Share

Chapter 222

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2025-02-26 22:33:55

Xuan Li berdiri tegak di tepi sungai, matanya menajam menembus kegelapan. Ia bisa merasakan sesuatu yang besar akan datang. Di belakangnya, para penjaga Lembah Gelombang Biru menegang, tangan mereka mencengkeram gagang senjata dengan waspada.

Dari tengah pusaran itu, sosok-sosok mulai bermunculan. Mereka melayang di udara, tubuh mereka diselimuti jubah putih keperakan yang berkibar diterpa badai. Aura mereka bagaikan badai yang baru lahir, liar, tidak bisa dikendalikan, dan penuh ancaman.

Salah satu dari mereka melangkah ke depan. Seorang pria dengan rambut panjang seputih awan, matanya berwarna biru terang seperti kilat yang menyambar.

"Siapa yang telah menaklukkan sungai ini?" Suaranya dalam dan menggema, seolah bukan berasal dari satu orang, melainkan dari langit itu sendiri.

Xuan Li tidak segera menjawab. Ia bisa merasakan perhatian mereka tertuju kepadanya. Tidak ada gunanya berpura-pura.

"Aku," jawabnya, suaranya tetap tenang.

Mata pria itu menyipit. Bibirnya sedikit melengkung,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 223

    Langit di atas Lembah Gelombang Biru berubah kelam. Awan badai berkumpul, berputar liar seolah menandakan sesuatu yang besar akan terjadi. Angin bertiup kencang, membawa aroma hujan dan listrik yang berdesir di udara.Di bawahnya, dua kekuatan besar saling berhadapan.Para tetua Lembah Gelombang Biru berdiri kokoh di atas gelombang raksasa yang mereka kendalikan, jubah biru mereka berkibar liar dihempas angin. Sementara itu, Lembah Awan Surgawi melayang di udara, tubuh mereka diselimuti aura perak yang berkilauan seperti cahaya bintang.Suara benturan energi spiritual menggema di seluruh lembah. Air dan angin bertabrakan, menciptakan badai yang mengamuk tanpa kendali. Para murid dari kedua pihak bertempur habis-habisan, tanpa kepastian siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Namun, di tengah kekacauan itu, Xuan Li tetap berdiri diam di tepi sungai.Matanya menajam, memperhatikan pusaran air yang berkilauan di bawahnya. Di sanalah Kitab Penguasa Air Surgawi tersegel selama ratusan tah

    Last Updated : 2025-02-26
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 224

    Di depan Xuan Li, para tetua dari dua lembah besar berdiri berjajar, menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan, marah, tidak percaya, dan penuh perhitungan.Xuan Li tidak terkejut. Sejak awal, ia sudah memperkirakan ini akan terjadi. Ia menatap orang-orang di hadapannya dengan tenang.Tatapan dinginnya membuat beberapa murid menelan ludah, meskipun mereka berusaha menyembunyikannya."Jadi kalian ingin mengambil kitab ini dariku?" Suaranya terdengar datar, tetapi mengandung tekanan.Salah satu pemimpin dari dua lembah itu melangkah maju. Aura spiritualnya yang kuat bergetar, menandakan level kultivasinya yang tidak bisa diremehkan."Kitab itu adalah peninggalan leluhur kami," ujarnya tegas. "Itu bukan milikmu, bocah!"Xuan Li tetap diam, tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Tetua dari lembah lainnya ikut maju, matanya berkilat penuh kewaspadaan. "Kau mungkin kuat, tetapi kau bukan bagian dari kami. Jika kau menolak menyerahkan kitab itu, kau akan menghadapi kami semua."Ancaman y

    Last Updated : 2025-02-27
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 225

    Meski pertempuran telah usai, atmosfer ketegangan masih menggantung di udara.Para tetua dari kedua lembah itu berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Luka-luka yang mereka derita bukan hanya fisik, tetapi juga luka batin yang sulit disembuhkan, terutama karena kitab warisan mereka kini berada di tangan orang luar.“Kita seharusnya tidak membiarkannya pergi begitu saja,” gumam salah satu tetua, suaranya dipenuhi penyesalan.Namun, pemimpin tertua Lembah Gelombang Biru menggeleng pelan. “Bukan kita yang memilihnya. Kitab itu telah menentukan tuannya sendiri.”Tak ada lagi yang bisa mereka katakan. Dengan berat hati, mereka kembali ke tempat masing-masing, membawa luka dan kebimbangan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.Di sisi lain, Xuan Li melangkah menyusuri jalan berbatu menuju hutan pegunungan. Ia telah pergi tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan dua lembah yang masih diliputi ketidakpastian.Namun, pikirannya tak bisa lepas dari kitab yang

