Sejak kejadian malam itu, hubungan rumah tangga Veter bersama Camelia kian dingin. Veter nyaris tak pulang ke kediaman mereka, Camelia benar-benar menjalani kehidupannya seperti seorang wanita tanpa suami.
’Caramel Butik’
”Sial! Benar-benar sialan!” Camel mengumpat, sembari meletakkan pena di atas meja kerjanya.
”Apa yang harus kulakukan dengan hubungan hampa ini.. apakah aku harus bercerai.. tapi keluargaku tidak akan mendengarkan aku, karena hal ini hanya akan mempermalukan nama baik keluarga. Yah, itulah yang hanya daddy pikirkan..” gumam Camel dengan rasa putus asa.
"Permisi nyonya Camel, di depan sudah ada nyonya Annette.”
”Baiklah, aku akan datang.”
Camelia pergi menemui Annette, yang hendak mengambil baju pesanannya untuk pesta Wedding Anniversary bersama Elbert.
”Wow, amazing! Aku sangat menyukai ini, Camel.” Ucap Annette kegirangan.
Annette menatap ke arah wajah Camel yang terlihat datar, seakan sedang menyimpan beban berat.
”Cantik, cerdas dan berbakat.. hanya saja perihal asmara, anak ini sangat payah. Tak heran, jika suaminya saja bisa berpaling..” batin Annete dengan tersenyum kecil.
Mereka duduk sambil berbincang santai sembari menikmati teh berdua.
”Kau dan Veter, benar-benar pasangan yang sangat sibuk. Sekali-kali, kau juga harus memikirkan garis keturunan kalian. Siapa sangka, jika hal itu dapat menyatukan ikatan rumah tangga kalian lagi?” Ucap Annette dengan tertawa enteng. Seakan semua adalah salah Camel yang tidak kompeten sebagai seorang istri, kira-kira begitu pemikiran Annnet saat ini.
”Jadi, menurut bibi, jika seorang suami bisa berpaling dari istrinya, apakah itu kelalaian dari si istri?” tanya Camel dengan tatapan dingin.
“Camel, sebagai seorang istri, kita juga harus bisa menjadi pelacur pribadi bagi suami kita. Namun, jika hal dasar di ranjang saja kita payah, bagaimana bisa kita mampu mengikat kekang di leher suami..”
”Jadi, menurut bibi, apakah aku bukan istri yang kompeten dalam hubungan ranjang?”
”Yah, mungkin saja. Suamimu tidak akan merasa kurang, jika kebutuhan biologisnya terpenuhi, bukan?” Ketus Annette, seolah dirinyalah istri yang sangat kompeten.
Ahaha... Camel menyambutnya dengan tawa.
”Bibi, kami sudah menikah hampir enam tahun, dan aku juga bukan orang yang kaku di ranjang. Hanya saja, mungkin suamiku yang bajingan.”
”Apa kau tidak mengupayakan untuk segera memiliki anak? Mungkin saja,Veter akan lebih menghargaimu, ketika kau mampu memenuhi kewajibanmu sebagai seorang ibu.”
”Menyebalkan, sangat menyebalkan.. bibi Annette terlalu sombong dan naif. Bagaimana, jika aku kembali menunggangi suami wanita laknat ini.. sepertinya rasa simpatiku lenyap hari ini..” batin Camel.
”Apakah bibi mencintai paman selama ini?”
“Mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau sangat ingin tahu, betapa paman El sangat mencintai bibi, dan akan mati jika tanpa bibi.”
”Bagaimana bibi bisa begitu yakin?”
”Ah, sial! Aku sepertinya terlalu banyak bicara omong kosong!”
”Keluarga Alvaresh dan keluargaku saling menguntungkan. Jika bukan karena penyatuan dua keluarga, maka bisa saja usaha Elbert tidak sesukses sekarang. Perihal cinta, aku terkadang tidak peduli. Bagiku, hidup nyaman damai, penuh dengan uang, jauh lebih menyenangkan.”
”Jadi, bibi tidak peduli dengan cinta?”
”Camelia, lihatlah hubungan rumah tangga kalian bersam Veter. Atas dasar cinta, namun akhirnya Veter berpaling darimu. Kau sendiri bahkan tidak memiliki daya untuk menyelamatkan harga dirimu sendiri.”
“Permisi, Nyonya, supir sudah tiba.” Ucap salah seorang asisten Annette.
”Terima kasih untuk bantuanmu, ini adalah contoh saling menguntungkan yang dimaksud. Jadi, tidak perlu terlalu kaku menjalani hidup ini, bye!” Annette pun pergi dari hadapan Camel.
Camel kembali ke ruang kerjanya dan seluruh tubuhnya seakan kehilangan daya.
”Ini bukan pertama bagiku, menerima segala hinaan seperti ini. Jadi, ini tidak akan melukaiku sama sekali..” gumam Camel, menahan rasa sesak di dadanya.
***
Di suatu malam...
Camelia disibukkan dengan projek terbarunya, dan akan segera meluncurkan fashion terbaru. Sehingga, peliknya kehidupan rumah tangga tak lagi Camel hiraukan.
Bzzzttt...
Karena sibuk, Camel menjawab begitu saja panggilan yang baru masuk ke ponselnya.
”Lama tidak mendengar suaramu, baby,” ucap seseorang dari balik panggilan selular itu.
”Paman El,” ucap Camel memelankan suaranya, lalu perlahan menutup pintu ruang kerjanya pribadinya.
Mr. El: ”Aku merindukanmu, tidakkah kau sama?”
Camell: ”Mengapa paman begitu yakin mengenai hal itu? Hanya karena kita sudah menghabiskan waktu, bukan berarti..--”
Mr. El: ”Malam ini, bisakah kita bertemu, aku sungguh merindukanmu, Camelia..” suara Mr. El terdengar berat, seolah sedang menahan sesuatu.
Walau hanya dengan mendengarkan suara rayuan itu saja, perasaan di dalam diri Camell menjadi tak karuan. Aliran darah Camell seketika terasa panas.
Camell: “Aku tidak tahu ..” balas Camell ragu-ragu.
Mr. El: “Pergilah dengan menggunakan taksi sampai ke titik kota, setelahnya aku sudah ada di sana dengan mobil hitam.”
Camell: ”Mengapa paman begitu yakin, aku akan datang?”
Mr. El: ”Karena aku sudah cukup mengenalmu sejak lama, meski kau tidak tahu. Jadi, tepat pukul sepuluh malam, aku sudah berada di titik pertemuan. Aku akan langsung menyambutmu, cepatlah karena aku sudah tidak sabar untuk memelukmu, baby..”
Camell benar-benar terdiam tak bersuara, dan seakan juga menanti malam ini.
Camell bahkan membersihkan diri di butik miliknya, yang tentu dilengkapi dengan fasilitas. Camell mengenakan celana dan mantel panjang, namun rupanya Camell juga membawa pakaian cadangan untuk berjaga-jaga.
Merias wajahnya dengan begitu cantik dan wangi. ”Sial, apakah aku seorang remaja kasmaran..” ucap Camell tersipu, namun perasaannya seolah kembali seperti saat pertama jatuh cinta pada seorang pria.
***
Malam pertemuan pun tiba, Camell melakukan seperti yang Mr. El katakan padanya.
Di dalam mobil Mr. El, Camell segera berganti mantel dan duduk bersandar.
“Mengapa duduk di kursi belakang, baby? Tidakkah aku seperti seorang supir pribadi sekarang?” ucap Mr. El dengan tersenyum sumringah.
“Aku cukup lelah, jadi aku akan beristirahat sejenak,” balas Camell. Mr. El pun membiarkannya.
Setelah beberapa saat kemudian...
•••
”Baby, kita sudah sampai.” Ucap Mr. El, kemudian menggendong tubuh Camell menuju sebuah rumah minimalis.
”Paman, aku bisa berjalan sendiri, dan di mana ini?”
”Ini adalah kediamanku, jika aku merasa jenuh, aku akan kemari dan sebenarnya aku aku belum lama membeli ini.”
Keduanya duduk di ruang utama, di sana sudah ada tersedia anggur merah dan juga dessert. Mr. El memotong dessert dan memberikan Camel suapan. Disusul dengan segelas anggur yang memiliki kadar alkohol cukup keras.
Ugh.. ”Ini terasa cukup keras,” ucap Camell.
”Bukankah kau suka yang keras, baby?” ucap Mr. El dengan tatapan penuh gairah, dan hanya dengan tatapan saja mampu membuat Camell tak berdaya.
Mr. El mengecup lembut bibir Camell, sembari tangannya yang mulai menggerayangi tubuh Camell.
”Kau mempersiapkan ini semua untuk bertemu denganku, baby?” tanya Mr. El, sembari terus menggodaku Camell dengan menjilati daun telinga Camell.
Ahk..ahh.. “Paman..” desah Camell, yang sudah tak tahan, lalu meremas gundukan sumber kenikmatan di antara dua paha Mr. El.
”Paman, apakah bibi Annette sangat kompeten di atas ranjang? Jika ya, maka aku akan berjuang untuk melampauinya. Sehingga aku dapat membungkam mulut jahat bibi Annette..” ucap Camell, sembari menguasai permaianan.
”Tak perlu membahas orang-orang itu, cukup tunjukkan saja kemampuanmu, maka aku akan tunjukkan juga kemampuanku.”
Camell membuka paksa kemeja yang sedang Mr. El kenakan, bahkan membuat seluruh kancing kemejanya terkoyak. Bahkan bagian bawah tak luput dari serangan Camell. Camell melahap cacing besar nan berurat milik Mr. El, dengan hisapan lembut terkadang juga seperti vacum cleaner rasanya.
Ahkk... “Baby, kau benar-benar membuatku..” aghkk... Mr. El benar-benar dibuat pening.
”Suamiku berpaling bukan karena aku tidak kompeten, hanya saja dia tidak pernah puas. Maka, rasakanlah ini!”

Camell menunggangi Mr. El, membangunkan, menduduki dan berbagai gaya lainnya. Hingga Mr. El hampir kewalahan.
Ahkk .. ”Aku sudah..” ucap Camell saat mendapatkan titik klimaks.
“Kau sudah selesai, maka biarkan aku membalasmu malam ini. Jangan salahkan aku, jika tubuhmu menjerit."
Mr. El berbalik menunggangi tubuh Camell dengan berbagai gaya dan juga hujaman yang cukup kasar. Dengan menjambak memukul bokong Camell dengan pukulan tangan yang tidak sakit namun justru menambah gairah keduanya.
Ahkk.. hhh... “Paman, aku sudah lelah.. aku sudah keluar dua kali..” ucap Camell.
”Memohonlah baby, buat aku mengasihanimu, bukan justru menambah gairahku dengan cara menggodaku seperti ini!” Ucap Mr. El, sembari menjambak rambut Camell dan menusuk dari arah belakang.
Hhh.. ”Ini sangat nikmat paman, namun tubuhku juga sudah cukup lelah..”
Aghk... Mr. El akhirnya klimaks sempurna.
Keduanya berbaring tanpa busana.
”Paman, apakah paman mengonsumsi obat penambah stamina?”
”Tidak, aku hanya rajin berolahraga dan menjaga kesehatan. Apakah kau takjub dengan pelayanan seorang paman tua ini?” ucap Mr. El, sembari menusukan jemarinya ke dalam liang senggama milik Camell.
“Paman hentikan, aku sudah lelah..” Camell perlahan memejamkan kedua matanya karena kelelahan dan baru dengan Mr. El inilah pengalaman Camell dibuat tak berdaya.
”Aku menginginkanmu, bukan sekadar teman seks namun aku sungguh mencintaimu. Aku tahu ini egois, namun aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi..” Mr. El, sepertinya sudah jatuh cinta pada Camell.
“Ah, jatuh cinta.. sudah cukup lama aku baru merasakan rasa berdebar ini lagi...”
Di pagi hari, Camell tersentak saat mendapati Mr. El tak berada di sisinya. Namun juga terdengar suara air dari balik pintu kamar mereka. Ternyata, pemandangan indah nan langka pun dapat Camell nikmati Dipagi hari ini.Mr. El duduk di tepi kolam dengan tubuh seksi nan menggugah selera bagi siapa saja yang melihatnya.“Ah sial, aku baru menyadari, jika tubuh paman begitu menggairahkan..” batin Camell dengan menggigit bibir bawahnya. Camel bergegas untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Hendak bergabung dengan Mr. El di kolam renang pribadi.”Mengapa berenang sendirian, paman? Mengapa tidak mengajakku?' ucap Camell dengan pakaian dress seksinya.Mr. El menoleh dan tentu saja terpesona dengan penampilan wanita cantik di depannya ini.”Aku tidak ingin membangunkanmu, karena tubuhmu terlihat begitu kelelahan.” Camell pun duduk di samping Mr. El, lalu bersandar dibahu Mr. El sembari berbincang santai.“Aku seolah kembali ke masa mudaku, saat aku mulai mengenal yang namanya cinta.” Ucap
Pada akhir tahun, Camelia memutuskan untuk pergi ke kediaman orangtuanya di kota B. •Mansion Kediaman Keluarga Hebrew•Camel datang bersama seorang supir, dan juga seorang asisten pribadinya.”Selamat datang kembali, Nyonya muda Camelia,” sapa para maids menyambut kedatangan Lie.”Silakan masuk, nyonya muda,” ucap salah seorang senior maids, lalu mengajak Camel untuk menuju ruang keluarga besarnya.”Mommy, daddy, i'm home!” Ucap Camel, lalu saling memeluk dengan kedua orangtuanya.”Masih belum juga?” tanya Mr. Deolopa, ayah dari Camel dengan menunjuk ke arah perut rata Camel. Artinya, mempertanyakan Camel yang masih belum juga mengandung seorang bayi.”Yah, sepertinya masih belum dikarunia pada kami,” balas Camel dengan senyuman paksa.Camelia ialah anak perempuan bungsu dari tiga bersaudara. Saudara nomor satu dan dua ialah laki-laki. Carolus Hebrew [Anak laki-laki pertama]Usia tiga puluh lima tahun, tampan mapan dan seorang CEO dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pen
Tepat di malam yang telah dijanjikan, Veter membawa Camelia untuk menikmati malam perayaan wedding anniversary mereka yang tertunda. Jika biasanya Camelia yang selalu antusias, namun kali ini Camelia terlihat tidak terlalu menikmatinya.•Hotel Pusat Kota•Makan malam yang membosankan pun berakhir dengan tidak nyaman, dikarenakan Veter yang terus mendapatkan panggilan masuk dari para kliennya. Tentu, itu sangat mengganggu, padahal Camelia sudah menonaktifkan ponsel miliknya.”Lebih baik kita kembali pulang. Sepertinya, kau harus mengurus pekerjaanmu sebagai seorang pimpinan.” Ucap Camelia.”Ah, maafkan aku Camelia, seharusnya malam ini berakhir indah, bukan?” ucap Veter.”Aku akan mencoba memahami situasi. Aku juga cukup lelah,” ucap Camelia.”Kakak!” Seseorang memanggil mereka yang sedang berdiri di depan lobby utama.”Veter, Camelia?” ucap Annette yang sedang bersama Mr. El juga Joseph.“Ah, paman, bibi, aku hampir lupa, inikan hotel milik paman El,” ucap Veter dengan tersenyum ramah
”Bangsat!” Veter mengumpat, dan menjambak rambutnya sendiri.”Camelia Hebrew istriku, bukalah pintunya. Aku ingin kita bicara,” ucap Veter samar-samar terdengar dari balik pintu.Karena kamar-kamar memiliki peredam suara ketika dikunci, tentu sulit untuk berkomunikasi dari balik pintu saja.Camel pun beranjak dari tempat tidur ke arah pintu kamar.”Bukankah kau sangat sibuk, Veter? Mengapa kau ingin bicara padaku?””Camelia, aku tidak mengerti dengan ucapanmu? Sebenarnya, apa maksud dari ucapanmu malam ini? Wanita di luar negeri? Apa selama ini kau memendam amarah hanya karena gurauan itu?” ”Gurauan? Kau sangat naif, Veter. Bagaimana bisa kau bergurau akan hal-hal yang sangat sensitif. Ucapanmu sangat gila dan tidak masuk akal.” ”Camelia, istriku.. aku akui, bibi Annette memang selalu menyodorkan padaku wanita-wanita muda, dan ada begitu banyak wanita yang sudah kutemui. Namun, apa artinya wanita murahan diluar sana, jika istriku disini sudah sempurna..””Hentikanlah omong kosongmu
°Mansion Kediaman Keluarga Alvaresh°Semua duduk di ruang keluarga, dan suasana terasa sedikit tegang.”Benar semua yang Veter katakan itu, Annete?” ucap Mr. Beatrice, ayah dari Veter.Annete tertunduk lesu, dan terlihat sangat gemetar. ”Yah, aku hanya ingin Veter hidup bahagia,”Plakh...Suara tamparan keras dari Mrs. Renatha, nenek dari Veter.”Tidak akan kubiarkan satupun hama yang berani mempermalukan nama keluarga Alvaresh. Sekalipun, suamiku sudah tiada, nama Alaversh harus tetap hormat bersih.” Tegas Mrs. Rhnatha/ RhenaMendengar ucapan dari Mrs. Rhena, cukup membuat Camelia bergidik ngeri. Walau bagaimanapun, Camelia juga sebagai pelaku yang akan menyebabkan petaka, jika hubungan rahasia mereka terbongkar.“Sudah cukup perbuatan memalukan yang sudah kau lakukan, aku sudah cukup menutup mata kuga telingaku. Tapi kali ini tidak lagi, karena Veter adalah cucu pertama di keluarga ini.” Tegas Mrs. Rhena.”Mom, duduklah, jaga kesehatan mommy.” Ucap Mr. Trice/ Beatrice.”Kau tidak pa
”Tuan Carolos, tenanglah,” ucap Mr. Trice.”Hentikan, Tuan Beatrice. Bahkan selama ini anda hanya acuh melihat kondisi saudariku terkucilkan oleh keluarga Alvaresh. Ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.” Bentak Carolos yang sudah kepalang emosi.“Carolos, tenang.” Tegas Mr. Dealopa, dan Carol pun terdiam ketika ayahnya yang terhormat sudah bicara.Sementara itu, Camelia menjadi lebih banyak diam. Namun, dipikir-pikir lagi, Camelia pun tidak jauh lebih baik, karena Camelia bermain gila bersama Mr. El.“Daddy, Carolos, kumohon hentikan semua ini. Pernikahan ini adalah pilihanku dan aku tidak ingin kalian terlalu turut campur hingga perihal perceraian. Veter sudah mengakui kesalahannya dan mencoba untuk memperbaiki. Apakah salah jika aku memberikan suamiku kesempatan kembali?” ucap Camelia dengan tubuh gemetar.”Camelia, kau..” ucap Carolos menyela, namun”Lanjutkan, putriku,” ucap Mr. Deolopa, Carolos pun terdiam lagi.”Keluarga yang cukup sempurna dan harmonis. Namun, sungguh sayang w
Sudah enam bulan berlalu, Veter tak kunjung sadar dari kondisi komanya. Sedangkan Camelia juga harus mengerjakan pekerjaannya.Alhasil, keluarga sepakat untuk membawa Danil pulang saja. Namun tetap dalam pantauan media yang ketat dan intensif.°Caramel Butik°Camel kembali ke rutinitasnya, dan fokus untuk bekerja. Sementara Veter, diserahkan pada salah perawat terpercaya.”Melelahkan selali,” keluh Camel, sembari menyilang kalender yang sudah diberi tanpa note khusus.Kondisi rumah tangga Camel sudah diujung tanduk, akan tetapi karena Veter masih koma, sulit untuk bercerai. Bukankah Camel akan dianggap istri kurang ajar, jika menceraikan suami yang sedang terbaring tak berdaya.Sementara itu, proses perceraian Mr. El dan Annette sudah terselesaikan dengan cukup baik.Knock...Knock...Knock...”Permisi nyonya, ada tamu ingin bertemu dengan nyonya.” Ucap salah seorang pekerja.”Persilakan masuk.” Ucap Camel, lalu menghentikan pekerjaannya.”Selamat malam, Nyonya Camelia.” Ucap seorang pr
Hari-hari Camelia sekarang menjadi lebih berwarna. Bagaimana tidak, jika pria yang menginginkan dan mencintai Camelia sedang gencar untuk terus mendekatinya. Camelia yang hidup di dalam sebuah pernikahan hampa, kini mulai mendapatkan suatu debaran yang berbeda.•Di sebuah gedung utama Pusat Kota•Camelia menghadiri sebuah pertemuan bersama para penguasa-pengusaha sukses di usia muda hingga lanjut usia.Cameli merupakan seorang designer yang sudah cukup dikenal. Dari kalangan masyarakat menengah hingga atas bahkan konglomerat. Tidak hanya sebagai designer, Camelia juga ialah owner dari usaha miliknya.”Selamat malam, nyonya Camelia Hebrew. Anda sangat menawan, silakan menikmati pesta dengan nyaman, nyonya.” Ucap salah seorang pria muda, tampan rupawan dan juga seorang old money.”Tuan muda Hans, terima kasih atas jamuan yang sangat mewah ini!” Ucap para wanita sosialita yang ikut dengan para suami mereka.”Yah, nyonya-nyonya, silakan nikmati pesta ini dengan nyaman.”Pria yang bernama
Setelah sekian banyak rintangan yang harus mereka lalui, bahkan pengorbanan yang tidak biasa. Akhirnya, jodoh dan cinta datang dengan waktu yang tepat.Mr. El membawa Camelia untuk pergi berbulan madu ke luar negeri, dan benar-benar menghabiskan waktu berdua di sana penuh cinta.Di dalam sebuah kolam renang pribadi, tepatnya di Villa pribadi milik Mr. El. Kolam terbuka yang langsung memberikan pemandangan alam dengan danau luas."Aku ingin kita hidup dengan cerita yang baru, dan aku juga tidak ingin istriku ini terlalu lelah dengan pekerjaan. Cameliaku harus lebih banyak beristirahat, oke. " Ucap Mr. El sembari mencumbui Camelia penuh cinta."Ya, aku akan taat dan tunduk pada Elbertku.." balas Camelia, sembari membelai wajah tampan Mr. El.Keduanya pun bercinta di bawah sunar rembulan malam, di temani angin sepoi yang kian menambah hasrat.Setelah beberapa hari berlalu, Mr. El kembali mengajak Camelia untuk keliling negara lain lagi. Mr. El benar-benar ingin menghabiskan waktu bersama
Camelia bak tubuh tanpa jiwa, ketika harus menyaksikan pemakaman Mr. El, pria yang sangat dicintainya.Saat jasad Mr. El akan dikebumikan, disitulah Camelia tidak sanggup dan akhirnya jatuh pinsan. Semua pelayat yang hadir turut dibuat heboh dan menjadi ramai bahan perbincangan khalayak.Setelah diselenggarakannya pemakaman tersebut, berita mengenai jatuhnya hukuman mati pada Mr. Imannuel dan Veter pun kembali menjadi topik hangat.Mendengar berita tersebut, Cemelia cukup lega, karena semua penderitaannya selama ini seakan terbayar, meskipun itu masih belum. Camelia yang hidup bertahun-tahun bersama Veter, dan hanya menjadi istridi atas kertas saja.Sementara itu, Mr. Rhena masih limpuh total, dan keluarga Alvaresh dimiskinkan, karena terlibat korupsi besar-besaran, juga keterlibatan menjadi pengguna barang haram (nankotika).°Rumah Kediaman Camelia°Semenjak semua permasalahan yang telah terjadi, Camelia memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Mengingat, apartemen sebelumnya berdekat
Setiap harinya, Camelia selalu disibukan dengan segudang pekerjaan, dokumen menumpuk. Bahkan pesanan desain dari para klien yang sudah berlangganan atau yang baru tahu kepiawaian Camelia dalam membuat berbagai desain.. Karena hal itu pula, Camelia harus pulang pergi terbang ke luar negeri untuk menghadiri berbagai undangan. Semakin lama, usaha kerja keras Camelia benar-benar membuahkan hasil yang memuaskan. Desainnya semakin di kenal, bahkan di kalangam sosialita kelas atas. Waktu untuk istirahat dipergunakan dengan sangat baik, karena setiap harinya selalu ada agenda rutin atau bahkan mendadak. Hingga disuatu saat, Camelia sudah tak lagi sempat untuk menjenguk Mr. El yang hingga saat ini masih tak berdaya. Dengan hanya mengandalkan bantuan dari orang sekitar dan sebuah kursi roda. °Mansion Kediaman keluarga Hebrew°"Akhirnya, tuan putri kita yang sudah semakin terkenal di kalangan sosial kelas atas pun meluangkan waktu untuk keluarganya." Ucap Carolos, saudara laki-lak
Akhirnya, Mr. El pun kembali terbangun dari koma panjangnya setelah satu tahun lebih berlalu. Namun, seperti apa yang telah dokter katakan sebelumnya. Kebenaran itupun benar-benar harus terjadi. Mr. El hanya diam, tak mampu bergerak bahkan hanya untuk bicara. Mr. El harus terus berada di atas kursi roda, tanpa mampu melakukan komunikasi. "Daddy.." isak Joseph pilu, begitu pula Camelia. Pria pujaan hatinya, yang sudah begitu banyak berkorban, kini bak seonggok jasad yang tak berdaya. Mr. El pun dibawa kembali ke mansion kediaman baru mereka di kota C. Joseph yang sedang menempuh pendidikan serta harus mengurus semua bisnis pun tak dapat terus bersama ayahnya. Namun, Camelia dengan sangat tulus merelakan waktunya untuk membantu merawat Mr. El, meski sudah ada dokter maupun perawat yang dipekerjakan. "Sayang, maafkan aku, aku sempat merasa putus asa, saat aku tahu, kenyataan bahwa kondisimu akan seperti ini.. Betapa bodohnya aku, yang mencoba untuk bernegosiasi den
Keesokan harinya, berita mengenai pengeroyokan yang terjadi menimpa Mr. El bersama Anneth, juga supir ajudannya pun ramai tersiar. Malam itu, Mr. El masih sangat beruntung, karena dikira sudah tidak bernafas dan ditinggalkan begitu saja. Nyatanya, Mr. El masih sempat merogoh ponselnya dan menekan bala bantuan sampai akhirnya kesadaran Mr. El benar-benar hilang sepenuhnya. Semua orang heboh tak terkecuali dengan Camelia. Berita mengejutkan lagi, Anneth beserta dua ajudan dari Mr. El harus menghembuskan nafas terakhir mereka malam itu juga. Lebih tak terduga lagi, pada saat turun dari kendaraan untuk menyelamatkan Anneth, Mr. El tak kalah cerdas dan licik. Mr. El menyalakan rekaman suara dan kamera kecil di saku baju bagian kemeja dan juga lampu mobil miliknya. Semua ini menjadi barang bukti kuat untuk mengetahui siapa pelaku yang dengan keji menyerang mereka. Hal itu masih dirahasiakan, agar para pelaku dapat segera diringkus. Rumah Sakit Pusat Kota.Mr. El meng
•Mansion Kediaman Keluarga Hebrew•Mr. El lagi-lagi datang menghadap, tanpa kehadiran Camelia dan ingin menunjukkan niatan baiknya. "Tuan Elbert, aku sungguh tidak mengerti, mengapa harus putri kami, bukankah ada begitu banyak gadis muda diluar sana?" Ucap Mrs. Stefanie tak habis pikir. "Maafkan aku, nyonya Stefanie, aku sungguh mencinta Camelia. Akan kulakukan apapun demi kebahagiaannya." Ucap Mr. El tanpa ragu.Seluruh keluarga Hebrew benar-benar sudah tak tahu harus berbuat apa. Tekat dan kekuatan cinta antara Mr. El dan Camelia bukanlah perkara biasa. "Buktikan pada kami, jika kau pantas bersanding dengan putri kami." Ucap Mr. Deo, ayah dari Camelia. "Satu hal lagi, aku tidak ingin siapapun dari masa lalumu mengusik Camelia. Kami tak ingin mengotori tangan kami untuk urusan keluarga Alvaresh." Tegas Mr. Diondra, kakek dari Camelia."Terima kasih, tuan dan nyonya. Aku akan buktikan tekatku, dan tak akan kubiarkan tangan keluarga ini kotor hanya karena ulah dend
°Mansion Kediaman Keluarga Alvaresh°"Elbert, mommy benar-benar tidak habis pikir denganmu? Apa yang terjadi padamu, sehingga kau menjadi seperti ini?" isak, Mrs. Rhena, tatkala mendengarkan pengakuan dari Mr. El, bahwa Mr. El mencintai Camelia. "Apa yang kukatakan adalah kenyataannya, mom. Aku mencintai Camelia, tak peduli dia pernah menikah dengan siapa, namun terpenting adalah masa kini, bukan?""Kau benar-benar sudah gila, Elbert. Camelia adalah menantu dari keluarga ini!" Teriak Mr. Trice, ayah Veter. "Namun, itu tidak ada hubungannya denganku, bukan? ""Kau gila, Elbert, kau sudah gila!" Timpal saudara yang lainnya sembari menggeleng tak percaya. "Elbert, kau adalah putera yang dibanggakan. Kau boleh bermain dengan wanita manapun, tapi tidak dengan wanita itu!" Teriak histeris, Mrs. Rhena. "Lantas, apa yang akan kalian lakukan, jika aku bersikukuh?" "Aku akan menghancurkan wanita jalang itu." Ucap Mrs. Rhena. "Jika mommy berpikir seperti itu, maka ka
Cinta, memang sulit untuk dimengerti. Karena terkadang, hadir disaat yang kurang tepat, dan tidak memandang kepada siapa cinta itu akan bersemi.Di sebuah pusat perbelanjaan, Camelia pergi bersama Boaz dan dua orang asisten perempuan untuk membantu Camelia membawa barang belanjaannya. "Madam, toko gaun ini sangat mewah, bukan?" ucap salah satu asisten dari Camelia."Apa kau tidak tahu, toko inikan menjual barang-barang dengan kualitas tinggi dan madam lah yang mendesain seluruh gaun mewah ini.. " ucap satu asisten lagi. "Ah, madam kita memang hebat!" ucap mereka, kagum. "Penjualan dalam satu tahun ini meningkat pesat, semenjak madam yang menjadi desainer utama kami. Kami sangat bersyukur." Ucap si pemilik toko mewah tersebut. "Yah, tuan. Asistenku akan merekap semua laporan. Aku harus pergike tempat lain lagi.""Baik, madam."Camelia pun kembali berkeliling untuk memeriksa semua usaha bisnis miliknya dan klien kerjasama dengannya. "Sepertinya, kita akan makan malam d
Mendengar semua pernyataan dari Anneth, sungguh membuat sekujur tubuh Camelia bergidik dan semua terasa lemas tak bertenaga lagi. Camelia pun juga harus menerima, buah dari perbuatannya dimasa lalu. Karena setiap tindakan, tentu akan ada risiko masing-masing. Tak butuh waktu lama, Mr. El pun datang ke tempat keluarga Anneth, sebelum permasalahan kian panjang dan pelik. •Mansion Kediaman Anneth•"Permisi nyonya, di depan sudah ada tuan besar Elbert." Ucap salah seorang pekerja mansion.Dengan seringai senyuman jahatnya, Anneth pun mempersilakan Mr. El untuk langsung menemuinya. "Aku akan menunggu di kolam renang belakang." Ucap Anneth, yang hanya mengenakan bikini saja. Mr. El tiba, dengan raut wajah dipenuhi amarah."Apakah hadiah dariku begitu menarik untukmu, El? " ucap Anneth sembari menikmati rokok elektronik /va** di tangannya. "Kau masih saja tidak merawat tubuhmu dengan benar, bahkan alkhohol ini. " Ucap Mr. El, lalu duduk di kursi yang berada di bibir kolam