Share

Part 19 Di luar Dugaan

Penulis: Rita Febriyeni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-16 09:23:13

TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKU

Part 19 (di luar dugaan)

Pagi-pagi bikin ribut saja mantan suamiku. Aku sudah dicerai tapi sikapnya seolah aku masih istri sah. Lah ini kak Gara ngapain juga berkunjung. Hidupku sudah ribet, eeeh ditambah lagi. Kata kak Murni harus lebih tegas.

"Kalau Dinda sudah dicerai, ia berhak menentukan pendamping hidupnya, lagian keputusan bukan ditanganmu," ucap kak Yuda melihat kak Angga.

"Aku tidak butuh pendapatmu!" sanggah kak Angga angkuh.

Kenapa mereka semua di depan rumahku. Seperti demo saja. Aku harus buat demo ini bubar. Malu dilihat tetangga jika terjadi keributan lagi.

"Kak Angga, tolong jangan campuri hidupku lagi, kamu sudah menceraikanku. Dan aku tidak ingin rujuk," ucapku tagas.

"Tapi Din, ini hanya salah paham, kita bisa perbaiki," jawab kak Angga. Ternyata ia terlambat sadar.

"Ini bukan masalah salah paham di antara kita, tapi sikapmu yang tak bisa kuterima."

Kak Angga terdiam dan tetap menatapku. Lalu aku berpaling ke kak Gara.

"Kak Gara, se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lanting Burga
lebaynya pakek bahasa kak kak. pakek aja kata mas lebih enak di dengar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 20 Di luar dugaan_2

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 20 (di luar dugaan 2)"Din, aku masih cinta, aku tak sanggup melihatmu bersama lelaki lain, mari kita bangun rumah tangga kita lagi." Kak Angga menatapku dekat. Suara ketokan tak dihiraukan. Justru aku takut ada yang melihat dan berprasangka buruk. Aku masih butuh kerja.Tok tok tok tok tok tok!Suara ketokan ke dua kali. Ini semakin membuatku panik. Bagaimana jika pak Ridwan tahu?"Tolong biarkan aku ke luar, aku tak ingin orang melihat kita di sini.""Jawab dulu, apa kamu bersedia untuk rujuk?""Aku sudah jelaskan, dan keputusanku masih sama, apa yang terjadi saat hari kamu menceraikanku dan mengusirku dari rumah Ibumu, saat itu aku tak akan mau kembali. Sudah cukup hinaan yang kudapatkan di depan umum." Aku tak akan meneteskan air mata berucap. Luka ini belum sembuh. Jika kali ini permohonannya mengeluarkan air mata, itu ulah dari mulutnya."Cepat buka pintunya! Kalau tidak aku akan berteriak di luar kalau kalian bermesum di toilet!"Debi. Itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 21 Komentar F*

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 21(komentar FB)Tak bisa berucap. Intinya aku terkejut dengan pernyataan pak Ridwan. Bahkan selama ini ia tak memperlihatkan ketertarikkan alias kaku."Oh, jadi Bapak berniat memperistri mantan istri saya?" Kak Angga memperjelas ucapannya. Terdengar sedikit arogan tapi berusaha disembunyikan."Iya, itu pun kalau Dinda menerima lamaran saya, Pak Angga," jawab pak Ridwan. Tapi ia tak menoleh padaku.Terdiam sejenak. Muka kak Angga berpaling sebentar padaku. "Oh, baiklah, lagian saya juga ingin mencari pengganti Dinda, kalau begitu saya permisi dulu, Pak.""Tidak jadi ada perlu dengan Dinda, Pak Angga?""Nanti saja, Pak, lagian sudah malam.""Oke, saya juga mau balik, Pak Angga.""Kalau gitu saya duluan Pak Ridwan, tadi sudah janjian bawa seorang gadis ke rumah Ibu.""Oke Pak Angga, semoga lancar rencananya."Kak Angga berlalu pergi. Terlihat kekecewaan di wajahnya. Tapi ia tetap tak mau kalah tentang ingin mencari penggantiku. Lagi-lagi hal yang ku

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 22 Kenapa Hidupku Kamu Yang Atur?

