Home / Romansa / TERPAKSA BERBAGI CINTA / 1. harus bahagia atau sedih??

Share

TERPAKSA BERBAGI CINTA
TERPAKSA BERBAGI CINTA
Author: Ria Abdullah

1. harus bahagia atau sedih??

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-01-25 10:36:36

**

Tanpa alas kaki, kunaiki taksi dan meluncur ke sebuah alamat. Sambil menahan tangis, dan debaran dada yang berlomba dengan ketegangan, aku terus berdoa agar musibah itu tidak terjadi.

Seorang sahabatku menelpon dan memberi tahuku bahwa secepat mungkin aku harus mencegah petaka besar yang mungkin bisa mengubah jalan hidupku dan bayi ini.

Ya, bayi yang baru kuketahui tumbuh di rahimku pagi tadi. Bayi yang kutunggu dari delapan tahun sejak akad nikah kami.

❤️❤️

Kubuka pintu taksi dan berlari ke sebuah tenda acara yang terlihat begitu mewah dengan desain rustic elegan. 

Selagi berlari menuju ke depan acara, aku terlambat. Kata sah sudah bergema, lututku lemas, dadaku sakit, begitu juga tenaga dan tulang-belulangku seolah dicabut paksa dari tubuh ini.

Aku tersungkur tepat di depan saksi dan penghulu pernikahan suamiku.

"Apa ini Mas? Kamu nikah lagi .... ya Allah ...."

"Sofia ...." 

Mas Akbar langsung terkesiap melihat kedatanganku sementara

air mataku tumpah, tubuhku seketika kehilangan tenaga untuk sekedar menopang bobot. 

Syok, kaget,  sebagian tidak percaya mendera dan membuat kepalaku pusing, tatapan mataku berkunang-kunang dan  telingaku berdenging, ditambah lagi microphone acara yang tadinya hening juga ikut berdenging.

Aku nyaris tersungkur hingga seorang pria menangkap tanganku.

"Permisi ada apa, Mbak?"

"Di-dia suami saya," jawabku yang tak sanggup menahan tangis, air mataku luruh di depan semua orang.

Diri ini  langsung lunglai menyaksikan suami duduk di meja akad, di kepalanya bertengger satu kerudung sulam yang dibagi dengan seorang wanita cantik dengan paes pengantin khas Jawa  menghiasi penampilannya.

Dia cantik, bahkan sangat cantik.

Wanita itu terkejut, menatap suamiku, begitu juga Mas Akbar nampak gugup dan salah tingkah sementara semua orang yang sedang menghadiri akad nikah tersebut menatap penuh tanda tanya padanya.

"Apa-apaan ini Akbar?!" tanya seorang pria dewasa berkas hitam. Mungkin pria itu adalah ayah gadis yang dinikahi suamiku.

"Dia suami saya, Pak," ucapku yag tersengal-sengal mencoba mengais udara. 

Mas Akbar menggeleng memandangku,  tapi aku tak paham untuk apa gelengannya, apa mungkin  mencegahku bicara, atau malah tak mengakuiku sebagai istrinya.

"Mas Akbar beneran itu istrimu!" Wanita yang baru  saja dinikahi menghempaskan kerudung pengantin nya ke atas meja akad, tamu undangan  riuh-rendah berbicara membuat suasana menjadi gaduh.

"Enggak bukan begitu, ini salah paham," sanggah Mas Akbar yang membuatku makin terkejut dengan responnya.

Berkali-kali kucoba menepuk pipi sendiri untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi, dan ya, ini memang bukan mimpi!

Orang kini menunjuk dan menudingku, mereka mencibir karena 

aku  hanya mengenakan daster selutut, wajahku pucat dan rambutku masih berantakan. Tadi, tidak berpikir untuk menyisir rambut karena sejak beberapa hari ini badanku sakit. Dan tak kusangka, setelah berdebar-debar melakukan tes kehamilan  ternyata, untaian doa doaku selama ini terjawab. Aku positif hamil.

