Joel menarik kursi, dia mengambil tempat duduk di samping Zion ketika Gina masih memikirkan pertanyaannya. Meskipun Gina melarangnya, Joel tidak akan pergi dari sana.
“Aku akan tinggal selama seminggu di sini. Aku tidak memiliki teman selain Tristan dan dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku membutuhkanmu untuk menemaniku selama tinggal di sini,” ucap Joel. Dia melihat Georgina sebentar dan mengembalikan pandangannya kepada Zion. Ada getaran yang terjadi di dadanya namun Joel tidak mengerti kenapa dia merasakan hal aneh seperti itu.
“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu. Mungkin kamu bisa membayar seorang pemandu jalan,” jawab Gina setelah dia berhasil mengisi pikirannya yang kosong. Georgina harus tetap waspada agar Joel tidak bertanya tentang siapa ayah putranya. Dia benar-benar belum siap untuk mengatakan kebenaran pada pria itu. Kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan itu menyakitkan.
“Bukankah kita teman lama? Kamu mengatakan seperti itu kepada kekasihmu. Jika kamu takut kekasihmu cemburu, aku tidak akan keberatan jika dia bergabung dengan kita. Mungkin dia pasti mengerti.”
Georgina mengembuskan napas dengan kasar, lalu dia memberanikan matanya melihat Joel. “Apakah kamu sudah melupakan kata-katamu? Tiga tahun lalu kamu memintaku untuk menemukan kebahagiaanku, dan aku sudah melakukannya. Tapi, kebahagiaanku akan hilang jika kita akrab lagi. Aku harap kamu mengerti dan segera tinggalkan kami di sini.” Nada suara Gina tidak ramah dan ekspresi wajahnya kaku dan dingin.
“Tapi–” Joel tidak jadi melanjutkan kata-katanya ketika suara Zion menusuk gendang telinganya.
“Mama,” panggil Zion. Suaranya menggetarkan hati Joel tetapi pria itu masih berpikir jika itu hanya kebetulan. Mungkin saja efek karena dia sudah lama menginginkan seorang anak.
“Kemarilah, sayang.” Gina memindahkan putranya ke pangkuannya.
Joel tidak akan pergi meskipun Georgina sudah mengusirnya. Dia membungkuk dan melihat Zion dari jarak yang sangat dekat. Gina beruntung karena wajahnya lebih mendominasi putranya, hanya saja mata dan warna rambutnya mirip dengan Joel. Georgina berharap Joel tidak akan menyadari hal itu.
“Siapa namamu, boy?” Joel bertanya pada Zion.
Zion melihat Georgina sebelum menjawab pertanyaan Joel. “Zion,” akhirnya dia menyebutkan namanya.
“Aku suka namamu.”
“Terima kasih,” jawab Zion sambil menatap wajah pria dewasa yang duduk di sampingnya.
Joel mengusap kepala Zion dan bocah laki-laki itu mengucapkan terima kasih. “Ibumu pasti mengajarimu dengan baik. Kamu sangat manis dan sopan.”
“Mama selalu mengatakan agar aku sopan kepada orang yang lebih dewasa.”
“Namaku Joel Raymond. Jika kamu suka, kamu bisa memanggilku paman. Aku akan sangat senang jika kamu menganggapku sebagai keluarga.” Joel memperkenalkan dirinya.
Georgina tidak tahan lagi dengan sikap Joel. Dia ingin pergi tetapi dia sudah memesan makanan kesukaan putranya. “Bisakah kamu meninggalkan kami di sini? kamu membuatku tidak nyaman dan aku hanya ingin menikmati waktuku bersama dengan putraku.”
Joel merasakan sikap dingin Georgina. Setelah tiga tahun tidak berkomunikasi, wanita itu memperlakukannya sebagai orang asing. “Aku merindukanmu, Gina. Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama?”
“Tidak! aku tidak pernah merindukanmu sejak kita mengakhiri hubungan kita. Jika kamu tidak mau pergi dari sini, terpaksa aku akan membawa putraku dari sini.” Georgina ingin berdiri tetapi Joel menahan tangannya.
