Share

Chapter 217

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-24 23:21:36

Xuan Li berdiri di kejauhan, mengamati balai pengobatan yang masih dipenuhi ketegangan. Ia bisa mendengar suara lantang tabib utama, penuh amarah dan ancaman. Namun, ia tidak bergerak untuk membantu.

"Mari kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan, Bai Wen."

Xuan Li bukanlah orang yang akan menyelamatkan seseorang setiap kali mereka dalam kesulitan. Ia percaya bahwa seseorang hanya bisa tumbuh melalui perjuangan dan rasa sakit.

Bai Wen harus menghadapi masalahnya sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.

"Kau benar-benar berani, bocah!" Tabib utama mendengus, matanya berkilat marah. "Berikan pil itu kepadaku, dan aku mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak menghancurkan hidupmu sepenuhnya."

Bai Wen mengangkat kepalanya, menatap pria tua itu dengan mata yang kini penuh keteguhan.

"Tidak," jawabnya dengan suara mantap. "Aku akan menelannya."

Sejenak, ruangan menjadi sunyi. Tabib utama terdiam sebelum wajahnya berubah ganas.

"Dasar bocah bodoh!" bentaknya. "Jika kau menelannya, aku
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 1

    "Berhati-hatilah, Xuan Li. Kita bersiap sekarang!" seru Yan Hui dengan sikap waspada. "Emm." Xuan Li mengangguk, ia menggenggam pedangnya dengan erat. Napasnya berat, bukan hanya karena rasa takut, tetapi juga karena ini adalah pertama kalinya ia berburu binatang roh. Nyawa ayahnya tergantung pada kristal roh itu, dan ia harus mendapatkannya, apa pun risikonya. Tiba-tiba, tanah bergetar. Dari balik kegelapan hutan, sepasang mata merah menyala muncul, diikuti raungan dahsyat. Naga Hitam, makhluk buas dengan sisik gelap mengkilat, menyerbu dengan kecepatan yang sulit diprediksi. Bau manusia memancing insting berburunya sehingga pertarungan tidak mungkin terhindarkan. Adrenalin Xuan Li melonjak. Dengan gerakan gugup, ia mengayunkan pedangnya. Namun, kekuatannya terlalu kecil. Serangan itu hanya menggores sisik keras Naga Hitam dan membuat makhluk itu semakin murka. “Arrggh!” Tubuh Xuan Li terpental, menghantam batu besar hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Ia terus

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 2

    Jauh di dalam lautan kesadarannya, Xuan Li mengalami keadaan yang sulit. Bayangan masa lalu bersama orang-orang yang ia sayangi datang seperti nyata. Dengan ujaran kebencian, mereka mendorong tubuhnya yang terikat oleh rantai hingga terjatuh ke dalam lautan tenang tak berujung.Di tengah keputusasaan, ia mencoba melepaskan diri dari rantai yang membelenggunya. Usahanya berhasil. Namun, rantai yang hancur berubah menjadi bayangan hitam dengan mata merah menakutkan mencekiknya."Si-siapa kamu?" Xuan Li merasa nafasnya dan daya hidupnya terhisap oleh makhluk menyeramkan itu."Serahkan jiwamu dengan patuh. Sebagai gantinya, aku akan membalaskan dendamu. Hahaha.""Tidak! Aku tidak sudi dikendalikan olehmu." Xuan Li berusaha keras untuk melepaskan diri, tapi sepertinya usahanya sia-sia."Hidupku benar-benar sudah berakhir."Pandangannya mulai meredup. Saat hampir mati ia melihat cahaya terang yang menekan bayangan hitam. Cengkeramannya terlepas, namun ia tidak bisa merasakan apapun lagi sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 3

    Di penghujung tahun kelima berada di Gunung Tulang Naga, Xuan Li akhirnya akan segera meninggalkannya. Ia dan gurunya berjalan menuruni gunung. Sekilas pandang, langkah mereka seolah lamban, tetapi hanya dalam sekejap, jarak ratusan meter sudah mereka lewati.Setelah tiba di kaki gunung, Tabib Hantu Wu menghentikan langkahnya, menatap Xuan Li sejenak, lalu ia berkata, “Ingatlah, dunia luar penuh tipu daya. Gunakan semua ilmu yang kuajarkan seperlunya saja. Jangan terlalu percaya pada apa yang terlihat oleh mata, karena kebenaran seringkali tersembunyi jauh di balik penampilan.”Xuan Li menundukkan kepalanya dalam-dalam lalu menyatukan kedua tangannya sebagai tanda penghormatan.“Aku akan selalu mengingat nasihatmu, Guru.”"Pergilah!" Tanpa menunggu balasan, pria tua itu berbalik dan mulai kembali mendaki gunung. Ia tidak menoleh lagi untuk menyembunyikan segala perasaan berat di hatinya. Di dalam dadanya, ada kesedihan yang mendalam, tetapi ia tidak ingin muridnya melihatnya. Saat in

