TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU
BAB KE : 26 TIWI DILARIKAN KE RUMAH SAKIT 18+Keesokan harinya selepas Salat Subuh ada beberapa tetangga yang menyemput Ustad Danu.Sebagai penunjuk jalan adalah Pak Hansip yang terlihat masih terkantuk-kantuk karena semalam dia habis tugas jaga keliling kampung.
Ronal menyerahkan kunci mobilnya untuk orang yang dipercaya menjadi supir menuju rumah Ustad Danu.
Setelah itu Ronal tidur sesaat mengistirahatkan tubuh karena hampir semalam suntuk dia begadang. Paling tidur cuma sekitar dua jam sebelum teriakkan Bu Darmi membangunkannya.
Itulah untungnya semalam ada bapak-bapak yang menyempatkan tidur di ruang tamu, sehingga pagi ini mereka terlihat lebih segar. Merekalah yang bertugas menjemput Ustad Danu.
Hidup di kampung memang masih seperti itu. Budaya saling menolong masih mendarah daging. Satu susah, sem
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 27JIWA TIWI TERSANDERA18+Mendengar apa yang dikatakan Ustad Danu membuat Ronal bingung. Dia benar-benar tidak mengerti dengan penyakit seperti ini. Setahunya, bila orang yang tidak sadar diri dalam waktu lama, itu namanya mati suri atau koma.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 28NASEHAT USTAD DANU18+Mengapa hal tersebut masih mampu memaksa Tiwi keluar dari raganya?Semua itu terjadi karena kurangnya ibadah dan lemahnya jiwa, serta kekurangan logika Tiwi. Apa lagi perempuan lebih sering mengikuti perasaan dari
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 29KIASAN CANGKIR PECAH18+Sudah tiga hari Tiwi dirawat di rumah sakit, namun tidak ada perkembangan yang berarti. Akhirnya Ronal memutuskan untuk menemui seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Ronal ingin berkonsultasi dengan sahabatnya tersebut.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 30TOKEK DI RUMAH DOKTER HERMAN"Udah...tidak apa-apa. Ayo duduk lagi," kata dokter Herman, kepada Ronal yang membantunya mengibaskan bekas air kopi yang menempel di kemejanya."Ada apa, Mas?"Hampir berbarengan Ronal dan Herman memutar arah mengarah pada sumber suara tersebut. Dari pintu pembat
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 31RONAL DIIKUTI MAKHLUK ASTRALSetelah diskusi dengan sahabatnya yang juga seorang dokter itu, akhirnya Ronal memutuskan untuk merawat Tiwi di rumah saja.Bu Darmi menyetujui dengan apa yang diputuskan Ronal tersebut. Apa lagi pertimbangannya cukup matang, dengan melakukan pengobatan secara medis bersamaan dengan alternatif.Menurut Bu Darmi, dengan dirawatnya Tiwi di rumah sakit, tentu akan membuat Ustad Danu sungkan ke sana.Sementara, apa yang menimpa Tiwi sudah jelas. Penyakitnya bukan penyakit medis, tapi karena adanya gangguan dari makhluk astral.Kebetulan ada dokterHerman yang bersedia datang ke rumah untuk memeriksa kesehatan Tiwi. Dengan demikian, pengobatan Tiwi bisa dilakukan dengan cara medis sekaligus dengan cara alternatif.Walau Tiwi belum sadarkan diri, namun pihak keluarga telah merasa sedikit tenang, karen
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 32LIDAH RATU KENCANA WANGI YANG MENYERAMKAN18+"Hsstttttttttttt."Tiba-tiba terdengar suara seperti desakan ular, bersamaan dengan pintu bergeser dengan pelan. Tiwi memutar tubuhnya ke arah pintu yang sedang bergerak. Dia pun segera bangkit dengan perhatian penuh pada
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 33KETAMPANAN GANAYANA18+Lidah Ratu Kencana Wangi bergerak turun naik dengan kedua cabangnya bergetar. Dari dua ujung lidah itulah terdengar suara mendesis seperti suara ketika pintu terbuka tadi.Apa yang terjadi pada Ratu Kencana Wangi, Tiwi tidak bisa dilihat, karena posisi Tiwi dipunggungi oleh Ra
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 31/34SERAGAM NYI RORO KIDUL16+Tiwi membuka mata, saat ini dia merasakan keadaanya lebih tenang dan segar. Dia melirik ke arah meja yang ada di samping ranjang. Ternyata ada Ratu Kencana Wangi. Entah sejak kapan Ratu Kencana Wangi duduk di sana."Selamat pagi, Bunda Ratu!"Dengan senyum tersungging Ratu Kencana Wangi menyapa Tiwi. Terlihat dia begitu bersahaja dengan balutan pakaian bak ratu dalam filem-filem jaman dulu, lengkap dengan perhiasan dan tiaranya."Pagi?" Dahi Tiwi berkerut. Itu bukan jawaban salam dari Tiwi untuk Ratu Kencana Wangi, tapi sebuah pertanyaan.Ya, pertanyaan!Pagi? Kapan malamnya? Pertanyaan itu yang ada dalam hati Tiwi. Dia memang tidur, tapi saat itu hari belum malam.Dia masih ingat, waktu Ratu Kencana Wangi mengiringinya menuju ranjang, kemudian dia merasakan ka