Share

Bab 105

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-01 06:25:57

Bab 105

Aku dan Fika pun sontak saling pandang saat mendengarkan perkataan dari Nesya itu. Secara langsung juga bayangan tentang kejadian enam bulan yang lalu seperti terlintas lagi di benakku. Kenapa aku malah takut jika nanti Nesya akan bernasib seperti Adelia? Ah tidak, hal seperti ini tak boleh terjadi!

"Apa kamu sudah menikah dengan Papa?" Fika terlebih dulu bertanya sebelum aku pun melontarkan pertanyaan yang ada dalam pikiranku ini.

Nesya pun menghentikan sesaat tangisannya dan mulai berbicara. " Sudah, Fik. Hari itu saat aku tahu hamil, Mas Hasan memang sempat pergi. Namun, saat itu dia kembali dan mau menikahi aku, tetapi tentu saja setelah aku merengek dan mengatakan masih memiliki simpanan uang di tabungan," jelas Nesya sambil menarik nafas dalam-dalam.

Hal yang diucapkan oleh Nesya yang kali ini tak kuduga, padahal kukira saat itu Mas Hasan akan pergi dan tak bertanggung jawab sama sekali pada Nesya.

"Bentar deh, berarti Papa itu mau nikahin kamu karena kamu janjikan masih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 106

    Bab 106"Mau minta tolong apa?" tanyaku dengan segera, menyela Fika yang sebenarnya akan berucap juga.Dengan bahasa isyarat Fika pun mengatakan tak suka dengan ideku, tapi kali ini aku menyuruhnya untuk diam."Maukah nanti Tante mengasuh bayiku?" tanya Nesya akhirnya dengan suara lirih.Sontak aku dan Fika pun saling berpandangan saat ini."Mengasuh bayi? Apa kamu pikir panti asuhan?" Secara spontan juga Fika pun langsung meradang.Kuelus pundak putriku itu, agar dia bisa sedikit tenang. Karena memang hal ini pun sungguh tak aku pikirkan sebelumnya."Memangnya kamu mau kemana? Sehingga menitipkan bayimu padaku?" tanyaku lagi dengan suara yang lembut.Bayangan Adelia selepas subuh itu kembali terlintas di benakku. Meski memang Nesya bersalah padaku, tetapi aku sungguh tak ingin dia medapatkan nasib buruk seperti Adelia. Apa Lagi aku merasa jika Mas Hasan pun tetaplah Mas Hasan yang dulu. Malah mungkin saat ini dia bisa lebih beringas, mengingat sudah tak memiliki apa-apa lagi."Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 107

    Bab 107Hari ini, Nesya akan datang ke rumah. Seperti yang aku katakan kemarin, jika aku memang menyuruh dia untuk datang dan tinggal di salah satu rumahku. Kali ini dia akan tinggal sementara hingga nanti melahirkan di rumah yang aku dibelikan oleh Mas Hasan setelah insiden Adelia itu. Tak masalah, toh memang sampai saat ini rumah itu masih kosong.Tentu, setelah mengambil keputusan ini, aku dan Fika sempat beradu pendapat saat itu. Putriku itu sedikit tak setuju dengan tindakan yang aku ambil ini. Karena memang menurut dia semua itu terlalu beresiko bagi dia. Memasukkan kembali ular ke dalam rumah, berarti telah siap untuk suatu saat terkena bisanya, begitu istilahnya.Namun kembali lagi aku melakukan hal ini atas dasar kemanusiaan. Sungguh aku tak bisa membiarkan seorang gadis muda hamil yang terlantar begitu saja. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, yang paling aku takutkan tentu saja si lelaki tak tahu malu itu datang dan menghabisi nyawa Nesya. Sungguh aku seperti tak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 108

    Bab 108"Hey! Memangnya kamu kemarin sempat punya pikiran mau bunuh diri?" tanya Fika dengan wajah yang sepertinya kaget.Nesya segera mengangguk dan kali ini wanita muda itu pun mulai menghapus air matanya dengan kasar."Ya seperti itu lah Fik. Aku merasa hina sekali saat itu. Penyesalan atas apa yang aku perbuat, ditambah dengan masa depan yang terlihat suram. Menjadikan aku semakin putus asa saja. Rasanya hanya kematian saja yang pantas untukku," jelas Nesya dengan lirih.Mungkin jika aku yang ada di posisi Nesya, mungkin akan punya pikiran yang tak jauh beda dari pada itu."Itu adalah suatu pikiran yang bodoh, Nes. Kamu telah melakukan banyak kesalahan. Kenapa harus ditambah dengan kesalahan lagi yang lebih besar? Lebih baik kamu sekarang bertaubat dan mulia mendekatkan diri pada Allah," timpalku.Nesya pun mengangguk pelan saat itu. "Bismillah Tan. Energi postif yang Tante Dewi dan Fika tularkan pasti akan membuat saya berubah. Tapi, apakah Tuhan mau menerima permintaan maaf saya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 109

