Selang beberapa hari kemudian, Kaisar Bai tiba-tiba jatuh sakit. Penyakit yang diderita Kaisar Bai cukup aneh. Penyakit yang diidapnya membuat Kaisar Bai seperti mayat hidup. Kaisar Bai hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang, sedangkan kelima inderanya telah mati rasa. Indera penglihatan, indra pendengaran, indera penciuman, indera pengecam, dan indera perabanya benar-benar telah mati rasa, termasuk tubuhnya kaku seperti orang lumpuh. Kaisar Bai hanya bisa terbaring di atas ranjang dengan kondisi tidak berdaya."Bagaimana kondisi ayahanda sekarang?" tanya Bai Ruyu kepada Kasim Tang yang senantiasa menjaga Kaisar di sampingnya.Kasim Tang pun menjawab, "Seperti yang Anda lihat, Kaisar sudah menjadi seperti ini," lirihnya. Tidak tega melihat nasib Kaisar Bai yang patut dikasihani. Bagaimana pun, selama ini Kasim Tang yang selalu berada di sisi Kaisar Bai. Dia adalah orang terdekatnya, dibandingkan keluarga sendiri. Begitupula Kasim Tang, jauh di dalam lubuk hatinya telah menganggap
Dua hari lalu sebelum Kaisar Bai jatuh sakit ...."Apa? kau ingin menyerahkanku kepada Ayahmu? Pangeran Pertama, apa kau bercanda?" Qiao Li Ying sontak terhenyak tatkala Bai Ruyu memerintahkannya untuk menjadi pelayan tidur Kaisar Bai."Aku tidak pernah bercanda dengan perkataanku. Qiao Li Ying, percayalah ... hanya kau satu-satunya wanita yang kucintai di dunia ini. Aku rela melakukan apa pun demi kebahagiaan kita di masa depan. Lalu, apa kau rela melakukan sesuatu demi masa depan kita?" rayu Bai Ruyu dengan ucapan cinta termanisnya.Sungguh tidak salah bahwa kelemahan wanita terletak pada pendengarannya. Hanya mendengar kata cinta dari seorang pria yang dicintainya, itu saja sudah membuat Qiao Li Ying bahagia dan percaya tanpa syarat. Apa lagi ketika Bai Ruyu meraih lengan Qiao Li Ying dan mencium punggung tangannya dengan lembut. "Demi masa depan kita ... apa maksudmu? aku sama sekali tidak mengerti. Jika kau memang mencintaiku, kenapa kau ingin menyerahkanku kepada Kaisar?" ulikn
"Para manusia bodoh itu tidak akan bisa menyadarinya," gumam Qiao Li Ying disertai seringaian tipis berbentuk bulan sabit.Di dalam kamar Bai Ruyu, tampak Qiao Li Ying yang tengah menanti kedatangannya. Dia bahkan rela menunggu lebih lama hingga Bai Ruyu kembali. Manakala Bai Ruyu mengunjungi Kaisar Bai yang telah jatuh sakit keras akibat racun yang diberikan oleh Qiao Li Ying.Tentu saja, sulit bagi orang lain untuk menyelidiki penyebab Kaisar Bai jatuh sakit, hingga kelima inderanya mati rasa. Untuk kasus ini, Qiao Li Ying sangat gembira dengan hasil eksperiman yang sesuai dengan ekpektasinya. Dia sangat bangga terhadap dirinya sendiri karena telah berhasil meracik racun yang luar biasa.Racun netral yang tidak seperti racun. Sebelum melakukan hubungan intim dengan Kaisar Bai, Qiao Li Ying sempat mengoleskan minyak wangi di lehernya. Minyak wangi itu tercium segar hingga mengundang syahwat siapa pun yang mencium. Kaisar Bai begitu terlena tatkala mengendus aroma tubuh Qiao Li Ying y
"Untuk apa ini?" tanya Qiao Zhi Jing, heran kala Hua Rong tiba-tiba memasangkan topi jerami dengan penutup kain di atas kepalanya."A-Jing, sekarang kau adalah buronan yang melarikan diri. Kutebak, lukisan wajahmu telah disebarluaskan di seluruh Negara ini," terang Hua Rong."Emm ... ." Qiao Zhi Jing hanya mengangguk-anggukkan kepalanya."Baiklah. Ayo kita berangkat," himbaunya.Dengan sigap Hua Rong menaiki kuda, lalu mengulurkan lengannya kepada Qiao Zhi Jing. Tanpa pikir panjang, Qiao Zhi Jing langsung meraih lengan Hua Rong. Namun, seketika dia dikejutkan tatkala Hua Rong memposisikannya di depan, padahal ia mengira jika dia akan duduk di belakang.Qiao Zhi Jing merasakan perasaan canggung mendapati dirinya dengan posisi diapit oleh kedua lengan Hua Rong yang mengendalikan pacu kuda. Sedangkan Hua Rong di belakangnya reflek melukis senyum bahagia dengan posisi mereka saat ini.JIAH!JIAH!JIAH!***"Jendral Qiao melakukan dosa besar karena mengkhianati Negara dan bekerjasama denga