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 4

    Xuan Li bisa saja melawan dan menjatuhkan penyandera itu dengan mudah. Namun, ia memilih untuk menahan diri. Wanita itu terluka, dan dalam situasi seperti ini, lebih baik tidak menambah musuh baru."Jangan khawatir."Suara Xuan Li yang rendah tidak membuat wanita itu menurunkan pedangnya, meski kewaspadaannya sedikit mengendur. Di luar kamar terdengar suara langkah kaki mendekat dan tidak lama kemudian pintu diketuk dari luar. Ketegangan kembali terasa, penyandera memberi tatapan tajam pada Xuan Li sebelum akhirnya kembali bersembunyi. Seorang pelayan berdiri di depan pintu dengan satu nampan penuh makanan lezat. Xuan Li tidak membiarkannya masuk."Berikan padaku!" Xuan Li mengambil nampan berisi makanan dengan satu tangannya. "Kamu boleh pergi!"Xuan Li menarik nampan itu dengan cepat, lalu segera menutup pintu sebelum pelayan sempat berkata lebih jauh. Ia lalu berjalan ke sebuah meja kayu dan meletakkan nampan yang dibawanya. Masih dengan sikapnya yang santai, ia duduk di lantai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 5

    Xuan Li menyibak lengan baju dan menyodorkan tangan kirinya ke depan. Di balik sikapnya yang tenang, ada kegelisahan yang tersembunyi. Ia sudah memikirkan setiap kemungkinan, namun tetap saja, ada rasa khawatir yang sukar ia jelaskan.Penasehat istana mulai memeriksa nadi Xuan Li. Jemarinya yang sudah berpuluh tahun menangani berbagai kasus menyentuh kulit Xuan Li dengan perlahan, seolah merasakan riak-riak energi spiritual di balik lapisan daging. Mata penasehat terpejam dengan penuh konsentrasi, aliran energi murni itu terasa seperti sungai tenang yang mengalir di sepanjang meridian tubuh Xuan Li. Tapi, di tengah ketenangan itu, ia juga mendeteksi sesuatu yang lain, yaitu sebuah kekuatan besar, tak terduga, bersumber dari sebuah artefak yang tersimpan di dalam lautan kesadaran pemuda ini.Artefak itu bukan sembarang benda. Penasehat istana membuka matanya perlahan, alisnya sedikit berkerut. “Artefak ini…,” pikirnya. Artefak itu milik Wu Jin atau yang lebih dikenal sebagai Tabib Han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 6

    Sesosok tubuh tinggi besar, berwajah tegas muncul dari balik dinding. Pakaian khas panglima membalut tubuhnya yang kekar, membuatnya terlihat kuat dan berwibawa. Aura kekuatan spiritual terasa begitu pekat meskipun ia sedang tidak menggunakannya."Panglima Shu!" pekik pengawal yang mengenalnya.Mereka segera memberi hormat dan berlutut di hadapannya."Ada apa ini? Kenapa kalian membuat keributan?" Panglima Shu mengulangi pertanyaannya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Ampun, Tuan. Pemuda itu mencuri giok seleksi tabib. Kami khawatir dia akan membahayakan nyawa Tuan Putri." Salah satu pengawal berbicara dengan lancar.Xuan Li tetap tenang meskipun Panglima Shu menatapnya tajam. Ia percaya, bahwa orang yang cerdas tidak akan bertindak sembarangan, apalagi menuduh tanpa bukti.Ketika berdiri tepat di hadapannya, Xuan Li segera menyatukan kedua tangannya memberi hormat. "Saya tidak mencuri, Tuan. Token ini diberikan secara langsung oleh penasihat istana. Jika Tuan tidak perc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 7