    Bab 109Pov Nesya "Kemana lelaki yang tadi bersama saya itu, Sus?" tanyaku seketika saat masih di klinik dan melihat Om Hasan sudah tak ada lagi disana. "Tadi keluar sih Mbak. Tapi memang belum kembali sampai sekarang. Lebih baik Mbak sekarang istirahat dulu ya, sebelum nanti diperbolehkan untuk pulang," jawab suster itu dengan ramah, yang hanya kubalas dengan anggukan saja.Entah kemana Om Hasan pergi, tadi dia masih saja terus setia menemani aku. Tapi ketika dokter mengatakan jika aku hamil, malah tak nampak lagi batang hidungnya.'Apa mungkin dia pergi karena aku sedang hamil?' tanyaku dalam hati.Pikiranku pun langsung melayang pada kisah Adelia yang pernah diceritakan oleh Fika. Gadis Muda yang dibunuh oleh Om Hasan karena tak mau mengugurkan kandungannya itu.'Tidak! Aku tak mau bernasib sama seperti Adelia! Aku harus lebih pintar dari pada dia!' ucapku lagi dalam hati.Aku pun sesungguhnya tak menyangka jika hamil. Sebenarnya memang sudah sejak dua bulan yang lalu aku tak dat

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 110

    Bab 110Pov Nesya Ketika Mas Hasan mengucapkan ijab kabul, saat itu aku sungguh merasa sangat bahagia, meski ini bukan pernikahan resmi dan bukan pernikahan yang diimpikan setiap gadis tapi aku sungguh bersyukur karena bisa menikah dengan orang yang kucintai."Mas. Terima kasih karena kamu sudah mau menerima aku dan bayi kita. Aku tahu jika kamu memang benar sangat mencintaiku dan tak mungkin memperlakukan aku seperti Adelia dulu," ucapku setelah resmi sah menjadi istri sirinya.Mas Hasan mengecup keningku dengan manis. " Tentu, hanya kamu gadis bisa mengambil hatiku. Sekarang kamu nggak usah mikir yang macam-macam ya. Cukup tenang dan wajib terus sehat demi anak kita. Sementara aku akan mencari pekerjaan. Yang lalu biarlah berlalu dan sekarang waktunya kita membuka lembaran baru," ucap Mas Hasan dengan super lembut.Pikiran buruk yang tadi sempat bersarang padanya pun seketika sirna. Karena rasanya kini aku menjadi gadis yang paling beruntung di dunia ini."Kalau begitu ini bawa ATM

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 111

    Bab 111Waktu berlalu begitu cepat, nyatanya saat ini Nesya sudah sekitar lima bulan lebih di rumahku. Itu berarti usia kandungannya pun sudah sekitar tujuh bulan. Tak ada hal buruk atau sesuatu hal yang mencurigakan dilakukan oleh gadis itu, toh kami memiliki kamera CCTV tersembunyi yang sampai saat ini semua masih terpasang tapi, dan Nesya pun tak mengetahui hal itu.Banyak sekali perubahan ditunjukkan Nesya, dia pun saat ini kembali berhijab. Kami seperti bisa melihat Nesya yang dulu lagi. Alhamdulillah, ternyata dia tak membohongi kami lagi."Tante, tolong jangan lagi beri pasokan uang untuk saya. Karena saat ini saya sudah bisa mendapatkan sedikit uang dengan berjualan online nasi ayam geprek," ucap Nesya padaku sekitar satu bulan yang lalu."Nggak apa-apa Nesya. Uang hasil jualan kamu itu gunakan saja untuk simpanan. Tante nggak merasa terbebani kok," tukasku."Terima kasih banyak Tan. Sudah cukup saya merepotkan Tante. Untuk saat ini saya merasa sudah cukup. Jika nanti saya but