    Last Updated : 2025-02-27
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 226

    Xuan Li membuka matanya. Seketika, ia menyadari bahwa dunia di sekelilingnya telah berubah.Ia tidak lagi berada di tempat sebelumnya. Sebaliknya, lautan luas terbentang tanpa batas di bawah kakinya, sementara langit di atas bukanlah langit biasa, melainkan kubah transparan yang berkilauan dengan cahaya biru lembut. Seperti berada di dalam tetesan air raksasa, melayang di antara realitas dan ilusi.Udara di sini terasa berbeda, lebih padat, seolah dipenuhi energi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, meski tampak seperti berada di dalam air, ia masih bisa bernapas seperti biasa.“Jadi… ini dunia di dalam Kitab Penguasa Air Surgawi?” pikirnya.Tiba-tiba, suara berat bergema dari kejauhan. Suara itu dalam dan berwibawa, seperti aliran air yang jatuh dari tebing tinggi."Pewaris yang telah dipilih, akhirnya kau datang."Xuan Li menoleh. Dari balik kabut air yang bergerak perlahan, sesosok pria tinggi muncul.Ia bukan manusia biasa. Tubuhnya tampak seperti terbuat dari air murni

    Last Updated : 2025-02-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 227

    Begitu Xuan Li melewati gerbang kristal biru, hawa dingin langsung menyusup ke dalam tulangnya.Udara di dalam ruang itu bergetar dengan energi yang begitu padat, seolah-olah memiliki kesadaran sendiri. Bukan sekadar udara dingin, melainkan kekuatan yang menusuk hingga ke sumsum tulang.Xuan Li tetap melangkah dengan tenang tanpa terpengaruh sedikitpun.Pilar-pilar raksasa dari air berdiri megah di sekelilingnya, membentuk formasi yang mengurung sesuatu di tengah ruangan. Air dalam pilar itu terus mengalir, tetapi tidak pernah tumpah, seakan mengikuti hukum yang berbeda dari dunia biasa.Langit di atasnya bukanlah langit yang ia kenal. Tidak ada matahari, hanya gelap pekat dengan bintang-bintang kecil berkilauan, seakan menjadi saksi dari rahasia yang tersembunyi di tempat ini.Di tengah ruangan, sebuah altar biru transparan berdiri kokoh.Di atasnya, tiga pusaka melayang, masing-masing memancarkan aura kuat yang berbeda.Xuan Li tidak langsung bereaksi. Matanya menyapu sekeliling rua

    Last Updated : 2025-02-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 228

    Xuan Li berdiri di atas lautan tanpa batas, tubuhnya dikelilingi pusaran arus yang mengikuti setiap hembusan napasnya. Mata birunya yang semula tenang kini berkilauan dengan pantulan ombak yang beriak di sekelilingnya.Laut ini bukan sekadar air, melainkan manifestasi dari kehendaknya sendiri. Namun, meski telah menyatu dengan arus, ujian belum berakhir.Suara berat yang bergema di benaknya kembali terdengar, kali ini lebih menantang."Kau telah diterima oleh lautan, tapi bisakah kau mengendalikannya?"Seolah menjawab tantangan itu, lautan yang tadinya tenang mulai bergejolak. Ombak setinggi gunung bangkit dari kedalaman, berputar dalam pusaran yang mendekat dengan kecepatan luar biasa.Xuan Li merasakan tekanan dahsyat dari ombak itu, seakan mencoba menelannya kembali ke dalam kehampaan.Namun, ia tidak mundur.Ia menutup matanya sejenak, merasakan arus di sekelilingnya.Air tidak bertarung dengan kekerasan. Air mengalir, menyesuaikan, dan menguasai.Saat ia membuka matanya lagi, tub