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 22 (kenapa hidupku kamu yang atur?)"Sholat dulu, Din, jangan diperbudak dengan kegiatan dunia, akhirat dilupakan," ucap kak Murni saat aku duduk depan laptop menyelesaikan pekerjaan kantor yang kubawa pulang."Ya, Kak," jawabku tetap sibuk dengan laptop.Pekerjaanku menumpuk. Pak Ridwan buka cabang baru di luar daerah, dan dua hari lagi opening. Aku juga harus menyelesaikan laporan proyek besar yang sedang jalan. "Sholat dulu, Din," ucap kak Murni sekali lagi."Iya Kakaaak."Kuhela nafas panjang. Kulihat kak Murni berdiri berkacak pinggang menungguku bangkit agar salat. Aku tersenyum lebar, itu lah kak Murni, ia pengganti ibuku. Jika aku mendekati salah jalan, ia lah mengingatkan tanpa bosan."Jangan tatap aku gitu, Kak. Iya aku mau whuduk nih," ucapku sambil berdiri dan melangkah ke kamar mandi.Jika tak ada kak Murni, entah siapa yang mengingatkanku. Apa lagi jika aku mengalami kekacauan setelah dicerai. Bertingkah aneh dan aku merasa malu jik

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 23 Mendadak Dilamar

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 23(mendadak dilamar)Minggu pagi cerah, secerah hati dan semangatku agar bisa seharian tidur di rumah. Setelah menjalani kerja dengan teramat sibuk, maka hari minggu adalah hari yang kutunggu-tunggu. Mudah-mudahan tidak ada lagi tamu tak diundang. Semoga."Buka FB ah," ucapku sambil menghidupkan laptop.Ini yang aku suka, nonton video lucu yang lewat di branda facebook-ku. Tertawa menghibur diri adalah trik agar awet muda dan jauh dari keriput. Begitulah sebuah artikel yang kubaca. Tidak percaya, tanya mbah geogle.Oh Tuhan, banyak sekali pemberitahuan tentang statusku kemarin. Itu status membalas Anggi. Saking kesalnya, laptop kumatikan.Kubaca komentar yang masuk.Komentar kak Gara. [Segala sesuatu ada sebab dan akibat, pikirkan apa yang diucapkan dan yang dilakukan sebelum bertindak]Komentar Anggi. [Jika suami tergoda janda bekas adik ipar, apa boleh diperbuat, aku iklas karena mungkin dia bukan lelaki yang terbaik untukku]Wow, pasangan manta

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 24 Shock tak bertepi

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 24 (Shock tak bertepi)"Hanya membenarkan atap bocor mah, gampang," ucapku sendiri sambil duduk melihat dunia dari ketinggian. Sangat memanjakan mata.Sinar matahari pagi membuatku berjemur. Aku duduk santai karena selesai memperbaiki atap bocor."Loh, kok ada mobil Pak Ridwan parkir di depan?"Terlihat di tepi jalan, tepatnya depan rumah, ada mobil Pak Ridwan. Posisiku di arah samping rumah jadi tidak bisa melihat utuh, namu aku sangat hapal mobil itu."Nggak mungkin deh, bisa jadi mobilnya sama," sanggahku sendiri.Sesekali berada di atap rumah enak juga. Mobil itu tak kuhiraukan. Aku duduk menikmati pemandangan yang jarang kulihat."Dinda! Din! Dinda!" teriak kak Murni memanggil.Pasti kak Murni khawatir karena aku belum turun. Kerjain aaaah."Ya Kak!" jawabku bersuara tinggi, agar didengar kak Murni."Ayo turun!"Tuh, 'kan. Kak Murni pasti khawatir. Dikiranya aku wanita lemah yang hanya bisa dandan dan merawat diri. Buktinya, aku bisa perbaiki