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 112

    Bab 112Perbincangan Fika dan Nesya itu pun berlanjut, sedangkan aku dan Bi Nur hanya menjadi pendengar setia saja. Intinya saat ini Nesya sama sepertiku, dia tak lagi menginginkan kedatangan Mas Hasan.Rasanya aku pun terus membenarkan apa yang dikatakan oleh Nesya. Kedatangan lelaki itu, hanya justru akan menimbulkan luka baru lagi. Lagian, hubungan kami ini sudah membaik, jika kedatangan lelaki itu, mungkin saja semua akan kembali menjadi runyam.Pukul empat sore, semua makanan kami sudah siap. Dan, kami pun membantu memberikan pada beberapa tetangga dekat, toh tetangga disini juga tertanggaku dulu, jadi semua terasa dekat.Sehabis maghrib, kami ingin pamit pulang. Tetapi kedatangan seorang tamu yang tak diundang, sungguh membuat kami kaget saat itu."Mas Hasan!?" ucapku dan Nesya yang hampir bersamaan saat melihat lelaki itu berada di ambang pintu rumahku ini.Rasanya seperti sebuah mimpi, padahal kami tadi siang membicarakan dia. Tapi dengan tiba-tiba saat ini dia pun menampakkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 113

    Bab 113"Ma, kenapa sih Mama membiarkan papa tinggal di rumah kita lagi? Bujankah itu sama artinya jika Mama kembali memberikan kesempatan pada dia? Untuk apa Ma?" Fika sejak tadi saat kami pulang dari Nesya, dia memang terus saja ngedumel.Tetapi karena ada juga Bi Nur aku sedikit sungkan mengatakannya. Jadi, aku tadi lebih memilih untuk diam saja. Kini, kami sudah sampai di rumah. Dan, saat ini kami berada di dalam kamarku dan menidurkan Lio."Kenapa sih dari tadi Mama diam saja?" Semakin kesal saja sepertinya putriku itu."Begini, Fik. Maaf jika mungkin mama ambil keputusan yang adalah saat ini. Tapi mama punya satu tujuan sih sebenarnya," ucapku yang mulai buka suara."Tujuan apa? Apa mama pun seperti Nesya yang bucin itu? Jika memang dia mau menerima papa, langsung saja kita usir mereka dari rumah. Sungguh aku tak rela jika rumah itu akan ditempati lagi oleh Papa!" Kembali putriku itu meradang.Kutarik nafas dalam-dalam dan mengelus punggung Fika. Sebenarnya tak salah juga sih ji

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04

Bab terbaru

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Ending

    Bab 180Pov Author Setelah kejadian meninggalnya Bu Rini secara bunuh diri di rumah itu, Bu Dewi pun memutuskan untuk menjual salah satu rumah miliknya itu. Karena menurutnya rumah itu sudah menyimpan banyak kenangan pahit."Ma ... lihat berita terbaru nggak?" Fika datang tanpa mengetuk pintu kamar By Dewi pagi ini, dia sepertinya sangat bersemangat sambil membawa ponselnya."Berita apa sih, Sayang?" Fika segera menunjukan latar ponselnya pada Bu Dewi. Ada rasa senang dan sedikit iba ketika dia membaca berita itu."Apa ini benar, Sayang?" tanya Bu Dewi sekedar memastikan."Tentu, Ma," jawab Fika singkat.Berita itu menunjukan jika semalam Nesya telah ditangkap di sebuah losmen di kecamatan sebelah. Dengan kondisi yang mengenaskan, seperti seorang yang mengalami depresi.Seminggu sudah pelarian Nesya setelah kematian Bu Rini itu, gadis hitam manis itu pun hanya satu kali saja menghubungi Bu Dewi, setelahnya dia seperti hilang ditelan bumi.Dalam pelariannya itu, Nesya terus berpinda

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 179

    Bab 179Pov Bu Dewi Aku sungguh tak menyangka jika Nesya mengatakan hal seperti itu. Padahal dia sudah benar-benar nyata terlihat bersalah, tetapi masih menyangkal juga. Jika saja saat ini dia berada di depanku, pasti Aku pun langsung akan menampar dia."Astaghfirullah aladzim!" kata itu terus saja aku ucapkan dengan lirih.Nesya pun kemudian melanjutkan ucapannya, "begini ya Tan. Seharusnya orang-orang itu nggak hanya memikirkan perasaan dia saja, seharusnya mereka memikirkan aku juga dong! Bayangkan deh selama dua puluh tahun dia pergi dan lepas tanggung jawab, menyerahkan aku di Panti asuhan begitu saja. Apa itu yang dinamakan seorang ibu? Coba bayangkan jika kalian jadi aku!" ucap Nesya seakan masih merasa paling benar.Aku akan segera menimpali ucapan gadis tak tahu diri ini setelah mengucapkan istighfar, tetapi nyatanya dia kembali nyerocos."Apa yang kulakukan saat ini anggap saja hanya sebagai sebuah ungkapan kekesalan belaka! Toh sebenarnya apa yang aku lakukan pada ia itu t

