Xuan Li bangkit dari duduknya dan melirik sekeliling. Dengan nada tenang, ia berkata, "Kalian tetap di sini. Biar aku yang memeriksa."Han Sheng, yang sedang bersandar di pohon, langsung bangkit. "Aku ikut."Xuan Li menatapnya sebentar, tapi tak menolak. Tanpa suara, mereka melangkah melewati pepohonan, menyusuri tanah berbatu dengan waspada. Lembah ini terasa aneh, begitu hening hingga setiap tarikan napas terdengar jelas.Xuan Li menghentikan langkahnya tiba-tiba. Matanya menyipit, menangkap bayangan samar di balik pohon besar.'Ada seseorang di sana.'Aura orang itu terasa jelas, ia merasakan gelombang energi khas klan Serigala Merah.Tanpa ragu, Xuan Li membuka mulut, suaranya tetap tenang. "Keluarlah. Kami bukan musuh. Kami hanya singgah untuk bermalam di sini."Sesaat hening, sebelum akhirnya seseorang muncul dari balik bayangan. Seorang pria berpakaian penjaga merah gelap, ekspresinya berubah terkejut begitu melihat Xuan Li dari dekat."Tuan Wu Yu?"Xuan Li menatapnya sekilas
Xuan Li menatap sekilas ke arah Han Sheng sebelum akhirnya berkata, "Kita lanjutkan perjalanan."Baginya, bukit yang tiba-tiba muncul bukanlah sesuatu yang perlu dipusingkan saat ini. Jika memang ada rahasia tersembunyi di dalamnya, maka suatu saat ia akan kembali untuk menyelidikinya.Han Sheng mengangguk setuju. Namun, baru saja mereka bersiap untuk melangkah, sesuatu yang ganjil terjadi.Tanah di bawah kaki mereka bergetar. Bukan seperti gempa bumi yang mengguncang hebat, melainkan getaran ritmis, seperti sesuatu yang hidup tengah bergerak di bawah mereka. Dalam sekejap, lingkungan di sekitar mereka kembali berubah drastis.Hutan yang sebelumnya menaungi mereka lenyap begitu saja.Sebagai gantinya, terbentang luas savana hijau dengan hamparan rerumputan. Beberapa binatang berkeliaran di sekitar mereka—rusa raksasa dengan tanduk bercahaya, burung-burung bersayap lebar yang melayang rendah, serta makhluk asing lain yang bahkan tidak bisa mereka kenali.Han Sheng segera bersiaga. "Ini
"Aku tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak. Tapi waktunya sangat mendesak."Tanpa ragu, Xuan Li mengeluarkan batu sumber dengan energi tertinggi dari dalam penyimpanannya. Batu itu memancarkan cahaya biru berkilauan, nyaris transparan, dengan riak energi yang terasa mengguncang udara sekitarnya. Ia menggerakkan jemarinya dengan cepat, membentuk serangkaian simbol di udara. Setiap coretan membara dengan warna emas kebiruan, membentuk lingkaran kompleks yang mulai bersinar terang di tanah.Angin bertiup kencang saat formasi teleportasi mulai aktif. Jejak energi terakhir Xuan Li berada di Desa Harimau Gunung, maka formasi ini akan membawa mereka kembali ke sana. Memang perjalanan harus diulang, tapi itu jauh lebih baik daripada tetap terjebak di punggung Kura-Kura Dewa yang sebentar lagi akan terbangun sepenuhnya."Jika ini berhasil, kita bisa keluar dari sini. Tapi jika tidak..."Xuan Li tak ingin memikirkan skenario buruknya."Cepat masuk!" serunya dengan nada mendesak.Tanpa
