TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU
BAB : 22KETAKUTAN DI RUMAH BU DARMI
18+"Ronal... Ronal... Ronal!? Ke sini, Ronal!?" teriakkan Bu Darmi memecahkan keheningan malam.Ibu dari Tiwi dan Tika itu berulang kali memangil menantunya dengan suara yang sangat keras. Kerasnya suara Bu Darmi tidak hany
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 23RASA TAKUT YANG TAK BIASA18+Cepat ke sini!" desak Bu Darmi.Rupanya Bu Darmi memang serius minta ditemenin Tika. Mungkin karena rasa takut juga hadir di hatinya mendengar apa yang dikatakan Tika tadi."Pergi sana ... temani Ibu!" Ronal ikut memerintah Tika.Keraguan semakin jelas terlihat di wajah Tika. Walau berdua dengan Ibu, rasanya Tika masih tidak berani ke dapur.Posisi dapur bersebelahan dengan kamar mandi.Bagaimana mana nanti kalau hantu itu menarik dirinya dan membawa ke dalam kamar mandi, pikir Tika."Hyiiiii!"Gadis itu kembali bergidik dengan rasa takut yang tadi hampir hilang, kini muncul kembali."Kalau tidak mau. Biar Mas Ronal yang menemani Ibu dan kamu tetap di sini bersama Mbak Tiwi," ucap Ronal sambil berdiri."Nih, min
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 24TIWI TAK KUNJUNG SADAR18+Tidak jelas makhluk apa itu, dan entah benar itu makhluk atau perasaannya saja. Ronal tidak bisa memastikan, dia mengucek mata untuk memperjelas penglihatannya.Namun, tetap saja dia tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Malah rasa takut di hati Ronal semakin bertambah."Tenang ... tenang ... tidak ada apa-apa, Ronal! Tak perlu takut!" gumam Ronal pelan untuk menenangkan hati sambil mengusap-usap bagian dadanya dengan telapak tangan.Sementara degup di dada itu semakin tidak beraturan. Bergemuruh bak bedug yang ditabuh bertalu-talu. Sehingga membuat napas Ronal sedikit sesak.Dengan perlahan Ronal menarik pandangan dari pintu kamar. Matanya kembali menuju area yang dirasa ada sesuatu di sana.Perbuatan ini justru membuat rasa takut itu semakin menggila, keringat dingin mulai
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 25BUTUH BANTUAN USTAD DANU LAGI18+"Kalau begitu, coba kamu yang melakukannya!" kata Bu Darmi sambil mengulurkan tangannya yang memegang gelas ke arah Tika."Tidak ... tidak! Jangan saya, saya nggak bisa. Takut!" jawab Tika sambil mengangkat ke dua tanganya di depan dada.Dengan telapak tangan yang terkembang Tika menggerakkannya ke kiri dan ke kanan berulang-ulang tanda menolak.Jangankan untuk menyentuh tubuh Tiwi, mendekatinya saja Tika tidak berani. Apa lagi kalau memikirkan di saat Tiwi siuman tangan kakaknya itu langsung melayang menyambar leher Tika.Huhfffffff, benar-benar mengerikan!Seketika wajah gadis itu berubah. Rona ketakutan semakin jelas di sana. Kakinya dia tarik ke belakang, mundur berapa langkah dengan tubuh sedikit gemetar."Jangan terlalu dekat lemari, siapa tahu ada m
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 26TIWI DILARIKAN KE RUMAH SAKIT18+Keesokan harinya selepas Salat Subuh ada beberapa tetangga yang menyemput Ustad Danu.Sebagai penunjuk jalan adalah Pak Hansip yang terlihat masih terkantuk-kantuk karena semalam dia habis tugas jaga keliling kampung.Ronal menyerahkan kunci mobilnya untuk orang yang dipercaya menjadi supir menuju rumah Ustad Danu.Setelah itu Ronal tidur sesaat mengistirahatkan tubuh karena hampir semalam suntuk dia begadang. Paling tidur cuma sekitar dua jam sebelum teriakkan Bu Darmi membangunkannya.Itulah untungnya semalam ada bapak-bapak yang menyempatkan tidur di ruang tamu, sehingga pagi ini mereka terlihat lebih segar. Merekalah yang bertugas menjemput Ustad Danu.Hidup di kampung memang masih seperti itu. Budaya saling menolong masih mendarah daging. Satu susah, sem
