Hampir tengah malam, Kayla tiba di Bandung. Ia lekas mengetuk pintu kontrakan mantan suaminya, setelah sebelumnya memberi kabar kepada Nani jika dirinya sudah ada di tempat Azzam. Sebenarnya Kayla juga sadar jika malam adalah waktunya untuk beristirahat, namun ibu muda itu ketakutan jika Azzam akan kembali pergi membawa Daffa di pagi harinyaDi sanalah keributan antara Kayla dan Tiara terjadi. Azzam yang menyadari kesalahan istri barunya, tentu tak mampu lagi untuk membela. Jika ditumpuk, mungkin kesalahan Tiara sudah melebihi gedung bertingkat.Kayla kini dengan tegas dan lantang membuat perjanjian dengan Azzam. Mantan istri Azzam itu mengizinkan Azzam bertemu dengan Daffa kapan pun ia mau, tetapi tidak untuk membawanya, lebih lagi jika harus diajak tinggal bersama Tiara. Kayla benar-benar sudah habis kesabaran menghadapi Tiara yang semakin sesuka hati menyiksa Daffa, anak dari suaminya sendiri.Daffa sudah diamankan di rumah Nani, sehingga Kayla juga bisa leluasa untuk melampiaskan
Waktu terus berlalu. Tak terasa 3 bulan sudah Daffa dan Kayla tinggal di rumah Yulia. Setiap ia ingin pindah mengontrak, Yulia menahannya dengan alasan tak ingin lagi berjauhan dengan Daffa. Sebenarnya Kayla merasa tak nyaman karena harus satu rumah dengan lelaki selain suami sendiri.Daffa sudah mulai masuk sekolah TK besar, tentunya dengan biaya dari Kayla sendiri. Banyaknya pengeluaran membuat tabungan Kayla semakin menipis. Apalagi dia sering sakit juga dan terpaksa beberapa kali harus periksa ke dokter.Karena sadar kebutuhan Daffa semakin banyak dan Azzam juga sama sekali tak memberikan kewajibannya untuk Daffa, maka Kayla memutuskan untuk kembali mencari kerja. Jika bukan dirinya yang pontang panting mencari uang, lalu siapa lagi. Kayla tidak mau lebih merepotkan lagi Yulia dan Bayu dengan segala kesusahannya.Hingga di suatu hari, Kayla berkenalan dengan seseorang yang mencari TKW untuk ke Saudi. Karena mencari pekerjaan di negeri sendiri terasa sulit, apalagi bagi yang tidak
Keesokan harinya setelah Daffa pulang sekolah, mobil milik Ashraf telah terparkir tepat di depan rumah Yulia. Dengan penampilan yang tampak gagah mempesona, lelaki itu menyambut kepulangan wanita idamannya menjemput Daffa. Senyum hangat tersungging dari bibirnya.Pria tampan itu lantas menyongsong Daffa bermaksud memeluknya. Tetapi, lagi-lagi bocah itu kabur dan masuk ke dalam rumah. Kayla yang melihat tingkah sang anak hanya menggelengkan kepala."Maaf ya, Pak. Anak saya jadi nggak sopan," tutur Kayla nampak malu dan kecewa."Tak apa, mungkin dia lagi kasih kesempatan untuk buna dekat calon ayah barunya," tutur Ashraf dengan menahan senyum di bibirnya.Langkah Kayla terhenti ketika mendengar ucapan Ashraf, yang bagi wanita itu hanyalah sebuah lelucon saja. 'Mimpi di siang bolong kali kalau aku dapetin Pak Ashraf,' kata Kayla dalam hatinya.Kayla pun mengajak Ashraf untuk ke rumah sepupunya. Tetapi karena Ashraf merasa apa yang menjadi tujuannya harus dibicarakan di luar, lelaki itu m