Tubuh giok Xuan Li memang terlalu unik, terlalu berbahaya jika sampai menarik perhatian makhluk yang salah. Selama ini ia selalu berhati-hati untuk menyembunyikan keberadaannya. Namun, di hadapan makhluk yang telah hidup selama ribuan tahun, tipuannya tidak lagi berguna.Dari kedalaman yang sunyi, Kura-Kura Dewa yang tertidur akhirnya terbangun.Xuan Li merasakan tekanan udara berubah, karena kehadiran entitas besar yang baru saja sadar dari tidurnya. Tanah bergetar, riak energi menyebar di udara, dan dari celah batu raksasa, sosok seorang lelaki tua muncul.Jubah hijau zamrud yang dikenakannya berkibar perlahan, seolah mengikuti arus spiritual di sekitarnya. Wajahnya berkerut seperti kulit kayu tua, namun sepasang mata emas yang tajam menatap lurus ke arah Xuan Li."Akhirnya, aku bertemu dengan pemilik energi yang telah kutunggu dalam tidur panjangku."Xuan Li tetap diam, tetapi di dalam benaknya, ia sudah bersiap. Aura lelaki tua ini begitu menindas, membuatnya harus segera mengakti
Serangan energi spiritual Xuan Li melesat seperti kilat, menghantam tubuh Tian Wu dengan kekuatan penuh. Namun, yang terjadi justru di luar dugaan.Tak ada goresan. Tak ada luka. Serangan itu memantul dari kulit keras Tian Wu seperti air yang menetes ke batu.Xuan Li mengerutkan kening. "Seperti yang kuduga, tubuh aslinya jauh lebih tangguh dibanding wujud manusianya."Tian Wu tertawa rendah, suaranya bergema seperti guruh."Bocah, kau pikir serangan kecil itu cukup untuk melukaiku?"Xuan Li tetap diam, tetapi di dalam benaknya, ia telah memperhitungkan segalanya. 'Efek racun belenggu jiwa dan kerusakan dari darah jiwaku belum sepenuhnya terasa oleh Tian Wu. Hanya masalah waktu sebelum racun itu mulai bekerja secara menyeluruh.'Selama itu, ia harus bertahan.Tian Wu mungkin makhluk kuno dengan kekuatan yang mengerikan, tetapi itu bukan berarti Xuan Li tak memiliki keunggulan. Tubuh gioknya adalah anugerah sekaligus kutukan—jika bisa dikendalikan dengan sempurna, ia bisa menjadi makhl
Cahaya berpendar ketika dimensi Tian Wu runtuh, membawa Xuan Li dan makhluk raksasa itu kembali ke dunia nyata.Sekejap saja, semuanya berubah.Udara yang sebelumnya dipenuhi tekanan energi Tian Wu kini tergantikan oleh angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut. Langit terbuka luas di atas kepala mereka, menampakkan gugusan awan keemasan yang bergerak lambat.Xuan Li memandangi sekelilingnya dengan mata tajam. 'Bukit ini... tempat aku beristirahat sebelumnya.'Baru sekarang ia menyadari sesuatu yang mengejutkan.Bukit ini bukan sekadar bukit.Matanya beralih ke Tian Wu, yang kini berdiri dalam wujud aslinya—seekor kura-kura raksasa dengan tempurung sekeras baja dan mata yang berkilat seperti permata hitam.'Jadi, semalaman aku beristirahat di punggungnya?'Xuan Li mendecakkan lidah, setengah kagum, setengah terkejut."Ubah wujudmu," perintahnya dengan suara datar. "Aku tidak mau menarik perhatian dengan berjalan bersama makhluk sebesar gunung."Tian Wu menundukkan kepalanya sedikit, tak b
Semakin Xuan Li mendekati Kolam Yin dan Yang, tekanan energi yang menyelimuti sekitarnya semakin besar. Seperti dua kekuatan berlawanan yang terus bertarung, energi Yin yang membekukan dan energi Yang yang membakar berkumpul dalam harmoni yang nyaris tak masuk akal.Udara di sekelilingnya terasa berat, seakan setiap tarikan napas menjadi ujian ketahanan. Gelombang energi yang bercampur ini bukan sekadar menekan tubuh, tetapi juga menembus hingga ke sumsum tulangnya, seolah hendak mencabik-cabik keseimbangan dalam dirinya."Pantas saja Tian Wu tidak berani mencobanya."Gumaman itu keluar tanpa sadar dari bibirnya. Xuan Li bisa merasakan betapa tempat ini bukan sekadar kolam biasa, ini adalah pengujian mutlak bagi siapa pun yang mencoba memasukinya. Jika tubuhnya bukan tubuh giok yang unik, mungkin ia sudah hancur berkeping-keping hanya karena tekanan ini.Tanpa ragu, ia menanggalkan pakaiannya. Tidak ada tempat bagi keraguan dalam kultivasi.Ia melangkah ke dalam kolam yang tampaknya d
