“Dia sangat terampil. Jika kau bisa menjadikannya orangmu, dia pasti bisa membantumu,” saran Qiao Li Ying. “Benar juga.” Bai Ruyu sepemikiran dengan Qiao Li Ying. Kemudian, dari atas menara dia berteriak lantang, “cepat tangkap mereka!” titahnya. Sepontan para tentara melancarkan serangannya. Mereka mengepung Hua Rong dan Qiao Zhi Jing dengan senjata. Pada detik itu, Hua Rong mengambil kesempatan merebut pedang di tangan Qiao Zhi Jing tatkala fokusnya teralihkan. Hua Rong akhirnya berhasil menghentikan tindakan bunuh diri yang ingin dilakukan Qiao Zhi Jing. Namun, semua itu belum berakhir tatkala para tentara mengepungnya seraya melancarkan serangan dari berbagai arah. CRING!CRING!CRING!BUAKK!Suara pedang beradu. Serangan pukulan dan tendangan kian bergilirian menargetkan Hua Rong dan Qiao Zhi Jing. SREKK … “A-Jing, hati-hati … Aarrrggh!” erangnya kesakitan tatkala tebasan berhasil merobek kulit punggung dan mengoyak dagingnya. “Hua Rong!” Qiao Zhi Jing membeku di
“Pangeran Kedua, apa sekarang Anda sedang memberontak?” Tuduhan tak berdasar sepontan dilemparkan kepada Bai Wuxin. “Apa yang sedang kalian lakukan sekarang?!” balas Bai Wuxin. Ia sangat geram dan marah tatkala mendapati tragedi yang seharusnya tidak terjadi. “Bai Wuxin, bukankah seharusnya kau menjaga perbatasan? Kenapa kau datang ramai-rami membawa pasukan? Apa benar, kau memang ingin memberontak? Tampaknya, kau tidak sabar merebut kursi singgasana yang baru saja kududuki. Apa kau tidak terima? Merasa tidak adil?” timpal Bai Ruyu yang berjalan mengikis jarak menghampiri Bai Ruyu. Kemudian, Bai Ruyu menghentikan langkahnya di jarak sekitar 5 meter. “Kakak Pertama, tidak … haruskah sekarang aku memanggilmu Kaisar?” balas Bai Wuxin. Sebisa mungkin menahan emosinya, namun genggaman erat tangannya yang mengepal tak dapat membohongi. “Lancang! Pangeran Kedua, kau harus segera memberi hormat kepada Kaisar!” sergah sang hakim yang berdiri membela Bai Ruyu. Tampaknya, semua orang di
"Apa dia tidak bisa diselematkan?" tanya Qiao Li Ying kepada seorang tabib yang ditugaskan untuk mengobati Hua Rong."Lukanya cukup parah dan juga dia telah kehabisan banyak darah. Sungguh keajaiban dia bisa bertahan hidup hingga saat ini. Saya sudah mengobati luka luarnya, tapi masalah dia bisa sadar ... saya tidak bisa banyak berharap," jelas sang tabib.Setelah mengobati luka Hua Rong, sang tabib kerajaan pun pamit berlalu pergi saat tak ada hal lain lagi yang ingin ditanyakan oleh Qiao Li Ying. Ternyata takdir masih mempertahankan nyawa Hua Rong. Setelah luka parah yang dia dapatkan akibat insiden sehari yang lalu, sampai kini Hua Rong masih bertahan hidup."Pertahanan tubuhnya cukup kuat. Jika dia berhasil selamat, maka dia pasti akan sangat berguna ... ." Qiao Li Ying menjeda ucapannya beberapa saat, lalu melanjutkannya, "untuk menjadi kelinci percobaanku," lanjutnya.PROK!PROK!PROK!Ucapan Qiao Li Ying disahut tepukan tangan meriah dari arah pintu. Seorang pria tersenyum tipi
"Bai Wuxin, kenapa kau yang ada di sini? lalu ke mana Hua Rong? Aaarrggh!" Seketika Qiao Zhi Jing mengerang kesakitan sembari memegangi kepalanya. 'A-Jing, aku berhasil melindungimu. Hiduplah dengan baik.' Penggalan ingatan terlintas dalam memori ingatan Qiao Zhi Jing.Gambaran Hua Rong yang terluka parah dalam pangkuan Qiao Zhi Jing, terpampang jelas sontak menghenyakkan. Qiao Zhi Jing mematung dengan tatapan mata kosong tatkala mengingat kejadian yang seperti mimpi, namun terlalu nyata."Tidak ... ini tidak benar. Semua ini pasti mimpi. Keluargaku pasti masih hidup. Bai Wuxin, cepat katakan! apa yang terjadi dengan keluargaku?" desak Qiao Zhi Jing. Dia menatap dengan sorot netra tajam dan tak sabar menunggu jawaban Bai Wuxin."Qiao Zhi Jing, kau pasti masih ling lung karena baru saja tersadar. Beristirahatlah. Kalau begitu, aku akan ... ." Bai Wuxin sengaja menghindari percakapan, namun Qiao Zhi Jing dengan sigap mencekal pergelangan tangan Bai Wuxin untuk mencegahnya pergi."Aku i
