Share

Chapter 225

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2025-02-27 23:47:40

Meski pertempuran telah usai, atmosfer ketegangan masih menggantung di udara.

Para tetua dari kedua lembah itu berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Luka-luka yang mereka derita bukan hanya fisik, tetapi juga luka batin yang sulit disembuhkan, terutama karena kitab warisan mereka kini berada di tangan orang luar.

“Kita seharusnya tidak membiarkannya pergi begitu saja,” gumam salah satu tetua, suaranya dipenuhi penyesalan.

Namun, pemimpin tertua Lembah Gelombang Biru menggeleng pelan.

“Bukan kita yang memilihnya. Kitab itu telah menentukan tuannya sendiri.”

Tak ada lagi yang bisa mereka katakan. Dengan berat hati, mereka kembali ke tempat masing-masing, membawa luka dan kebimbangan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Di sisi lain, Xuan Li melangkah menyusuri jalan berbatu menuju hutan pegunungan. Ia telah pergi tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan dua lembah yang masih diliputi ketidakpastian.

Namun, pikirannya tak bisa lepas dari kitab yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 226

    Xuan Li membuka matanya. Seketika, ia menyadari bahwa dunia di sekelilingnya telah berubah.Ia tidak lagi berada di tempat sebelumnya. Sebaliknya, lautan luas terbentang tanpa batas di bawah kakinya, sementara langit di atas bukanlah langit biasa, melainkan kubah transparan yang berkilauan dengan cahaya biru lembut. Seperti berada di dalam tetesan air raksasa, melayang di antara realitas dan ilusi.Udara di sini terasa berbeda, lebih padat, seolah dipenuhi energi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, meski tampak seperti berada di dalam air, ia masih bisa bernapas seperti biasa.“Jadi… ini dunia di dalam Kitab Penguasa Air Surgawi?” pikirnya.Tiba-tiba, suara berat bergema dari kejauhan. Suara itu dalam dan berwibawa, seperti aliran air yang jatuh dari tebing tinggi."Pewaris yang telah dipilih, akhirnya kau datang."Xuan Li menoleh. Dari balik kabut air yang bergerak perlahan, sesosok pria tinggi muncul.Ia bukan manusia biasa. Tubuhnya tampak seperti terbuat dari air murni

    Last Updated : 2025-02-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 227

    Begitu Xuan Li melewati gerbang kristal biru, hawa dingin langsung menyusup ke dalam tulangnya.Udara di dalam ruang itu bergetar dengan energi yang begitu padat, seolah-olah memiliki kesadaran sendiri. Bukan sekadar udara dingin, melainkan kekuatan yang menusuk hingga ke sumsum tulang.Xuan Li tetap melangkah dengan tenang tanpa terpengaruh sedikitpun.Pilar-pilar raksasa dari air berdiri megah di sekelilingnya, membentuk formasi yang mengurung sesuatu di tengah ruangan. Air dalam pilar itu terus mengalir, tetapi tidak pernah tumpah, seakan mengikuti hukum yang berbeda dari dunia biasa.Langit di atasnya bukanlah langit yang ia kenal. Tidak ada matahari, hanya gelap pekat dengan bintang-bintang kecil berkilauan, seakan menjadi saksi dari rahasia yang tersembunyi di tempat ini.Di tengah ruangan, sebuah altar biru transparan berdiri kokoh.Di atasnya, tiga pusaka melayang, masing-masing memancarkan aura kuat yang berbeda.Xuan Li tidak langsung bereaksi. Matanya menyapu sekeliling rua

    Last Updated : 2025-02-28
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 228

    Xuan Li berdiri di atas lautan tanpa batas, tubuhnya dikelilingi pusaran arus yang mengikuti setiap hembusan napasnya. Mata birunya yang semula tenang kini berkilauan dengan pantulan ombak yang beriak di sekelilingnya.Laut ini bukan sekadar air, melainkan manifestasi dari kehendaknya sendiri. Namun, meski telah menyatu dengan arus, ujian belum berakhir.Suara berat yang bergema di benaknya kembali terdengar, kali ini lebih menantang."Kau telah diterima oleh lautan, tapi bisakah kau mengendalikannya?"Seolah menjawab tantangan itu, lautan yang tadinya tenang mulai bergejolak. Ombak setinggi gunung bangkit dari kedalaman, berputar dalam pusaran yang mendekat dengan kecepatan luar biasa.Xuan Li merasakan tekanan dahsyat dari ombak itu, seakan mencoba menelannya kembali ke dalam kehampaan.Namun, ia tidak mundur.Ia menutup matanya sejenak, merasakan arus di sekelilingnya.Air tidak bertarung dengan kekerasan. Air mengalir, menyesuaikan, dan menguasai.Saat ia membuka matanya lagi, tub