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 25 Tunangan Batal

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 25 (Tunangan batal)Aku masih berdiri di teras. Setelah mobil pak Ridwan pergi, aku melangkah masuk secepatnya karena tak ingin bertemu mantan suamiku.Pintu kututup."Dinda! Din!" teriak kak Murni hingga mungkin sekampung mendengar suaranya.Aku berlari menghampiri kak Murni di kamarnya."Ada apa, Kak?" tanyaku khawatir."Ini tidak benar! Dosa! Haram!" Wajah kak Murni terlihat sangat tegang."Dosa kenapa? Aku tidak berzina atau mencuri," jawabku jujur."Astagfirullah'alazimm. Saking shock dengan lamaran dadakan, aku lupa tentang aturan agama. Ya Allah ..., tolong ampuni dosaku, ampuni aku ya Allah ...." Kak Murni panik. Ini kepanikan yang paling besar kulihat."Ada apa, Kak? Jangan bikin aku khawatir.""Lamaran ini tidak benar! Tunangan ini tidak sah. Justru haram, Din."Deg!Jantungku berdetak tak enak. Aku baru dilamar tapi tiba-tiba kak Murni bilang ini tidak sah dan bahkan haram?"Ma-maksudnya, Kak?" Tergagap. Aku memegang lengan kak Murni."

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 26 Berusaha Profesional

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 26 (Berusaha profesional)Aku harus dengar kata kak Murni. Hanya dia yang kupercaya. Aku tak ingin hidupku kacau lantaran kesalahan yang kuperbuat dan kurangnya ilmu. Jika ada yang mengingatkan berarti ada yang peduli."Din, Dinda!" Silvi memanggil dari kursi kerjanya.Kupalingkan mata ke dia."Ya," jawabku."Pak Ridwan ngapain cari kamu? Tak biasanya, loh." Kepo Silvi keluar nih."Urusan kerja," jawabku datar, lalu melihat layar komputer lagi meneruskan pekerjaan."Oooh, kirain mau melamar.""A-apa?" tanyaku tergagap.Silvi bangkit dari duduknya, lalu mendekat."Kenapa sih nggak bilang kalau statusmu sekarang tunangan Pak Ridwan?"Pasti gara-gara mulut mang Jojo. Seperti gosib seleb saja, cepat tercium netizen."Udah batal," jawabku cuek."Apa? Bukannya baru kemaren lamaran? Kapan batalnya? Trus kenapa?" Mata Silvi membulat. Kali ini ia duduk di kursi depan mejaku."Jangan keras-keras ngomongnya, ntar didengar loh." Jantungku terasa mau copot den

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 27 Saingan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 27 (saingan)Inilah yang membuatku semakin ingin menjauhi mantan suami. Ia bukan lelaki yang pantas menjadi imamku. Bicara merendahkan, bahkan aku tampak seperti wanita tak berharga di matanya. Tak segan ia berucap buruk padahal masih dalam lingkungan kantor."Ada apa ini, Pak Angga?" tanya pak Ridwan ke dua kalinya. Ia melangkah mendekat."M-mm, maaf Pak, saya tak sengaja menjatuhkan asbak rokok," jawab kak Angga tampak ragu."Tapi saya lihat Pak Angga tidak lagi merokok.""Tersenggol, Pak. Maaf, saya minta OB untuk bersihkan." Kak Angga bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke meja menelpon.Pak Ridwan duduk lagi di sampingku.Kuhela nafas panjang berusaha tenang. Jika bukan di lingkungan kantor, sudah melayang tamparanku ke pipinya. "Pak Angga, tolong urus surat pindah jabatan Debi, nanti saya tanda tangan." Pak Ridwan bangkit dari duduknya."Iya, Pak, nanti pasti saya urus."Dalam perjalanan balik ke kantor, aku diam dan masih sulit menahan e

