Share

Part 12: LDR?

Penulis: Ven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 13: Tentang Eza

    “Dia sudah banyak terluka sejak kecil.” Bayu menyelesaikan kalimatnya. “Mamanya pergi meninggalkan dia dan Papanya untuk laki-laki lain, sementara Papanya harus terpuruk selama bertahun-tahun dan tak jarang melampiaskan amarah kepadanya.”“Baik verbal maupun fisik, dia menerima semuanya. Dia menerima amukan yang Papanya layangkan untuk Mamanya, dia menerima pukulan yang tak seharusnya dia terima. Dia sudah menderita sejak kecil. Tapi ... akhir-akhir ini sepertinya dia bahagia.”

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 14: Story Gea

    Lima bulan kemudian ...“Iya, iya. Ini aku lagi makan, kok! Kamu juga jangan lupa makan, ya!”Zia sibuk menuangkan bubuk oat ke dalam mangkuk, kemudian menyeduhnya dengan segelas air susu hangat. Ia mengaduk perlahan isi dalam mangkuk tersebut, sementara ia mengapitkan ponselnya di antara bahu kanan dan telinganya.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 15: Pulang Sekarang!

    Ponsel Zia terus berdering sepanjang dia mengerjakan tugas Aljabar Linear Elementar.“Angkat dulu ponselmu Zi, kayaknya bordering terus itu. Siapa tau penting?” ujar Elang kepada Zia.Merasa apa yang diusulkan oleh Elang benar, Zia menganggukkan kepalanya dan menarik ponsel dari atas mejanya. “Aku angkat dulu y

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 1: Maaf

    “Zi ... maaf, Zi. A-aku khilaf, Zi. Maaf, Zi ....”Jejak air mata masih belum kering, kini kembali ditimpa oleh air mata yang terus mengalir di kedua kelopak mata perempuan itu. Di hadapannya—yang enggan untuk dilihatnya, bersimpuh seorang pria yang juga sedang menangis sembari menggenggam jemarinya.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 2: Ksatria Berkuda Putih

    Di dalam kamar miliknya, Zia menangis. Menumpahkan rasa sakit akibat perkataan kedua sahabatnya.Sebenarnya ... tidak ada yang salah dari perkataan Naya dan Gwen. Zia hanya tidak bisa terima bahwa semua yang dikatakan mereka adalah kebenaran.Zia masih ingin terus percaya kepada pemikiran idealisnya bahwa Eza pasti bisa berubah. Dia masih ingin percaya bahwa Eza pasti akan berubah suatu hari

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 3: Namamu ...

    “Jadi ... Zia diselametin sama itu cowok, gitu?” tanya Gwen usai Naya bercerita panjang lebar tentang apa yang terjadi hari ini di ospek.Naya mengangguk-anggukkan kepalanya keras. “Bener! Bener banget! Gwen, pernah ga sih kamu nemuin cowok pemberani yang membelamu di hadapan para senior? Aaaaa! Pokoknya gila deh, heroik paraah!” puji Naya tak habis-habis.“Jadi

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 4: Sekelas!

    “Zia masih waras, kan?” tanya Gwen kepada Naya.Naya mengendikkan kedua bahunya bersamaan. “Entahlah. Kurasa tidak,” jawabnya sekenanya.“Sejak kapan dia jadi seperti itu?”

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 5: Zia Panda

    “Zi? Kok bisa bareng sama si Tapai Busuk?” Naya memincingkan matanya, berusaha untuk mencari tahu.Bukannya menjawab, Zia malah menarik sebelah alisnya. “Kamu ninggalin aku tadi pagi, kenapa?” tanyanya.“Ya maaf, Zi. Tadi kan aku kebelet pipis.” Naya berkilah.

Bab terbaru

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 15: Pulang Sekarang!

    Ponsel Zia terus berdering sepanjang dia mengerjakan tugas Aljabar Linear Elementar.“Angkat dulu ponselmu Zi, kayaknya bordering terus itu. Siapa tau penting?” ujar Elang kepada Zia.Merasa apa yang diusulkan oleh Elang benar, Zia menganggukkan kepalanya dan menarik ponsel dari atas mejanya. “Aku angkat dulu y

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 14: Story Gea

    Lima bulan kemudian ...“Iya, iya. Ini aku lagi makan, kok! Kamu juga jangan lupa makan, ya!”Zia sibuk menuangkan bubuk oat ke dalam mangkuk, kemudian menyeduhnya dengan segelas air susu hangat. Ia mengaduk perlahan isi dalam mangkuk tersebut, sementara ia mengapitkan ponselnya di antara bahu kanan dan telinganya.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 13: Tentang Eza

    “Dia sudah banyak terluka sejak kecil.” Bayu menyelesaikan kalimatnya. “Mamanya pergi meninggalkan dia dan Papanya untuk laki-laki lain, sementara Papanya harus terpuruk selama bertahun-tahun dan tak jarang melampiaskan amarah kepadanya.”“Baik verbal maupun fisik, dia menerima semuanya. Dia menerima amukan yang Papanya layangkan untuk Mamanya, dia menerima pukulan yang tak seharusnya dia terima. Dia sudah menderita sejak kecil. Tapi ... akhir-akhir ini sepertinya dia bahagia.”

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 12: LDR?

    Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 11: Melepas Kutukan Jomblo

    Keduanya terkekeh mendengar ucapan Eza.“Abis ini ada kelas, ga?” tanya Eza.Zia menggelengkan kepalanya. “Ga ada, kan hari ini cuma dua makul aja.”“Oh, ya udah.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 10: Kita Jadian, Nih?

    Zia berhenti mengerjakan kalkulus di hadapannya, menggantinya dengan layar ponsel yang sedang digunakan olehnya.Satu pesan baru dari Eza.E Z A : Zi, lagi sibuk?Zia Anastasya : Ngga, kenapa?

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 9: Ditembak?

    “Ini dia tempatnya.”Motor Eza berhenti tepat di parkiran yang telah dipadati oleh kendaraan roda dua.Zia turun dari jok motor Eza dan melihat tenda di hadapannya, benar-benar ramai dan aroma kuah baksonya terendus hingga tempat dia berdiri.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 8: Pesona Tak Terelakkan!

    Gara-gara botol mineral, malam ini Zia jadi tidak fokus mengerjakan laporan awal fisika dasar, padahal besok jadwal kelasnya praktikum untuk pertama kali.Zia pikir kalau masuk Matematika dia tidak perlu repot-repot bertemu fisika, kimia, dan biologi. Ini malah dia bertemu ketiga makul tersebut di awal perkuliahan sebagai ‘makul kemipaan’ katanya.

  • TOXIC (INDONESIA)   Part 7: Ciuman Tidak Langsung?

    “Dipanggil ama Eza tuh, Zi.” Dengan malas, Zia menoleh ke belakang. “Ada apa?” tanya Zia.Eza berjalan ke arah Zia, kemudian bernegosiasi dengan perempuan yang duduk di sebelah kanan Zia. Setelah perempuan itu pergi, Eza langsung mendaratkan bokongnya ke kursi tersebut. “Semalam aku chat lagi lho, kok ga dibales?” tanya Zia.

DMCA.com Protection Status