    Last Updated : 2025-03-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 229

    Dunia di sekitarnya mulai retak. Cahaya biru keperakan merembes dari celah-celah yang terbentuk, seperti akar petir yang menjalar di langit malam. Retakan itu semakin melebar, dan dalam sekejap, dimensi yang telah menempanya runtuh.Xuan Li membuka matanya.Ia kembali duduk di atas batu besar di tepi danau yang jernih. Angin sepoi-sepoi bertiup lembut. Permukaan danau beriak halus, memantulkan langit yang berwarna biru keperakan, nyaris serupa dengan cahaya yang tadi mengiringinya keluar dari dimensi warisan.Namun, meski dunia ini tetap sama, sesuatu telah berubah.Dirinya.Xuan Li mengulurkan tangan. Tanpa perlu mantra atau mengalirkan energi secara sadar, air dari danau perlahan naik. Seolah memiliki nyawa sendiri, cairan itu berputar di atas telapak tangannya, membentuk bola sempurna. Ia menggerakkan jarinya sedikit, dan bola itu menggulung seperti ombak kecil, lalu memanjang menjadi pita air yang mengalir mengikuti gerakannya. Seketika, pita itu luruh kembali ke dalam danau, meny

    Last Updated : 2025-03-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 230

    Langit di atas Lembah Gelombang Biru dan Lembah Awan Surgawi dipenuhi awan kelam. Beberapa anggota dari kedua belah pihak terus berjaga di tepi sungai suci setelah kepergian Xuan Li sebulan yang lalu.Tepat di antara mereka, di atas permukaan sungai yang luas, sosok seorang pria berjubah hitam berdiri tanpa rasa takut. Matanya dingin dan tajam, memantulkan gelombang air yang berkilauan di bawahnya.Xuan Li telah kembali.Namun, ia tidak datang sebagai buronan yang membawa kitab terlarang. Ia datang sebagai seseorang yang akan mengakhiri konflik ini, entah dengan kata-kata atau dengan kekuatan.Di kedua sisi, para tetua dan murid dari dua lembah langsung waspada begitu melihat sosoknya. Suara-suara berbisik terdengar di antara mereka."Dia kembali...""Apa dia ingin menantang kita lagi?""Kitab Penguasa Air… dia masih memilikinya, bukan?"Ketegangan meluap.Para tetua dari kedua lembah berdatangan setelah merasakan kehadirannya.Tetua tertinggi Lembah Gelombang Biru, seorang pria denga

    Last Updated : 2025-03-01
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 231

    Di aula utama, Xuan Li berdiri tegak di tengah ruangan. Para tetua dari dua lembah yang dulu bertikai mengelilinginya. Ketegangan masih terasa di udara, tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini, kesadaran bahwa mereka telah memilih jalan baru, entah itu karena harapan atau keterpaksaan.Tetua tertinggi dari bekas Lembah Gelombang Biru menatapnya lekat-lekat. Keraguan masih terlihat di sorot matanya."Kami telah sepakat untuk tunduk di bawah kepemimpinanmu, Penguasa Air. Namun, apakah kau benar-benar percaya bahwa kami bisa bekerja sama setelah bertahun-tahun menjadi musuh?"Xuan Li menghela napas pelan. Ia menatap pria tua itu dengan tenang. "Ini bukan soal percaya atau tidak. Ini soal pilihan."Para tetua saling bertukar pandang, masing-masing mencoba menakar makna di balik kata-kata itu.Tetua dari Lembah Awan Surgawi bersedekap, nada suaranya masih mengandung keraguan. "Dan jika ada yang melanggar kesepakatan ini?"Xuan Li mengangkat satu tangan, gerakannya lambat tapi penuh kepast

