Joel mencoba untuk tetap bekerja dengan profesional meskipun penyesalan begitu menjalar di hatinya. Dia merasa hatinya kosong tetapi di masih mengabaikannya. Hari lepas hari, dan sudah seminggu Joel mencoba untuk beradaptasi namun dia tidak bisa menerima kenyataan ini.
Untuk mengusir semua penyesalan itu, Joel mampir di bar dan memesan minuman. Satu gelas, dua gelas, minuman itu belum cukup untuk membuatnya melupakan masalahnya. Akhirnya dia tidak bisa mengendalikan dirinya ketika tangannya terus menuang minuman alkohol ke dalam gelas.
Joel mabuk, dan dia mulai meracau. Bartender yang ada di sana mencoba untuk membantu, dan di waktu yang sama Georgina menghubungi ponsel Joel.
“Teman Anda mabuk berat. Saya yakin dia tidak bisa pulang sendirian,” ucap bartender.
Georgina bergegas mengganti piyamanya menjadi kaos dan celana panjang. Dia mengambil kunci mobilnya dan dia pergi meninggalkan rumahnya.
Sesampainya di bar, Georgina memapah Joel yang lebih tinggi darinya ke mobil. Georgina membiarkan Joel meracau, dan dia menaikkan kecepatan mobilnya.
Huek!
Joel muntah tepat di bawah jok mobil. Georgina merasa dia tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan karena bau alkohol dan muntah begitu menusuk hidungnya. Akhirnya dia mencari hotel yang paling dekat dari sana.
“Saya minta jasa pembersih mobil,” pinta Georgina ketika dia berdiri sambil memapah Joel di depan resepsionis.
“Baik, Nona.”
Seorang staff hotel membantu Gina untuk membawa Joel ke dalam kamar. Sesampainya di sana, staff itu pergi dan Gina melepaskan pakaian Joel. Dia hanya menyisakan celana boxer saja yang menempel di tubuh pria itu. Gina hendak pergi dari ranjang, tetapi tangannya ditangkap oleh Joel.
“Jangan pergi! Aku membutuhkanmu.”
Georgina berbalik dan tanpa dia duga Joel menciumnya dengan kasar. Berpikir jika Joel adalah tunangannya, akhirnya Georgina mau melayani hasrat Joel yang berkobar.
***
Georgina sangat terkejut ketika terbangun dan dia melihat seorang pria yang sangat dikenalnya tidur dengan sangat nyenyak di sampingnya. Georgina menyingkap selimut, dia semakin terkejut saat menemukan tubuh telanjangnya."Apa yang terjadi?" gumam Georgina. Meskipun dia wanita berusia dua puluh enam tahun, dan dia tinggal di negara yang memperbolehkan hubungan intim sebelum menikah, tetapi Georgina masih perawan. Bukan tanpa alasan dia menjaga mahkotanya. Sejak kecil hatinya sudah terpaku pada seseorang dan dia hanya ingin memberikan tubuhnya pada pria tersebut.
"Apakah kami benar-benar melakukannya?" Gina memutar ulang rekaman di kepalanya tentang kejadian tadi malam.
"Ya, Tuhan! Kami benar-benar melakukannya." Georgina menganga dan dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Sekarang aku sudah menjadi miliknya. Aku yakin dia pasti akan menikahiku." Tidak ada penyesalan ketika dia menyerahkan tubuhnya pada pria impiannya.
Georgina melihat ke samping, dia tersenyum melihat wajah damai pria yang sedang terlelap. "Aku tidak menyangka kalau kita akan melakukannya, Joel. Aku sangat mencintaimu, dan sampai kapan pun akan tetap seperti itu."
Georgina memutuskan mandi meskipun dia merasakan nyeri di bagian kewanitaannya. Tepat ketika dia keluar dari kamar mandi, dia melihat Joel bangun dengan ekspresi bingung. Georgina sumringah dan dengan hati senang dia menghampiri Joel. “Kamu sudah bangun?” Matanya berbinar ketika bertanya.
“Apa yang terjadi? Kenapa kita ada di kamar hotel?” Tatapan Joel berbanding terbalik dengan binar kebahagiaan yang ada di mata Georgina.
“Tadi malam kamu muntah di mobil dan aku mencari hotel paling dekat dengan bar. Akhirnya kita bermalam di sini, dan kita—”
“Stop!” Joel menghentikan Georgina dan dia memaksa pikirannya untuk mengingat kembali kejadian tadi malam. Tetapi sialnya, dia hanya mengingat dengan samar. Tadi malam dia hanya memikirkan Chesa saja dan dia berpikir jika Gina adalah Chesa.