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 27JIWA TIWI TERSANDERA18+Mendengar apa yang dikatakan Ustad Danu membuat Ronal bingung. Dia benar-benar tidak mengerti dengan penyakit seperti ini. Setahunya, bila orang yang tidak sadar diri dalam waktu lama, itu namanya mati suri atau koma.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 28NASEHAT USTAD DANU18+Mengapa hal tersebut masih mampu memaksa Tiwi keluar dari raganya?Semua itu terjadi karena kurangnya ibadah dan lemahnya jiwa, serta kekurangan logika Tiwi. Apa lagi perempuan lebih sering mengikuti perasaan dari
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 29KIASAN CANGKIR PECAH18+Sudah tiga hari Tiwi dirawat di rumah sakit, namun tidak ada perkembangan yang berarti. Akhirnya Ronal memutuskan untuk menemui seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Ronal ingin berkonsultasi dengan sahabatnya tersebut.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 30TOKEK DI RUMAH DOKTER HERMAN"Udah...tidak apa-apa. Ayo duduk lagi," kata dokter Herman, kepada Ronal yang membantunya mengibaskan bekas air kopi yang menempel di kemejanya."Ada apa, Mas?"Hampir berbarengan Ronal dan Herman memutar arah mengarah pada sumber suara tersebut. Dari pintu pembat
BAB KE : 12O AKHIR SEBUAH CERITA 16+Kakek itu hanya bisa berharap seperti itu, karena yang maha mengetahui hanya Tuhan, apakah berdosa atau tidak berdosanya seseorang ketika melakukan suatu perbuatan hanya Tuhan yang bisa menentukan. Mungkin dari segi ilmu fiqih ada keterangan berdosa bila melakukannya, tapi Tuhan maha mengetahui niat seseorang. Tuhan lebih mengetahui kenapa orang tersebut sampai terperosok ke dalam dosa tersebut. Tidak boleh menghakimi bila sesuatu perkara itu belum terang oleh kita, itu prinsip yang dipakai oleh Galogentang. "Aamiin!" Ronal dan Ucil hampir serentak mengucapkan kata penutup doa tersebut menyambut ucapan Galogentang. "Tapi, belum tentu juga kamu tidak berdosa." Kalimat Galogentang yang ini membuat Ronal memiringkan mulutnya dengan mata menyipit menatap kakek tersebut sambil mengangkat bahu. "Ya, mungkin dosa kamu akan dipungut dari sisi kebodohan ...""Kebodohan bagaimana maksudnya?" Ronal memotong kalimat Galogentang."Dalam hidup itu, kita
BAB KE : 119 GALOGENTANG DAN UCIL SABARUCIL DATANG KE RUMAH RONAL 16+"Kakek Galogentang!" seru Ronal tertahan sambil bergegas ke arah mobil, karena dari balik mobil itulah kepala Galogentang menyembul. Senyum lepas dari bibir Galogentang, begitu pula dengan Ronal, setelah dekat mereka berpelukan. Jelas kegembiraan terlihat di wajah mereka. Bagi Ronal ini adalah pertemuan yang tidak disangka-sangka. Pertemuan yang membuat bahagia. "Eh, Ucil Sabarucil juga ada!" Senyum Ronal berubah jadi tawa lepas, ketika melihat makhluk kerdil juga ada di sana. Tadi Ronal tidak melihat, mungkin karena Ucil terlalu kecil, sehingga luput dari pandangan mata Ronal. Setelah melepaskan pelukan dengan Galogentang, Ronal bersimpuh di depan Ucil. Walau telah bersimpuh, Ronal tetap lebih tinggi dari Ucil. Kemudian mereka pun berpelukan. "Ayo, masuk! Kita bicara di dalam saja," ajak Ronal sesaat kemudian. "Mau bikin heboh orang yang ada di dalam rumahmu? Mereka kan tidak dapat melihat kami, nanti ka