    Last Updated : 2025-03-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 232

    Udara dingin pegunungan menerpa wajah Xuan Li saat ia melesat melintasi langit, membelah awan yang menggumpal. Angin yang menusuk tidak mengurangi kecepatannya sedikit pun. Ia sengaja mengambil arah yang berlawanan dari tempat-tempat yang telah ia kunjungi sebelumnya.Sudah terlalu banyak mata yang memperhatikannya akhir-akhir ini. Alam Bayangan, sekte-sekte besar, bahkan individu kuat yang tak diketahui asalnya, semuanya seperti sedang memburu sesuatu. Oleh karena itu, Xuan Li memilih untuk bergerak ke daerah yang lebih terpencil, menjauhi pusat kekuatan dunia kultivasi.Saat matahari mulai tenggelam di balik cakrawala, Xuan Li memperlambat langkahnya. Di bawahnya, di celah antara dua pegunungan, terbentang sebuah desa kecil yang tampak tersembunyi dari dunia luar. Asap tipis mengepul dari cerobong-cerobong rumah kayu, sementara bayangan-bayangan orang bergerak di bawah cahaya lentera.Namun, saat Xuan Li mendarat dan mulai berjalan memasuki desa, ia segera menyadari ada sesuatu ya

    Last Updated : 2025-03-02
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 233

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur sederhana. Namun, pikirannya tidak bisa tenang.Lautan kesadarannya terasa bergejolak.Sejak ia menyerap pecahan Lonceng Pengubah Takdir ke dalam tubuhnya, Wu Hei tidak pernah muncul lagi. Seakan entitas kegelapan dalam dirinya tertelan oleh kehampaan. Tidak ada suara sinis, tidak ada gelombang kekuatan yang menekan. Terlalu sepi.Xuan Li tidak pernah percaya pada ketenangan yang datang tiba-tiba.Ia menghela napas panjang dan memejamkan mata. Jika Wu Hei benar-benar lenyap, maka seharusnya ia bisa merasakannya. Namun, alih-alih menghilang, energi kegelapan di dalam dirinya justru semakin pekat.Tanpa ragu, ia membiarkan kesadarannya tenggelam ke dalam dunia jiwanya.Begitu membuka mata di dalam lautan kesadaran, Xuan Li langsung menyadari sesuatu.Ada sesuatu yang berubah.Biasanya, energi spiritual di tempat ini mengalir dengan tenang, seperti sungai yang mengikuti alur yang sudah ditentukan. Tetapi malam ini, arus itu terasa kacau, berput

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 279

    Tidak ingin terpuruk terlalu lama, Xuan Li duduk bersila untuk memulihkan diri. Meskipun ia memiliki kemampuan regenerasi yang jauh lebih baik daripada manusia biasa, luka-luka yang ia terima sebelumnya cukup dalam untuk menghambat pemulihannya.Xuan Li bukanlah seseorang yang ceroboh. Sejak beberapa waktu lalu, ia sudah menyadari sesuatu yang tidak wajar. Ada seseorang yang mengawasinya.‘Siapa pun itu, dia belum menyerang…’ pikirnya.Biasanya, seorang pembunuh akan langsung mengeksekusi target tanpa ragu. Namun, sosok ini memilih untuk menunggu, seakan mengamati kelemahan Xuan Li sebelum bergerak.Xuan Li tidak terburu-buru. Ia tetap menutup matanya, memperlambat napasnya, dan mulai melakukan teknik pemulihan.Di dalam tubuhnya, dua suara samar terdengar.“Kondisimu belum stabil.” Wu Rong memperingatkan, suaranya dalam dan penuh ketenangan.“Namun, jika kau butuh kekuatan, kami bisa membantumu,” tambah Wu Hei, suaranya sedikit lebih lembut tetapi tetap penuh wibawa.Xuan Li tidak me

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 278

    Tubuh Xuan Li merosot ke batang pohon tua itu. Dadanya kembang kempis, tiap tarikan napas terasa seperti menarik beban berat. Keringat dingin membasahi keningnya sementara rasa sakit menyebar seperti racun yang merembes ke seluruh sendinya.Luka dalam yang belum sembuh itu merampas sisa-sisa tenaganya.Menggerakkan jari saja sudah menyiksa, apalagi harus membentuk formasi sihir rumit seperti yang biasa ia lakukan."Sial..." keluhnya lirih, hampir tak terdengar di antara desau angin malam yang menggigit tulang.Dengan tangan gemetar, Xuan Li merogoh kantong penyimpanan yang muncul dari udara kosong. Jemarinya yang kasar menyentuh permukaan dingin kristal energi, benda yang selama ini jadi andalannya. Saat kristal itu berada dalam genggamannya, cahaya kebiruan yang redup menyebar di sela-sela jarinya.Ia tertatih-tatih menancapkan kristal-kristal tersebut ke tanah lembap. Tangannya bergerak lambat, menggambar pola pertahanan yang telah ratusan kali ia praktikkan. Formasi yang kali ini i

