Share

Bab 104. Khayalanku

Salah satu asisten Dimas yang sejak tadi mengajak Zaki bermain datang sambil menggendong Zaki. Dia menghampiriku dan menyerahkan Zaki padaku.

"Terima kasih ya Mbak. Sudah menjaga anaku. Oh ya sambil nunggu Nyonya Veronca pulang aku mau menidurkan Zaki, kasiham. Tak taruh di karpet saja ya Mbak," ujarku.

"iya Mbak, silakan. Oh ya aku tinggal dulu. Mau menyiapkan makanan untuk makan siang," ujar Septi pamit membantu temannya yang sudah duluan di dapur. Namun, Dimas memanggilnya.

"Mbak, tolong antar Mbak Minah ke kamarku. Biar putranya tidur di kamarku saja. Oh ya jangan lupa nyalakan ACnya!" titah Dimas. Mendengar titah yang aneh dahi Septi mengerti seolah tidak percaya. Dia hanya memandangku dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

Buru-buru aku menolaknya agar tidak ada pikiran yang aneh-aneh.

"Tidak usah, Dimas. Anaku bisa tidur di mana saja. Aku gak enak sama dengan Mbak Septi," tolakku.

"Sudah bawa naik anakmu atau kamu mau gendong terus sampai dia bangun," ketus Dimas.

Mungkin denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status