ADA CINTA ANTARA TIKA DAN RAHMAN BAB KE : 118 "Memangnya Tika belum kenalan sama Rahman, Pak Hansip?"Semua mata mengarah pada Bu RT ketika beliau melepaskan pertanyaan tersebut. Berbagai ekspresi terlihat dari wajah mereka yang ada di ruangan tersebut. Ada yang tertawa, ada yang tersenyum, ada yang senyumnya sengaja dikulum, bahkan ada pula yang cengengesan. Rahman dan Tika juga ikut tersenyum, tapi cuma sebentar, karena tahap berikutnya wajah mereka memerah dan buru-buru menunduk. "Bu RT ngomong apa sih?" Sungut Tika pada Bu RT sebelum menunduk. Wajah Tika memang rada cemberut, tapi hatinya serasa terbang dengan sejuta bunga-bunga yang bermekaran, penuh kebahagiaan. Mungkin memang begitu sifat orang yang sedang jatuh cinta, kata hati dan ekspresi wajahnya suka tidak sama, kadang hati berkata iya, tapi kepala menggeleng diselingi anggukan. "Kenalan secara formal mungkin belum, Bu RT. Cuma rasanya, hati dan jiwa mereka sudah saling menyelami, dan sama-sama merasakan suka yan
BAB KE : 117 ADA APA DENGAN TIKA 16+Ternyata peristiwa di kampung jin benar-benar jadi pelajaran yang berharga bagi Ronal dan istrinya. Selama ini pasangan suami istri tersebut tidak begitu mempercayai akan adanya alam gaib yang mirip dengan perkampungan manusia. Mereka juga tidak percaya dengan adanya aturan tata krama dan adab terhadap makhluk-makhluk tersebut. Bahkan mereka tidak percaya sama sekali kalau makhluk astral bisa mengganggu kehidupan manusia. Namun, pengalaman telah mengajarkan mereka untuk mempercayai adanya kekuatan dari makhluk gaib, bukan sekedar percaya akan adanya Tuhan saja, tapi harus mempercayai adanya makhluk gaib yang diciptakan Tuhan.Kini mereka baru mengerti, bahwa tidak semua kejahatan dapat dilihat dengan nyata, sebab itu perlu berserah diri dan minta perlindungan pada Tuhan, tentu jalannya dengan takwa dan berdoa. Bermacam doa pun mulai mereka hapal, doa masuk ke kamar mandi sampai doa ketika mau berhubungan antara suami dan istri pun mereka haf
BAB KE : 116 RONAL KEMBALI PULANG 16+Dua lelaki yang kelihatan sebaya itu keluar dari gubuk. Sesaat Nursalim menatap ke arah gubuknya yang berjarak tidak begitu jauh dari gubuk Kartim, terlihat istrinya masih sibuk mengusir burung yang silih berganti mampir di sawah mereka. Nursalim berjalan di depan, diikuti Kartim dengan hati yang masih diliputi rasa was-was. Sambil berjalan mereka terus berbincang, membicarakan dan menebak apa gerangan yang ada di sana. Bahkan Nursalim pun telah melupakan niat awalnya ke gubuk Kartim, yang sebenarnya hendak meminjam korek api, entah kenapa hari ini dia lupa membawa benda tersebut. Padahal biasanya benda yang satu itu selalu nyempil dalam kantongnya. "Sepertinya ada mayat!" kata Nursalim sambil menghentikan langkah ketika mereka telah hampir sampai di tempat Ronal. Kartim memanjangkan leher, mengintip dari belakang Nursalim. Mata Kartim cukup lama meneliti sosok lelaki yang tergeletak tanpa bergerak itu, yang jaraknya tidak jauh dari tempa
BAB KE : 115RONAL DIKIRA HANTU 16+Tidak jauh dari tempat Ronal pingsan, dari sebuah gubuk yang ada di sawah tersebut, terlihat seorang bapak-bapak berumur sekitar empat puluh lima tahun. Sebelum matahari menyinari bumi, dia telah berada di sawahnya, dengan maksud untuk menjaga padinya dari incaran burung liar. Ada keanehan yang dia rasakan pagi ini, tak ada satu pun burung yang hinggap di area sawahnya. Sementara temannya yang lain pada sibuk berteriak mengusir burung yang mampir untuk mencicipi bulir padi milik mereka.Keanehan itu memang sempat mengganjal hatinya, tumben burung-burung pada enggan mampir di petak sawahnya, padahal biasanya padi milik dialah sasaran utama dari burung-burung tersebut, karena petak sawah bapak tersebut berada persis di bawah kaki bukit, tempat di mana burung-burung bersarang.Rasa heran di hatinya semakin menjadi, ketika melihat asap tipis yang mengudara di bagian ujung sawahnya. Batin lelaki itu mengira ada api di sekitar sana. Tapi siapa pula y