“Aku mendengar anakmu menginginkan frittata. Aku juga menyukai makanan itu dan aku tahu rasanya jika tidak mendapatkan makanan itu saat menginginkannya. Jika kamu tidak nyaman, aku akan pergi dari sini. Jangan membuat putramu kecewa karena kehadiranku.” Joel melepaskan tangan Gina, setelah menghela napas dia pergi dari restoran tersebut.
Georgina menghela napas berat. Dia memeluk putranya dan mencium kepalanya. Sebenarnya Gina ingin membungkus makanan yang dia pesan, namun dia tahu putranya sudah lapar.
Pelayan mengantarkan makanan mereka dan Gina mengembalikan Zion ke kursinya. Georgina kehilangan selera untuk makanannya, dan dia menyuapi Zion. Membiarkan putranya makan sendiri akan menyita banyak waktu dan dia tidak ingin lebih lama di sana.
“Kenyang,” ucap Zion sambil mengusap perutnya.
Georgina mengambil air minum dan memberikannya kepada Zion. “Kita akan pulang sekarang. Mama akan menemanimu bermain di rumah. Apa kamu mau?”
Zion mengangguk. Dia tidak mengerti apa yang sedang dialami orangtuanya, namun dia tidak marah ketika Gina mengajaknya pulang. Zion seolah-olah memahami posisi ibunya sekarang.
Masuk ke dalam mobil, Gina mendudukkan Zion dan mengenakan sabuk pengaman untuk melindungi putranya.
“Aku harus mengikuti Gina. Aku harus tahu dia tinggal di mana.” Joel tahu menguntit itu salah, tetapi dia nekat melakukannya. Georgina tidak mau dekat dengannya sementara dia merindukan teman masa kecilnya itu. Joel tidak bisa berbohong, sejak hubungannya berakhir dengan Gina, semua terasa berbeda. Tidak ada teman yang bisa memahaminya seperti Gina.
Setibanya di apartemen, Georgina meninggalkan mobilnya di basement. Zion yang lelah mengulurkan tangannya ke atas dan Gina dengan sigap menggendongnya. “Kamu ngantuk?” tanya Gina ketika putranya menguap.
“Ngantuk, Ma.”
***
Joel kembali ke hotel setelah mengetahui tempat tinggal Georgina. “Apa aku harus menguntitnya setiap hari? Aku sudah seperti penjahat jika melakukan itu.” Joel berpikir ketika dia duduk di tepi ranjang. Dia seharusnya senang melihat Georgina bahagia dengan keluarga barunya, namun kenapa dia merasa gelisah setelah bertemu dengan mereka.
Joel masuk ke kamar mandi dan dia membersihkan dirinya. Dia mengingat kehidupannya selama tiga tahun terakhir ini. Semenjak Chesa menikah kembali dengan mantan suaminya, kehidupan Joel menjadi tidak terkendali. Dia hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja, minum alkohol, makan, dan tidur. Dia tidak melakukan apa-apa selain itu. Diane menjadi khawatir namun dia tidak bisa menasihati Joel.
“Apakah benar Gina sudah menikah? tapi kemarin dia mengakui pria itu sebagai kekasihnya? apakah mereka memutuskan memiliki anak sebelum menikah. Tapi---” Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Joel namun dia tidak menemukan jawaban yang memuaskan untuk dirinya sendiri. Dia tahu Georgina bukan tipikal wanita yang akan memiliki anak sebelum menikah.
***
Seperti biasa, Gina akan membawa putranya dan Brenda ke butik. Mobilnya berhenti di depan butik dan dia menggendong Zion di saat Brenda membawa barang-barang mereka.
“Mama akan bekerja. Kamu bermain dengan Brenda, oke?” Gina meminta izin kepada putranya.
“Oke.”
Baru saja masuk ke ruangannya, Gina sudah mendengar ketukan pintu. “Masuk!” teriak Gina dari dalam.
Syera masuk sambil tersenyum. “Nona, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda.” Syera memberi tahu.
Georgina melihat Syera, alisnya terangkat dan tatapannya mengandung tanda tanya. “Aku tidak memiliki janji temu dengan siapa pun. Apakah dia pelanggan?”
“Dia hanya ingin bertemu dengan Anda. Dia bilang ini hal penting. Tapi karena belum ada janji temu dengan Anda, saya akan mengatakan padanya jika Anda sibuk.”