    Last Updated : 2025-03-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 229

    Dunia di sekitarnya mulai retak. Cahaya biru keperakan merembes dari celah-celah yang terbentuk, seperti akar petir yang menjalar di langit malam. Retakan itu semakin melebar, dan dalam sekejap, dimensi yang telah menempanya runtuh.Xuan Li membuka matanya.Ia kembali duduk di atas batu besar di tepi danau yang jernih. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut. Permukaan danau beriak halus, memantulkan langit yang berwarna biru keperakan, nyaris serupa dengan cahaya yang tadi mengiringinya keluar dari dimensi warisan.Namun, meski dunia ini tetap sama, sesuatu telah berubah.Dirinya.Xuan Li mengulurkan tangan. Tanpa perlu mantra atau mengalirkan energi secara sadar, air dari danau perlahan naik. Seolah memiliki nyawa sendiri, cairan itu berputar di atas telapak tangannya, membentuk bola sempurna. Ia menggerakkan jarinya sedikit, dan bola itu menggulung seperti ombak kecil, lalu memanjang menjadi pita air yang mengalir mengikuti gerakannya. Seketika, pita itu luruh kembali ke dalam danau, meny

    Last Updated : 2025-03-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 230

    Langit di atas Lembah Gelombang Biru dan Lembah Awan Surgawi dipenuhi awan kelam. Beberapa anggota dari kedua belah pihak terus berjaga di tepi sungai suci setelah kepergian Xuan Li sebulan yang lalu.Tepat di antara mereka, di atas permukaan sungai yang luas, sosok seorang pria berjubah hitam berdiri tanpa rasa takut. Matanya dingin dan tajam, memantulkan gelombang air yang berkilauan di bawahnya.Xuan Li telah kembali.Namun, ia tidak datang sebagai buronan yang membawa kitab terlarang. Ia datang sebagai seseorang yang akan mengakhiri konflik ini, entah dengan kata-kata atau dengan kekuatan.Di kedua sisi, para tetua dan murid dari dua lembah langsung waspada begitu melihat sosoknya. Suara-suara berbisik terdengar di antara mereka."Dia kembali...""Apa dia ingin menantang kita lagi?""Kitab Penguasa Air… dia masih memilikinya, bukan?"Ketegangan meluap.Para tetua dari kedua lembah berdatangan setelah merasakan kehadirannya.Tetua tertinggi Lembah Gelombang Biru, seorang pria denga

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 282

    Mereka melewati dapur rumah teh yang dipenuhi uap dan aroma rempah-rempah. Pelayan yang sedang sibuk tidak menoleh sedikit pun ke arah mereka, seolah ini bukan hal yang aneh. Xuan Li mengamati detail kecil ini—berarti Hu San memiliki pengaruh di tempat ini.Setelah keluar melalui pintu belakang, mereka tiba di lorong sempit yang berkelok, berakhir di sebuah halaman kecil dengan sumur tua di tengahnya. Hu San melangkah ke samping, menendang sedikit bagian dinding kayu, dan pintu rahasia terbuka, memperlihatkan tangga yang turun ke bawah tanah.“Kau masih ingin mendengar lebih lanjut?” tanyanya, melirik ke arah Xuan Li dengan senyum penuh tantangan.Xuan Li tidak menjawab. Ia hanya menatap Hu San sejenak sebelum melangkah masuk, melewati pria itu tanpa ragu.Hu San tertawa pelan. “Menarik.”Mereka menuruni tangga, dan udara berubah menjadi lebih dingin. Dinding batu lembap menyerap suara langkah kaki mereka, menciptakan keheningan yang hanya dipecahkan oleh tetesan air dari langit-langi

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 281

    Xuan Li tiba di depan sebuah rumah teh sederhana bernama Paviliun Angin Senja. Dari luar, bangunan ini tampak biasa saja, tidak mencolok, tetapi justru itu yang membuatnya ideal sebagai tempat berkumpulnya para informan dan pedagang berita.Saat melangkah masuk, aroma teh wangi bercampur dengan suara percakapan memenuhi ruangan. Beberapa orang duduk di meja, berbincang dengan suara pelan, sementara yang lain tampak sibuk dengan dokumen atau surat di tangan mereka.Xuan Li berjalan menuju meja kosong di sudut ruangan dan duduk. Seorang pelayan datang dengan cepat menghampirinya.“Mau pesan apa, Tuan?”“Teh bunga dan beberapa kudapan,” jawab Xuan Li dengan nada santai.Pelayan itu mengangguk dan pergi. Sementara itu, Xuan Li memanfaatkan waktu untuk mengamati sekeliling.Di sudut lain ruangan, seorang pria berwajah kasar sedang berbicara dengan suara rendah kepada seorang lelaki tua berjubah biru.“Kau dengar soal pertemuan para bangsawan besok?”“Tentu saja. Kudengar keluarga-keluarga