Ashraf membawa Kayla menuju puncak, Bogor. Di tengah perjalanan, ia membelokkan mobilnya ke restoran tanpa bertanya lebih dulu kepada orang yang duduk di sampingnya karena ingat jika mereka belum makan siang. Ashraf pun lekas memarkir mobilnya di tempat yang tersedia. Lelaki itu lalu mengajak turun Kayla. "Pak, tapi ini sudah kesorean. Apa nggak sebaiknya kita pulang saja?" Wanita itu tampak gusar ketika melihat jam di ponselnya sudah menunjuk di angka 3 sore hari. Kayla berpikir, jarak Jakarta - Bogor lumayan jauh, nanti kalau sampai kemalaman bagaimana? Apakah nantinya tidak akan menimbulkan banyak pertanyaan, baik dari pihak dia dan Ashraf juga."Hhmm ... Aku rasa nggak lah, Kay. Nanti aku tambah kecepatan laju mobilnya. Lagian tadi, Daffa pake ngadat segala," ucap Ashraf yang sudah menipiskan bibirnya. Lelaki itu akan selalu tersenyum jika teringat kelucuan anak dari wanita yang sangat ia cintai tersebut.Keduanya lalu memasuki restoran dan dengan cepat Ashraf memesan makanan se
Setelah kejadian di hotel di mana Ashraf telah menitipkan benih di rahim Kayla ketika wanita itu dalam keadaan tidur pulas akibat obat yang diberikan Bella. Kayla nekat memilih menjadi TKW lagi. Namun kali ini ia memutuskan untuk bekerja di Saudi. Karena pikiran yang kalut, membuat wanita itu tak lagi mampu berpikir jauh. Kekecewan dengan Ashraf semakin mengganjal di hati. Sungguh, kejadian itu membuat Kayla semakin merasakan kekacauan dalam hidupnya.Kini Kayla sudah berada di salah satu PT yang biasa menampung para calon TKW. Daffa yang sudah semakin dekat dengan Bayu juga Yulia sama sekali tak merasa kehilangan sang bunda ketika wanita itu berpamitan untuk kerja."Kay, kamu yakin mau kerja lagi sebagai TKW?" tanya Yulia memastikan.Yulia dan Bayu datang ke tempat penampungan karena ingin menjenguk sepupunya yang hari itu sudah siap terbang ke negara tujuan.Kayla sama sekali tidak ada komunikasi dengan Ashraf, wanita itu seakan enggan melakukannya. Padahal Ashraf sudah meminta Kay
Ashraf terpaksa menuruti keinginan Anna. Pikir Ashraf, biarlah, apa yang akan terjadi, itu urusan nanti. Yang pasti, di saat pesta pertunangan nanti ia akan berkata jujur atas apa yang ia lakukan dengan Kayla. Ashraf benar benar tak ingin menjadi seorang pecundang atau pengecut. Yang dia bayangkan, bagaimana jika benih yang sudah ia tanam itu tumbuh subur di rahim Kayla dan Kayla tak menggugurkannya. Kemudian dengan perut besarnya, wanita itu hidup dalam kepayahan akibat mengandung benih dari seorang Ashraf, pengusaha sukses yang memiliki banyak bisnis dan tinggal di kota Jakarta. Tidak, Ashraf tak mau itu terjadi.Kini Ashraf sudah berganti baju. Ia keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga menyusul Anna sang bunda yang sudah menunggu dengan ketidak sabarannya. Suara teriakan memanggil sudah menggema sejak tadi."Nah gitu dong. Ini baru anak Mama yang hebat. Nurut apa kata Mama," puji Anna ketika Ashraf berjalan mendekatinya.Ashraf tak menyahut perkataan ibunya. Ia hanya melem
"Jangan ngaco kamu, Bella! Apa buktinya?" sanggah Ashraf yang kini sudah berdiri tegap di hadapan Bella.Bertujuan menjebak Bella juga menyelamatkan Anna dari keterkejutan, membuat Ashraf terpaksa berkelit dari ucapan Bella. Meskipun hati mengakui kebenaran yang Bella katakan, tetapi belum saatnya Ashraf berkata jujur di depan ibunya.Bella hanya tersenyum sinis mendengar pertanyaan Ashraf. Kemudian, gadis itu menunjukkan layar ponsel miliknya ke hadapan Anna juga Ashraf. "Ini buktinya, Mas. Kamu tempo hari pergi ke puncak berdua sama cewek ini, kan?"Lekas Ashraf merebut ponsel itu dari tangan Bella. Ia lalu menatap layar yang ada di tangannya. Anna yang penasaran pun ikut melihat siapa wanita yang di maksud Bella.Setelah melihat dengan jelas siapa wanita yang ada di ponsel Bella, tanpa banyak bicara juga pamit lebih dulu, Anna seketika itu juga melangkah pergi keluar dari rumah Meta.Menyadari ibunya yang sudah marah, Ashraf lekas meletakkan ponsel milik Bella lalu mengejar sang b
