Maaf untuk ketidaknyamanannya readerš bab yang isinya sama masih juga belum lulus review dari editorš
"I..iya mas,"Hera membuka koper lalu, mengambil pakaian ganti untuknya. "Duh.., aku pakai baju apa ya setelah mandi?" karena tujuan mereka ke London untuk berbulan madu, jadi iakebanyakan membawa dress yang kekurangan bahan. Setelah menemukan baju yang pas ia pun melangkah menuju kamar mandi. Sementara King terlihat sedang menyusun agenda mereka hari ini. Ia ingin membawa istrinya berkeliling kota London hari ini. Lalupada malam harinya. Ia akan membuat istrinya melayang ke udara. Membayangkan semua itu, membuat Sang Torpedo agak sedikit bangun. Bayangkan saja sudah hampir setahun pernikahan mereka. Ia sama sekali belum pernah melihat istrinya telanjang di depannya. Dan ia ingin melakukan hal itu nanti malam pikirnya. Hera selesai mandi, lalu keluar dari kamar dengan menggunakan dress di atas lutut dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Setelah makan malam di sebuah restoran mewah. Mereka pun kembali ke hotel. Wajah King mulai berbinar karena ia akan melewati malam ini dengan hawa panas. Sementara Hera yang tak tau-menau maksud hati suaminya. Terkesan biasa saja. Mereka akhirnya sampai ke dalam kamar, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam waktu London. "Sayang.., aku mandi duluan ya?" ujar King kepada Hera. "I..iya mas..," ujarnya gugup. King mendekati istrinya yang sedang duduk di sofa yang mulai merapikan barang-barang belanjaannya tadi. Lalu membisikkan ke telinga Hera, "i want you tonight baby..," lalu melangkah menuju kamar mandi. Hera segera menghentingkan aktivitasnya dan tiba-tiba ia merasa gugup. "Duh.., kok mas King bilangnya tiba-tiba sih, aku..aku.., jadi deg-degan gini..," lirihnya. Hera mulai
Setelah sakit di inti tubuh istrinya mulai berkurang. King kembali memasukkan torpedonya yang masih tegak berdiri ke dalam inti tubuh istrinya. "Mas.., ah.., pelan.. masih sakit." lirih Hera yang masih merasakan perih di inti tubuhnya. King mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya yang awalnya perlahan namun lama-kelamaan menjadi semakin cepat. "Ahh.., oh, ah.., sayang.., sempit banget! aku suka!" ujarnya disela-sela goyangannya. Desahan keduanya memenuhi seisi kamar saat ini. Hera terlihat pasrah di naiki King berkali-kali. Ia sudah sangat kelelahan namun suaminya laksana kuda liar yang baru keluar dari kandang. Ia terus menaiki Hera sampai fajar menjelang, kegiatan panas itu baru usai. Keduanya terlihat tertidur, ambruk kehabisan energi tanpa sehelai benangpun hanya selimut yang menutupi tubuh keduanya. Pagi hari, Hera terbangun. Ia melihat jam di dinding kamar hotel.
