Semua pasang mata tertuju kepadanya. Mereka menatap juru masak itu dengan penuh prasangka dan rasa tidak percaya, namun situasi itu tidak sedikitpun membuat sang juru masak merasa gugup. Dia berdeham—berusaha membersihkan tenggorokannya, lalu menatap balik mata Lady Viscaria dengan penuh rasa percaya diri.“Anda tahu,” ucapnya. “Itu hanya untuk mempermudah saja. Awalnya memang saya tidak tahu apa-apa. Bahkan saya sempat bertanya kepada gadis ini kenapa Monsieur Braque meminta kami berkumpul di aula lantai tiga—yang hampir tidak pernah digunakan itu.”“I-Itu benar,” tambah si pelayan wanita. “Dia tadi memang bertanya begitu.”“Nah,” lanjut si juru masak. “Setelah berada di sini, semuanya menjadi jelas. Kami diberitahu jika Monsieur Braque telah tiada. Jadi, jawaban saya hanya untuk menyingkat kata-kata saja.”Lady Viscaria tersenyum, lalu berkata, “Baiklah. Sepertinya Anda memang tidak tahu apa-apa tentang hal ini.”Si juru masak mengangguk.“Memang saya tidak tahu apa-apa.”Wanita par
ILampu gantung hancur dan rantainya terlepas dari langit-langit. Benda berbahan kaca—kristal, itu jatuh tepat mengenai Jeremy Bresson yang sedang mabuk di bawahnya. Benturan yang sangat hebat itu membuat serpihan-serpihan kaca meluncur ke segala arah. Terdengar teriakan di sana sini ketika peluru-peluru kaca itu mengenai tubuh orang-orang yang berada dekat dengan titik benturan.“Vis!” teriak Azalea yang segera berbalik menuju aula.Lorong itu hanya diterangi oleh lampu-lampu dinding yang cahayanya redup. Meski terlihat samar-samar apa yang ada di sekitarnya, Azalea masih kesulitan untuk memahami apa yang barusan terjadi.Di dorongnya ke samping beberapa orang yang memenuhi ambang pintu aula itu dengan segera dan sesaat sebelum dirinya berhasil masuk kembali, sesosok besar manusia berlari tepat di hadapannya.Azalea terjatuh ke belakang dengan dorongan yang begitu kuat. Samar-samar, dilihatnya dua sosok lain yang berlari menyusul.“Sialan!” gerutu Azalea.Wanita itu segera bangkit d
Kamar Daniel Blalock dan Patricia yang terhubung terasa penuh sesak dengan kehadiran orang-orang yang sedang dilingkupi perasaan khawatir itu. Tidak satupun dari mereka berani mengatakan sesuatu—semuanya hampir berpikir jika apapun yang terjadi, lebih baik diam daripada membuat suasana semakin kacau.Kassandra yang duduk di tempat tidur Patricia merasa tidak kuat lagi dengan suasana di sana. Dia mendesah lalu menatap mata Lady Viscaria. Wanita itu kemudian memulai percakapan.“Jika tidak ada yang angkat bicara, maka aku akan menanyakan sesuatu,” ucap Kassandra.“Apa yang ingin Anda tanyakan?” tanya Lady Viscaria yang sadar jika Kassandra sedang berbicara kepadanya.“Persoalan vampir yang Anda sebut-sebut tadi.”Sepertinya tidak seorangpun, kecuali Lady Viscaria, yang tidak tertarik dengan apa yang barusan dikatakan Kassandra. Mereka mulai menatap Lady Viscaria dan berharap wanita paruh baya itu menjelaskan tentang hal tersebut.“Sepertinya memang tidak ada yang bisa kita lakukan selai
