Share

Darah, bukan air

***

Kang Dirman segera mengemudikan mobil menuju Rumah Sakit yang Haikal sebutkan. Sebelum berangkat ke Surabaya, Pak Handoko sudah memberi tahu lebih dulu dimana Fatima dirawat sehingga Delia tidak perlu bertanya-tanya lagi dimana kakaknya dirawat saat ini.

"Rumah Sakit Unair," kata Kang Dirman mengeja nama Rumah Sakit yang tertulis besar di atas bangunan berlantai tinggi. "Gila, besar sekali Rumah Sakitnya." Kang Dirman geleng-geleng. Apalagi ketika mobil yang ia kemudikan mulai memasuki halaman parkir.

"Ini nanti yakin kita gak bakalan nyasar, Neng?"

Delia tersenyum tipis. "Insya Allah tidak, Kang. Aman!"

Haikal membuka pintu mobil dan mempersilahkan istrinya keluar. Kepalanya mendadak pening melihat bangunan besar di depannya, belum lagi kawasan parkir yang begitu luas. Pria berkemeja hitam itu memijit pelipisnya perlahan.

"Mas juga pusing?" cibir Delia menahan tawa. Haikal mengangguk lemah. "Ini Rumah Sakit besar sekali, Dek," gerutunya.

"Namanya juga Rumah Sakit," sahut Delia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
ebos
strategis penulis bikin penasaran .. ..!!!!
goodnovel comment avatar
Anna Heryanimulyaningrat
iya, up lg ya
goodnovel comment avatar
Maulina Fikriyah
Hehe, iya, semoga bisa nulis banyak bab ya saya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status