Georgina berpikir sebentar. Dia sedang meningkatkan bisnisnya dan dia tidak mau meninggalkan kesan buruk pada orang lain. “Suruh dia masuk! kebetulan aku tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang.”
“Baik, Nona.”
Syera keluar, dan hanya menunggu beberapa menit seseorang muncul di pintu kantor Georgina. “Joel?” Gina tersentak melihat siapa yang berdiri di ruangannya.
“Aku tahu kamu akan mengusirku tapi aku tidak peduli. Aku memiliki banyak pertanyaan dan hanya kamu yang bisa menjawabnya.”
“Tidak ada yang perlu kita bicarakan, Jo. Kita sudah memiliki kehidupan masing-masing sejak kamu memilih untuk mengakhiri hubungan kita. Aku tidak ingin membicarakan sesuatu denganmu, jadi kau bisa pergi sekarang.”
Joel sudah menyiapkan dirinya untuk penolakan dan dia tidak terkejut. Joel masuk dan dia menarik kursi di depan meja kerja Gina. “Aku akan pulang ke Shadowfall. Apa kau tidak ingin pergi minum kopi denganku? Kita sudah berteman sejak kecil, Gina.”
“Apa yang ingin kamu bicarakan, Jo? Aku benar-benar tidak punya waktu kosong. Banyak pesanan yang harus aku selesaikan.” Georgina bersandar di kursi, mencoba untuk terlihat tenang meskipun itu sulit dilakukan.
“Apakah kamu sudah menikah?”
Georgina terkejut karena pertanyaan tak terduga dari Joel, namun dengan cepat dia mengendalikan dirinya. “Kenapa kamu bertanya tentang kehidupan pribadiku? Aku pikir itu bukan urusanmu lagi.”
“Aku hanya bertanya, Gina. Kamu hanya perlu menjawab iya atau tidak. Aku pikir sebagai teman lama kita bisa bertukar informasi tentang kehidupan pribadi kita.”
“Sudah tiga tahun aku tidak berkomunikasi denganmu dan itu sangat canggung.”
Di waktu yang sama, pintu terbuka lagi dan Brenda berdiri di pintu. “Zion tiba-tiba menangis dan ingin masuk ke sini, Nona. Apakah saya bisa membawanya ke sini?”
Gina merasa terselamatkan oleh kehadiran Brenda. “Aku akan ke ruang bermain!” Gina berdiri, tanpa mempedulikan Joel dia keluar dari ruang kerjanya.
Joel juga berdiri, dia mengikuti Gina dari belakang. Ketika di ruang bermain, Gina melihat Zion sedang duduk sambil memeluk mainannya.
“Ada apa, sayang?” Georgina mendekat dan merentangkan kedua tangannya.
Zion menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak mengerti kenapa perasaannya gelisah. Joel mendekat dan dia melihat Zion. “Mau bermain denganku?” dia bertanya.
Gina hendak menolak tetapi putranya segera mengangguk. “Sayang, tidak boleh bermain dengan orang asing.” Gina memberi peringatan.
“Tapi dia bukan orang asing, Ma. Dia temanmu.”
Jawaban Zion dijadikan kesempatan oleh Joel. Dia mengambil Zion dari pangkuan Gina dan menggendongnya. “Kamu sedang sibuk, kan? aku bisa menjaganya selagi kamu bekerja.”
Georgina mendengus kesal. Ingin mengambil Zion kembali namun dia tidak mau membuat putranya bingung.