Tidak seperti apa yang dipikirkan Lady Viscaria, Daniel Blalock menjelaskan isi surat itu sebagaimana yang telah dibacanya bersama dengan Azalea dan Rita. Anggapan bahwa mungkin dokter itu mneyembunyikan sesuatu kini mulai menghilang—namun wanita paruh baya itu tidak akan terlalu percaya diri untuk melepaskannya begitu saja.Bisa dikatakan bahwa selama Daniel Blalock menjelaskan isi surat itu, wajahnya dan kedua orang lainnya; Kassandra Meave dan Colin Lister, seperti melalui perjalanan panjang yang tidak menyenangkan. Mereka saling pandang dengan rasa jijik yang begitu kentara dan di beberapa kesempatan, ketiganya menegangkan otot-otot tubuh mereka.Dua pelayan wanita dan seorang juru masak yang mendengarkan penjelasan Daniel Blalock terlihat pucat dan tidak berkata apapun selain suara-suara seruan yang tidak berani dikeluarkan dengan keras. Kadang mereka berbisik dengan wajah khawatir yang kelihatannya cukup mengganggu sang dokter. Sedangkan untuk Patricia, dia beberapa kali terkesi
“Seperti yang telah kalian ketahui, ketika dering alarm di luar sana menghebohkan seisi aula ini, pembunuhan kedua terjadi. Bagaimana cara si pembunuh melakukannya?” tanya Lady Viscaria kepada orang-orang yang hadir di sana. “Seseorang dengan sengaja menembak lampu gantung. Tidak ada penerangan sama sekali setelah lampu-lampu itu pecah, dan yang terdengar selanjutnya adalah suara lampu gantung yang jatuh disertai dengan dua tembakan—yang seperti kalian telah ketahui juga, menghancurkan kepala Jeremy Bresson.”Lady Viscaria berjalan bolak-balik di sekitaran lokasi jatuhnya lampu gantung. Beberapa orang yang hadir di sana merasa enggan untuk melihat ke arah tubuh Jeremy Bresson berada—mereka cenderung memilih untuk memalingkan wajah atau berdiri memunggunginya. Sebagian terpaku pada sosok wanita paruh baya yang sepertinya telah mengetahui apa yang perlu diketahuinya untuk menyelesaikan kasus yang menyelimuti Hawthorn Lodge itu.“Dengan melihat kondisi mayat Jeremy Bresson, Azalea dan Di
IAzalea berjalan di samping Lady Viscaria di sepanjang lorong Hawthorn Lodge sambil menarik tali yang mengikat tangan Hailee Schumann. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah si wanita paruh baya dan berbisik, “Apa kau sudah mengetahui siapa pembunuhnya?”“Semuanya sudah semakin jelas,” jawabnya. “Itu yang dapat Dia pastikan.”“Aku nggak sedikitpun meragukanmu, tapi rasanya ada sesuatu yang kurang.”“Apa yang ada dalam pikiranmu?”Azalea menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata, “Nggak tahu—hanya sebuah perasaan yang membuatku nggak tenang.”Keduanya berhenti di depan pintu kamar Jean-Pierre Braque. Lady Viscaria menoleh ke belakang dan menatap wajah-wajah yang tidak sedikitpun merasa tenang.“Nah, mari kita segera selesaikan kasus ini,” ucap Lady Viscaria. “Kecuali Dokter Daniel Blalock, Anda semua diharapkan untuk menunggu di kamar Monsieur Braque.”“Apa maksud Anda?” tanya Colin Lister.“Kami berdua akan masuk ke La galerie untuk, sekali lagi, memeriksa tubuh si tuan rumah,” j
“Kassandra Meave,” kata Lady Viscaria. “Kaulah yang telah membunuh Jean-Pierre Braque.”Kassandra melotot mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Lady Viscaria. Dia melangkah mundur sambil menggelengkan kepalanya dengan kebingungan.“Kau pasti sedang bercanda,” protesnya. “Colin, kau percaya padaku, ‘kan? Aku tidak mungkin melakukannya!”Colin yang hanya melirik Kassandra tanpa mengatakan sepatah katapun membuat wanita yang sedang panik itu meluapkan emosinya.“Astaga, ini tidak benar! Kau jangan main-main denganku!”Di bawah temaram lampu gantung, banyak pasang mata menatap Kassandra dengan penuh kebencian. Mereka semua tahu jika wanita itu memiliki motif yang kuat, namun tidak seorangpun tahu bagaimana cara wanita itu melakukan pembunuhan. Situasi yang canggung itu akhirnya sedikit mereda setelah wanita paruh baya yang memiliki otoritas penuh di Hawthorn Lodge pada saat itu menepuk tangannya.Lady Viscaria menatap mata semua orang yang hadir di sana secara bergantian dan, dengan