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17

Bab terbaru

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Ekstra Part

    Ekstra partPov YudaSebelum Ridwan menjemput Dinda di desa.Kuputuskan bertemu pak Ridwan. Mungkin ia masih marah dengan kejadian semalam. Tak peduli jika ia memukulku lagi. Yang kuinginkan, ia bisa membuat Dinda bahagia. Hanya itu."Pak Yuda mau ke mana?""Bu Bunga, aku ingin bertemu Pak Ridwan." Aku bangkit dari sofa. Semalam aku diajak ke rumahnya. Semua hanya ingin mengobatiku."Tapi Pak Yuda masih sakit, gimana kalau ia memukul lagi dan ....""Jangan khawatir, Bu. Aku bisa hadapi.""Pak Yuda." Tiba-tiba tanganku ditahan."Bu Bunga kenapa?" Air mata itu mengkhawatirkan aku. Astaga, apakah Bunga punya perasasn padaku?Bunga wanita cantik dan baik. Lelaki mana yang bisa menolaknya. Ia juga cerdas sama seperti Dinda. Hanya saja, ia bukan Dinda. Dinda wanita sederhana serta mandiri. Itulah kelebihannya dari Bunga. Tentu yang lebih penting tentang rasa."Bu Bunga, kenapa?" tanyaku lagi. Kenapa aku merasa tak tega melihatnya menangis untuku."Kenapa? Apakah Dinda sepenting itu bagimu?"

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 51 Tamat

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 51 ( TAMAT )Desa ini sangat indah, bangunan rumah mulai banyak. Teringat waktu kecil, setiap liburan pasti ke desa ini. Tapi itu hanya kenangan. Kulihat dekat sungai. Ada sedang pembangunan jembatan. Ramainya para pekerja membuat jalan ini tidak terlihat sepi.Rumah nenek sangat sederhana. Dulu rumah ini masih berdinding papan. Orang tuaku berhasil merehap rumah ini sehingga layak huni dan kokoh. Lantai pun sudah dikeramik. Rumah kecil dengan halaman yang luas. Sekeliling rumah banyak bermacam pohon buah-buhan sebelum menginjakkan kaki di perkebunan teh yang sangat luas.Kubuka pintu rumah. Rumah ini sudah lama tak berpenghuni semenjak nenek meninggal setahun yang lewat. Perabotan rumah dan tempat tidur sudah ditutup kain putih agar debu tak menempel.Kuletakkan tas di kamar. Lalu aku mulai membersihkan rumah ini. Harus sedikit ekstra tenaga karena baru juga sampai. Untung kak Murni sudah persiapkan bahan makanan hingga untuk tiga hari ke depan,

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 50 Di Waktu Yang Salah

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 50 ( di waktu yang salah )Kak Yuda langsung berdiri saat pak Ridwan mendekati kami. Kuseka air mata agar pak Ridwan tak melihatku menangis. Bodohnya aku menangis jika merasa tak dihargai."Ini belum terlanjur, Dinda," ucapku di hati berusaha mensugesti diri."Dinda dan Pak Yuda, ngapain di sini?" tanya pak Ridwan melihatku, lalu memalingkan muka ke kak Yuda."Mmm ini, Pak Ridwan a ...." Belum sempat kak Yuda melanjutkan jawabannya, terdengar seseorang memanggil. "Ridwan! Ridwan!" Ternyata Gina memangil sambil melangkah mendekat. "Kamu ke mana aja? pesta dansanya akan dimulai, ayok." Gina menarik tangan pak Ridwan. Sangat terlihat ia berusaha mendapatkan kembali mantan suaminya.Dibanding Gina, aku tak ada apa-apanya masalah harta, ia dari keluarga pengusaha sukses, sedangkan aku hanya anak yatim piatu meskipun sudah tamat S1. Cari kerja pun dari usaha sendiri tanpa ada keluarga yang membantu. Melihat kejadian ini, kak Yuda langsung melihatku.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 49 Kenapa Dia Yang ...