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 178

    Bab 178Pov Bu Dewi Sampai tiba di rumah pun aku sebenarnya masih saja terus memikirkan almarhumah Bu Rini. Nasibnya yang tragis seakan tak bisa membuat aku move on. Pertemuan yang tak terduga, tapi akhirnya menjadi hubungan bis itu, kini hanya tinggal jejak duka saja.Yang aku tahu sebenarnya dia adalah seorang wanita yang tangguh, sehingga bisa memendam rasa sakit oleh pengkhianat seorang Mas Hasan selama puluhan tahun, nyatanya dia masih bisa berdiri dengan tegar. Meski memang dia meninggalkan Nesya selama dua puluh tahun, tetapi menurutku itu adalah sebuah tindakan yang benar. Orang lain bisa menyalahkan karena tak mengalaminya sendiri bukan?Namun, nyatanya Bu Rini tak berkutik dengan anak kandungnya sendiri. Bahkan dengan dalih demi kembali membuat anak durhaka itu bahagia. Ah entahlah, keputusan macam apa itu.Semua perbuatan memang akan selalu ada pertanggung jawaban nanti. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tapi entah mengapa aku seperti tak melihat adanya hal itu di

  • TAMU SELEPAS SUBUH   BAB 177

    Bab 177Pov AuthorDepresi! Itulah satu kata yang sangat tepat untuk menggambarkan apa yang saat ini tengah dirasakan oleh Nesya. Tentu saja dia sangat emosi saat mengetahui ATM berwarna hitam itu tak lagi ada di tempatnya."Sial! Kenapa sih si Dwi bisa tahu jika dalam ATM itu ada banyak uang!" Saking kesalnya Nesya pun sampai membanting dompetnya ke sembarang arah.Tentu saja gadis manis itu tak ingat, karena semalam dia sudah mabuk berat. Sebagai seorang penipu alias scammer cinta yang sudah sangat profesional, tentu saja Dwi telah menimbang semua itu dengan matang. Karena memang tujuan utamanya membawa Nesya bermalam adalah untuk menjarah uang itu. Untuk kenikmatan surga dunia yang dia dapat, itu hanya seperti sebuah bonus pelengkap saja bagi Dwi.Dengan sedikit belaian saja, Nesya yang sedang mabuk berat itu langsung mengatakan semuanya pada Dwi. Dan, saat malam itu juga lelaki itu langsung menghapus semua jejak dari ponsel Nesya dan mengamankan ATM berharga itu.Dan, ketika tadi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 176

    Bab 176Pov Author Nesya terus berlari tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Beruntung dia memang memiliki badan yang ramping dan atlet lari saat dulu masih SMA, jadi dia pun sangat diuntungkan kali ini.Ketika dirasa sudah jauh dari kompleks tempat tinggalnya itu, dia pun sirkit mengurangi kecepatan. Dan, mulai mencari sebuah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi. Sebuah perumahan terbengkalai dengan beberapa rumah kosong jendela yang sudah rusak, menjadi pilihannya kini."Lumayan deh! Untuk tempat persembunyian sementara!" Nesya segera loncat memasuki jendela, dan duduk berselonjor kaki karena sangat lelah."Kurang ajar sekali memang ibu itu. Sudah mati saja masih membuat masalah untukku!" umpat Nesya saat itu.Ternyata tangisan dia saat berada di rumah Pak Rt itu memang hanyalah tangisan buaya saja. Saat itu sebenarnya dia ingin mencari simpati dari para warga, namun nyatanya mereka malah geram mendengarnya. Alhasil Nesya pun menghentikan tangisan itu dan lalu berpikir un