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 277

    Kegelapan menyelimuti kesadaran Xuan Li.Rasa sakit menusuk tulangnya, tajam dan dingin seperti ribuan jarum es yang menembus ke setiap saraf. Tubuhnya terasa berat, seolah terhimpit oleh gunung yang tak kasatmata. Ia mencoba bergerak, namun kekuatan asing mencengkeramnya, membelenggu setiap inci tubuh dan jiwanya.Ada sesuatu di dalam dirinya, bukan hanya Wu Hei. Ini lebih tua, lebih pekat, dan jauh lebih berbahaya. Energi gelap yang seakan bukan hanya ingin menguasai, tetapi juga melahapnya tanpa sisa."Apa… ini?"Pikirannya berputar, kacau dan tumpang tindih. Kilasan-kilasan ingatan dari dalam formasi pohon kembali muncul, fragmen masa lalu yang masih buram. Namun, di antara potongan-potongan yang belum tersusun itu, ada satu kebenaran yang kini tak bisa ia sangkal lagi.Darahnya bukan manusia.Pernyataan itu menghantamnya seperti badai. Ada sesuatu yang menggerogoti dadanya, rasa perih yang samar, hampir menyerupai kesedihan. Jika ia benar keturunan klan iblis, apakah itu berarti

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 276

    Rasa sakit mengoyak dadanya, membuat napasnya tersengal-sengal. Kakinya gemetar, hampir tak mampu menopang tubuhnya saat ia bersandar pada batang pohon tua itu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, merembes ke leher dan punggungnya.Namun, yang lebih mengganggunya bukanlah luka fisik, melainkan suara yang menggema dalam benaknya."Takdirmu telah menunggu."Suara itu bukan sekadar bisikan samar, melainkan sesuatu yang terasa akrab, seolah berasal dari bagian terdalam jiwanya sendiri.Xuan Li mengepalkan tangan."Takdir?"Ia menegakkan kepala, menatap langit malam yang gelap dan tak berbintang. Seumur hidupnya, ia telah berjalan sendiri, menempuh jalan yang penuh darah dan pengkhianatan. Ia tidak pernah tunduk pada siapa pun. Tidak kepada klan, tidak kepada guru, tidak kepada dewa sekalipun.Jadi, jika ada yang mengira dirinya akan menyerah pada sesuatu yang disebut ‘takdir’…"Aku tidak percaya pada takdir."Mata Xuan Li berkilat. Namun, ketika ia mencoba bangkit, sesuatu menghantamn

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 275

    Setelah urusan Tetua Ye selesai, mereka pun kembali pulang ke rumah Tetua Ye. Xuan Li melanjutkan pemeriksaan Shen Tang yang tertunda.Di dalam kamar yang remang, Shen Tang terbaring lemah di atas ranjang. Cahaya lentera yang berkelip-kelip memperlihatkan wajahnya yang semakin pucat, bibir membiru, dan napasnya yang tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi dahinya.Xuan Li duduk di tepi ranjang, meletakkan dua jarinya di pergelangan tangan wanita itu. Saat ia mengerahkan kekuatan spiritualnya untuk memeriksa, hawa dingin merayap naik melalui jarinya. Sensasi itu bukan sekadar penyakit biasa, ini lebih dari itu.‘Bukan sekadar penyakit… ini formasi penyerap kehidupan.’Tatapan matanya berubah tajam. Ia bergerak cepat, menekan beberapa titik akupuntur di sepanjang lengan Shen Tang. Tubuh wanita itu tersentak, punggungnya melengkung menahan rasa sakit, sebelum akhirnya napasnya mulai lebih stabil.Xuan Li menarik tangannya kembali. Suaranya tenang, tapi ada ketegangan di dalamnya. "A