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 280

    Xuan Li berdiri diam, menatap mayat kering pria iblis itu. Sisa-sisa energi hitam berputar di udara sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya.Ini belum berakhir.Jika satu anggota Klan Iblis telah datang, maka yang lain pasti akan menyusul. Klan Iblis bukan kelompok yang mudah menyerah, terutama jika mereka mengincar sesuatu. Dan kali ini, mereka mengincar dirinya.“Apa kau baik-baik saja?” Wu Rong bertanya dari dalam tubuhnya.“Pemulihanmu belum selesai, jangan terlalu memaksakan diri,” tambah Wu Hei.Xuan Li menenangkan napasnya. “Aku tahu.”Matanya menatap langit yang mulai cerah. Tidak ada waktu untuk berdiam diri. Ia harus segera pergi sebelum lebih banyak musuh muncul.Dengan langkah ringan, ia meninggalkan tempat itu, menyusuri hutan dengan kecepatan yang stabil. Setiap jejaknya nyaris tak terdengar, menyatu dengan alam sekitar.Beberapa saat kemudian, ia menemukan sebuah sungai kecil. Ia berjongkok, mencuci tangannya yang berlumuran debu dan sisa darah. Wajahnya masih tenang, te

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 279

    Tidak ingin terpuruk terlalu lama, Xuan Li duduk bersila untuk memulihkan diri. Meskipun ia memiliki kemampuan regenerasi yang jauh lebih baik daripada manusia biasa, luka-luka yang ia terima sebelumnya cukup dalam untuk menghambat pemulihannya.Xuan Li bukanlah seseorang yang ceroboh. Sejak beberapa waktu lalu, ia sudah menyadari sesuatu yang tidak wajar. Ada seseorang yang mengawasinya.‘Siapa pun itu, dia belum menyerang…’ pikirnya.Biasanya, seorang pembunuh akan langsung mengeksekusi target tanpa ragu. Namun, sosok ini memilih untuk menunggu, seakan mengamati kelemahan Xuan Li sebelum bergerak.Xuan Li tidak terburu-buru. Ia tetap menutup matanya, memperlambat napasnya, dan mulai melakukan teknik pemulihan.Di dalam tubuhnya, dua suara samar terdengar.“Kondisimu belum stabil.” Wu Rong memperingatkan, suaranya dalam dan penuh ketenangan.“Namun, jika kau butuh kekuatan, kami bisa membantumu,” tambah Wu Hei, suaranya sedikit lebih lembut tetapi tetap penuh wibawa.Xuan Li tidak me

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 278

    Tubuh Xuan Li merosot ke batang pohon tua itu. Dadanya kembang kempis, tiap tarikan napas terasa seperti menarik beban berat. Keringat dingin membasahi keningnya sementara rasa sakit menyebar seperti racun yang merembes ke seluruh sendinya.Luka dalam yang belum sembuh itu merampas sisa-sisa tenaganya.Menggerakkan jari saja sudah menyiksa, apalagi harus membentuk formasi sihir rumit seperti yang biasa ia lakukan."Sial..." keluhnya lirih, hampir tak terdengar di antara desau angin malam yang menggigit tulang.Dengan tangan gemetar, Xuan Li merogoh kantong penyimpanan yang muncul dari udara kosong. Jemarinya yang kasar menyentuh permukaan dingin kristal energi, benda yang selama ini jadi andalannya. Saat kristal itu berada dalam genggamannya, cahaya kebiruan yang redup menyebar di sela-sela jarinya.Ia tertatih-tatih menancapkan kristal-kristal tersebut ke tanah lembap. Tangannya bergerak lambat, menggambar pola pertahanan yang telah ratusan kali ia praktikkan. Formasi yang kali ini i