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 175

    Bab 175Pov Author "Tangkap dia!""Tangkap anak durhaka itu!"Warga kembali saling berteriak, dan berusaha mengejar Nesya. Tetapi nyatanya Nesya berlari cukup kencang, seakan dia baru mendapatkan kekuatan super. Memang sih sebenarnya dia pernah menjadi juara 1 lomba lari se kecamatan saat masih duduk di bangku SMA. Ternyata skill itu sangat membantu dia sekarang."Sudah biarkan saja dia lari. Toh polisi juga sudah mengantongi identitas dia. Cepat atau lambat dia tentu akan segera ditangkap!" Pak Rt berusaha menenangkan warganya.Akhirnya warga pun membubarkan diri dan membenarkan kata Pak Rt. Satu yang pasti, mereka sama sekali tak ingin Nesya kembali ke kompleks itu.Polisi memang tentu saja akan mengejar Nesya, karena memang dari bukti semua hasil kamera pengintai itu. Menunjukkan dia adalah penyebab Bu Rini bunuh diri. Toh pasti nanti ketika polisi mengotopsi jenazah itu, maka pasti akan ditemukan banyak bekas luka. Hampir setiap waktu, Nesya menjatuhkan tangan pada sang ibu. Ba

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 174

    Bab 174Pov AuthorNesya saat itu juga pingsan dan tak sadarkan diri. Warga yang takut karena rumah itu sudah dipasangi harus polisi, pun langsung membawa gadis manis itu menuju ke rumah Pak Rt. Meski masih sebal, Bu Dewi dan Fika pun ikut menuju ke rumah Pak Rt. Warga sebagian yang masih penasaran pun mengikuti ke rumah Pak Rt.Beberapa menit kemudian setelah diberi minyak kayu putih, Nesya pun kembali siuman."Aku ada dimana? Dimana ibuku?" ucapnya seketika saat sudah membuka mata sambil berusaha bangun. Saat ini dia berada di ruang tamu Pak Rt.Beberapa warga yang masih ada langsung bersorak mendengar ucapan Neysa itu. Mungkin mereka kesal karena Nesya sejak tadi terus mencari ibunya, padahal semasa hidup Bu Rini dia terus menyakiti."Aku akan pergi dari sini dan mencari ibu! Kalian ini memang orang yang tak berperasaan!" sungut Nesya sambil akan beranjak pergi dari tempat itu. Namun Fika danBu Rt pun mencegahnya."Kamu itu mau kemana sih? Sudah di sini saja dulu! Bukankah kamu ta

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 173

    Bab 173Pov Author Entah suara siapa yang seakan memberikan komando itu, alhasil mereka pun mulai menghajar Nesya."Aduh! Apa-apaan ini!?" teriak Nesya yang kesakitan. Dan, dia berusaha untuk menangkis dengan tangannya.Tak ada Yang menjawab, tetapi para ibu-ibu terus saja memukul dan mencubit tubuh Nesya disertai dengan umpatan-umpatan khas netizen plus 62."Dasar anak durhaka!""Tega kamu memperlakukan ibu kamu seperti itu!""Nggak bakal masuk surga kamu!""Hajar saja anak tak tahu diri ini!" Suara-suara itu membuat kepala Nesya semakin pening saja, karena dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pun, dia tak tahu telah berbuat kesalahan seperti apa hingga semua orang menghajarnya seperti ini."Ibu!" teriak Nesya dengan keras, karena dia sangat yakin jika hanya sang ibu saja yang mau menolongnya di saat seperti ini.Mendengar teriakan dari Nesya itu, justru malah membuat para ibu-ibu itu menjadi semakin kesal saja. Mereka terus memberikan pelajaran dari tangan dan juga mulut.Hi

  • TAMU SELEPAS SUBUH   Bab 172

    Bab 172Pov Author "Mungkin saja saat ponselnya masih kehabisan baterai dan di cek. Lagian dia kan masih dalam perjalanan," ucap Nesya menghibur dirinya sendiri.Gadis itu pun kemudian duduk di depan sebuah rumah yang letaknya hanya sekitar empat rumah saja dari tempatnya tinggal."Aku kirim pesan dulu deh sana Dwi, biar nanti dibuka kalau dia sudah sampai," ucap Nesya yang langsung mengetikkan pesan melalui aplikasi hijau.Dalam benaknya sebenarnya saat ini dia masih malas saja untuk pulang ke rumah. Karena dia malas bertemu dengan ibunya. Jika boleh memilih tentu dia akan memilih untuk tak pulang dulu dan tetap bersama dengan Dwi.Hanya saja kemarin memang pria itu berkata jika sedang ada pekerjaan, sehingga hari ini Nesya diantarkan pulang dulu."Ah, aku kirim lewat masaanger juga deh!" Sebuah ide terlintas juga di benak Nesya, karena memang tempat pertama kali mereka berinteraksi kan dari facebook."Wah, mengapa foto profil facebook Dwi jadi hilang?!" Seru Nesya seketika.Sebagai

DMCA.com Protection Status