Namun tiba-tiba mendapatkan kabar mengejutkan bahwa  suami hendak menikah lagi,  tanpa alas kaki aku langsung datang, merangsek ke tenda pernikahannya. 

 Kini aku berdiri,  tatapanku nanar pada Mas Akbar sambil menggenggam tespek dengan dua garis merah. Pikirku, nanti di jam pulang kerja, aku akan memberinya sebuah kejutan manis bahwa tak lagi kami akan punya bayi, lalu kami akan tertawa bahagia sambil menangis haru.

Tapi, ternyata  semuanya diluar ekspektasiku, sebaliknya, malah dia yang memberiku kejutan. Sebuah kejutan  yang tidak pernah kubayangkan, bahkan  di dalam mimpi sekali pun.

Kucoba untuk mengumpulkan kekuatan dan tetap mempertahankan kesadaran, dengan bibir bergetar dan mata berkaca-kaca, aku menghampiri meja akadnya. Mataku berderai melihat tumpukan uang mahar dan seperangkat emas yang jumlahnya jauh lebih besar daripada pemberiannya dulu untukku.

"Ini ...," Ucapku dengan suara parau kuletakkan tespek itu di atas meja, sementara semua orang langsung terkejut melihatnya.

"Ini adalah hadiah untuk pernikahanmu ...."

Mas Akbar terdiam menatapku bergantian dengan benda itu, ada sorot ketidakpercayaan dan juga syok di matanya. Tapi terlambat sudah, jadi saat ini sudah mengikis semua rasa cinta dan pengorbananku selama bertahun-tahun.

"Aku sabar berdiri di sampingmu demi menunggu momen ini, momen pertama tahu bahwa kita akan menimang bayi, tapi mungkin ... belakangan kita tidak akan merawat bayi kita bersama," ucapku sambil menelan ludah, pahit getir, terluka, kecewa dan hancur menjadi satu.

Dia dan istri barunya hanya terdiam, begitupun para saksi, keluarga dan bahkan penghulu.

Tak bisa kuucapkan apa apa  lagi karena pernikahannya sudah dinyatakan sah.

Kuusap air mata dan kembali mengais sisa kekuatan untuk meninggalkan tempat itu, tempat neraka yang akan  mengubah haluan hidup ini. Kucoba untuk tetap berjalan, meski langkah ini berat dan rasanya kaki ini menginjak bara api.

Ya Allah ...

Apa yang harus aku lakukan?

Related chapters

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   2. hamil

    ❤️❤️Kehamilanku ternyata tak berguna lagi di hari pernikahanmu.**Sambil mengemas tangis dan meraup serpihan hati yang berserakan, kutinggalkan acara resepsi suamiku.Mirisnya, diriku yang sedih dan terluka sangat kontras dengan semua orang yang sedang berbahagia dengan perayaan cinta Mas Angga dan istri barunya.Di depan itu kulihat ada foto prewedding di pasang di kanvas berukuran besar, gaya mesra mereka yang saling menatap dan berpelukan menciptakan kobaran api di hatiku. Angin tiba tiba bertiup kencang menyibak rambutku dan menggoyangkan tumpukan bunga wisteria yang disulap bagai surga sehari untuk kedua mempelai.Aku makin gamang karena ratusan pasang mata masih menatap padaku.Air mataku meluncur, jatuh ke atas punggung kaki, lalu perlahan aku sadar, betapa konyolnya aku menangis begini.Seharusnya Mas Akbar, istri serta keluarganya memuliakanku karena posisiku lebih atas dari anak mereka. Seharusnya aku menjadi ratu bagi rumah tanggaku, bukan seperti gembel terbuang maca

    Last Updated : 2025-01-25
  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   3. hancur sekali