Rita berusaha memahami penjelasan Lady Viscaria dengan bahasanya sendiri. Dia menunduk, termenung, lalu bergumam, “Jika lorong rahasia itu bisa dicapai dari luar menara La galerie, dan bisa keluar masuk tanpa sepengetahuan siapapun, itu berarti—”“Pintu masuknya ada di sini juga!” potong Azalea.“Itu mengerikan,” ucap Kassandra. “Kau bisa keluar masuk kamar Jean dan membunuhnya tanpa seorangpun mengetahuinya!”“Tunggu dulu!” protes Daniel yang masih belum dapat menerima tuduhan itu. “Lady Viscaria yang terhormat, sudah saya katakan jika saya hanya menggunakan lorong rahasia itu untuk kembali ke tempat ini. Anda tahu kenapa saya menggunkannya—tapi kesimpulan macam apa ini?!”“Dia belum selesai berbicara,” ucap Lady Viscaria. “Kematian Monsieur Braque—terlebih lagi kasus yang menyelimuti benteng ini, bukanlah sesuatu yang terjadi dal
Sebelas Januari di tahun itu merupakan sebuah hari di mana Brightcrown City menerima ucapan selamat tahun baru yang mengejutkan dan mematikan. Melihat bagaimana kondisi stasiun kereta bawah tanah East Brightcrown Tube setelah terjadinya ledakan gas beracun dan sebuah taksi yang secara tiba-tiba meledak dan terbakar di jalan berliku menuju Paradis Hill—siapapun pelakunya, mereka telah benar-benar berhasil melukai hati Lady Viscaria dan para penduduk kota itu. Kepolisian Brightcrown City, tentu saja, menjadi sebuah neraka yang dipenuhi orang-orang dengan emosi yang hampir tidak terkendali setelah laporan terjadinya dua insiden itu masuk dari berbagai penjuru. Kekacauan yang pecah di dalam sana membuat hampir semua orang menjadi sangat sibuk. Namun, melihat bagaimana mengerikannya situasi di East Brightcrown Tube, stasiun kereta bawah tanah itu dengan jelas mendapat perhatian lebih dari para polisi dan petugas medis. Inspektur LeBlanc yang sedang menghabiskan pagi akhir pekannya segera
Si kembar Emily dan Barney Jess—juga Sully Anne, ditempatkan di tiga safehouse yang berbeda. Masing-masing safehouse merupakan tiga bangunan yang dari tampilannya terlihat cukup sederhana di tengah-tengah kota sehingga menjadikannya sebagai sebuah lokasi yang tidak mencolok.Kehidupan ketiga orang itu juga dapat dikatakan sangat baik bagi orang-orang yang sedang bersembunyi. Emily Jess, meskipun di larang menghubungi Keluarga Jess, menjalani kehidupan sehari-harinya dengan menekuni hobi lamanya dan sedikit melakukan eksperimen dengan senyawa-senyawa beracun atas izin Lady Viscaria. Beberapa polisi yang ditugaskan untuk tinggal bersama Emily merasa khawatir dengan apa yang dilakukan wanita itu, namun Lady Viscaria berhasil meyakinkan mereka jika Emily tidak akan menjadikan para polisi itu sebagai kelinci percobaannya.“Apakah Anda benar-benar mengizinkannya melakukan semua percobaan itu?” tanya serang polisi kepada Lady Viscaria setelah terjadi sebuah insiden kecil di laboratorium Emil