“Aku tidak mungkin melakukan itu denganmu, Gina! Jangan berbohong!”
Hanya dalam satu detik senyuman dan binar kebahagiaan di mata Georgina menghilang. Joel menuduhnya berbohong padahal tidak ada yang salah jika mereka melakukan hubungan badan. Mereka telah dijodohkan sejak lama dan jika mereka menemukan waktu yang tepat, mereka pasti akan melangsungkan pernikahan.
“Kamu menuduhku berbohong?” Gina masih mencoba untuk menetralisir kekecewaannya dengan pikiran positif. Mungkin saja Joel terlalu terkejut dan dia tidak bisa berpikir dengan baik.
“Tentu saja kamu berbohong! Sejak dulu kamu yang menginginkan perjodohan ini. Kamu lupa kalau perjanjian kita sewaktu kecil hanya permainan anak-anak. Kamu menganggapnya serius dan sekarang kamu berpikir jika aku benar-benar adalah tunanganmu.”
“Jo, kenapa kamu mengatakan ini setelah kita melakukannya tadi malam? Kamu berjanji akan selalu menjagaku dan menyayangiku. Kenapa kamu menyakitiku, Jo?”
“Aku tidak mungkin melakukannya denganmu, Gina! Aku tidak pernah mencintaimu. Kamu pasti sengaja melakukannya di saat aku sedang mabuk.”
Georgina benar-benar tidak bisa menahan kekecewaannya lagi. Tangannya bergerak dan dia menampar wajah Joel. “Hanya karena wanita itu kamu tega mengatakan semua itu padaku. Kau sangat jahat, Joel. Aku sangat kecewa padamu.” Gina melepaskan handuk di kepalanya, memakai pakaiannya, dan dia menyisir rambutnya yang basah. Tanpa mengatakan apa-apa lagi dia pergi meninggalkan kamar hotel tersebut.
Sementara Joel, dia sedang memikirkan kejadian tadi malam. Dia merutuki dirinya sendiri karena kelalaiannya. Dia memang menyayangi Georgina, tetapi ketika orangtuanya memilih Gina sebagai calon istrinya dia mulai protes. Sejak kecil hidupnya serba diatur dan dia muak ketika pasangan hidupnya pun diatur oleh orangtuanya. Itu sebabnya dia selalu menolak ketika orangtuanya membahas tentang tanggal pertunangannya dengan Georgina.
“Bagaimana mungkin kami bisa menikah? Aku dan Gina sudah bersama sejak kecil. Kami berteman baik dan rasanya tidak mungkin jika kami harus menikah. Kenapa orangtuaku selalu mengatur hidupku? Apa aku tidak berhak untuk menentukan cintaku?
***
Georgina menangis sesenggukan di kamarnya. Dia pikir, setelah mereka bercinta maka semua akan baik-baik saja. Tetapi ternyata Joel tidak mengindahkah apa yang telah mereka lakukan, pria itu justru menuduhnya sebagai pembohong.
Sakit hati menyerang Georgina tetapi dia telah memberikan sesuatu yang dia jaga selama ini kepada Joel. Georgina tidak akan menyerah dengan mudah. Dia harus mendapatkan haknya dan satu-satunya pria yang dia inginkan menjadi suaminya hanya Joel.
Georgina menyeka air matanya, dan dia beranjak dari ranjang. Dia duduk di kursi, menghadap cermin sambil memikirkan langkah apa yang harus dia ambil setelah ini. Georgina mengambil kapas dan cairan pembersih, lalu dia menyeka riasan wajahnya.
“Tidak apa-apa. Joel hanya shock saja karena kejadian tadi malam. Dia tidak mungkin mengecewakanku. Sejak kecil dia selalu melakukan yang terbaik untukku. Aku akan menunggu sampai hatinya benar-benar tenang, setelah itu kami akan berbicara lagi.” Georgina menyemangati diri sendiri, menyangkal jika Joel tidak pernah mencintainya.