    "Ayo pulang, Sofia, kamu udah puas bikin aku malu!" tiba tiba Mas Akbar menarik lenganku dan mengajakku bangun dari pelaminan yang bahkan belum diduduki pengantinnya. Ada raut murka sekaligus malu di wajah Mas Akbar, mendapatkan hari pernikahannya dihancurkan oleh wanita berdaster yang sedang hamil."Puas? puas apanya? aku belum puas Mas, selama belum bikin kamu menderita seperti ini," jawabku sambil mengusap air mata, pandangan kami sejajar agar dia memahami betapa marah dan kecewanya aku saat ini. Meski aku tertawa jahat, tapi hati ini hancur lebur, tak berbentuk lagi, bahkan aku tak bisa membedakan mana tangis dan mana senyum yang saat ini harus kutunjukkan di depan semua orang."Jangan pura-pura nangis, padahal kamu baru saja merusak momenku!" bentaknya sambil menyeretku.Alangkah hancur hati diperlakukan sekasar ini di hari aku mengetahui bahwa kini diriku membawa calon bayi, calon kehidupan baru untuk keluarga kami, bahkan untuk keluarga besarnya."Lepaskan, jangan menyeret

    Last Updated : 2025-01-25
  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   4. dia datang

    Pukul tujuh malam.Suara deru mobil di halaman rumah membangunkan aku dari posisi tertidur di ruang shalat, mungkin karena begitu lelah, hingga diri ini jatuh dalam lelap."Ayo, masuk, jangan ragu."Suara Mas Akbar terdengar, namun siapa yang dia suruh masuk? Sesaat aku tercenung hingga aku menyadari sesuatu, jangan sampai ... apa yang kuduga terjadi."Aku cemas Mas," balas seorang wanita."Jangan takut, aku akan selalu membelamu, kini tempat ini adalah rumah kita. Rumah yang kubangun untuk istriku."Segera dengan langkah kaki secspat kilat aku menuju ruang tamu dan benar saja, Mas Akbar membawa pulang istrinya."Apa lagi ini?" tanyaku pelan. Kusapu pandangan pada suami dan wanita yang kini sudah berpenampilan rapi dengan rambut tergerai indah."Aku membawanya karena sudah terlanjur semua orang mengetahui statusku, jadi, kami harus bertanggung jawab.""Oh ya, begitu ya?" tanyaku sinis."Ya, aku harap pengertianmu," jawabannya lirih. Belum juga aku mengatakan apa apa, dia sudah menyu

    Last Updated : 2025-01-26
  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   5. sampai pagi

    Sampai pagi Pukul tujuh malam.Suara deru mobil di halaman rumah membangunkan aku dari posisi tertidur di ruang shalat, mungkin karena begitu lelah, hingga diri ini jatuh dalam lelap."Ayo, masuk, jangan ragu."Suara Mas Akbar terdengar, namun siapa yang dia suruh masuk? Sesaat aku tercenung hingga aku menyadari sesuatu, jangan sampai ... apa yang kuduga terjadi."Aku cemas Mas," balas seorang wanita."Jangan takut, aku akan selalu membelamu, kini tempat ini adalah rumah kita. Rumah yang kubangun untuk istriku."Segera dengan langkah kaki secepat kilat aku menuju ruang tamu dan benar saja, Mas Akbar membawa pulang istrinya."Apa lagi ini?" tanyaku pelan. Kusapu pandangan pada suami dan wanita yang kini sudah berpenampilan rapi dengan rambut tergerai indah."Aku membawanya karena sudah terlanjur semua orang mengetahui statusku, jadi, kami harus bertanggung jawab.""Oh ya, begitu ya?" tanyaku sinis."Ya, aku harap pengertianmu," jawabannya lirih. Belum juga aku mengatakan apa apa, dia

    Last Updated : 2025-01-26
  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   6. uang

    "Uangku ... Mana uangku ...."Aku seolah mendengar kembali suara sendiri, tapi lamat-lamat suara itu samar dan tenggelam.Kucoba membuka mata, meski masih berat, kulirik di sisi pembaringan, di mana aku terbaring lemah. Ada Mas Akbar terlihat menatapku dengan penuh cemas."Kamu udah baikan?"Aku tak menjawab, andai bisa aku tak mau berjumpa dengannya. Hanya kuhela napas pelan lalu membuang muka darinya."Dengar Sayang, aku akan mengembalikan uangmu, dalam waktu dekat," bisiknya pelan."Kapan, kau berbohong lagi, Mas," desisku."Secepatnya, Sayang.""Menjauhlah!" Aku menepis dia yang ingin menyentuhku, Sakit hatiku belum terobati terlebih ketika mengingat bagaimanakah caranya dia di tenda kemarin. Aku ingin kabur tapi aku malu pada kedua orang tuaku karena sudah mati matian mempertahankan dan meyakinkan mereka untuk merestui pernikahan kami."Ini tidak akan lama aku berjanji padamu akan membawa pergi Lisa dari rumah ini.""Lalu, apa yang kau tunggu, Mas?""Aku menunggu semua masalah