Sejak kepulangan dari rumah Meta, Anna masih saja mendiamkan putranya. Kini Zakir juga Alkhan datang dari Malaysia karena Ashraf mengabari bahwa Anna sakit dan ia tak ada waktu untuk mengantar Anna ke Malaysia.Begitulah Anna, jika ada masalah sedikit saja, langsung jatuh sakit. Ini membuat Ashraf bingung harus bagaimana caranya berkata jujur perihal perbuatan dia ke Kayla. Ashraf juga akan berusaha menemui Bella untuk mengorek keterangan gadis tersebut. Kenapa dia sampai berkata seyakin itu tentang Ashraf menabur benih di rahim Kayla. Apakah kecurigaan Ashraf benar adanya. "Aku yakin, dialah pelakunya. Dia yang sudah menjebak aku sama Kayla," gumam Ashraf yang tak sadar jika di sampingnya sudah ada Alkhan memperhatikan adik bungsunya."Perbuatan apa, As?" tanya Alkhan mengejutkan lelaki yang akhir - akhir ini melamunkan wanitanya.Ashraf tersentak mendengar pertanyaan abangnya. Dia tak tahu jika sejak tadi Alkhan sudah duduk bersamanya. Bahkan, Alkhan dengan jelas mendengar adiknya
Daffa menjalani hari-harinya di kota Bandung ditemani Yulia dengan tenang. Sesekali ia video call dengan Aska yang super bawel kalau abangnya tak ada kabar.Putra sulung Kayla pun kini sudah tahu kalau hubungan ayah kandung dan ibu sambungnya mengalami kemajuan yang lebih baik. Sebagai anak sudah dewasa, Daffa tak akan menghalangi mereka selagi keduanya menemukan kecocokan satu sama lain.Hingga di malam itu. Daffa tengah membaca buku dikejutkan dengan kedatangan Azzam ayahandanya.Sementara Yulia belum pulang dari acara pengajian tak jauh dari kompleks itu."Ayah, kok malam-malam ke sini, ada apa? Gimana kabar nenek?" Heran Daffa dengan dahi sudah melipat."Hmm ... kabar nenek baik, Nak. Ayah ke sini mau ada perlu sama mama Yul, boleh?" tanya Azzam ragu-ragu. Ia merasa tak enak hati sekaligus malu pada anak bujangnya."Ciyee ... yang lagi kangen sama calon istri," celetuk Daffa menggoda ayahnya.Sadar mendapat candaan dari putranya, Azzam menggaruk tengkuk yang tak gatal. Wajah Azza
Sebulan kemudian setelah Kayla benar - benar pulih dari rasa traumanya.Proses persidangan Bayu telah dilakukan. Dia juga telah dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun. Yulia pada akhirnya benar-benar menggugat cerai suaminya itu dan sudah siap menjalani hidup sendirian mengingat usia tak muda lagi jikapun memutuskan menikah ke dua kali.Sementara Azzam telah kembali ke Bandung dan siap menyambut Daffa untuk menuntut ilmu di kota kelahiran ayah kandungnya.Malam itu, Kayla baru saja membereskan semua pakaian Daffa yang akan di bawa ke Bandung."Abang, Bunda pesan, jaga diri baik-baik. Jangan sampai salah pergaulan. Harus ingat niat awal yaitu nuntut ilmu yang bermanfaat untuk masa depan.""Jangan kecewakan Bunda dan ayah ya," sambung Kayla lagi. Daffa yang tengah memainkan laptopnya hanya mengangguk dengan pandangan lurus ke layar yang menyala di hadapanya."Sayang, udah malam. Daffa pasti capek. Biarkan dulu dia istirahat," tegur Ashraf yang tiba- tiba muncul di ambang pintu ka