Georgina tidak bisa fokus bekerja ketika putranya berada di tempat yang tidak aman menurutnya. Meninggalkan buku gambar yang ada di depannya, Gina keluar dari ruang kerjanya. Dengan buru-buru dan ditemani hati gelisah dia pergi ke ruang bermain. Tempat itu kosong, membuatnya semakin panik.Georgina hendak menghubungi Brenda, namun dia tersadarkan ketika ponselnya tertinggal di meja kerjanya. Dia kembali masuk ke ruangannya dan segera meraih alat komunikasi jarak jauh yang ada di mejanya.“Di mana kamu? kenapa ruang bermain Zion kosong?” Georgina memberikan pertanyaan tanpa menyapa Brenda. Dia panik, hanya itu yang dia rasakan sekarang.“Kami di taman bermain, Nona. Maafkan saya karena tidak memberi tahu Anda, tetapi Zion baik-baik saja di sini.”Marah, itu yang Gina rasakan sekarang. Dia menutup percakapan mereka secara sepihak dan dia bergegas ke taman bermain.Sesampainya di sana, Georgina mendesah ketika melihat putranya sedang berada di pangkuan Joel. Joel sedang duduk di
“Tunggu aku di coffee shop lantai satu! Aku akan menemuimu setelah aku menidurkan putraku.” Tidak punya pilihan lain, akhirnya Georgina mengalahkan egonya dan mau memenuhi permintaan Joel. Jika dia menolak, Joel tidak akan pernah menyerah. Lebih baik dia mengakhirinya lebih cepat.“Baiklah. Aku akan menunggumu di lantai satu.” Joel melihat Georgina sambil mendesahkan napas berat. “Aku akan pergi sekarang.” Joel keluar, menutup pintu, hilang dari pandangan Georgina.Setelah Joel meninggalkan rumahnya, Georgina segera ke kamar Zion. Putranya telah gosok gigi dan memakai piyama saat bermain dengan Brenda. “Mau tidur sekarang?” tanya Gina dan putranya mengangguk. Zion mendekati Georgina dan mengulurkan kedua tangannya yang kecil tetapi berisi.Georgina menggendong Zion, membawa anak itu ke ranjang. “Mama, siapa pria itu?” Zion bertanya ketika Gina membuka buku cerita anak.“Apakah yang kamu bicarakan sekarang adalah Joel Raymond?” tanya Gina dan Zion mengangguk dengan tatapan pena
Esok harinya, Georgina sudah siap untuk berangkat kerja. Putranya sudah tampan dan mereka akan meninggalkan apartemen. Namun, ketika membuka pintu, Georgina harus mendesahkan napas berat ketika melihat Joel di depan unit apartemennya. Serafina berpikir, pembicaraan mereka tadi malam akan membuat Joel menjauh namun sebaliknya pria itu semakin gencar untuk menemuinya.“Aku tidak punya kegiatan hari ini. Aku akan menjaga putramu selama kamu bekerja,” ucap Joel dan Gina hanya melihatnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.Georgina menggendong Zion dan meminta Brenda membawa tas mereka. Ketika mereka berjalan ke lift, Joel bergegas mengikuti mereka dari belakang.Zion melingkarkan kedua tangannya di leher Georgina tetapi matanya tertuju kepada Joel. Joel menyadari hal itu dan dia tersenyum.“Apa kamu suka es krim? Kita akan membelinya nanti,” ucap Joel dan detik kemudian dia mendapatkan tatapan tajam dari Georgina.“Tentu saja kita akan membelinya setelah mendapatkan i
Georgina kembali ke butik di saat putranya sedang mencoret-coret kertas di atas meja. Melihat kedatangan dan senyumannya, Zion turun dari kursi dan berlari ke arah Gina. “Apakah paman sudah pulang ke negaranya?” tanya Zion ketika Georgina jongkok dan posisi mata sejajar. “Belum, sayang. Dia hanya pulang ke hotel. Apa kamu ingin bertemu dengannya lagi?” Georgina berdiri dan memegang tangan Zion. Mereka berjalan menuju kursi dan Gina membiarkan Zion duduk di pangkuannya.“Dia menemaniku bermain, Mama. Aku menyukainya.”Georgina mencium kepala Zion dan menghirup aroma rambut putranya. Dia tidak mengatakan apa-apa kepada Zion tetapi kepalanya sedang berpikir tentang hubungan Zion dan Joel. Mereka tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya tetapi secara alami mereka bisa saling menyukai meskipun baru saling mengenal.***Ponsel Joel berbunyi ketika dia sedang memeriksa beberapa email yang masuk. Peneleponnya adalah Harold, sang ayah.“Halo, Pa.” Joel menyapa ketika jari-jarinya