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 274

    Pria tua itu melangkah dengan tenang, tubuhnya tegak meskipun rambutnya telah memutih. Jubahnya yang sederhana bergoyang tertiup angin. Di sampingnya, Xuan Li berjalan tanpa suara, matanya tajam meneliti sekeliling.Penduduk desa yang mereka lewati hanya melirik sekilas sebelum buru-buru mengalihkan pandangan. Langkah mereka terlalu teratur, terlalu kaku. Wajah mereka kosong, seolah hanya mengikuti rutinitas tanpa benar-benar hidup.Xuan Li memperhatikan lebih dalam. Ini bukan sekadar desa terpencil yang terjebak dalam kesunyian. Ada sesuatu yang tidak wajar di sini, bukan kabut, bukan bayangan, tetapi keheningan yang terasa berat, seperti sesuatu yang menyusup ke dalam darah dan tulang setiap orang.Pria tua itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana. "Ini tempatku," katanya, suaranya datar dan tak berintonasi.Xuan Li mengamati rumah itu sejenak sebelum melangkah masuk. Suasana di dalamnya tidak jauh berbeda dari yang ia rasakan di luar. Segalanya tampak bersih dan teratur, teta

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 273

    Jejak energi yang tertinggal di Sekte Pedang Langit masih samar, seperti kabut tipis yang menyelimuti tempat itu. Bagi orang biasa, sekte ini tampak seperti biasa, tenang dan tidak ada tanda-tanda pertempuran. Namun, bagi mereka yang peka terhadap perubahan energi, atmosfer di tempat ini telah berubah.Kegelapan yang menguar dari sekte ini begitu halus, menyatu dengan udara seolah menjadi bagian dari lingkungan. Tidak ada bangunan yang rusak, tidak ada darah yang mengering di tanah, tetapi sesuatu terasa berbeda.Beberapa kultivator dari sekte-sekte lain datang untuk menyelidiki, tertarik oleh rumor yang beredar. Namun, begitu mereka menginjakkan kaki di halaman sekte, yang mereka temukan hanyalah murid-murid Sekte Pedang Langit yang beraktivitas seperti biasa. Tidak ada yang tampak mencurigakan.Seorang pria tua dengan jubah biru, seorang tetua dari Sekte Awan Berbisik, menyipitkan matanya. Ia merasakan sesuatu yang aneh tetapi tidak bisa menunjukinya secara langsung."Apa benar hany

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 272

    Di antara bayang-bayang yang membungkus Sekte Pedang Langit, seorang pria berdiri dengan penuh percaya diri. Matanya memancarkan rasa puas, bibirnya melengkung dalam senyum kemenangan. Ia adalah anggota Alam Bayangan, yakin bahwa akhirnya Han Sheng akan bergabung dengannya."Kita bisa bekerja sama," katanya dengan nada meyakinkan. "Bayangkan jika kita menyerahkan pecahan Lonceng Pengubah Takdir kepada pemimpin, imbalannya akan luar biasa. Kau tidak perlu bekerja sendirian."Ia berbicara dengan nada santai, seolah-olah segalanya telah ditentukan. Ia berpikir bahwa Han Sheng masih memiliki sisi kompromi.Betapa naifnya.Han Sheng menatap pria itu tanpa ekspresi. Dalam pikirannya, kata-kata orang itu hanya terdengar seperti dengungan nyamuk yang mengganggu. Kerja sama? Berbagi kejayaan? Tidak ada hal seperti itu dalam kamus Han Sheng.Alam Bayangan dan kelompok Penjelajah Malam memang berada di kubu yang sama dengannya, tetapi mereka hanyalah sekutu sementara. Mereka hanyalah alat yang b

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 271

    Di antara reruntuhan Sekte Pedang Langit, udara terasa berat. Suara angin yang biasanya lembut kini berubah menjadi bisikan-bisikan kelam yang menusuk telinga. Semua orang terdiam, pandangan mereka terpaku ke langit yang diselimuti kabut gelap.Kemudian, sosok itu muncul.Langkahnya pelan, tapi setiap gerakannya seolah membawa tekanan yang tak kasatmata. Aura kegelapan yang menyelimutinya begitu pekat, berputar seperti kabut hitam yang menari di sekeliling tubuhnya.Di antara orang-orang yang masih tersisa, Ketua Alam Bayangan menyipitkan mata. Suaranya terdengar dingin saat ia angkat bicara,"Siapa yang berani mengganggu urusan kami?"Tak ada jawaban.Shu Jin, yang masih berlutut dengan tubuh lemah dan luka yang menganga, merasakan dadanya bergetar hebat. Napasnya tersengal saat sosok itu semakin jelas di balik kabut. Dan ketika akhirnya bayangan hitam itu tersingkap sepenuhnya, matanya membelalak.Han Sheng.Para murid Sekte Pedang Langit yang tersisa pun tersentak."Senior Han Shen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status