"Mbak Yuli!" Kaget Azzam melihat kedatangan Yulia."Mama, kenapa ke sini? Emang ayah Ashraf udah balik lagi?" heran Daffa pun bertanya."Belum. Tapi ada Aska sama Om juga nenek kakeknya," jawab Yulia. Rupanya keluarga Ashraf datang membesuk Kayla."Oh, terus kenapa Mama malah ke sini?" Kembali Daffa bertanya sebab tak tahu alasannya."Ya Mama nggak enak lah. Kan Mama bukan bagian keluarga mereka," kata Yulia.Karena merasa kangen dengan Aska, Daffa akhirnya pamitan pada Azzam untuk menemui adik sambungnya. Daffa janji akan menemui kembali ayahnya itu."Kamu hati-hati ya, Nak!" pesan Azzam disambut anggukan kepala Daffa.Kini tinggallah Yulia dan Azzam saja di ruangan itu. "Mbak Yul, gimana kabarnya?" Azzam berbasa basi.Dalam diam, Azzam merasa kasihan dengan Yulia. Melihat kelakuan Bayu di luar dugaan. Azzam baru tahu kalau sifat Bayu seperti itu. Dan Azzam pun baru menyadari kalau ternyata Bayu menaruh hati pada mantan istrinya."Zam, saya minta maaf atas kesalahan suami saya ya," u
Ashraf keluar dari kamar rawat Bayu dengan nafas memburu. Wajahnya merah padam karena amarah belum terlampiaskan. Seandainya tak ada polisi, sudah pasti Bayu tinggal nama saja.Tak ingin memperlihatkan amarah di depan keluarga, Ashraf memilih menenangkan diri dulu di taman rumah sakit. Ia pun menelepon Farhan menanyakan kondisi kantor. Setelah merasa tenang, Ashraf kembali ke kamar Kayla.Di lain sisi, Bayu tertawa semakin keras, merasa puas sudah mengaduk-aduk emosi Ashraf. Namun tak lama ia berteriak histeris. "Bangsat! Lepasin gue!"Bayu terus saja menyumpahi semua orang yang kini memalingkan wajah darinya. Dengan kondisinya yang seperti itu, tak membuat Bayu sadar. Ia justru semakin membenci mereka."Diam! Atau saya sumpal mulutmu! Laki mulutnya kayak cewek," bentak polisi jengah mendengar ocehan Bayu.Sontak Bayu terdiam. Ia menutup rapat mulutnya. Namun hatinya masih bergejolak karena amarah.Esok harinya. Azzam sudah tersadar dari koma semalam. Ada Wahyu yang datang membesuk na
Bayu terbahak mendengar ucapan Yulia. Pria itu memaksakan diri bangun dari atas ranjang rumah sakit lalu duduk dengan kaki menjuntai ke lantai.Tanpa di duga oleh Yulia, Bayu menarik paksa tangan Yulia hingga wanita itu terjatuh tepat di pangkuan Bayu. Tangan Bayu yang terbebas dari selang infusan dengan sigap mencekik leher Yulia.''Dasar perempuan tidak tau diri kau, Yulia. Selama ini saya bersabar hidup dengan kamu tanpa hadirnya anak. Sekarang kau minta cerai hanya karena saya melakukan kesalahan sekecil ini, hah?'' bentak Bayu.Posisi mereka kini terbalik. Bayu berdiri sementara Yulia terbaring di ranjang dengan kaki menjuntai. Tangan Bayu semakin kuat mencekik leher Yulia hingga wanita itu kesulitan sekedar untuk menarik napas sesaat saja.Wajah Bayu pun nampak merah padam, menandakan betapa marahnya pria itu. Entah setan mana yang sudah merasuki jiwa Bayu hingga dia sekalap itu.''Ayah, apa yang ayah lakukan ke Mama?'' teriak Daffa yang kebetulan masuk ke ruangan kedua orang tu
Ashraf mendatangi ruangan di mana Bayu dirawat. Namun ia harus memendam kekecewaan sebab Bayu belum sadarkan diri setelah mendapat penanganan dari tim medis. Rupanya luka yang dialami Bayu cukup parah.Demi melampiaskan amarahnya, Ashraf meninju tembok di depan ruang rawat Bayu."Sabar, Pak. Amarah enggak akan menyelesaikan masalah," ucap polisi yang berjaga di sana."Bagaimana kalau Bapak berada di posisi saya? Istri yang Bapak lindungi nyatanya malah dijahati orang," sergah Ashraf dengan nafas memburu. Terlihat amarah belum surut dari wajahnya."Pasti sama kayak Bapak, lebih parah bisa jadi. Tapi kasus ini 'kan sudah ditangani pihak kepolisian, jadi biar kami saja yang menghukum pelaku," sahut polisi. Satu rekannya yang ikut berjaga mengangguk menanggapi.Ashraf tak menanggapi. Ia pergi dari sana masih dengan amarah yang membara. Apalagi saat teringat lagi bagaimana kondisi sang istri tadi.Kembali ke IGD, rupanya Kayla sudah siuman. Ia langsung memindahkan Kayla ke ruangan VIP supa