Georgina Moore dan Joel Raymond telah berteman sejak kecil karena pertemanan ibu mereka. Ketika masih kecil, mereka berdua sering bermain peran sebagai pasangan pengantin. Saat di sekolah, Joel juga sering melindungi Georgina dari bullyan teman-temannya. Joel berjanji akan selalu menyayanginya, bahkan akan melindunginya sampai mereka tua nanti. Sejak kuliah, Georgina pindah ke Italia karena ayahnya. Orangtuanya berpisah saat usianya masih dua belas tahun, dan saat itu dia lebih memilih untuk tinggal bersama dengan ibunya. Namun, karena keinginan untuk menjadi seorang perancang busana yang hebat, akhirnya dia menerima tawaran sang ayah untuk dikuliahkan di negaranya.Meskipun jarak telah memisahkan Joel dan Georgina, namun mereka masih berteman baik. Tetapi hubungan mereka mulai menjauh ketika orangtua Joel menginginkan Gina sebagai menantunya. Kala itu Georgina merasa sangat senang, berbanding terbalik dengan Joel. Joel merasa tertekan, berpikir jika orangtuanya sangat egois
Satu jam kemudian Joel tiba di restoran, dan dia mendesah ketika melihat Georgina sudah ada di sana. Joel menarik kursi dan dia duduk berhadapan dengan Gina. “Ada apa?” dia bertanya tanpa basa basi, seolah-olah bertemu dengan Gina hanya akan membuang waktu berharganya.“Duduklah sebentar!” balas Gina, masih mencoba kuat meski dia sakit karena sikap dingin Joel. Joel mendesah ketika dia duduk, dan dia menatap Gina dengan sorot mata dingin. “Aku tidak akan mau berbicara jika kamu masih menginginkan pernikahan dariku. Aku sudah mencintai wanita lain dan aku tidak mungkin menikah denganmu. Aku menyukaimu tapi bukan berarti aku harus menikah denganmu. Aku menganggapmu sebagai saudara karena kita sudah berteman sejak kecil.”Deg!Hati Georgina patah lagi sebelum dia memberi tahu kehamilannya. Awalnya dia ingin memberi tahu Joel tentang kehamilannya tetapi mendadak dia ragu.“Cepat katakan, Gina! Aku harus pulang dan memberi tahu orangtuaku tentang pembatalan pertunangan kita. Aku
Joel masuk ke rumah dan dia melihat Diane, ibunya. “Apa kau tahu kalau Gina akan pergi ke Italia?” tanyanya. “Tahu, Ma. Beberapa hari yang lalu Gina sudah memberitahuku.” Joel menjawab dengan ekspresi malas. Sikapnya akhir-akhir ini berubah, dia seperti tidak memiliki gairah untuk melakukan apa pun. “Apa kau tidak mau mengantarnya ke bandara?” Pertanyaan sang ibu membuat Joel terdiam. Dia bahkan tidak sempat memikirkan perasaan wanita itu karena dia sibuk dengan pekerjaannya. “Aku sudah menawarkan tumpangan tapi Gina menolak, Ma. Lagipula dia bukan tunanganku lagi,” jawab Joel. Diane mendesah dan dia melihat putranya. “Mama tahu hubungan kalian sudah berakhir, tapi kau jangan lupa kalau dia adalah temanmu sejak kecil. Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk selama ini. Apa kau akan mengakhiri hubungan kalian dengan cara yang buruk?” “Aku lelah, Ma. Aku mau tidur sekarang.” Joel menghindari percakapan dengan Diane. Dia sedang dalam mood yang buruk, dan dia tidak i
Mendapatkan dukungan dari orangtuanya membuat Georgina yakin untuk tinggal di rumah besar Darren. Meskipun sebenarnya dia lebih nyaman tinggal seorang diri di unit apartemennya namun setelah berpikir lagi akhirnya dia setuju. Paling tidak sampai anaknya lahir. Gina pasti membutuhkan mereka. Dia masih buta tentang kehidupan wanita hamil, apalagi tidak ada pasangan yang akan mendampinginya.Setelah dua hari tinggal bersama di apartemen, Gina akan mengantar ibunya ke bandara. Brittany akan kembali ke Shadowfall tanpa putrinya.“Nona, Tuan Moore meminta saya untuk mengangkut barang-barang Anda ke rumahnya,” ucap seorang pria. Dia adalah kurir yang ditugaskan Darren untuk memindahkan barang-barang Georgina..“Hanya dua koper dan dua kotak besar saja.” Gina menunjukkan barang-barang yang telah dia letakkan di ruang tamu. Dia hanya membawa barang-barang yang dia perlukan karena setelah anaknya lahir dia pasti akan kembali ke apartemennya.Pria itu memanggil rekannya dan mereka mengam
