“Kassandra Meave,” kata Lady Viscaria. “Kaulah yang telah membunuh Jean-Pierre Braque.”Kassandra melotot mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Lady Viscaria. Dia melangkah mundur sambil menggelengkan kepalanya dengan kebingungan.“Kau pasti sedang bercanda,” protesnya. “Colin, kau percaya padaku, ‘kan? Aku tidak mungkin melakukannya!”Colin yang hanya melirik Kassandra tanpa mengatakan sepatah katapun membuat wanita yang sedang panik itu meluapkan emosinya.“Astaga, ini tidak benar! Kau jangan main-main denganku!”Di bawah temaram lampu gantung, banyak pasang mata menatap Kassandra dengan penuh kebencian. Mereka semua tahu jika wanita itu memiliki motif yang kuat, namun tidak seorangpun tahu bagaimana cara wanita itu melakukan pembunuhan. Situasi yang canggung itu akhirnya sedikit mereda setelah wanita paruh baya yang memiliki otoritas penuh di Hawthorn Lodge pada saat itu menepuk tangannya.Lady Viscaria menatap mata semua orang yang hadir di sana secara bergantian dan, dengan
Rita berusaha memahami penjelasan Lady Viscaria dengan bahasanya sendiri. Dia menunduk, termenung, lalu bergumam, “Jika lorong rahasia itu bisa dicapai dari luar menara La galerie, dan bisa keluar masuk tanpa sepengetahuan siapapun, itu berarti—”“Pintu masuknya ada di sini juga!” potong Azalea.“Itu mengerikan,” ucap Kassandra. “Kau bisa keluar masuk kamar Jean dan membunuhnya tanpa seorangpun mengetahuinya!”“Tunggu dulu!” protes Daniel yang masih belum dapat menerima tuduhan itu. “Lady Viscaria yang terhormat, sudah saya katakan jika saya hanya menggunakan lorong rahasia itu untuk kembali ke tempat ini. Anda tahu kenapa saya menggunkannya—tapi kesimpulan macam apa ini?!”“Dia belum selesai berbicara,” ucap Lady Viscaria. “Kematian Monsieur Braque—terlebih lagi kasus yang menyelimuti benteng ini, bukanlah sesuatu yang terjadi dal
Lady Viscaria tidak langsung memberikan jawabannya dan hanya membiarkan beberapa detik berlalu. Pertanyaan yang terlontar keluar dari mulut Colin Lister meninggalkan ketegangan yang dapat dirasakan siapapun yang ada di dalam kamar itu—tidak terkecuali bagi Haileen Schumann dan Eliza.“Psychopathy ditandai dengan kurangnya empati, berperilaku impulsif dan beresiko,” jelas Lady Viscaria. “Psikopat juga dapat menjadi cukup manipulatif, menawan dan ekspoitatif. Kita mengenal seseorang yang memiliki kecenderungan seperti itu—dan jika dihubungkan dengan kematian Kathleen Schumann, maka satu-satunya orang yang dapat merepresentasikan sifat kepribadian ini adalah Jeremy Bresson.”Colin tertawa mendengar penjelasan Lady Viscaria.“Apa yang Anda katakan itu bukan sesuatu yang baru dan kita semua mengetahuinya.”“Jangan salah paham, Tuan Lister,” ucap Lady Viscaria. “Anda berada dalam dua dari tiga sifat kepribadian tersebut, namun Jeremy Bresson memiliki keterikatan yang lebih kuat terhadap Psy
Dunia di luar Hawthorn Lodge terasa begitu asing dengan ketenangan dan kehangatan yang ditawarkannya di tahun yang baru. Jika saja si pelukis jenius itu ada di sana untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi pagi itu, dia pasti akan berteriak kegirangan dan akan mulai mencoretkan kuasnya di lembaran kanvas yang masih suci—menciptakan pemandangan yang hampir sama dengan yang dapat dilihat kedua bola matanya.Di pepohonan di seberang jembatan, burung-burung yang sudah mulai bosan dengan kicauan meriah mereka mulai melompat dari ranting-ranting pohon lalu mengepakkan sayap mereka—membuat butiran-butiran salju dari ranting-ranting itu berjatuhan ke tanah yang tertimbun salju berwarna putih keemasan.Saat itu, mentari pagi dengan lembutnya memeluk hangat setiap makhluk hidup yang telah berjuang melalui malam yang begitu dingin. Namun, sepertinya hal serupa tidak dapat dirasakan para penghuni Hawthorn Lodge yang secara bergantian berjalan keluar melalui pintu masuk besar—mereka terlihat begi