Senin, 22 April 2024/09:51 MalamRuang Baca Lady Viscaria“Hanya ada satu hal yang Dia inginkan darimu dan itu bukanlah sikap keras kepala ini! Dengarkan Dia baik-baik, Emily, Ludwig adalah kriminal yang tidak boleh kita sepelekan. Bantu Dia untuk meringkusnya dengan berkata jujur.”Emily terlihat sedikit gentar dan secara perlahan benteng pertahanannya mulai runtuh. Air matanya kembali mengalir dan dengan susah payah wanita itu berusaha menenangkan dirinya.“Akan sangat masuk akal jika alasanmu melakukan semua hal tidak masuk akal ini adalah karena Sully Anne berada dalam situasi yang sulit—situasi yang berbahaya. Namun, sekali lagi Dia ingatkan bahwa wanita itu sudah berada dalam perlindungan-Nya.”Emily mengangguk dengan pasrah, lalu dia berkata, “Itu memang benar. Ludwig memang mengancam akan membunuhnya jika salah satu dari kami berdua tidak melakukan apa yang dikatakannya.”“Kami bedua?” ulang Lady Viscaria. “Kau tidak sedang berbicara tentang Sully Anne.”Lawan bicara wanita pa
Dengan bantuan Vivian, Godfrey menyiapkan teh dan cemilan di dapur. Sedangkan yang lainnya duduk di ruang keluarga dengan ketegangan yang masih tersisa di sana.“Jadi,” ucap Azalea memecah keheningan. “Apa yang ingin kau bicarakan?”“Tunggulah hingga Dia dapat mencium aroma teh yang sedang disiapkan Godfrey.”Jawaban Lady Viscaria benar-benar tidak membantu mengurai suasana yang ada di sana. Azalea menjadi sedikit kesal dengannya dan mulai mengobrol tentang sesuatu yang hanya diketahui olehnya dan Rita.“Siapa yang sedang bersama Anda ini, Inspektur LeBlanc?” tanya Alphonse.“Oh, benar. Dia anggota baru dalam tim saya, Pearce.”Pearce mengangguk kepada Alphonse sambil tersenyum, lalu dia berkata, “Anda pasti putra Lady Viscaria. Saya tahu sedikit banyak kasus yang Anda tangani.”“Apakah Anda memeriksa latar belakang saya?”“Tentu bukan itu maksud saya,” jawab Peace cepat-cepat. “Ketika saya masih berada di Akademi, banyak orang membicarakan kehebatan Anda dalam memecahkan berbagai mac
Rabu, 8 Januari 2025/09:17 PagiRuang Keluarga Wisteria Manor“Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku?” tanya Azalea setelah dirinya merasa cukup dengan basa basi Alphonse. “Kau membuat dirimu terdengan cukup serius tadi.”Rita melirik Alphonse dan berhenti dari permainannya.“Itu benar. Jika ini sesuatu yang serius, saya lebih baik tidak ada di sini.”Alphonse menatap kedua wanita itu secara bergantian dan berkata, “Ini tentang kasus yang kalian tangani sebelum malam panjang yang harus kalian lalui di Hawthorn Lodge.”Mendengar pertanyaan yang tidak terduga dari Alphonse itu, Azalea dan Rita saling bertukar pandang. Rita mengangkat bahunya kepada Azalea—yang membuat wanita itu mengeluh dan menoleh ke arah Alphonse sambil bertanya, “The Frappuccino Murder?”“The what?” tanya Alphonse dengan bingung. “Kau nggak sedang bercanda, ‘kan?”“Aku memang menyebutnya bagitu,” kata Azalea dengan serius.Alphonse hampir tertawa namun disadarinya bahwa tatapan Azalea dan Rita benar
09:33 MalamDengan langkah pendek dan berat, Emily Jess berjalan menuju ruang baca Lady Viscaria. Sesekali dia akan berhenti dan melihat ke luar jendela yang berada di sisi kirinya. Malam itu begitu sunyi dan menyesakkan—hampir-hampir membuat kedua tangan dan kakinya tidak berhenti bergetar. Emily menggenggam tangannya erat-erat di dekat dadanya dan melanjutkan langkah kakinya.“Rasanya seperti sedang menuju tiang gantungan,” gumam Emily.Wanita itu berhenti di depan pintu ruang baca dan memberanikan diri untuk mengetuk. Beberapa saat dia menunggu tapi tidak ada jawaban dari dalam. Emily mengetuk sekali lagi dengan sedikit lebih keras.“Masuk,” kata suara dari dalam ruang baca.Mendengar suara Lady Viscaria yang begitu dingin dan tegas, Emily segera membuka pintu dengan hati-hati.Ketika pintu terbuka, kondisi di ruang baca cukup mengejutkan Emily.Tidak ada satupun lampu di ruangan itu yang menyala—perapian pun tidak. Satu-satunya cahaya yang menerangi sebagian tempat itu adalah caha