BAB KE : 114 MAKHLUK BUNIAN DAN SILUMAN BUAYA JADI PEMENANG16+Korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Karena yang terjun ke medan tempur sangat banyak dari masing-masing kelompok, sehingga korban yang berjatuhan tentu sangat banyak pula, mungkin jumlahnya ribuan.Peperangan di perbatasan sebenarnya dimenangkan oleh Ratu Kencana Wangi. Kelompok Jin Sumbing bahkan sampai lari terbirit-birit menyelamatkan diri ke wilayahnya. Namun, betapa terkejutnya mereka, karena mereka langsung disambut oleh pasukan makhluk Bunian yang telah siap menanti dengan prajurit-prajurit andalan mereka. Tidak sulit bagi makhluk Bunian untuk mengalahkan kelompok Jin Sumbing yang sudah kelelahan. Akhirnya mereka semua berhasil di tangkap dan dijebloskan ke penjara. Nasib Ratu Kencana Wangi dan pasukannya juga tidak kalah apesnya dibandingkan dengan kelompok Jin Sumbing. Sebenarnya kelompok Ratu Kencana Wangi sengaja tidak mengejar Jin Sumbing, karena mereka merasa sudah yakin menang dan hanya menunggu
BAB KE : 113SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG 16+Balon tersebut menggelinding dengan cepat menuju dasar jurang. Terkadang melenting tinggi bila menabrak batu, kadang-kadang malah menghantam pohon yang tumbuh di sisi tebing.Namun, balon itu tidak pernah berhenti, terus meluncur karena pengaruh gravitasi bumi. Entah bagaimana nasib Ronal yang ada di dalam balon tersebut. Setelah melambaikan tangan ke arah balon raksasa yang terus meluncur, tanpa menunggu lambaiannya berbalas, Galogentang langsung menghentakan kaki ke bumi. Sekali hentak, tubuhnya melambung, lalu melayang di angkasa. Galogentang tidak kembali ke arena pertempuran Ratu Kencana Wangi dan Jin Sumbing. Dia malah terbang menuju wilayahnya, wilayah siluman buaya. Setelah sampai di wilayah siluman buaya, Galogentang segera menemui rajanya dan menceritakan apa yang terjadi, sekaligus mengusulkan untuk segera melakukan penyerangan ke wilayah Bukit Lampu. Mendengar apa yang disampaikan Galogentang, raja siluma
BAB KE : 112RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG 16+Sikap Ronal ini justru membuat tawa Galogentang semakin keras, wajahnya sampai memerah. Tentu sikap kakek tersebut membuat Ronal semakin masgul bin keki. "Benar-benar makhluk aneh, urusan hidup mati orang, malah ditanggapi dengan tawa," rutuk Ronal dalam hati."Jurang itu hanya bentuknya saja yang curam, tapi selalu ada sisi atau bagian tempat kita berpijak. Lakukan dengan percaya diri, jagan takut akan sesuatu! Bila kita sudah takut sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya. Itu sama saja takut dengan bayang-bayang," ucap Galogentang setelah tawanya reda."Tapi saya memang tidak berani menuruni jurang itu, Kek! Lewat jalan yang datar saja, atau Kakek ikut bersama saya," tawar Ronal. "Apakah kamu ingin bersama saya menuruni jurang itu?" tanya Galogentang. "Iya, kalau bersama Kakek, saya berani," jawab Ronal cepat. "Ayo, kita ke sana!" ajak Galogentang sambil berdiri. "Ayo!" Ronal menyanggupi, dia pun berdiri,