    Saat Xuan Li masih dalam meditasi, tiba-tiba ia merasakan getaran energi yang mendekat dengan cepat. Mata batinnya menangkap kehadiran sejumlah besar kekuatan yang mengarah ke tempatnya berada. Ia segera menyadari bahwa daya serapnya mungkin telah menimbulkan efek samping tak terduga. Dengan sigap, ia menutup penyerapan energi dan menstabilkan aliran spiritual dalam tubuhnya, mengalihkan kesadarannya kembali ke keadaan waspada.Tidak lama setelah itu, suara langkah-langkah berat terdengar semakin dekat. Beberapa tetua istana, dipimpin oleh tetua utama yang berwibawa, memasuki ruangan dengan ekspresi tajam dan penuh kecurigaan. Mereka mengenakan jubah berornamen yang menandakan posisi tinggi mereka di istana."Apa yang kau lakukan di sini, anak muda?" tanya tetua utama dengan nada datar namun penuh ancaman. Matanya menyipit, menatap Xuan Li seakan ingin menembus sampai ke inti jiwanya.Xuan Li berdiri, membungkukkan badan dan menyatukan tangan sebagai bentuk penghormatan. “Maafkan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 8

    Di aula megah yang dihiasi pilar emas dan lampu gantung perunggu, keenam tabib terpilih berdiri berjajar, suasana penuh tekanan menyelimuti ruangan. Beberapa di antara mereka tampak gelisah, mengusap jubah mereka dengan gugup, sementara yang lain berusaha menjaga wajah tetap tenang meski ketegangan terlihat dari sorot mata mereka. Xuan Li berdiri di antara mereka, tubuhnya tegap, dengan ekspresi netral yang tak menunjukkan emosi apa pun, seperti danau tenang yang menyembunyikan kedalamannya.Dari sudut aula, suara langkah berat menggema, memecah keheningan. Para pengawal membuka pintu besar, dan sosok Raja Jing memasuki ruangan. Mantel ungunya berkilauan di bawah cahaya lilin, setiap gerakannya menunjukkan wibawa seorang penguasa. Di belakangnya, penasihat istana mengikut dengan diam, memegang gulungan dokumen dengan hati-hati.“Yang Mulia Raja Jing telah tiba!” seru seorang pengawal, membungkukkan badan hingga sejajar dengan lantai. Para tabib serentak menundukkan kepala mereka seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 217

    Xuan Li berdiri di kejauhan, mengamati balai pengobatan yang masih dipenuhi ketegangan. Ia bisa mendengar suara lantang tabib utama, penuh amarah dan ancaman. Namun, ia tidak bergerak untuk membantu."Mari kita lihat seberapa jauh kau bisa bertahan, Bai Wen."Xuan Li bukanlah orang yang akan menyelamatkan seseorang setiap kali mereka dalam kesulitan. Ia percaya bahwa seseorang hanya bisa tumbuh melalui perjuangan dan rasa sakit. Bai Wen harus menghadapi masalahnya sendiri, tanpa bergantung pada orang lain."Kau benar-benar berani, bocah!" Tabib utama mendengus, matanya berkilat marah. "Berikan pil itu kepadaku, dan aku mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak menghancurkan hidupmu sepenuhnya."Bai Wen mengangkat kepalanya, menatap pria tua itu dengan mata yang kini penuh keteguhan."Tidak," jawabnya dengan suara mantap. "Aku akan menelannya."Sejenak, ruangan menjadi sunyi. Tabib utama terdiam sebelum wajahnya berubah ganas."Dasar bocah bodoh!" bentaknya. "Jika kau menelannya, aku

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 216

    Sebelum tabib utama bisa melanjutkan amarahnya, suara tenang terdengar."Baiklah."Semua mata langsung tertuju pada Xuan Li.Tabib utama, Bai Wen, bahkan para pasien di sekitar mereka menatapnya dengan penuh keterkejutan.Bai Wen sendiri hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "T-Tuan… kau menerimaku?""Tapi hanya untuk sehari," jawab Xuan Li dengan tenang. "Sehari cukup bagimu untuk memahami perbedaan antara seorang tabib biasa dan seseorang yang benar-benar memahami esensi penyembuhan."Kata-kata itu terdengar seperti pernyataan biasa, tetapi Bai Wen merasakan sesuatu yang lebih dalam di baliknya.Tabib utama mendengus. "Hmph! Omong kosong! Kau pikir kau siapa? Apa kau lebih hebat dari kami yang telah mengabdi selama puluhan tahun?"Xuan Li menatapnya sekilas. "Kalian hanya mengoleskan salep di luka tanpa memahami sumber penyakitnya. Itu bukan penyembuhan, itu hanya perbaikan sementara."Mata tabib utama menyipit. "Berani sekali kau meremehkan kami! Jika kau me