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   6. uang

    "Uangku ... Mana uangku ...."Aku seolah mendengar kembali suara sendiri, tapi lamat-lamat suara itu samar dan tenggelam.Kucoba membuka mata, meski masih berat, kulirik di sisi pembaringan, di mana aku terbaring lemah. Ada Mas Akbar terlihat menatapku dengan penuh cemas."Kamu udah baikan?"Aku tak menjawab, andai bisa aku tak mau berjumpa dengannya. Hanya kuhela napas pelan lalu membuang muka darinya."Dengar Sayang, aku akan mengembalikan uangmu, dalam waktu dekat," bisiknya pelan."Kapan, kau berbohong lagi, Mas," desisku."Secepatnya, Sayang.""Menjauhlah!" Aku menepis dia yang ingin menyentuhku, Sakit hatiku belum terobati terlebih ketika mengingat bagaimanakah caranya dia di tenda kemarin. Aku ingin kabur tapi aku malu pada kedua orang tuaku karena sudah mati matian mempertahankan dan meyakinkan mereka untuk merestui pernikahan kami."Ini tidak akan lama aku berjanji padamu akan membawa pergi Lisa dari rumah ini.""Lalu, apa yang kau tunggu, Mas?""Aku menunggu semua masalah

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   5. sampai pagi

    Sampai pagi Pukul tujuh malam.Suara deru mobil di halaman rumah membangunkan aku dari posisi tertidur di ruang shalat, mungkin karena begitu lelah, hingga diri ini jatuh dalam lelap."Ayo, masuk, jangan ragu."Suara Mas Akbar terdengar, namun siapa yang dia suruh masuk? Sesaat aku tercenung hingga aku menyadari sesuatu, jangan sampai ... apa yang kuduga terjadi."Aku cemas Mas," balas seorang wanita."Jangan takut, aku akan selalu membelamu, kini tempat ini adalah rumah kita. Rumah yang kubangun untuk istriku."Segera dengan langkah kaki secepat kilat aku menuju ruang tamu dan benar saja, Mas Akbar membawa pulang istrinya."Apa lagi ini?" tanyaku pelan. Kusapu pandangan pada suami dan wanita yang kini sudah berpenampilan rapi dengan rambut tergerai indah."Aku membawanya karena sudah terlanjur semua orang mengetahui statusku, jadi, kami harus bertanggung jawab.""Oh ya, begitu ya?" tanyaku sinis."Ya, aku harap pengertianmu," jawabannya lirih. Belum juga aku mengatakan apa apa, dia

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   4. dia datang

    Pukul tujuh malam.Suara deru mobil di halaman rumah membangunkan aku dari posisi tertidur di ruang shalat, mungkin karena begitu lelah, hingga diri ini jatuh dalam lelap."Ayo, masuk, jangan ragu."Suara Mas Akbar terdengar, namun siapa yang dia suruh masuk? Sesaat aku tercenung hingga aku menyadari sesuatu, jangan sampai ... apa yang kuduga terjadi."Aku cemas Mas," balas seorang wanita."Jangan takut, aku akan selalu membelamu, kini tempat ini adalah rumah kita. Rumah yang kubangun untuk istriku."Segera dengan langkah kaki secspat kilat aku menuju ruang tamu dan benar saja, Mas Akbar membawa pulang istrinya."Apa lagi ini?" tanyaku pelan. Kusapu pandangan pada suami dan wanita yang kini sudah berpenampilan rapi dengan rambut tergerai indah."Aku membawanya karena sudah terlanjur semua orang mengetahui statusku, jadi, kami harus bertanggung jawab.""Oh ya, begitu ya?" tanyaku sinis."Ya, aku harap pengertianmu," jawabannya lirih. Belum juga aku mengatakan apa apa, dia sudah menyu