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 49 (kenapa dia yang menghapus air mataku?)Jadi wanita bersama kak Yuda keponakan pak Ismail. Pantas mereka sangat akrab, pak Ismail saja bersikap baik ke kak Yuda. Meskipun hanya sekali melihat, tapi aku bisa merasakan itu. "Aku Bunga." Wanita bernama Bunga itu mengulurkan tangan padaku. "Dinda," ucapku menyambut tangannya. Kami saling melempar senyum. Ada sesuatu yang kurasakan, namun sulit kugambarkan perasaan apa itu. Lalu Bunga juga bersalaman dengan pak Ridwan bentuk mereka berkenalan. Dan setelah itu kami duduk. Aku duduk di samping pak Ridwan dengan kursi yang berhadapan dengan kursi Bunga yang berdampingan dengan kursi kak Yuda."Kita seperti double date, ya," ucap pak Ridwan sambil membentangkan tangan kanannya di sandaran kursiku."Pak Ridwan bisa aja, lagian makan bakso di sini sangat menyenangkan, kebetulan saya suka melihat keramaian sana," tanggapan kak Yuda sambil menunjuk ke arah taman, banyak anak-anak berlari bermain. Wajah m

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 48 Wanita Bersama Kak Yuda

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 48 ( wanita bersama kak Yuda )Tanganku dilepas. Dari sorot mata pak Ridwan, seolah ia tak percaya dengan ucapanku. Lebih tepatnya terpengaruh dengan ucapan mantan suamiku yang muncul tiba-tiba. "Terserah kalau kamu tidak percaya," ucapku melangkah terus ke tepi jalan. "Tunggu, Din!" ucap pak Ridwan.Aku tak peduli dan terus melangkah."Dinda!" Tiba-tiba kak Angga berlari mendekat. Tanganku ditahan."Lepaskan aku!" Kutarik tangaku agar terlepas. Aku berhasil."Tunggu, Din, aku bukan ingin menyakitimu, sungguh, aku tak ada niat buruk.""Dinda!" Pak Ridwan memanggil sambil melangkah mendekat."Ikut denganku, Ibu ingin bertemu.""Tolong jangan ganggu hidupku, aku mohon." Kusatukan kedua telapak tangan memohon."Kamu mau apa lagi ke sini!" Tiba-tiba pak Ridwan menujuk kak Annga dengan mata melotot."Hey, santai, emang kamu siapa melarangku? Di sini uang dan kekuasaanmu tak berlaku, Dinda belum resmi menjadi Istrimu, jadi aku masih punya hak untuk i

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 47 Sikap dan Kepercayaan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 47 (sikap dan kepercayaan)Aku terdiam menatap pak Ridwan. Bukan karena merasa bangga ia punya rasa cemburu padaku. Seorang pak Ridwan lelaki yang hampir mendekati sempurna bagiku, tapi ..., kenapa bersikap seperti posesif. Mudah-mudahan aku salah."Kenapa harus memecat Pak Boby, Mas? Yang salah kan aku?" Kutekan nada suara agar pak Ridwan tidak semakin marah."Kenapa sih kamu bela dia?" Pak Ridwan melihatku sekilas."Ini bukan membela tapi ...." Tak kuasa melanjutkan kata-kataku. Kupalingkan mata ke luar jendela kaca mobil lalu menyeka air mata. Tentu aku terkejut dengan suara lantang pak Ridwan.Tiba-tiba mobil dihentikan di tepi jalan yang agak sepi. Pak Ridwan menghela nafas besar. Terdengar nafasnya meskipun aku belum mengalihkan pandangan ke dia."Maafkan aku, tolong jangan menangis, Din." Suara pak Ridwan melunak.Tapi aku tetap memalingkan mata ke luar jendela."Aku hanya cemburu, itu karena aku takut kehilanganmu, apakah aku salah?"Aku t