Yan Yue berdiri diam di dalam kamarnya, tatapannya tajam, tetapi pikirannya berkecamuk. Gelombang samar dari segel pelacak yang ia tinggalkan pada Xuan Li terus bergetar, menimbulkan sensasi aneh di dalam lautan kesadarannya.Biasanya, ia tidak akan terlalu peduli. Tetapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda.Perasaan tidak nyaman yang mengganggu.Tanpa ragu lagi, ia mengangkat tangannya dan merapalkan teknik Retakan Formasi Kekosongan. Ruang di hadapannya terbelah, menciptakan celah dimensi yang berputar perlahan. Dengan satu langkah, ia menghilang.Saat Yan Yue keluar dari retakan ruang, pemandangan di depannya membuatnya tertegun.Kolam Yin dan Yang.“Jadi tempat ini benar-benar ada…” bisiknya.Legenda tentang kolam ini telah ia dengar sejak lama. Sebuah tempat di mana dua kekuatan berlawanan bersatu dalam harmoni yang tak masuk akal. Energi Yin yang dingin menusuk tulang dan energi Yang yang membakar seakan menciptakan medan yang mematikan.Yan Yue menajamkan tatapannya, mengamati p
Napas Xuan Li belum sepenuhnya stabil setelah pertarungan dan penyelamatan di tempat itu. Tapi pikirannya tetap tajam. Tanpa banyak membuang waktu, ia duduk bersila dan menarik napas dalam.Kesadarannya menyentuh tubuh tiruannya yang masih berada jauh di Kota Awan Surga.Dalam satu hembusan napas, jiwa tiruan itu luruh kembali ke tubuh utamanya. Ingatan dan pengalaman sebagai tabib di kota itu, penyembuhan, interaksi dengan pasien, dan observasi spiritual, mengalir deras ke dalam benaknya. Tubuhnya sedikit bergetar karena beban integrasi, tapi tidak berlangsung lama.“Selesai,” bisiknya.Xuan Li melompat ke udara, melesat seperti bayangan di antara angin senja. Arah tujuannya jelas, yaitu ke Paviliun Gunung Sunyi. Tempat tinggalnya yang sunyi dan tersembunyi, jauh dari hiruk-pikuk dunia. Tempat di mana ia bisa merenung dan menata ulang pikirannya.Namun, saat baru melewati puncak ketiga di barisan gunung utara, langit tiba-tiba terbelah.Sebuah celah hitam seperti luka muncul di angka
Sudah lima hari berlalu sejak Xuan Li membersihkan desa pertama. Dari satu tempat ke tempat lain, ia menegakkan formasi, memurnikan jiwa, dan menebas makhluk terinfeksi. Tanpa istirahat. Tanpa tidur.Selesai mengaktifkan segel terakhir, Xuan Li berbalik dan terbang menjauh tanpa sepatah kata. Wajahnya pucat, sorot matanya tajam tapi mulai melemah."Aku tidak bisa... lanjut dengan keadaan seperti ini."Ia memilih tempat sunyi di tengah hutan yang tidak padat spiritualitasnya, hanya karena ia terlalu lelah untuk berpindah ke tempat yang lebih baik. Ia turun, berjalan beberapa langkah, lalu membiarkan tubuhnya rebah di tanah berumput."Aku hanya perlu beristirahat... beberapa saat saja."Ia menarik napas perlahan, menyerap energi spiritual di sekitarnya. Namun ia tidak sadar, rerumputan dan bunga-bunga liar yang tumbuh di sekitar area itu ternyata mengandung zat hipnosis alami. Senyawa tidur dari akar Halitus Layu, tumbuhan langka yang hanya tumbuh di tanah bekas medan perang.Kesadarann