"Wah.., pasti seru tuhmas..," "Iya dong baby.., pasti seru banget! kamu mau nggak kesana?" "Mau banget mas!" Hera sangat antusias ingin ke tempat yang dikatakan King. Padahal ia tidak tau jika King punya maksud lain dari perkataannya itu. "Ya sudah, kamu banyak makan ya? biar nanti kamu kuat mendakinya." "Memangnya tempatnya jauh ya mas?" "Yup, lumayan jauh, dan butuh banyak tenaga untuk mencapai puncaknya!" King semakin tersenyum penuh misteri. Setelah mereka menyelesaikan sarapan yang tertunda. Ia pun mengajak istrinya untuk menonton televisi sebuah drama romantis. Ia kembali menggendong istrinya ala bridal style. "Lho, kita nggak jadi kesana mas?" tanya Hera lugu. &nbs
Hera benar-benar kehabisan energinya saat ini. Ia sekilas melihat jam di dinding kamar hotel. Ia memperkirakan hampir tiga jam mereka menghabiskan waktu bermain kuda-kudaan.Saat King meletakkan istrinya di atas ranjang ia langsung tertidur. Matanya sangat sulit terbuka. Ia langsung tertidur. Namun ia masih bisa mendengar suaminya yang membisikkan kata-kata cinta untuknya. "I love you my baby..," sambil mengecup kening istrinya. King bengong sendiri melihat istrinya yang langsung tertidur."Pasti Hera sangat capek!" pikirnya dalam hati. Namun satu yang pasti Sang Torpedo masih tegak berdiri.Ia pun merapikan sofa yang berantakan akibat ulahnya. Mematikan siaran televisi lalu menelpon pelayan restoran hotel untuk memesan menu makan siang mereka. Ia melihat saat ini sudah menunjukkan pukul tiga sore. Ia pun kembali memakai bajunya. Tiba-tiba ponselnya berdering, terlihat ada nama Juyaan di layar ponseln
Hera yang kelelahan hanya mampu memeluk suaminya. Sesekali terdengar desahan tertahan dari bibirnya menahan hasrat yang membara karena permainan King yang lihai. "Ouh.., ah.., mas.., uh..," sampai akhirnya King semakin cepat menggoyangkan pinggulnya dan keduanya kembali mencapai puncak nirwana. "Mas.., kakikulemas, kayaknya aku nggak bisa jalan..," lirih Hera. "Iya sayang, nggak apa-apa, aku akan menggendongmu." Ia lalu meletakkan tubuh Hera di dalam bathub lalu membantu memandikan istrinya. Ia ingin sekali mencoba bermain di dalam bathub,namun istrinya sepertinya sangat kelelahan. Ia akan menyimpan rencananya ini untuk esok hari pikirnya. Setelah keduanya selesai mandi.King menggendong istrinya lalu meletakkannya di atas ranjang. Terdengar suara ketukan pintu. Seorang pelayan kem
King akhirnya mendapatkan pelepasannya. "Akh..! baby.., okh..,ukh..!" desahnya tertahan. Lalu menyemburkan cairan kehidupanke dalam gua sempit istrinya. Keduanya benar-benar kehabisan energi. King langsung mengecup kening istrinya lalu tertidur. Hera yang juga kelelahan melirik jam, jika saat ini sudah pukul sebelas siang. Hampir empat jam King menaikinya. Rasa lelah kembali menghinggapinya. Lagi-lagi mereka melewatkan sarapan mereka pagi itu.Hera terbangun, perutnya keroncongan. Ia melirik suaminya yang masih tertidur nyenyak. "Pasti mas King sangat kelelahan..," ujarnya dalam hati. Ia pun mencoba untuk duduk, memakai kembali bajunyalalu berjalan tertatih menjauhi ranjang menuju meja makan. Ia melihat jika beberapa makanan sudah terhidang di atas meja. Ia pun makan dengan lahapnya, ia sangat lapar saat ini.Setelah kenyang. Ia istirahat sebentar lalu mengecek ponselnya yang sejak tiga hari yang lalu tidak pern
Hera melihat belanjaannya di sebuah tas belanjaan yang di pegang Sang Suami."Wah.., pasti harganya mahal semua," gumamnya dalam hati.Ia ingin memeriksa berapakah semua total belanjaannya. Namun King tidak memberikan tas belanjaan itu kepada Hera. Karena ia tau maksud dan keinginan istrinya."Mas.., aku boleh meminjam tas belanjaannya sebentar? aku ingin memastikan kembali semua yang aku sudah beli." ujarnya menampilkan senyum temanisnya."No baby! lanjutkan saja belanjaanmu." Ia pun sengaja berpisah dengan istrinya dan membiarkan istrinya berbelanja sesuka hatinya.Ia lalu melangkah sendiri menuju pakaian wanita. Ia terpukau saat melihat lingerie yang begitu seksi tepat di depan matanya.Seorang pelayan wanita menghampirinya, lalu berkata,"Excuse me sir, would you like to buy this lingerie?" King terlihat berpikir sebentar. Lalu membayangkan Hera me