Sebuah mobil polisi memperlambat lajunya ketika berbelok memasuki gerbang Wisteria Manor yang terbuat dari bebatuan setinggi satu meter dengan tiang-tiang besi yang tertancap padanya membentuk sebuah pagar kokoh mengitari kediaman sang detektif. Jalan masuknya yang sedikit berputar mengitari taman bunga dan pepohonan wisteria membuat siapapun yang datang berkunjung akan secara tidak langsung menikmati keindahan pemandangan itu.“Sudah lama saya tidak mengunjungi tempat ini,” kata seorang polisi yang duduk dibelakang kemudi sambil sesekali mengagumi lingkungan tempat tinggal Lady Viscaria.“Kau berbicara seolah-olah ini adalah sebuah lokasi wisata,” sindir Inspektur LeBlanc. “Perhatikan saja jalannya, aku tidak ingin membuat masalah dengan wanita itu.”Polisi yang sedang mengemudi itu tertawa mendengar kata-kata atasannya yang hampir tidak pernah didengarnya ketika sedang bertugas.“Saya selalu menikmati kunjungan ke Wisteria Manor karena selain tamannya yang indah, saya berkesempatan
Ruang makan Wisteria Manor terletak di lantai satu—tepatnya di sebelah kanan foyer. Ruangan itu berbentuk persegi panjang dan memiliki dua sisi terbuka berbentuk L di mana sisi lebarnya menghadap tangga di foyer yang menuju ke lantai dua, sedangkan sisi panjangnya menghadap ke dapur. Malam itu merupakan salah satu malam yang cukup tenang dan hangat di kediaman Lady Viscaria yang hampir setiap waktunya menerima surat-surat berisikan permohonan penyelidikan dan lain sebagainya. Malam itu, Lady Viscaria meletakkan topengnya dan tersenyum dengan kepuasan yang terasa asing. “Ini malam yang menyenangkan,” gumamnya. Dilihatnya Vivian dan Rita yang sedang sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuk malam itu sambil sesekali bercanda—yang tentu saja membuat Vivian sering melirik majikannya karena bertingkah saat bekerja. Namun, Lady Viscaria berpura-pura untuk tidak melihatnya dan sebisa mungkin tidak memunculkan pandangan penuh selidik ke arah gadis canggung itu. Di seberang meja makan, Aza
I “Selamat datang, Nyonya,” sambut Vivian dengan penuh perasaan lega. “Biar saya bawakan barang-barang Anda.” “Terima kasih, Vivian.” Gadis itu segera mengambil barang-barang bawaan Lady Viscaria dan membawanya masuk ke dalam rumah, meninggalkan majikannya yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam Wisteria Manor. Lady Viscaria berhenti sejenak sambil memejamkan matanya. Azalea dan Rita yang ada di belakangnya hanya menunggu tanpa pikiran penuh pertanyaan. Bagi mereka, apa yang dilakukan Lady Viscaria adalah sesuatu yang biasa—sebuah ritual yang dilakukannya ketika kembali ke habitatnya. “Sepertinya ada yang baru di sini,” ucap Lady Viscaria. “Aku nggak melihat ada dekorasi baru di sini,” kata Azalea. “Bukan—bukan itu, ada orang lain selain Vivian dan para pelayan lainnya.” Mendengar perkataan Lady Viscaria yang cukup mencurigakan, Azalea dan Rita segera mengambil posisi berisiap untuk kemungkinan terburuk yang dapat mereka alami. Si wanita paruh baya menoleh ke arah me