TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU
BAB KE : 29
KIASAN CANGKIR PECAH18+
Sudah tiga hari Tiwi dirawat di rumah sakit, namun tidak ada perkembangan yang berarti. Akhirnya Ronal memutuskan untuk menemui seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Ronal ingin berkonsultasi dengan sahabatnya tersebut.TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 30TOKEK DI RUMAH DOKTER HERMAN"Udah...tidak apa-apa. Ayo duduk lagi," kata dokter Herman, kepada Ronal yang membantunya mengibaskan bekas air kopi yang menempel di kemejanya."Ada apa, Mas?"Hampir berbarengan Ronal dan Herman memutar arah mengarah pada sumber suara tersebut. Dari pintu pembat
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 31RONAL DIIKUTI MAKHLUK ASTRALSetelah diskusi dengan sahabatnya yang juga seorang dokter itu, akhirnya Ronal memutuskan untuk merawat Tiwi di rumah saja.Bu Darmi menyetujui dengan apa yang diputuskan Ronal tersebut. Apa lagi pertimbangannya cukup matang, dengan melakukan pengobatan secara medis bersamaan dengan alternatif.Menurut Bu Darmi, dengan dirawatnya Tiwi di rumah sakit, tentu akan membuat Ustad Danu sungkan ke sana.Sementara, apa yang menimpa Tiwi sudah jelas. Penyakitnya bukan penyakit medis, tapi karena adanya gangguan dari makhluk astral.Kebetulan ada dokterHerman yang bersedia datang ke rumah untuk memeriksa kesehatan Tiwi. Dengan demikian, pengobatan Tiwi bisa dilakukan dengan cara medis sekaligus dengan cara alternatif.Walau Tiwi belum sadarkan diri, namun pihak keluarga telah merasa sedikit tenang, karen
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 32LIDAH RATU KENCANA WANGI YANG MENYERAMKAN18+"Hsstttttttttttt."Tiba-tiba terdengar suara seperti desakan ular, bersamaan dengan pintu bergeser dengan pelan. Tiwi memutar tubuhnya ke arah pintu yang sedang bergerak. Dia pun segera bangkit dengan perhatian penuh pada
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 33KETAMPANAN GANAYANA18+Lidah Ratu Kencana Wangi bergerak turun naik dengan kedua cabangnya bergetar. Dari dua ujung lidah itulah terdengar suara mendesis seperti suara ketika pintu terbuka tadi.Apa yang terjadi pada Ratu Kencana Wangi, Tiwi tidak bisa dilihat, karena posisi Tiwi dipunggungi oleh Ra
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 31/34SERAGAM NYI RORO KIDUL16+Tiwi membuka mata, saat ini dia merasakan keadaanya lebih tenang dan segar. Dia melirik ke arah meja yang ada di samping ranjang. Ternyata ada Ratu Kencana Wangi. Entah sejak kapan Ratu Kencana Wangi duduk di sana."Selamat pagi, Bunda Ratu!"Dengan senyum tersungging Ratu Kencana Wangi menyapa Tiwi. Terlihat dia begitu bersahaja dengan balutan pakaian bak ratu dalam filem-filem jaman dulu, lengkap dengan perhiasan dan tiaranya."Pagi?" Dahi Tiwi berkerut. Itu bukan jawaban salam dari Tiwi untuk Ratu Kencana Wangi, tapi sebuah pertanyaan.Ya, pertanyaan!Pagi? Kapan malamnya? Pertanyaan itu yang ada dalam hati Tiwi. Dia memang tidur, tapi saat itu hari belum malam.Dia masih ingat, waktu Ratu Kencana Wangi mengiringinya menuju ranjang, kemudian dia merasakan ka
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU BAB KE : 35RATU KENCANA WANGI BERUBAH UJUD 16+"Ke mana Ganayana?" tanya Tiwi seketika. Gelagatnya seperti orang terkejut karena tiba-tiba teringat sesuatu yang terlupakan.Rupanya setelah kabut terhirup oleh hisapan napas istri Ronal itu, semua yang berhubungan dengan pakaian sirna dari ingatannya. Kini pikiran Tiwi dipenuhi oleh bayangan Ganayana yang mempesona. Ingin rasanya Tiwi segera bertemu dengan pemuda gagah itu. Bahkan bukan hanya sekedar ingin bertemu, tapi di hatinya telah bergelayut rindu. "Ganayana sedang mempersiapkan diri untuk mengajak Bunda Ratu jalan-jalan. Bukankah Bunda Ratu ingin keluar untuk menikmati indahnya alam di sekitar sini?" Ratu Kencana Wangi kembali berdiri dan menghampiri Tiwi, lalu duduk di sisi ranjang, berhadapan dengan istri Ronal tersebut. Senyum masih bermain di bibir Ratu Kencana Wangi. Tapi, senyum kali ini penuh dengan kelicikan. Karena ada sebuah rencana yang akan dia lakukan untuk Tiwi "Ya, saya me
BAB KE : 36 ISTANA RATU KENCANA WANGI 16+Taring yang mencuat dari kedua sisi mulut Ratu Kencana Wangi juga akan mendatangkan rasa ngeri bagi yang melihatnya, karena taring itu mirip seperti taring ular cobra. Runcing dan mengkilat dengan ukuran sebesar kelingking anak remaja. "Sssstttsssssssssss!"Suara desisan terdengar lagi bersamaan dengan terangkat dan naiknya kepala Ratu Kencana Wangi. Perlahan semakin menjulang naik meliuk-liuk, ditopang oleh badan ular yang besarnya seukuran pohon kelapa. Semakin naik, semakin cepat pula liukkan dari ular tersebut. Dari samping kiri dan kanan tubuh ular terlihat seperti ada sesuatu yang tumbuh. Makin lama makin memanjang dan melebar. Akhirnya berubah menjadi sayap. Kini kedua sisi tubuh Ratu Kencana Wangi yang berujud ular, dihiasi oleh sepasang sayap. Tapi sayap itu tidak seperti sayap burung, namun, sayap tersebut seperti kulit ular yang dibentangkan. Bagian kepala ular itu menjulang ke angkasa dan terus naik seperti layangan. Akhirn
BAB KE : 37GANAYANA CALON RAJA MUDASemua tubuh ular siluman telah lenyap masuk ke dalam lubang yang ada di balik curahan air terjun.Ternyata di dalam tebing tersebut terdapat rongga, seperti gua yang sangat besar. Mungkin bukit cadas itu hanya dinding dari ruangan tersebut.Rongga dalam bukit tersebut terbagi dari beberapa ruang. Masing-masing ruangan ditata dengan indah dengan hiasan dinding yang menakjubkan.Begitupun dengan perabot yang ada di dalam ruangan tersebut. Semuanya terbuat dari kayu jati yang berukir, coraknya di dominasi oleh ukiran berbentuk gambar ular dan burung. Pernak-perniknya juga begitu indah dengan kesan begitu wah.Ruangan yang sangat mewah, layaknya seperti ruangan istana raja-raja di jaman bahula. Di ruangan pertama di jaga oleh puluhan lelaki berbadan tegap dengan tombak di tangan.Pakaian yang mereka kenakan seragam, mirip pakaian prajurit jaman kerajaan dengan rompi berwarna coklat.Ketika memasuki lubang yang ada di balik air terjun, Ratu Kencana Wang