"Aku tidak akan menyerang lagi ... asalkan kau melepaskannya. Kalian juga bisa membawaku." Bai Wuxin tawar menawar kepada si pembunuh bayaran itu."Baiklah. Kalau begitu, aku akan melepaskannya," balas sang pembunuh bayaran.Perlahan Bai Ruyu menaruh tongkat kayu ke tanah. Pada detik itu, sang pembunuh bayaran sengaja mengingkar janji. Hampir saja pembunuh bayaran itu berhasil menggorok leher Qiao Zhi Jing jika dirinya tidak lebih cerdas mengalahkannya. Tanpa ragu dan tanggung-tanggung, Qiao Zhi Jing pun tanpa ampun meremas kejantanan milik sang pembunuh bayaran hingga membuatnya mengerang kesakitan dan reflek melepaskan Qiao Zhi Jing dari kungkungannya.Bukan hanya Qiao Zhi Jing saja yang melancarkan aksi berani, Bai Wuxin pun turut melancarkan aksi tersendiri. Menaruh tongkat hanya sandiwara, tujuan yang ingin dilakukan Bai Wuxin sebenarnya yaitu meraup pasir debu dan melemparkan ke mata para pembunuh bayaran itu. Pada detik itu, kesempatan Bai Wuxin merebut pedang milik pembunuh ba
Setiap singgah di beberapa tempat, Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing harus mengalami sedikit rintangan ketika para petugas pemerintah telah disebarluaskan untuk menangkap mereka berdua. Beruntungnya, tidak sedikit orang yang berpihak kepada mereka dan senantiasa membantu perjalanan mereka. Hingga akhirnya, mereka dipertemukan dengan Ling Yi dan beberapa pasukan Elang Hitam yang berhasil melahirkan diri dari Ibu Kota."Ling Yi?" Satu nama terlontar dari mulut Bai Wuxin ketika mereka tak sengaja berpapasan di jalan."Pangeran Kedua, Nona ... kebetulan sekali kita bertemu seperti ini. Apa kalian baik-baik saja?" tanya Ling Yi dengan ekspresi wajah khawatir."Bukan masalah besar. Kami baik-baik saja," sahut Qiao Zhi Jing yang lebih dulu mendahului Bai Wuxin yang hendak angkat bicara untuk menjawab."Itu ... leher Anda ...," tunjuk Ling Yi ke arah leher Qiao Zhi Jing yang terbalut kain."Ini ... bukan apa-apa. Hanya goresan kecil. Bai Wuxin sudah membantuku mengobatinya," tutur Qiao Zhi Jing."
"Aku hanya penasaran. Pertunjukan sebagus ini, sayang sekali jika harus dilewatkan," celetuk Bai Ruyu. "Kenapa berhenti? lanjutkan saja," sambungnya.Bukannya melanjutkan, Qiao Li Ying justru menaruk cambuk berduri ke tempat semula. Lalu, dia angkat bicara, "Kau benar. Dia baru saja siuman setelah berperang dengan maut. Jika aku melanjutkannya lagi, mungkin dia bisa mati lebih cepat. Perlahan saja. Masih banyak waktu," ujarnya."Apa sekarang, kau sedang berbelas kasihan?" selidiknya."Aku? untuk apa? dia hanyalah kelinci percobaan. Hanya ... aku tidak ingin kehilangan satu-satunya objek percobaan," paparnya."Benarkah? bahkan setelah dia meludahi wajahmu?" ejek Bai Ruyu.Sorot mata Qiao Li Ying sepontan menajam tatkala melirik wajah Bai Ruyu. Namun, ia tetap berusaha menahan emosinya."Oleh karena itu, aku tidak akan membiarkannya mati dengan mudah," cetus Qiao Li Ying.***[Pavilium Feng Xi]Tampak seorang pemuda yang tengah berlutut di depan pavilium sembari mengangkat pedang di tel
DUAARRR!!!Bunyi suara ledakan yang begitu lantang hingga terasa mengguncang tanah tempat berpijak. Suara tersebut berasal dari arah kamp militer yang berjarak setengah kilometer dari tempat Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing dengan para rekannya. “Gawat! Sesuatu pasti terjadi,” duga Bai Wuxin, “Qiao Zhi Jing, pegangan erat. Jangan sampai jatuh. Jika kau jatuh, aku akan langsung meninggalkanmu.” Di saat genting, Bai Wuxin masih sempat-sempatnya melontarkan candaan yang terkesan tidak lucu sedikit pun.JIAH!JIAH!JIAH!Bai Wuxin memacu kudanya lebih cepat dari sebelumnya. Kuda berlari begitu kencang, sepontan membuat Qiao Zhi Jing semakin mempererat dekapannya. Berbeda dengan Hua Rong yang memposisikan Qiao Zhi Jing di depan, sedangkan posisi duduk Qiao Zhi Jing yakni di belakang Bai Wuxin. Jarak setengah kilometer berhasil dikikis dalam waktu hanya sekitar 15 menit. Dan ternyata, sesuai dengan dugaan Bai Wuxin. Sesuatu telah terjadi di kamp militer. Tak disangka, ternyata dalam kam