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 215

    Balai pengobatan yang tadinya dipenuhi suara keluhan dan bisikan pasien kini terdiam sepenuhnya. Tatapan orang-orang terarah pada sosok pemuda berjubah hitam yang berdiri di depan loket."Berapa harga nyawa seseorang di tempat ini?"Suara Xuan Li terdengar tenang, tetapi dingin seperti es.Penjaga loket yang sebelumnya bersikap kasar kini menelan ludah. Ia tidak tahu siapa pemuda ini, tetapi instingnya memberitahu bahwa orang ini bukan seseorang yang bisa dipermainkan.Di belakang Xuan Li, wanita tua yang sebelumnya diabaikan masih berdiri gemetar, matanya berkaca-kaca. Bocah kecil di pelukannya terlihat semakin lemah.Namun, sebelum penjaga bisa menjawab, tabib utama balai pengobatan keluar dari ruangannya.Ia adalah pria berusia sekitar lima puluh tahun dengan janggut rapi dan pakaian bersih, tanda bahwa ia bukan sekadar tabib biasa. Ia melirik sekilas ke arah Xuan Li, lalu ke arah pasien-pasien miskin yang mengantri."Tuan Muda, kami menjalankan pengobatan di sini berdasarkan atura

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 214

    Feng Rui menghentikan langkahnya beberapa meter dari Xuan Li. Matanya menyapu ke sekeliling."Kau yang melakukan semua ini?" tanyanya dengan nada datar.Xuan Li tidak menjawab. Tatapannya tetap tenang, seolah kehadiran orang-orang ini sama sekali tidak penting baginya.Sang pembesar kerajaan, Menteri Wei, tersenyum tipis dan melangkah maju."Aku adalah Menteri Wei dari Kerajaan Naga Bumi," katanya dengan nada ramah tetapi tetap penuh kehormatan. "Kami telah melacak kelompok perampok makam kuno ini selama berminggu-minggu, tetapi tampaknya kau sudah menyelesaikan semuanya lebih cepat dari kami."Xuan Li tetap diam, membiarkan mereka melanjutkan pembicaraan.Menteri Wei menatapnya penuh minat sebelum akhirnya berkata, "Tuan Muda, kemampuanmu luar biasa. Aku tidak tahu siapa dirimu, tetapi Kerajaan Naga Bumi selalu menghargai individu berbakat. Bagaimana jika kau ikut ke istana? Yang Mulia pasti ingin bertemu denganmu."Suasana menjadi hening.Di belakang Menteri Wei, beberapa orang dari

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 213

    Seorang pria dengan jubah gelap berdiri di barisan depan, Feng Han, salah satu anggota berpengaruh dalam kelompok perampok itu.Meskipun dikelilingi oleh musuh dengan tingkat kultivasi menengah hingga kelahiran jiwa, Xuan Li tetap berdiri tanpa gentar. Dia memandang mereka dengan tenang, seolah jumlah mereka yang banyak hanyalah angka tanpa makna.Di dunia kultivasi, jumlah bukanlah faktor penentu kemenangan. Yang menentukan adalah kualitas kekuatan dan kecerdikan dalam bertarung."Sudah lama aku tidak menggunakan teknik ini," gumam Xuan Li dalam hati.Di hadapannya, para perampok bersiap menyerang, beberapa menghunuskan senjata spiritual mereka yang memancarkan aura tajam. Xuan Li bisa merasakan energi mereka, kuat tetapi tidak cukup untuk mengancamnya.Alih-alih bertarung dengan serangan fisik, Xuan Li memilih cara yang lebih efisien.Dia perlahan mengangkat satu tangan, dan seketika energi spiritual mengalir keluar, membentuk riak tak kasat mata yang menyelimuti area itu.Teknik Pe

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 212

    Mayat para prajurit bergelimpangan, tubuh mereka tertusuk, terkoyak, atau hangus terbakar. Bau besi dari darah yang masih hangat bercampur dengan asap dari reruntuhan yang terbakar, memenuhi udara.Xuan Li berdiri di antara kehancuran itu tanpa ekspresi. Matanya menatap dingin, tak ada sedikit pun emosi dalam sorotnya. Baginya, ini hanya pemandangan biasa, sebuah pertunjukan brutal di dunia kultivasi di mana yang kuat memangsa yang lemah.Prajurit terakhir merangkak dengan sisa tenaganya, darah menetes dari sudut bibirnya. Tangannya berusaha meraih pedang yang jatuh tak jauh darinya, tetapi sebelum jari-jarinya menyentuhnya, sepatu pria berjubah hitam menginjak punggung tangannya."Kuharap kau tahu bahwa keberadaanmu tidak lebih dari sekadar debu di jalan."Suara berat pria itu terdengar dingin sebelum ia mengangkat kakinya dan menghempaskan tubuh prajurit itu dengan satu tendangan keras. Jeritan singkat terdengar sebelum tubuh itu menghantam dinding dan diam selamanya.Xuan Li hanya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status