Share

Bab 110. Pengakuan Dimas

Pria itu menatapku lekat. Aku berusaha mencari apa yang tersembunyi di balik mata hitam sipit itu.

"Aku ingin ikut denganmu, Minah. Ajari aku untuk mengenal Tuhanmu. Aku memang belum mengenal Tuhan selama ini. Mama dan Papa serta Oma bukan muslim. Kami orang keturunan. Apakah kamu percaya dengan apa yang aku ucapkan?" Dimas.

Aku hanya diam. Belum berani ambil keputusan.

"Kasih aku waktu, Dim," ujarku lirih.

Baru saja kami asyik berbincang, mendadak ada wanita dengan rambut yang bergelombang dengan rok sepaha. Dia sangat cantik. Aku mungkin tidak ada apa-apanya dibanding dia.

"Hei Dimas Cahya Wijaya?" teriak wanita itu langsung memeluk Dimas yang sedang duduk. Dia juga terkejut dengan kehadiran wanita itu. Tidak mampu menolak ketika wanita itu mencium pipi DImas. Sampai memerah wajahku melihat cara dia memeluk dan mencium Dimas. AKu menduga dia adalah pacar Dimas.

"Kamu Vika, kan?" tanya Dimas sambil tersenyum lebar.

"Iya,aku Vika yang sedang bekerja di Singapura. Kamu sekarang ganteng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status