapkan dirimu, pengemis lusuh,” ejek Tuan Muda Huo. “Aku akan memastikan kau tidak akan berani lagi mengangkat wajahmu.”Xuan Li tidak menanggapi provokasi itu. Ia melirik ke arah seorang pria yang ditugaskan sebagai pelempar dadu, seorang bandar lokal yang netral dan dipercaya untuk memastikan permainan berjalan adil.Bandar itu mengambil dadu di depannya dan melemparkannya ke udara, gerakannya cepat namun terkontrol.Ketika dadu pertama kali dilempar, suasana di sekeliling m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 108

    "Tunggu!" panggil wanita itu.Langkah Xuan Li terhenti. Ia tidak menoleh, hanya mendengarkan tanpa memberikan respon apa pun."Aku harus pergi," ucapnya sesaat kemudian. "Misiku... belum selesai."Saat ia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan wanita itu, campuran antara kebingungan dan keingintahuan."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita itu melangkah maju. "Namaku Liang Xue."Sejenak Xuan Li tidak menjawab. Ia menatap wanita itu dengan ekspresi datar, mencoba mencari makna dari perasaan aneh yang muncul di hatinya."Wu Yu," jawabnya singkat, menyebutkan nama samaran yang telah ia gunakan selama ini. Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liang Xue yang masih terdiam di tempatnya."Wu Yu..." Liang Xue mengulang nama itu dengan pelan, seperti mencoba mengukirnya dalam ingatan.Ketika melihat Xuan Li pergi, sebuah perasaan aneh menyelimuti hatinya, sebuah kehampaan yang tak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu tentang pria itu yang te

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 107

    Jejak kehadiran menghilang. Xuan Li tetap berjaga-jaga, matanya menyapu bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tahu, hutan ini menyimpan bahaya yang lebih besar daripada sekadar binatang liar.“Tidak ada yang benar-benar aman di tempat seperti ini,” pikirnya. Ia kembali melangkah perlahan, mengikuti jalur setapak yang samar, hingga suara gaduh mendadak menarik perhatiannya.Suara denting logam, teriakan, dan ledakan energi spiritual memecah keheningan hutan. Xuan Li berhenti sejenak, mempertajam inderanya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon terdekat dan bergerak ke arah suara itu, menyelinap di antara bayangan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Pemandangan yang terbuka di hadapannya membuat alisnya berkerut. Sebuah kereta tandu besar dengan tirai merah yang dihiasi pola naga emas berdiri di tengah jalan. Tiga kelompok manusia terlibat dalam pertempuran sengit.Kelompok pertama adalah para pengawal yang mengenakan zirah merah keemasan dengan rune yang bercahaya samar.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 106

    Pagi itu, hawa dingin menyelinap di antara celah-celah batu yang membentuk lorong-lorong sempit markas Alam Bayangan. Xuan Li melangkah keluar dari kamarnya dengan ragu.Langkah kakinya yang ringan berhenti ketika suara-suara keras terdengar dari aula utama. Ia mendengar seruan, diselingi nada marah dan ejekan. Dengan hati-hati, ia mendekat, membiarkan dinding menyamarkan kehadirannya.“Jiang Wei! Kau pikir kami ini bodoh?” suara seorang pria menggema, diikuti oleh suara benda yang dilemparkan ke lantai dengan keras. “Gulungan pengendalian jiwa ini kosong! Tidak ada pola spiritual ataupun jejak sihir di dalamnya!”“Tidak mungkin!” Jiang Wei membela diri, suaranya serak. “Aku mendapatkan gulungan itu langsung dari Sekte Pilar Langit. Mereka pasti...”“Cukup dengan kebohonganmu!” suara wanita lain memotong dengan dingin, seperti pisau yang mengiris tanpa belas kasihan. “Kau sudah mencoreng nama Alam Bayangan. Hukuman adalah satu-satunya jawaban.”Xuan Li berdiri di balik sebuah pilar, m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 105

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur kayu kerasnya, mata tertutup rapat. Meski tubuhnya terlihat diam, pikirannya sedang bergerak aktif.“Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini,” gumamnya dalam hati.Ia menarik napas dalam-dalam, mengusir kekhawatirannya. Dengan fokus yang terpusat, Xuan Li menyelam ke dalam lautan kesadarannya. Di dalam dimensi ini, segalanya terasa tenang namun penuh energi.“Sayang sekali aku belum mencapai tingkat di mana aku bisa melepaskan jiwa dari tubuh fisikku,” pikirnya. "Jika aku bisa mencapainya, setidaknya aku punya senjata tambahan."Di dunia nyata, ia mengambil beberapa batu sumber dari kantong penyimpanannya. Batu-batu itu memancarkan cahaya lembut, energi spiritual mengalir perlahan ke dalam tubuhnya. Xuan Li memegang salah satu batu tersebut dengan erat, menyerap energi murninya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.“Setiap pertarungan di masa depan akan menjadi ujian,” ia merenung. "Jika aku tidak mempersiapkan diri, aku akan menjadi sala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status