Xuan Li terbang melewati desa yang sebelumnya telah ia selamatkan. Di bawah sana, sisa-sisa kekacauan telah tertata. Penduduk tampak mulai menata kembali kehidupan mereka. Tapi Xuan Li tidak berhenti. Pandangannya tajam, tubuhnya terus melesat seperti panah perak yang ditembakkan dari langit."Masih ada satu titik lagi... sumber racunnya belum lenyap."Ia menembus awan, mengubah arah ke selatan. Sesuatu di udara membuat meridiannya berdenyut. Energi gelap dan bau racun sihir dari ras iblis alam luar menghantam penciumannya seperti darah basi yang membusuk di medan perang.Beberapa saat kemudian, sebuah desa lain tampak dari kejauhan.Begitu mendekat, wajah Xuan Li mengeras."Celaka," gumamnya pelan. "Aku terlambat setengah langkah."Tanah desa itu sudah terkontaminasi. Kabut hitam tipis menyelimuti rumah-rumah, menetes dari atap seperti embun beracun. Langkah-langkah berat terdengar pelan, berderak, menggores tanah. Penduduk desa itu telah berubah. Kulit mereka pucat membiru, mata k
Sepuluh jarum emas menembus udara, menyambar cepat ke arah kabut hitam dan tangan-tangan tipis yang menjulur dari bejana sihir.Suara meletus terdengar ketika jarum-jarum itu menancap dan meledakkan tangan-tangan tersebut, membuatnya mengempis dan terurai menjadi asap. Namun kabut tak berhenti. Dari kegelapan itu, lebih banyak tangan muncul, seperti tidak ada habisnya. Mereka berdesakan, melengkung, dan menggeliat seperti akar pohon yang kelaparan.Xuan Li menyipitkan mata. "Makhluk ini bukan sekadar hasil sihir biasa."Ia mengangkat tangan kirinya lagi, tapi tidak lagi menggunakan teknik permukaan. Energi dari dantiannya mulai berputar. Saluran spiritual di tubuhnya menyala satu per satu, dan kekuatan murni dari lapisan terdalam mulai terkumpul.Namun begitu energi itu menyentuh kabut, ia tahu, ini tetap tidak cukup.Kabut itu menyedot kekuatan spiritualnya, memutar dan membaliknya. Aura racun yang menguar dari bejana bukan sekadar racun. Ada sesuatu yang lain, sebuah kehendak gel
Kabut beracun perlahan memudar dari medan ledakan sebelumnya, namun pikiran Xuan Li tak sepenuhnya berada di sana. Dalam diam, ia berdiri di antara sisa-sisa spiritual yang nyaris tak tercium. Ia teringat Kota Awan Surga, tempat di mana puluhan pasien masih menunggu pertolongannya.Wajah-wajah mereka terlintas dalam benaknya. Anak-anak yang tubuhnya menggigil karena demam, orang-orang tua yang tak bisa lagi berdiri, dan para gelandang yang hanya bisa memohon dengan tatapan putus asa. Ia telah berjanji untuk kembali. Namun racun ini juga bukan sesuatu yang bisa diabaikan.Jika ini memang bagian dari rencana besar alam luar, maka menundanya bisa berarti bencana yang lebih luas. Tapi jika ia pergi sekarang, tanpa menyelesaikan pengobatan di kota, maka orang-orang itu bisa mati jika ia terlambat untuk menanganinya.Xuan Li mengepalkan tangan.“Tidak ada waktu untuk memilih. Maka aku harus berjalan di dua jalan sekaligus.”Ia duduk bersila. Udara di sekitarnya mulai bergetar ketika ia men
Xuan Li pergi ke tepi sungai yang tercemar. Udara di sekelilingnya masih mengandung jejak racun, samar namun nyata. Ia membuka matanya perlahan, jari-jarinya menyentuh tanah yang telah ia beri segel pelacak.Butiran air sungai diambilnya ke dalam cawan giok kecil. Ia mengamati cairan itu, baunya logam, pekat, dan dingin. Tapi lebih dari itu, ada sesuatu yang lain. Energi asing yang bersembunyi di balik racun tersebut. Aura samar, seolah sihir yang dikaburkan dengan sengaja.“Ini bukan sekadar racun biasa,” gumamnya. “Ada tangan lain yang ikut campur… bukan manusia biasa.”Ia menggores telapak tangannya. Setetes darahnya jatuh ke dalam cawan. Cairan dalam cawan bergolak, lalu bersinar redup. Darah Xuan Li memang mengandung zat anti racun alami, warisan tubuh uniknya. Tetapi kali ini, ia bukan sedang menyembuhkan, ia sedang melacak.Segel spiritual terbentuk di atas cawan. Tali energi tipis melesat dari cairan, melayang di udara dan berputar seperti kabut tipis, lalu mengarah ke satu ti