Berbeda dengan Wisteria Manor yang merupakan rumah bangsawan kuno ditengah-tengah tirai pohon wisteria yang membuatnya terlihat misterius, rumah yang ditinggali kedua orang tua Azalea itu merupakan bangunan tiga lantai bergaya modern yang terletak di pusat kota Starfell Valley.Bangunan yang diberi nama Starstone Residence itu berdiri dengan penuh percaya diri dan terlihat layaknya sebuah istana yang dibangun di atas bintang-bintang karena jalan masuknya terbuat dari batu berlian hitam yang akan memantulkan cahaya di malam hari—hingga seolah-olah pantulan gemerlap lampu kota terlihat bagaikan bintang-bintang di langit malam.“Apakah hanya ini barang-barang Anda bertiga?” tanya seorang polisi yang ditugaskan mengantar Lady Viscaria, Azalea dan Rita.“Ya, nggak ada yang kurang,” jawab Azalea setelah menghitung barang-barang yang berada di atas batu-batu berlian hitam.“Kalau begitu saya akan segera kembali ke Hawthorn Lodge.”“Terima kasih,” kata Azalea. “Semoga harimu menyenangkan!”Po
NARASI LADY VISCARIASetelah mengetahui apa yang terjadi pada Zaylie, hati-Nya begitu hancur. Dia merasa tidak ada lagi yang dapat dilakukan—tidak ada lagi artinya hidup, jika harus melalui penderitaan itu sendirian.Dengan hati-hati, Freesia hadir di sana untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Zee. Dulu, Dia berpikir jika itu sudah cukup. Freesia memiliki kehangatan dan kasih sayang yang belum pernah Dia rasakan sebelumnya. Namun, sekali lagi, ternyata itu belum cukup. Dia merasa hampa dan tidak dapat memahami persoalan-persoalan sepele tentang diri-Nya sendiri.Jika diingat kembali, Freesia selalu datang berkunjung bersama seorang gadis yang kehadirannya begitu kuat dan positif—itu adalah sesuatu yang benar-benar menyilaukan. Dia hampir akan selalu memalingkan pandangannya ke arah lain yang lebih gelap dan dingin daripada harus melihat kearahnya. Namun, gadis penuh tenaga itu tidak pernah mau meninggalkan-Nya sendirian.Kak Iris tidak memaksakan kehendaknya setiap kali kami bert
Ruang duduk yang nyaman itu terasa sepi setelah Lady Viscaria menjawab pertanyaan Azalea sebelumnya. Dengan kebingungan, Azalea mengulang jawaban si wanita paruh baya, “Alastor masih hidup? Maksudmu, Alastor yang itu?”Lady Viscaria mengangguk tanpa mengatakan sepatah kata pun.“Tapi apa hubungannya dengan Dokter Blalock?”“Banyak,” jawab Lady Viscaria. “Cukup banyak sebenarnya.”“Jelaskan apa yang sebenarnya dikatakan dokter itu padamu.”Lady Viscaria tertawa geli dan mengembuskan napas panjang sebelum memutuskan untuk menunjukkan betapa lega perasaannya saat itu.“Kau tahu,” katanya. “Sudah lama Dia mengejar bayang-bayang pembunuh itu—dan akhirnya perjuangan itu tidaklah sia-sia.”“Aku nggak menyangkalnya, tapi bisakah informasi itu kita percayai?”“Hanya ada satu cara untuk membuktikan kebenarannya.”“Well,” ucap Azalea. “Ini akan menjadi sangat berbahaya.”“Karena itu, Dia tidak akan melibatkan kalian dalam hal ini.”Azalea tertawa dan menatap mata Lady Viscaria dengan tidak perca
Untuk sebuah hari yang cerah di musim liburan, kereta Orient Express pagi itu cukup sepi. Kereta mewah yang lebih sering digunakan untuk sebuah perjalanan bisnis dan karyawisata ini terdiri dari sebelas gerbong tidur, tiga gerbong restoran, dua gerbong staf dan sebuah gerbong bar.Di salah satu gerbong restoran dengan interior yang begitu memanjakan mata, Lady Viscaria duduk berhadap-hadapan dengan Azalea dan Rita.“Ada yang sedang Nona pikirkan?” tanya Rita ketika menyadari wajah cemberut Azalea. “Apakah karena Tuan dan Nyonya tidak ada di rumah?”Wanita itu menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada menyindir, “Bukan itu. Sejujurnya, aku nggak begitu memedulikan apakah mereka ada di rumah atau nggak.”“Kalau begitu apa yang sedang mengusik Nona?” “Well, kau tahu,” ucap Azalea dengan ragu-ragu. “Apakah tadi kau memerhatikan bagaimana dia berusaha menyembunyikan perasaannya?”“Oh, tentang itu. Tentu saya memerhatikan,” jawab Rita. “Nona Patricia terlihat begitu lelah dan bingung