"BERHENTI!" Seseorang berteriak dengan lantang demi menghentikan aksi eksekusi seluruh Keluarga Qiao. "BERHENTI! JANGAN!!!" cegahnya. Sayangnya, usahanya sia-sia. Ia terlambat selangkah. Tidak, dia sangat terlambat karena seluruh Keluarga Qiao telah dieksekusi tanpa menyisakan seorang pun nyawa. Bahkan, cipratan darah memercik menodai wajahnya.Pupuslah harapannya. Ia sangat syok dan tertekan melihat penampakan yang berusaha dicegahnya, dan kini berakhir sia-sia. Mimbar dipenuhi genangan darah Keluarga Jendral Qiao. Perlahan mengalir membanjiri tanah daratan."Tidak!!!" Tubuhnya meluruh. Seluruh sendinya melemah dan tak dapat menopang tubuhnya lagi.Serentak semua yang berada di sana menoleh ke arah sumber suara. Tatapan mereka tertuju kepada sosok wanita yang mengenakan topi jerami dengan kain kelambu yang menutupi wajahnya. Ketika semua mata tertuju ke arahnya, sepontan wanita itu melepaskan topi jerami yang dikenakannya untuk mengekspos wajahnya.Setiap wajah memasang ekspresi berb
"A-ada apa, Yang Mulia?" tanya seorang hakim yang memenuhi panggilan Bai Ruyu."Wanita itu adalah buronan yang bernama Qiao Zhi Jing. Tunggu apa lagi? cepat tangkap dia dan penggal kepalanya," titah Bai Ruyu. Bai Ruyu memerintahkan seorang hakim untuk menangkap Qiao Zhi Jing yang berda di bawah sana."B-baik, Yang Mulia," gagapnya. Tanpa banyak bertanya, sang hakim pun langsung bergegas mengerjakan perintah dari Bai Ruyu."Lancang sekali! Semuanya, tolong dengarkan. Wanita yang kalian lihat di depan ini adalah seorang buronan yang kami cari. Dia adalah putri Jedral Qiao si pengkhianat. Wanita ini adalah Qiao Zhi Jing," ungkap sang hakim. "Dia adalah Qiao Zhi Jing si wanita kejam itu? bagus sekali. Akhirnya dia menyerahkan diri. Tunggu apa lagi? cepat bunuh dia!""Bunuh dia!""Penggal kepalanya!""Bunuh dia!""Bunuh dia!" "Pengkhianat hina!""Mati saja kau!"Gemuruh suara rakyat mencaci dan mencela Qiao Zhi Jing. Tuduhan tak berdasar mengecamnya. Satu dunia menghakiminya dan berharap
“Apa? Kaisar jatuh sakit dan Pangeran Pertama telah naik takhta?”Kabar dari Ibu Kota tentang pergantian Kaisar sengaja disebarluaskan hingga ke kamp militer pertahanan tempat Bai Wuxin ditugaskan. Berita tentang Kaisar Bai yang jatuh sakit, lalu digantikan oleh Bai Ruyu yang langsung naik takhta telah sampai ke telinga Bai Wuxin. Sekitar 2 hari sebelum memasuki Ibu Kota, Hua Rong sempat mengirimkan surat menggunakan merpati pos. Isi surat itu menuliskan bahwa dia dengan Qiao Zhi Jing akan kembali ke Ibu Kota untuk menegakkan keadilan untuk keluarganya yang telah difitnah secara tidak adil. Ketika surat telah sampai ke tangan Bai Wuxin, pada saat itu juga instingnya mengatakan bahwa perjalanan Hua Rong dan Qiao Zhi Jing akan sangat berbahaya. “Jika benar Bai Ruyu sekarang menjadi Kaisar, maka Qiao Zhi Jing … dia pasti dalam bahaya,” tebak Bai Wuxin. Ia tak bisa tinggal diam karena mengkhawatirkan alur yang jika rencana mereka gagal. “Maksud Anda, Nona kami telah masuk ke Ibu Ko
“Dia sangat terampil. Jika kau bisa menjadikannya orangmu, dia pasti bisa membantumu,” saran Qiao Li Ying. “Benar juga.” Bai Ruyu sepemikiran dengan Qiao Li Ying. Kemudian, dari atas menara dia berteriak lantang, “cepat tangkap mereka!” titahnya. Sepontan para tentara melancarkan serangannya. Mereka mengepung Hua Rong dan Qiao Zhi Jing dengan senjata. Pada detik itu, Hua Rong mengambil kesempatan merebut pedang di tangan Qiao Zhi Jing tatkala fokusnya teralihkan. Hua Rong akhirnya berhasil menghentikan tindakan bunuh diri yang ingin dilakukan Qiao Zhi Jing. Namun, semua itu belum berakhir tatkala para tentara mengepungnya seraya melancarkan serangan dari berbagai arah. CRING!CRING!CRING!BUAKK!Suara pedang beradu. Serangan pukulan dan tendangan kian bergilirian menargetkan Hua Rong dan Qiao Zhi Jing. SREKK … “A-Jing, hati-hati … Aarrrggh!” erangnya kesakitan tatkala tebasan berhasil merobek kulit punggung dan mengoyak dagingnya. “Hua Rong!” Qiao Zhi Jing membeku di