Kayla melihat ada vas bunga di sudut kamar itu. Segera ia berlari lalu mengambil dan memukulkannya ke kepala Bayu.PRANG! Vas bunga mengenai kepala Bayu hingga pecah berkeping-keping. Bayu pun tersungkur dengan darah mengucur dari kepala.Mata Kayla membulat. Ia melihat tangannya yang masih memegang potongan vas bunga. "Apa dia mati?" gumamnya dengan tubuh gemetaran. Vas bunga itu pun terlepas dari tangan.Kayla lalu melihat Azzam terkapar dengan pisau menancap di pinggang mantan suaminya itu. Sadar Azzam butuh pertolongan ia kembali berteriak sekuat tenaga."Tolong! Tolong!""Astaga, Azzam!" pekik Wahyu. Pria itu baru menyusul Azzam ke rumah kosong tersebut. Wahyu terhenyak melihaf kekacauan di rumah di dalam sana.Yang lebih mengejutkan, Azzam terluka akibat senjata tajam. Ditambah lagi, Wahyu melihat Bayu tergeletak tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya. Wahyu baru menyadari kalau Kayla juga sama halnya dengan Bayu walaupun tertutup jaket Azzam.Wahyu berlari keluar tanpa be
Setibanya Ashraf di rumah. Ia meminta Farhan untuk mengecek CCTV. Farhan sudah terbiasa keluar masuk kediaman Ashraf tanpa takut si empunya marah karena Farhan orang yang paling dipercaya Ashraf.Sementara Ashraf menemui Yulia untuk menanyakan suaminya pergi ke mana. Namun Yulia yang baru tiba pun sama tidak tahu Bayu pergi ke mana. ''Memangnya apa yang sudah terjadi, Pak Ashraf?'' Heran Yulia dengan wajah terlihat kebingungan.Saat Ashraf akan menjawab pertanyaan Yulia. Farhan lebih dulu memanggil.''Pak Ashraf, coba ini lihat. Bu Kayla sepertinya dibius sama pak Bayu,'' ucap Farhan kala sudah melihat rekaman CCTV beberapa jam yang lalu.''Bangsat, rupanya si bajingan Bayu itu masih penasaran sama istriku,'' geram Ashraf.Suami Kayla itu dengan jelas melihat Bayu membekap mulut Kayla dan membawa keluar sebelum akhirnya pergi menggunakan taksi.Mendengar Ashraf memaki suaminya, Yulia tergesa mendekati kedua lelaki itu dengan wajah yang semakin tak terbaca.''Ini apa sih yang terjadi?''
Kayla menemui kakak sepupu dan suaminya dengan wajah datar. Ia tak menyangka jika keduanya akan datang hari ini."Mbak, Mas, apa kabar? tanya Kayla basa-basi."Kami baik. Kamu keterlaluan, Kay, ngasih tau Daffa mau pindah ke Bandung dadakan gini," sahut Yulia langsung mencecar Kayla.Sementara Bayu terus menatap tajam Kayla. Rasa cinta dan sakit hati tengah bergejolak dalam hati laki-laki tersebut. Apalagi membayangkan Kayla berduaan dengan Ashraf, api cemburu kontan berkobar-kobar di dalam dada.Kayla mengerutkan kening, tak mengerti akan maksud Yulia. "Maksud Mbak apa?"Memang ia yang memberitahu mereka kalau Daffa diterima di ITB dan rencananya hari Sabtu nanti Daffa mau di antar ke kosannya. Saat itu ia hanya memberitahu saja tanpa niat mengajak mereka."Udah setahun kami enggak ketemu Daffa, tau-tau kamu bilang kalo dia mau kuliah di Bandung terus tinggal di sana. Kami 'kan jadi kerepotan, Kay, harus beresin kerjaan dulu supaya bisa ke sini. Mbak sama mas Bayu juga pengen ikut an