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 277

    Kegelapan menyelimuti kesadaran Xuan Li.Rasa sakit menusuk tulangnya, tajam dan dingin seperti ribuan jarum es yang menembus ke setiap saraf. Tubuhnya terasa berat, seolah terhimpit oleh gunung yang tak kasatmata. Ia mencoba bergerak, namun kekuatan asing mencengkeramnya, membelenggu setiap inci tubuh dan jiwanya.Ada sesuatu di dalam dirinya, bukan hanya Wu Hei. Ini lebih tua, lebih pekat, dan jauh lebih berbahaya. Energi gelap yang seakan bukan hanya ingin menguasai, tetapi juga melahapnya tanpa sisa."Apa… ini?"Pikirannya berputar, kacau dan tumpang tindih. Kilasan-kilasan ingatan dari dalam formasi pohon kembali muncul, fragmen masa lalu yang masih buram. Namun, di antara potongan-potongan yang belum tersusun itu, ada satu kebenaran yang kini tak bisa ia sangkal lagi.Darahnya bukan manusia.Pernyataan itu menghantamnya seperti badai. Ada sesuatu yang menggerogoti dadanya, rasa perih yang samar, hampir menyerupai kesedihan. Jika ia benar keturunan klan iblis, apakah itu berarti

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 276

    Rasa sakit mengoyak dadanya, membuat napasnya tersengal-sengal. Kakinya gemetar, hampir tak mampu menopang tubuhnya saat ia bersandar pada batang pohon tua itu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, merembes ke leher dan punggungnya.Namun, yang lebih mengganggunya bukanlah luka fisik, melainkan suara yang menggema dalam benaknya."Takdirmu telah menunggu."Suara itu bukan sekadar bisikan samar, melainkan sesuatu yang terasa akrab, seolah berasal dari bagian terdalam jiwanya sendiri.Xuan Li mengepalkan tangan."Takdir?"Ia menegakkan kepala, menatap langit malam yang gelap dan tak berbintang. Seumur hidupnya, ia telah berjalan sendiri, menempuh jalan yang penuh darah dan pengkhianatan. Ia tidak pernah tunduk pada siapa pun. Tidak kepada klan, tidak kepada guru, tidak kepada dewa sekalipun.Jadi, jika ada yang mengira dirinya akan menyerah pada sesuatu yang disebut ‘takdir’…"Aku tidak percaya pada takdir."Mata Xuan Li berkilat. Namun, ketika ia mencoba bangkit, sesuatu menghantamn

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 275

    Setelah urusan Tetua Ye selesai, mereka pun kembali pulang ke rumah Tetua Ye. Xuan Li melanjutkan pemeriksaan Shen Tang yang tertunda.Di dalam kamar yang remang, Shen Tang terbaring lemah di atas ranjang. Cahaya lentera yang berkelip-kelip memperlihatkan wajahnya yang semakin pucat, bibir membiru, dan napasnya yang tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi dahinya.Xuan Li duduk di tepi ranjang, meletakkan dua jarinya di pergelangan tangan wanita itu. Saat ia mengerahkan kekuatan spiritualnya untuk memeriksa, hawa dingin merayap naik melalui jarinya. Sensasi itu bukan sekadar penyakit biasa, ini lebih dari itu.‘Bukan sekadar penyakit… ini formasi penyerap kehidupan.’Tatapan matanya berubah tajam. Ia bergerak cepat, menekan beberapa titik akupuntur di sepanjang lengan Shen Tang. Tubuh wanita itu tersentak, punggungnya melengkung menahan rasa sakit, sebelum akhirnya napasnya mulai lebih stabil.Xuan Li menarik tangannya kembali. Suaranya tenang, tapi ada ketegangan di dalamnya. "A

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 274

    Pria tua itu melangkah dengan tenang, tubuhnya tegak meskipun rambutnya telah memutih. Jubahnya yang sederhana bergoyang tertiup angin. Di sampingnya, Xuan Li berjalan tanpa suara, matanya tajam meneliti sekeliling.Penduduk desa yang mereka lewati hanya melirik sekilas sebelum buru-buru mengalihkan pandangan. Langkah mereka terlalu teratur, terlalu kaku. Wajah mereka kosong, seolah hanya mengikuti rutinitas tanpa benar-benar hidup.Xuan Li memperhatikan lebih dalam. Ini bukan sekadar desa terpencil yang terjebak dalam kesunyian. Ada sesuatu yang tidak wajar di sini, bukan kabut, bukan bayangan, tetapi keheningan yang terasa berat, seperti sesuatu yang menyusup ke dalam darah dan tulang setiap orang.Pria tua itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana. "Ini tempatku," katanya, suaranya datar dan tak berintonasi.Xuan Li mengamati rumah itu sejenak sebelum melangkah masuk. Suasana di dalamnya tidak jauh berbeda dari yang ia rasakan di luar. Segalanya tampak bersih dan teratur, teta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status