Langit Kota Awan Surga belum sepenuhnya terang saat Xuan Li melangkah masuk ke balai pengobatan miliknya. Pintu kayu dibiarkan terbuka, dan aroma ramuan herbal yang tersimpan di dalam toples-toples kaca menyeruak keluar menyambutnya. Di depan ruangan utama, puluhan orang sudah duduk bersila, sebagian tergeletak, sebagian menggigil, dan sebagian lagi hanya memejamkan mata menahan sakit.Beberapa dari mereka telah menunggu selama berhari-hari. Beberapa hampir tidak bisa duduk tegak lagi. Begitu Xuan Li muncul, wajah mereka seolah kembali bersinar, seakan harapan yang mulai pudar kini menyala kembali.Tanpa membuang waktu, Xuan Li berjalan menyusuri barisan. Tatapannya tajam menilai kondisi setiap pasien. Ia menunjuk beberapa orang yang kondisinya tidak terlalu parah. "Kalian tunggu. Yang lainnya, baringkan mereka di dalam. Aku akan mulai dari yang kritis."Tak ada yang berani membantah. Para pembantu balai segera bergerak. Dalam waktu singkat, suara erangan, batuk, dan desah rasa sak
Pagi itu, kabut tipis masih menyelimuti Paviliun Gunung Sunyi saat Xuan Li berdiri di pelataran utama. Di hadapannya, para penghuni paviliun telah berkumpul. Wajah-wajah serius menatap ke arahnya, menunggu perintah."Mulai hari ini," suara Xuan Li tenang namun membawa tekanan, "Tabib Hantu Wu adalah guru besar kita. Keberadaannya di tempat ini adalah rahasia mutlak. Siapa pun yang membocorkan, baik sengaja maupun tidak, akan aku anggap sebagai pengkhianat."Tak ada suara yang membalas. Xuan Li melanjutkan:"Kegiatan di Paviliun Gunung Sunyi adalah urusan dalam. Segala transaksi, latihan, atau pertemuan yang terjadi di sini tidak boleh diketahui dunia luar."Satu per satu, para penghuni berlutut. Tangan mereka mengepal di dada, sikap bersumpah."Kami bersumpah demi hidup dan kehormatan kami," ujar mereka serempak.Sumpah itu bukan sekadar karena takut atau patuh. Mereka tahu Xuan Li bukan tokoh biasa. Bukan pula sekadar pemilik tubuh giok atau tabib jenius. Dunia luar adalah tempat ya
Tabib Hantu Wu menatap tajam ke arah Xuan Li, matanya menyipit seolah mencoba menembus lapisan terdalam jiwa muridnya. Ia menghela napas panjang. "Ada sesuatu yang tidak biasa dalam tubuhmu," gumamnya pelan. "Aku bisa merasakannya sejak tadi."Xuan Li tidak segera menjawab."Aura itu... ini bukan sekadar Tubuh Giok. Kau membawa jejak kekuatan yang lebih kuno," lanjut Tabib Hantu Wu. "Kekuatan yang bahkan melampaui pemahaman manusia biasa. Seolah-olah... aura dewa kuno melekat padamu."Xuan Li menoleh perlahan. “Guru, apa kau tahu... dari mana asal sebenarnya Tubuh Giok itu?”Tabib Hantu Wu terdiam sesaat. Ia mengusap janggutnya, mengingat kembali lembaran-lembaran pengetahuan lama yang pernah ia baca. “Dulu, saat aku masih muda, aku pernah mendengar satu kisah,” katanya lirih. “Satu legenda yang tak pernah diceritakan dalam kitab manapun.”Ia melanjutkan dengan suara rendah. “Tubuh Giok bukanlah anugerah. Itu adalah kutukan yang lahir dari tubuh iblis agung yang jatuh ribuan tahun