Dua tahun berlalu, “Mama,” panggil Zion sambil membawa langkah kecilnya untuk menghampiri Georgina yang sedang menyiapkan makanan untuknya. “Iya, sayang. Mama sedang menyiapkan makanan untukmu.” Zion memeluk kaki Gina ketika pengasuhnya datang menghampirinya. Ketika pengasuh itu ingin menggendong Zion, Gina melarangnya. “Biarkan saja, nanny,” ucap Georgina. Ketika makanan Zion sudah siap, dia membungkuk untuk mengambil putranya. “Kamu sangat lapar?” tanyanya sambil mencium pipi gembul Zion. “La-pal,” sahut Zion dan Gina semakin menciumi wajahnya karena tingkahnya begitu menggemaskan. “Baiklah. Sekarang waktunya kita makan.” Gina mendudukkan Zion di kursi bayi, lalu dia mendapatkan makanannya. Zion sudah terbiasa makan sendiri. Menurut Gina, dia akan mempelajari sesuatu ketika melakukannya. Zion tak sengaja menjatuhkan potongan daging di piringnya, dan Gina tersenyum sambil mengusap kepalanya. “Tidak apa-apa, sayang. Kamu tidak sengaja melakukannya jadi mama akan membe
Georgina tampil luar biasa dengan gaun pesta warna biru gemerlap yang menempel di tubuhnya. Bahu dan punggungnya terlihat, dan payudaranya mengintip untuk memberikan kesan seksi dan mempesona.Georgina mencium Zion sebelum dia pergi. “Mama tidak akan lama. Kamu bersama nanny di rumah, oke?”Zion melingkarkan tangan mungilnya di leher Gina dan mengangguk. “Boleh es krim?” anak berusia dua tahun itu meminta izin sebelum ibunya pergi.“Boleh, tapi tidak banyak.”“Oke, Mama.” Zion mencium pipi Georgina. Zion adalah kekuatan bagi Georgina untuk bertahan sampai sekarang. Gina rela bekerja keras dan mengumpulkan banyak uang demi masa depan Zion. Dia tidak mau bergantung kepada siapa pun, itu sebabnya dia ingin mengembangkan butiknya agar dikenal lebih banyak orang.Georgina turun menggunakan lift ketika Gabriel sudah menunggunya di depan. Georgina tersenyum ketika Gabriel membuka pintu mobil untuknya. “Kamu tampak luar biasa, Gina. Kamu sangat cantik,” puji Gabriel sebelum Geor
“Gina!”panggilan itu melambai di telinga Georgina ketika mereka hendak masuk ke dalam mobil. Georgina berbalik dan dia melihat Joel melangkah begitu cepat ke arah mereka.Tulang kaki Georgina goyah ketika Joel semakin dekat. Dia meremas tas di tangannya untuk memastikan pikirannya masih bisa diajak untuk bekerja sama.“Kamu mengenal dia?” Gabriel bertanya ketika dia melihat Joel dan dia mengembalikan tatapannya kepada Gina.“Di-dia hanya salah satu temanku sewaktu masih sekolah. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan teman lama di sini,” jawab Gina. Dia sedang berusaha menyembunyikan semua emosi yang menembus dadanya sekarang.“Oh, dia teman lamamu. Apa kalian dekat?” Gabriel bertanya lagi. Dia melihat Joel dan tatapannya memindai penampilan pria itu.“Kami adalah---” Joel ingin menjawab tetapi Gina memotong kata-katanya.“Kami tidak dekat. Kami hanya satu sekolah dan tidak terlalu dekat. Ayo kita pergi dari sini!”Joel hanya bergeming ketika Georgina mengabaikannya. Bahkan
Joel menarik kursi, dia mengambil tempat duduk di samping Zion ketika Gina masih memikirkan pertanyaannya. Meskipun Gina melarangnya, Joel tidak akan pergi dari sana.“Aku akan tinggal selama seminggu di sini. Aku tidak memiliki teman selain Tristan dan dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku membutuhkanmu untuk menemaniku selama tinggal di sini,” ucap Joel. Dia melihat Georgina sebentar dan mengembalikan pandangannya kepada Zion. Ada getaran yang terjadi di dadanya namun Joel tidak mengerti kenapa dia merasakan hal aneh seperti itu.“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu. Mungkin kamu bisa membayar seorang pemandu jalan,” jawab Gina setelah dia berhasil mengisi pikirannya yang kosong. Georgina harus tetap waspada agar Joel tidak bertanya tentang siapa ayah putranya. Dia benar-benar belum siap untuk mengatakan kebenaran pada pria itu. Kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan itu menyakitkan.“Bukankah kita teman lama? Kamu mengatakan seperti itu kepada kekasi
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy