Share

Klarifikasi Misoa

Penulis: Lilyana R
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mendengar ucapan putraku. Mama pun langsung meraih tubuh Arsen dan memangkunya.

“Bilang E-yang Putri Cen-cen.” Perintah mama.

Arsen sudah sedikit lancar bicara meskipun agak cadel.”E-yang U-ti.” Ucap Arsen.  

Mama jadi nguyel-uyel rambut Arsen. Ia mencium pipi gembul putraku berulang kali.

“Sudahan kan cemburunya?”

Papa dengan gaya sok coolnya mencomot Sosis Bakar yang baru di pesannya. Tumben papa mau nyicip makanan yang paling anti di konsumsinya. Apalagi mama mertuaku, tidak ada kamus junk food dalam daftar menu makanannya.

“Kalau pengen bilang saja to Ma.” Kata Papa tanpa tedeng aling-aling.

Papa mengambil satu tusuk Sosis Bakar dan mendekatkan pada mulut mama. Mama memegangi Arsen agar tidak jatuh. Mama menggigit Sosis jumbo yang terlihat menggiurkan itu.

Wajah mama memerah. Aku dan Mas Gavrielle saling beradu pandang dan terbahak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Wani Piro?

    “Bapak mau membayar tunai atau lewat kartu kredit Pak?” Tanya kasir. Wanita yang menggunakan seragam hitam putih itu bertanya dengan sopan.“Tolong ambil ponselku, Ren.”Kuambil ponsel Mas Gavrielle yang tadi di masukkan ke tasku. Arsen membuka mata lalu menangis keras. Mas Gavrielle menepuk-nepuk pantat putraku.“Bobok lagi, bobok lagi, Sen.”Arsen lama-lama tidur lagi setelah kepalanya di usap-usap oleh Mas Gavrielle. Mujarab sekali caranya menidurkan.“Sudah saya bayar ya Mbak, langsung ke rekening toko ini.”Mas Gavrielle memperlihatkan notifikasi pembayaran yang tertera di ponselnya.Seorang waitress membawakan pesanan kami ke counter. Tak lama salah satu bodyguard papa mengambil tumpukan cake itu. Ia lalu membawanya keluar toko.“Makasih lhoh Pak, saya bisa beliin cucu saya satu box Red Velvet.&rdqu

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Kejutan di Warung

    “Kok gitu sih Mas. Aku nggak mau orang lain ikut kebawa masalah dengan Matsuyama, kakek biang onar itu.”Mas Gavrielle menatapku cukup lama. Lalu ia menyentuh bulu mataku.“Ini bulu mata asli kan, Ren? Bukan bulu mata anti badai.”Aku sedang serius, masih saja ia bercanda. Aku beringsut masuk ke dalam kamar lagi. Mas Gavrielle mengikutiku.“Aku bukan mau kurang ajar Mas, apalagi meminta Mas selalu mendampingiku. Perasaanku ini was-was Mas. Aku khawatir sekali.”Mas Gavrielle justru pamer gigi sepagi ini. Aroma mouthwas yang segar membuat kedua tanganku reflek merangkum wajahnya.“Bagaimanapun hanya ada satu Gavrielle Baskoro yang tengil, aku nggak mau kehilangan kamu, Mas.”Mas Gavrielle mengambil sapu tangan dan membersihkan buliran air mataku.“Ya sudah, tapi kamu bicara baik-baik sama Sintia. Jangan lupa kasih sogokan biar nggak ngomel ke crew liput

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Fotografer Charming

    Kami segera berangkat ke kantor setelah Mas Gavrielle mengganti bajunya di warung. Beruntung masih ada satu stel kemeja yang bisa digunakan oleh suamiku.Tante Deasy sudah menunggu di kantor bersama Bu Mira. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana reaksi Tante Deasy kalau tahu suamiku yang akan menjadi aspriku. Tapi ini pilihan yang paling terbaik.Setelah sampai di lobi kantor, Tante Deasy menyapa kami. Bu Mira menemani Tante Deasy di lobi.“Kenapa nggak nunggu kami di atas, Tan?”Mas Gavrielle menjabat tangan Tante Deasy. Ternyata beasty mama mertuaku sebelas dua belas dengan mama mertuaku glowingnya. Kurasa meski aku lebih muda, aku kalah soal perawatan tubuh.“Ini Renata ya? Aduh mantunya Rara, cantik kayak emak mertuanya, Dah punya cucu dua lagi. Kapan aku punya mantu ya.” Keluh Tante Deasy.Mas Gavrielle mengendikkan bahunya. Aku jadi geli sendiri melihat kehebohan besty mama mertua

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Renata Badmood

    “Kalian ini kayak ABG aja. Buruan sudah di tunggu sama Neil.”Tante Deasy menarik tanganku, di perbaikinya make-up ku dan rambutku yang sedikit berantakan. Lima menit sebelum pintu digedor-gedor Mas Gavrielle curi-curi kesempatan untuk bermanja padaku. Aku memang kagum pada Neil sekaligus takut. Aku merasa fotografer itu bukan pria sembarangan. Di lihat dari penampilan sportynya begitu perlente. Mungkin kalau berdiri di samping suamiku, ia cocok kalau di anggap adik Mas Gavrielle. Mirip meskipun sepintas namun pastilah beda karakter.“Setelah sesi ini. Tante sekalian pamit. Suami Tante sudah nunggu di lobi.”Kami keluar lobi berurutan. Jantungku tidak bisa kompromi dan keringat dingin terus keluar dari telapak tanganku. Mas Gavrielle mengambil sapu tangan untuk membersihkan keringatku.“Rileks, Ren.”Kami duduk di bawah Pohon Beringin. Set yang sudah di tata apik, pemotretan perdanaku untuk

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Satu Slice Pizza

    “Mas apa-apaan sih ini? Malu lhoh dilihat semua orang. Besok bakal trending di medsos.”Mas Gavrielle tidak peduli, ia berjalan dengan cepat tanpa melihat ke kanan kiri. Ia tetap tidak menurunkan aku sampai CEO room.Di meja kerjanya, Bu Mira dan John melihat kami. Mereka menggeleng-gelengkan kepalanya. Memang sudah biasa kalau suamiku kerap kali bertingkah absurd, tapi ini menggendongku dari set lokasi pemotretan dan syuting sampai ruangan kerja.“Trending di medsos ya? Biar saja. Bukannya nama kita lebih cepat di kenal oleh publik. Siapa produk kita juga penjualannya nanti juga meroket.” Kilah Mas Gavrielle, ia menurunkanku di sofa lalu melepas sepatuku.“Huftttt. Kakimu bengkak lagi. Sadar nggak?”Mungkin saking jengkelnya aku saat proses pemotretan tadi, aku sampai tidak menyadari kalau kakiku bengkak lagi. Aku hanya berpikir supaya pemotretan cepat selesai dan aku bisa segera pergi.“Permisi Tuan, di luar ada Mr. Matsuyama ingin bertemu.” John meletakkan beberapa berkas di meja k

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Alasan Tante Deasy

    “Tan-te?” Ucap suamiku dengan gelagapan.Mas Gavrielle menjauhkan wajahnya dari pipiku. Kami tertangkap basah saat Mas Gavrielle menciumku padahal mulutku berisi makanan dan di bibirnya belepotan dengan sedikit keju dan saos.Kenapa John tidak ngasih tahu kalau Tante Deasy mau naik. Kami jadi melupakan keberadaannya karena terlalu tegang menghadapi kedatangan Matsuyama.“Lihat bibirmu seperti apa? Pipi Renata penuh saos, Vriel. Tahu tempat deh!"Mas Gavrielle buru-buru mengambil ponsel. Ia mengaktifkan kamera untuk berkaca. Wajahnya tertunduk. Setelahnya suamiku meraih tisu lalu membersihkan bibirnya dan pipi kananku. Mau di taruh dimana wajahku?Tante Deasy sudah duduk di depan kami bersama Om Shane.“Ma, udah dong. Namanya juga masih muda. Kayak Mama nggak kayak gitu dulu.” Bela Om Shane.Tante Deasy melirik Om Shane dengan sinis. Sudah ngomel lalu di jatuhkan, betul-betul nggak enak pastinya. Tante Dea

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Iklan Booming

    “Ra, aku sudah jelasin to? Aku nggak ada niat bohongin kamu.”Tante Deasy tetap saja ngotot.Kami semua hanya jadi penonton adu mulut diantara keduanya. Terlebih Om Shane justru sibuk dengan ponselnya.“Apa sih susahnya tinggal telfon saja.”Tante Deasy sampai menitikkan air mata.”Ra, demi Tuhan deh, kamu nggak tau. Anakku pernah hampir jadi korban sindikat perdagangan orang.”Setelah ucapan Tante Deasy itu, mama langsung diam.“Kamu sendiri pernah ngerasin harus struggle sejak lama. Aku hanya punya dua anak perempuan, Ra.”“Sudah, Ma. Udah dong.” Bujuk Om Shane.Tante Deasy justru menepis tangan Om Shane yang berusaha merengkuhnya.“Udah apanya. Diem Pa. Biar pada tahu, kalau selama ini bukan kita yang sombong tapi keadaan kita nggak memungkinkan buat umbar cerita ke publik.”“Renata permisi dulu Ma, Pa. Tante.”Kuambil Arsen dari pangkuan mama dan putraku menurut saja. Aku nggak menyangka, ternyata di balik sikap ceria dan suka nyerocos Tante Deasy tersimpan cerita pahit juga. Aku n

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Pelukan yang Terakhir

    “Mas tambah ngelantur saja, apa yang sudah Mas sembunyikan dariku. Tadi nyebut Matsuyama dengan panggilan Kek, setelahnya kenapa bawa-bawa adikku.”Mas Gavrielle menghindar, kami sangat jarang bertengkar. Hanya berselisih paham saja, bagiku itu wajar. Tapi tidak seperti malam ini. Harus dengan cara apa aku membujuknya supaya hatinya luluh.“Aku harus apa supaya Mas Gavrielle nggak marah lagi?”Ku lepas kimonoku. Aku masuk ke dalam selimut. Tumben sekali suamiku menurunkan suhu AC. Ia tidur memunggungiku, itu membuatku merasa bersalah. Rasanya sangat menyesakkan dada.“Kalau kamu masih marah lebih baik aku tidur di kamar anak-anak Mas.”Aku paling tidak tahan untuk di cuekin atau di diamkan olehnya. Kupakai kembali kimonoku, saat kakiku hendak turun dari ranjang, Mas Gavrielle menarik tanganku sampai aku jatuh diatas tubuhnya.“Sulit sekali memenangkan hatimu Ren. Berdarah-darah un

Bab terbaru

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Liburan Ke Patayya dan Dubai (END)

    Jakarta, enam bulan kemudian.Satu persatu masalah berat yang kami alami dalam hidup ini kami lewati. Mengurainya sungguh tak mudah. Berderai air mata, berpeluk keringat dan sungguh menguras tenaga apa yang kami alami.Suamiku sudah memberikan bonus akhir tahun pada seluruh karyawannya di akhir tahun ini. Untuk para bodyguard kakek, mereka justru siap untuk bekerja kembali. Jadilah mereka gentian. Bodyguard papa akan liburan sebentar dan pulang ke kampung halamannya.Hubunganku dengan Meira sudah membaik meskipun aku membatasi akses Meira dan Dito untuk masuk lebih dalam ke dalam keluarga kami. Bukannya aku sok, tapi mencegah lebih baik daripada mengobati.“Mama, kami semua sudah siap berangkat.” Kata Arsen. Putraku kelihatan ganteng sekali. Ia memakai pakaian kembar dengan adiknya. Ancel menolak mengganti celana jeans dengan rok. Yang ada justru ia memakai celana jeans dengan bahan dan warna yang

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Ketahuan Bohong!

    Mataku terbelalak waktu kami melihat kalau yang datang itu adalah Agusto. Setahuku Mas Gavrielle sudah melakukan tes DNA diam-diam. Hasil itu menunjukkan kalau Neil itu anak Agusto. Tante Haruka sendiri juga pernah berhubungan dengan Agusto cukup lama. Bahkan Agusto sudah yakin kalau Neil itu adalah anaknya.Paman Hiromi justru mengaku kalau Neil adalah anak biologisnya. Tante Haruka itu super jenuis. Ia bisa melakukan hal apa saja di luar nalar. Termasuk memalsukan hasil Tes DNA Agusto dan Neil.“Agusto mari silahkan.” Sambut suamiku. Ia menyambut Agusto dengan baik.Agusto juga ikut duduk di karpet bersama kami. Suamiku tentu saja kaget dengan kedatangan Agusto.“Sebelum kamu menginterogasiku lebih lanjut. Lebih baik aku jujur saja.”Agusto menepuk pundak Adrian dengan keras.“Sakit Om. Slow kenapa sih.” Adrian menyingkirkan tangan Agusto dari pundaknya.“Aku ingin menanyakan menu m

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Tumpeng Nasi Kuning

    Mobil itu masih mengikuti kami sampai rumah. Begitu sampai rumah. Adzan magrib berkumandang. Aku turun dari motor dan Mas Gavrielle menyerahkan kunci motor itu pada salah satu bodyguard papa.Kami masuk dan di kejutkan oleh suara terompet. Rupanya yang meniup terompet anak-anakku juga Mbok Sumi dan Pak Khamdan. Mama, Papa juga eyang putriku dan Kakek sudah ada di ruang tamu.Bukan kue tart yang menyambut kami melainkan tumpeng kecil berisikan nasi kuning. Aku takjub sekali, meskipun bukan pesta yang meriah tapi bagiku ini adalah kado yang sangat berharga bagiku juga suamiku.“Happy wedding anniversary ya Mama, Papa.” Kata Arsen dan Ancel berbarengan. Suamiku yang paling tegar di luar tiba-tiba saja menengadahkan matanya ke langit-langit. Ternyata bertepatan dengan momen itu seseorang masuk ke ruang tamu.“Maaf sepertinya aku ganggu.” Kata Neil. Setelah menyapaku di jalan dan tidak di gubris oleh suam

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)    Hadiah dari Anak-anak

    “Mama sama papa ngapain di sini?”Sedang asyik berduaan begini kenapa anak-anakku bisa datang? Ini Pak Khamdan sama bodyguard papa juga ikut-ikutan datang.Wajah Mas Gavrielle langsung di tekuk. Kenapa aku merasa kalau suamiku tidak ingin di ganggu privasinya.Ancelia dan Arsen menenteng tasnya. Harusnya aku justru senang dengan kedatangan anak-anakku. Tapi kenapa kok aku juga terbawa suasana enggan diganggu siapapun termasuk anak-anakku sendiri.“Papa kok gitu sih, wajah Papa kok manyun. Nggak senang kita datengin?” Tanya Arsen. Ia membuka ranselnya lalu mengambil sebuah bungkusan.Arsen memberikan bungkusan itu pada Ancelia. Putriku lalu menyerahkan bingkisan itu pada Mas Gavrielle."Papa, kami nggak bermaksud mengganggu waktu Mama sama Papa. Tapi kata Kak Arsen ini hari ulang tahun pernikahan mama sama papa jadinya Kak Arsen tadi minta di anterin ke toko buat beli ini.” Kata putriku pan

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Ke Taman Bersejarah

    Aku pernah berada pada titik terendah dalam hidup ini. Bahkan tidak hanya sekali aku berusaha untuk terus berjuang untuk hidup. Entahlah bagaimana dengan Meira kedepannya. Apapun yang ia lakukan padaku juga pada keluarga Besar Baskoro tidak serta merta di balas dengan keburukan.Papa mertuaku adalah pribadi yang baik, terlepas kadang beliau menggunakan kekuasaan juga uangnya untuk menyelesaikan banyak hal. Tapi kebaikan papa mertuaku juga keluarga besar Baskoro pada Meira dan keluarganya tidak bisa dinafikan begitu saja.Papa dan juga mama mertuaku bukan tipikal pendendam, tapi melihat mama jadi jutek seperti tadi aku jadi ikut terbawa arus. Apa ada yang mereka bicarakan tapi tidak ku ketahui. Mungkin Mas Gavrielle belum cerita saja.Mama meninggalkan kamarku. Papa sudah berangkat ke pengadilan, kakek ditemani eyang putri sudah berangkat untuk fisioterapi di rumah sakit yang di kepalai dokter Pambudi.Hari sudah siang. Bergegas aku mandi lalu pelan-pelan

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Kedatangan Meira

    Aku tak menyangka kalau di layar ponselku tertera nomor Meira. Sudah berapa lama kami tak saling berkabar. Jangan-jangan yang datang itu adalah Meira.Pantaslah kalau suamiku cemberut. Aku tahu apa yang sudah di lakukan Meira begitu membekas di hati suamiku. Pun Mas Gavrielle sudah berusaha memperbaiki dirinya selama ini.“Kamu sudah bisa nebak kan siapa yang datang?” Mas Gavrielle langsung mengambil kemeja dan berpakaian.“Aku ikut papa saja ke pengadilan, Ren.”Keputusan Mas Gavrielle dalam sekejap bisa berubah.“Nanti kita ngobrol lagi ya, Sayang. Maaf, aku bener-bener nggak bisa nemani kamu. Cepetan sembuh ya istri kesayanganku.”Klek.Pintu kamarku di buka dari luar. Tak menyangka sama sekali kalau Dito yang membuka pintu. Saat Mas Gavrielle mencium dahiku, Dito melebarkan bukaan daun pintu.“Renata.” Sapanya. ”Boleh masuk kan?”Kepalang tangg

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Siapa Sih yang Datang?

    Setelah aku selsai berwudlu, segera aku beranjak ke kamar. Suamiku sudah menunggu untuk shalat berjamaah. Ku ambil mukena yang sudah di siapkan suamiku.Baik aku dan suamiku, kami tidak berasal dari keluarga yang sangat religius. Namun, keluarga kami terutama mertuaku adalah keluarga modern yang sangat taat beragama.Setelah kami selesai berjamaah, kepalaku masih saja sedikit pusing. Jadi aku naik kembali ke ranjang. Suamiku memilih untuk duduk di sofa sembari mengambil ponselnya.“Hari ini biar papa saja yang berangkat ke pengadilan. Toh keberadaanku tidak di perlukan.” Kata suamiku sembari menscrol layar ponselnya.“Ngapain sih Mas ketawa begitu?” Suamiku tertawa sampai memegang perutnya. Bikin aku penasaran juga. Kalau suamiku cari hiburan di medsos wajar saja, tapi ia betah sekali natap layar sampai ketawa nggak berhenti.Pertanyaanku nggak kunjung di jawab suamiku. Karena aku juga ingin tahu, diam-diam aku berjalan mend

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Rencana Boyongan Liburan ke Pattaya

    Lagi-lagi Paman Hiromi bercerita panjang lebar.“Selama ini memang papa saya, Kenzo Matsuyama sangat menyayangi Hirata. Ya karena hanya Hirata anak kandungnya bersama Kinarsih. Saya dan Hideaki juga tak di bedakan. Kelihatannya seperti itu. Tapi, Papa memang sangat menyayangi Hirata. Hirata memang anak yang baik dan berbakat.”Tante Haruka menutup wajahnya dan menangis.”Haruka hamil anak saya. Saya sangat mencintainya tapi ia keberatan untuk menikah dengan saya karena saya kalah dalam segala hal dari Hirata. Setelah Hirata menikah, barulah Haruka mengincar Hideaki. Hideaki juga mencintai Haruka sehingga ia mengadopsi Neil menjadi putra mereka.”“STOP HI-ROMI!” Kata Tante Haruka. Ia kepalang malu dengan apa yang di ceritakan oleh Paman Hiromi.Aku bersyukur kakek maupun eyang putri tak menghadiri sidang ini. Kalau mereka menyaksikan entah apa jadinya nanti. Paman Hiromi masih melanjutkan ceritanya.“La

  • TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH)   Dari Lubuk Hati Hiromi

    Sepulangnya dokter Pambudi aku segera mandi. Mbok Sumi mengantarkan Bubur Kacang Hijau ke atas. Uap panas Bubur Kacang Hijau khas Mbok Sumi menggoda selera.“Saya letakkan di meja ya Mbak, Bubur Kacang Hijaunya. Tuan Gavrielle sedang di bawah bersama Den Kakung juga Eyang putri.”Bergegas aku keluar kamar mandi. Aku mendapati Mbok Sumi sedang duduk termenung di sofa.“Mbok.” Ku tepuk pundak Mbok Sumi dari belakang. Mbok Sumi sontak berjingkat pelan.“Den, saya bener-bener minta maaf. Saya nggak tahu menahu apapun masalah ini. Yang saya tahu dan suami saya ceritakan suami saya itu mantan karyawan pabrik yang di PHK karena pabriknya bangkrut.”Mbok Sumi memelukku.”Maafin Pak Khamdan ya.”Harusnya aku yang sangat berterima kasih pada pasangan Mbok Sumi dan Pak Khamdan. Pasangan ini adalah support system penting dalam hidup kami. Mata Mbok Sumi berkaca-kaca. Ia masih saja tak kuasa membendung tangisnya.“Simbok jangan pergi ya. Saya bahagia sekaligus sedih di pertemukan dengan sosok yang

DMCA.com Protection Status