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   3. hancur sekali

    "Ayo pulang, Sofia, kamu udah puas bikin aku malu!" tiba tiba Mas Akbar menarik lenganku dan mengajakku bangun dari pelaminan yang bahkan belum diduduki pengantinnya. Ada raut murka sekaligus malu di wajah Mas Akbar, mendapatkan hari pernikahannya dihancurkan oleh wanita berdaster yang sedang hamil."Puas? puas apanya? aku belum puas Mas, selama belum bikin kamu menderita seperti ini," jawabku sambil mengusap air mata, pandangan kami sejajar agar dia memahami betapa marah dan kecewanya aku saat ini. Meski aku tertawa jahat, tapi hati ini hancur lebur, tak berbentuk lagi, bahkan aku tak bisa membedakan mana tangis dan mana senyum yang saat ini harus kutunjukkan di depan semua orang."Jangan pura-pura nangis, padahal kamu baru saja merusak momenku!" bentaknya sambil menyeretku.Alangkah hancur hati diperlakukan sekasar ini di hari aku mengetahui bahwa kini diriku membawa calon bayi, calon kehidupan baru untuk keluarga kami, bahkan untuk keluarga besarnya."Lepaskan, jangan menyeret

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   2. hamil

    ❤️❤️Kehamilanku ternyata tak berguna lagi di hari pernikahanmu.**Sambil mengemas tangis dan meraup serpihan hati yang berserakan, kutinggalkan acara resepsi suamiku.Mirisnya, diriku yang sedih dan terluka sangat kontras dengan semua orang yang sedang berbahagia dengan perayaan cinta Mas Angga dan istri barunya.Di depan itu kulihat ada foto prewedding di pasang di kanvas berukuran besar, gaya mesra mereka yang saling menatap dan berpelukan menciptakan kobaran api di hatiku. Angin tiba tiba bertiup kencang menyibak rambutku dan menggoyangkan tumpukan bunga wisteria yang disulap bagai surga sehari untuk kedua mempelai.Aku makin gamang karena ratusan pasang mata masih menatap padaku.Air mataku meluncur, jatuh ke atas punggung kaki, lalu perlahan aku sadar, betapa konyolnya aku menangis begini.Seharusnya Mas Akbar, istri serta keluarganya memuliakanku karena posisiku lebih atas dari anak mereka. Seharusnya aku menjadi ratu bagi rumah tanggaku, bukan seperti gembel terbuang maca

  • TERPAKSA BERBAGI CINTA   1. harus bahagia atau sedih??

    **Tanpa alas kaki, kunaiki taksi dan meluncur ke sebuah alamat. Sambil menahan tangis, dan debaran dada yang berlomba dengan ketegangan, aku terus berdoa agar musibah itu tidak terjadi.Seorang sahabatku menelpon dan memberi tahuku bahwa secepat mungkin aku harus mencegah petaka besar yang mungkin bisa mengubah jalan hidupku dan bayi ini.Ya, bayi yang baru kuketahui tumbuh di rahimku pagi tadi. Bayi yang kutunggu dari delapan tahun sejak akad nikah kami.❤️❤️Kubuka pintu taksi dan berlari ke sebuah tenda acara yang terlihat begitu mewah dengan desain rustic elegan. Selagi berlari menuju ke depan acara, aku terlambat. Kata sah sudah bergema, lututku lemas, dadaku sakit, begitu juga tenaga dan tulang-belulangku seolah dicabut paksa dari tubuh ini.Aku tersungkur tepat di depan saksi dan penghulu pernikahan suamiku."Apa ini Mas? Kamu nikah lagi .... ya Allah ....""Sofia ...." Mas Akbar langsung terkesiap melihat kedatanganku sementaraair mataku tumpah, tubuhku seketika kehilangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status