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 46 Cemburu

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 46 (Cemburu)Ada rasa lega setelah meninggalkan kantor pak Ismail. Bukan karena pak Ismailnya, tapi karena kak Yuda yang menyulitkanku berucap. Seandainya aku jujur ke pak Ridwan dengan statusku mantan kak Yuda, apakah ia bisa mengerti?Aku takut ini jadi salah paham karena dari awal kebohongan ini tak sengaja hadir. Dan akhirnya berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Pertemuan kali ini diketahu pak Ismail, tak sengaja, semua serta tak disengaja."Hey, kenapa diam aja? Aku masih di sini loh, Din," ucap pak Ridwan membubarkan lumunanku."Iya, aku tau Mas Bos," jawabku berusaha santai ketahuan memikirkan sesuatu."Mikirin apa?""Nggak ada." Bingung mau jawab apa."Jangan bohong.""Mm siapa yang bohong?" Aku balik tanya."Lagi melamun mikirin apa?" Pak Ridwan tetap menyetir."Nggak ada.""Ya udah kalau nggak mau cerita, kita ke PT abadi dulu ya?""Apa? Harus ya?" tanyaku balik karena enggan ingin ke sana. Tentu aku malas bertemu kak Angga. Semenja

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 45 Diketahui Pak Ismail

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 45 (diketahui pak Ismail)Pov YudaKenapa rasanya sesak. Depan mata, kulihat wanita yang dicintai bersama lelaki lain. Sampai saat ini ia terus bersemayam di hati, pikiran dan bahkan bayangannya hadir di setiap malam. Dinda, Dinda ....Tatkala hati ini berbisik. Dekap aku dalam tatapan cinta meskipun dirimu sudah memilih yang lain. Tapi bibirmu diam dan bahkan mata itu berpaling. Bodohnya aku masih merasakan tak rela melihat tanganmu digenggamnya. Aku tahu, kamu hanya sebuah kenangan yang selalu mengikutiku. Entah sampai kapan.Dinda ...."Pak Yuda minta pendapat saya?" Reaksi wajah Dinda sedikit tegang. Apakah ia merasa kesulitan menjawab pertanyaanku. Tentu wanita yang dimaksud adalah dia. "Iya, Din, gimana pendapatmu jika kesempatan sedikit itu dimanfaatkan Pak Yuda merebut wanita yang dicintainya." Kali ini pak Ridwan yang ikut menjelaskan."Saya ..., saya juga bingung harus jawab apa. Mungkin Pak Ismail punya pendapat," ucap Dinda melihat ke

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 44 Situasi Sulit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 44 (situasi sulit)Pesan WA kak Yuda hanya kubaca tanpa dibalas. Jika aku terus berkomunikasi, ini menyulitkanku karena pasti ada-ada saja yang membuat kenangan kembali hadir. Aku sudah memutuskan harus setia. Pak Ridwan hampir sempurna di mataku, ya ..., di mataku.***[Sudah siap, Din?]Barusan kubaca pesan WA dari pak Ridwan, ops salah, mas Ridwan.[Siap apa, Mas?]Pesannya rancu hingga maksudnya tak nyambung dengan pikiranku.[Berangkat]Kubalas lagi.[Berangkat kerja?][Bukan, berangkat menemaniku di kantor]Rio Dewanto KW ada-ada saja. Menemani di kantor? Apa ia serius memecatku? Oh tidak.[Kerja?]Tanyaku lagi.[Bukan, menemaniku di kantor][Serius Mas Bos memecatku?] Kusertai dengan emoticon sedih.[Kamu itu calon istri Bos, kok sedih dipecat?][Aku cinta pekerjaanku, Mas Bos][Pekerjaan aja? Sama aku gimana?][Masih pagi, jangan bercanda, Mas Bos][Pagi itu membawa berkah, Sayangku]Kok mas bos terlihat lebay. Tapi aku harus membiasakan d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status