Joel berbaring di ranjangnya setelah berbicara beberapa menit dengan orangtuanya. Diane masih harus istirahat dan dia tidak mau berbicara terlalu banyak dengannya.Joel melihat langit-langit rumah sambil memikirkan Zion. “Apakah dia menyukai mainan yang aku belikan?” Joel berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri.Tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Joel memutuskan untuk duduk dan dia mengambil ponselnya dari atas nakas. Dia menghubungi Tristan dan beberapa detik kemudian dia mendengar suara pria itu.“Kau sudah mengirimkan mainannya, kan?” tanya Joel. Dia sangat berharap mobil mainan itu bisa mengambil sedikit kekecewaan di hati Zion dan Gina. Tiba-tiba Joel merasa menjadi pria paling buruk karena selalu merusak janjinya.Ketika Joel di ruang tunggu bandara, dia mengingat Zion. Wajah anak itu sangat mengganggu pikiran dan hatinya, akhirnya Joel menghubungi Tristan.“Aku mendadak pulang karena ibuku sakit. Tapi aku harus melakukan satu hal. Bisakah kau membantuku?” tanya Joel
Tiga hari tinggal di Rosetown, akhirnya Joel memutuskan untuk pulang ke Shadowfall. Cuti terlalu lama tidak baik untuk pekerjaannya meskipun dia adalah CEO sekaligus pemilik Raymond Company.Diane mendekat dan dia memeluk Joel. “Jaga kesehatan meskipun pekerjaanmu banyak. Mama tidak suka saat kamu lupa makan karena kesibukan,” pesan Diane sebelum putranya pergi.“Iya, Ma. Aku pasti akan menjaga kesehatan. Aku tidak boleh sakit karena aku memiliki tanggung jawab yang besar.”Harold mendekat dan dia memberikan pelukan singkat dan tepukan ringan di punggung Joel. “Jika kamu menemukan wanita yang tepat untukmu, jangan menyia-nyiakannya lagi. Kami ingin melihatmu menikah, Jo.”“Iya, Pa. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.” Joel tidak yakin akan benar-benar jatuh cinta lagi. Dia kehilangan dua wanita di waktu bersamaan dan rasanya mustahil jika dia akan memiliki kesempatan itu lagi. Joel juga menyadari jika sikapnya terlalu kejam kepada Georgina.“Bagus! Papa yakin
Joel sedang bekerja di kantornya ketika Raisa masuk membawa tumpukan berkas. “Ada proposal dari panti asuhan dan yayasan kanker, Tuan. Anda mungkin ingin membacanya,” ucap Raisa sambil meletakkan berkas-berkas di meja Joel.“Terima kasih, Raisa.” Joel menyentuh berkas-berkas di atas meja dan membukanya.“Iya, Tuan.” Raisa hendak keluar namun dia melihat Joel menguap sambil menepuk-nepuk mulutnya yang terbuka lebar. Mata bosnya juga terlihat berat, seperti tidak tidur selama beberapa hari. “Apakah Anda membutuhkan kopi? Saya akan membuatkannya,” tanya Joel.“Iya, aku sangat membutuhkannya. Beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak,” jawab Joel. Dia merasa kosong sejak kembali ke Shadowfall. Pertemuannya dengan Georgina dan Zion selalu merasuki pikirannya namun dia tidak bisa memaksa Georgina untuk memaafkannya. Bahkan saat minum alkohol pun, yang dia pikirkan adalah mereka.Biasanya Joel selalu meminta americano, namun hari ini dia memesan caramel macchiato dan cookies jah
Gabriel terkejut ketika dia mendapatkan pesan singkat dari Georgina. “Apakah dia sedang mengajakku kencan?” gumam Gabriel sambil tersipu. Biasanya dia yang mengajak Georgina untuk makan bersama, tetapi sekarang wanita itu mengundangnya.Tentu saja Gabriel tidak menolak undangan Georgina. Sudah lama dia menginginkan ini. Jari-jarinya mengetikan pesan dan mengirimkannya pada Georgina. ‘Aku akan menjemputmu.’***Makanan di atas meja membuat Gabriel terpukau. Georgina memesan makanan kesukaannya dan itu membuatnya bahagia. “Kamu memesan semua ini?” tanya Gabriel. Wajahnya tampak bersinar karena kebahagiaan.“Tentu saja. Kamu sangat baik padaku dan aku pikir kamu pantas mendapatkan ini.” Georgina juga mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari tasnya, dan dia memberikannya kepada Gabriel. “Untukmu.”“Kamu memberikanku hadiah juga?” Malam ini Gabriel benar-benar bahagia. Tidak sabar lagi, Gabriel segera membuka hadiahnya. Dia melihat sebuah dasi dan senyuman semakin merekah di wajah
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy