Home / Romansa / Sweet Revenge / Persidangan Part 4

Share

Persidangan Part 4

Author: Edelweiss
last update Last Updated: 2021-07-14 06:31:21

Sweet Revenge Part 4

Memakai baju kebanggaanya, Stela terlihat begitu menawan. Membuat  Dafin  semakin terpukau dengan kemistri atasannya itu. Berjalan dengan kepala sedikit terangkat, Stela dengan penuh keyakinan akan memutuskan hasil persidangan nanti.

"Bukti sudah kamu berikan pada pembela?" tanyanya dalam perjalanan.

"Semua bukti sudah aman. Ibu tinggal melihat bagaimana reaksi mereka ketika nanti bukti kita tunjukan," jawab Dafin.

"Baguslah, memang harusnya seperti itu."

Memasuki ruangan persidangan, semua mata sudah pasti tertuju padanya. Stela tanpa senyuman menuju kursi di mana tempatnya berada. Menatap satu persatu yang hadir, Hakim itu langsung memulai acara persidangannya.

Diawali dengan tuntutan penggugat, Jaksa penuntut mulai menanyai terdakwa. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Ruri, seorang mahasiswi dari Universitas ternama telah dituduh melakukan penganiayaan pada teman sekampusnya. 

Mencoba mebela diri, Ruri berusaha menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya tidak melakukan kekerasan kepada Sari, Pak. Itu semua fitnah!" seru Ruri dengan mata berkaca.

"Jika kamu tidak melakukannya, lalu bagaimana dengan bukti-bukti yang mengarahkan kalau kamu adalah pelakunya?" tanya Jaksa penuntut membuat Ruri semakin cemas.

"Saya juga tidak tahu, Pak. Saya di sana karena mereka mengajak untuk makan bersama."

"Bohong! Jelas-jelas kamu berbohong. Lebih baik kamu jujur saja kalau kamu yang mencelakakan anak saya!" teriak Ibu Sari dari belakang.

"Diam-diam, yang tidak bersangkutan diharapkan tenang," ucap satpam yang berada diruangan tersebut.

"Saya beneran nggak bohong, Pak. Bukan saya yang melakukan itu," ujar Ruri menangis.

"Berdasarkan bukti-bukti yang ada, saudari Ruri telah terbukti melakukan kekerasan terhadap temannya sendiri. Karena itu, dimohonkan kepada yang Mulia untuk memberikan hukuman kepada terdakwa." Mohon Jaksa penuntut memberikan ajuan.

"Kepada pihak pembela, apa ada yang ingin disampaikan?" tanya Stela kepada Jaksa pembela selaku pengacara dari Ruri, tanpa sepengetahuan pihak tersangka.

"Ada, Bu. Mohon waktunya sebentar." Jawab Pembela berdiri dan melakukan sesuatu. 

Memasukan memori kedalam sebuah ponsel, pembela menyalakan mikrofon lalu mengarahkan pada ponsel yang sudah diputar. Terdengar suara Sari dan teman-temannya yang sengaja melakukan rekayasa agar Ruri dihukum.

Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut mendengar kata demi kata yang terlontar dari mulut Sari. Ruri yang mendengar itu tak kuasa menahan tangis, begitu juga dengan Ibunya yang duduk di meja belakang sebagai tamu. 

"Rekaman ini diambil ketika penggugat  dirawat di rumah sakit. Tanpa sepengetahuannya, kami telah membuat rekaman daru percakapannya bersama teman-temannya." Jelas pembela memulai percakapan.

"Tidak, itu tidak benar." Sangkal Sari yang mulai ketahuan berbohong.

"Dengan sengaja penggugat menjebak terdakwa agar menjadi tersangka dan diberi hukuman atas perbuatan yang tidak dia lakukan sama sekali. Bahkan, penggugat pun sempat menghina dan memaki tersangka sebelum kejadian itu terjadi. Kaki saudari Sari yang luka, hanya kepura-puraan agar dia bisa melaporkan Ruri sebagai terdakwa," ujar Pembela panjang lebar menatap Sari tanpa berkedip.

"Tidak, itu semua bohong. Dia memang mencelakaiku, buktinya sampai sekarang aku belum bisa berjalan." Bela Sari menunjuk kakinya.

"Bisa saja itu suara orang lain yang direkam. Lihatlah bukti sebenarnya, kaki korbn terluka dan itu semua karena saudari Ruri," sangkal penuntut membela Sari.

"Yang Mulia, izinkan saya memanggil saksi?" tanya Pembela menunduk hormat.

"Silakan."

"Tolong bawa Dokter yang menangani gadis itu ke sini." Perintah pembela kepada satpam.

"Baik, Pak." 

Seorang laki-laki memakai pakaian jas putih memasuki ruangan.

"Silahkan berikan surat keterangan sakit dari saudari Sari kepada saya." Perintah Pembela kepada Dokter yang merawat Sari.

Dengan hormat, Dokter itu meberikan hasil otopsi yang telah dia lakukan terhadap pasiennya.

"Di sini, telah terbukti kalau kaki yang berbalut perban itu masih sehat dan tidak terluka sama sekali," jelas Pembela memberikan berkas bukti kepada hakim. Membaca dengan teliti, hakimpun tersenyum setelah membaca bukti yang diberikan pembela.

"Dari bukti yang telah kami berikan, terbukti bahwa terdakwa tidak salah dalam hal ini. Dia hanya dijebak karena ketidak sukaan penggugat kepadanya. Maka dari itu, mohon kepada Yang Mulia hakim memberikan keputusan dengan sebaik-baiknya," ujar Pembela memberi hormat kepada hakim.

"Setelah melihat beberapa bukti yang akurat. Maka saya, selaku hakim dari persidangan ini memutuskan, bahwa saudari Ruri tidak bersalah dan dibebaskan dari hukuman apapun. Buat penggugat yang telah memberikan tuduhan palsu. Berdasarkan Undang-undang yang berlaku maka penggugat akan dijatuhi hukuman empat tahun kurungan penjara." Tiga ketuk palupun berbunyi menandakan sidang berakhir.

"Sidang sudah selesai, silahkan kembali pada kegiatan masing-masing." Perintah Stelah meninggalkan ruangan dengan senyum penuh kemenangan.

"Aman?" tanya Dafin ketika Stela keluar dari ruang sidang.

"Amaaan." Menunjukan Ibu jarinya pada Dafin.

"Sudah kuduga," ucap Dafin mengikuti atasanya dari belakang.

Ruri dan Ibunya yang mendengar keputusan itu sangat lega dam bersyukur kepada Allah. Berlari memeluk Ibunya, Ruri menangis dan mengucapkan maaf karena telah membuat Ibunya kuatir.

"Aku takut sekalii, Bu," ucapnya tersedu.

"Sudah, sekarang semuanya sudah jelas. Ayo kita berterima kasih pada jaksa pembela," ajak Ibunya menemui jaksa pembela.

"Terima kasih telah membantu kami. Tanpa bantuan Bapak, mungkin kami tidak tahu apa yang terjadi."

"Berterima kasihlah pada hakim Stela. Semua ini karena berkat dia," jawab Pembela memberi saran.

"Baiklah, Pak. Terima kasih atas bantuannya." menundukan kepala kepada jaksa pembela.

Setelah itu mereka pergi untuk menemui Stela. Sudah bertanya kesana kemari, mereka tidak menemukan Hakim yang telah menolong mereka.

"Sepertinya dia sudah pulang. Besok saja kita kembali membawakan beberapa bingkisan sebagai tanda terima kasih." Saran Ibunya Ruri.

"Iya, Bu. Lebih baik begitu," jawab Ruri mengajak Ibunya pulang.

Sedangkan Sari dan Ibunya tidak terima dengan keputusan sidang yang telah mempermalukan mereka. Terpancar wajah benci dari keduanya, seakan ingin membalaskan dendam setelah kejadian tadi di sidang.

"Ibu tidak akan membiarkan ini. Tidak akaaaaan!" teriaknya penuh amarah.

"Aku nggak mau di penjara, Bu. Keluarkan aku." Tangis Sari ketika Polisi membawanya kedalam sel.

"Sabar sayang, sabar." Dengan berat hati Ibu Sari melepaskan pegangan putrinya.

***

Setelah melepaskan jas kebesarannya dan mengganti dengan pakaian kantor. Kemanisan gadis itu lebih kentara dari pada disaat dia berada dalam sidang. Senyuman dari bibir tipis itu sangat menawan hati para lelaki yang ingin sekali meminangnya.

Hanya saja, soal teman hidup Stela belum mau memikirkannya. Baginya sekarang, karir adalah nomor satu yang harus dikejarnya. 

"Mau makan siang di mana, Bu Hakim?" tanya Dafin dari seberang meja.

"Aku mau makan mi rebus dengan telur dan butiran sosis diatasnya. Ummm, rasanya nikmat sekali." 

"Siap meluncur kemana Bu Hakim mau pergi," ucapnya dengan senang hati. 

"Bapak menang lotre kah? Kelihatannya senang sekali?" tanya Stela menatap heran kepada Dafin.

"Hah? Tidak! Hanya saja, suasana hatiku senang akhir-akhir ini," jawab Dafin tersenyum manis.

Stela yang melihat kelakuan Dafin hanya menatap aneh, lalu mengambil tas dan menuju parkiran mobil. Hatinya lega karena bisa menyelesaikan perkara dalam satu kali sidang. Apalagi melihat wajah ibu dan Ruri tadi, membuatnya tambah semangat lagi. "Andai saja waktu bisa berputar kembali." Gumamnya dalam hati.

Berjalan menuju parkiran mobil, Stela tidak lupa melemparkan senyum kepada setiap orang yang menundukkan kepala kepadanya. Sesampainya di parkiran, kejadian yang tidak terduga menimpa gadis itu.

"Aaaak." Teriaknya kesakitan ketika rambut indahnya ditarik secara paksa oleh seseorang.

Mata Stela membulat melihat siapa yang berani menarik rambutnya, "Kamuuu!" 

Bersambung

Related chapters

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Kekerasan Part 5

    Sweet Revenge Part 5"Aaaak." Stela berteriak kesakitan ketika rambutnya dijambak oleh seseorang."Berani sekali kau menjatuhkan hukuman kepada anakku. Kau pikir dengan siapa kau berhadapaan hah!""Aaaak." Stela semakin meringis kesakitan ketika rambutnya semakin kuat dijambak."Rasakan kau, berani bermain-main denganku, hum." Dengan emosi Tati Ibunya Sari semakin menjambak rambut Stela. Orang yang telah Stela jatuhi hukuman penjara selama empat tahun lamanya."Hei, apa-apan ini!" teriak Dafin yang melihat kejadian di dekat mobilnya."Satpam-satpaaaam!" lagi Dafin berteriak memanggil satpam.Dua orang satpam datang kearah sumber arah suara. Lalu melepaskan ibu Tati dan menjauhinya dari Stela."Apa-apaan ini hah? Kamu bisa dijatuhi hukuman karena tindak kekerasan." Teriak Dafin dengan penuh emosi. Segera pemuda itu memeluk Stela yang rambutnya berantakan."Bawa dia, Pak." Perintah Dafin kepada kedua Bapak Satpam.

    Last Updated : 2021-07-14
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Pertemuan Part 6

    Sekitar pukul delapan, Stela terlihat bermenung di dalam kamarnya. Memikirkan akan hasil persidangan besok, membuatnya menjadi tidak tenang. Namun ucapan Dafin juga membuatnya jadi dilema. Semuanya jadi serba salah, antara keinginan hatinya atau ucapan lelaki itu."Hmmm." Gumam gadis itu memandang ke arah jalanan. Kamarnya yang terletak di lantai atas, membuatnya dengan leluasa memandang ke luar. Rumah dengan gaya minimalis itu sengaja dibuat tingkat dua oleh Stela.Rumah yang selalu dia idamkan sejak kecil, sekarang sudah terwujud dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Satu persatu impiannya mulai terwujud, membuat Ibunya bahagia dan segala keinginan wanita yang dicintainya itu selalu dia usahakan.Memandang layar pipih ditangannya, stela menghela nafas pelan. Gadis itu benar-benar terlihat kuatir. Menyalakan layar ponsel, jemari lentiknya mengeser nomor kontak seseorang, menekan beberapa deretan huruf, dia mengirimkan pesan kepada nomor

    Last Updated : 2021-07-17
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Pertikaian Part 7

    Sweet RevengeDalam keheningan mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Di sebuah danau yang sangat indah dipandang, dengan cahaya matahari pagi yang memantul dengan indahnya menimbulkan warna pelangi.Sebuah mobil X-Pander terparkir di tepi danau. Stela hanya terdiam duduk di sebelah laki-laki yang berpakaian jas hitam dan celana dasar. Memandang layar pipih ditangannya, Dafin berdecak lalu mengusap kasar wajahnya.Sedangkan gadis di sampingnya terlihat biasa saja, seolah-olah tidak ada kejadian. Memandang Stela, Dafin mengatupkan rahangnya seperti menahan emosi."Kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku?" tanya Dafin pelan.Gadis itu hanya diam membisu menghadap kedepan. Entah pemandangan di luar sana membius Stela, atau memang gadis itu enggan menjawab pertanyaan dari Dafin.Melihat Stela hanya diam, Dafin seperti payah menahan emosinya. Kenapa perempuan yang dikenalnya ini sangat keras kepala. Jika saja dia sama-sama laki-lak

    Last Updated : 2021-07-19
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Masakan Dafin Part 8

    "Tumben berantakan sekali," ejek Stela ketika melihat Dafin datang ke kantor dengan muka lusuh. "Mana telat juga, hahaha." Tawa gadis itu membuncah melihat seorang Dafin yang biasanya selalu rapi dan disiplin sekarang seperti seseorang yang tidak terurus.Dafin hanya mendecak pelan mendapat cemoohan dari Stela. Laki-laki itu sedikit kewalahan karena sikap sepupunya. Rumah yang berantakan pas dia pulang dari rumah RW. Ditambah dengan teriakan gadis itu ketika dia berada di dapur. Alhasil, Dafin tidak bisa tidur semalaman gara-gara Selvi.Mau marah, tapi tidak bisa. Gadis yang tinggal bersamanya sekarang sudah dia anggap adik sendiri, karena waktu dia berumur 15 tahun Dafin sudah serumah dengan sepupunya.Berada dalam asuhan paman, membuat laki-laki itu tahu arti kehidupan. Meskipun tinggal dengan keluarga sendiri, tetapi tidak senyaman tinggal bersama orang tua kandung. Dafin di didik menjadi laki-laki yang keras dan teguh. Sehingga membuatnya mampu

    Last Updated : 2021-07-24
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Merindu Part 9

    Sweet RevengePart 9 MerinduSetelah nasi uduknya mendidih, Dafin mengangkatnya dan menyalin kedalam tempat nasinya yang terlihat unik. Seketika laki-laki itu teringat dengan Stela. Meraih ponsel yang berada di atas meja, jarinya mencari nomor Stela dan menyambungkan panggilan.Tidak berapa lama, panggilan via vidio call itupun tersambung. Memamerkan hasil masakannya, Dafin dengan bangga mengatakan kalau dia adalah koki terhebat. Alih-alih dapat pujian, laki-laki itu malah dapat ejekan dari wanita yang sekarang berada di ponselnya.Dafin yang menerima ejekan, bukannya marah tetapi malah juga ketawa. Sehingga tanpa dia sadari seorang gadis berdiri kaku di belakangnya. Dafin yang tidak sadar dengan kehadiran Selvi, masih tetap bercanda dengan Stela.Selvi melangkah pelan kembali ke kamar, dengan perasaan yang kecewa. Dia meremas kain seprai yang membentang kasurnya. Perasaanya kecewa ketika melihat Dafin terlihat akrab dengan wanita lai

    Last Updated : 2021-07-28
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Salah Paham Part 10

    Sweet RevengeSetelah memastikan kondisi Selvi membaik, Dafin bersiap-siap untuk bekerja. Libur seharian membuatnya jadi merindukan Stela. Hanya berkabar lewat ponsel, tidak membuat laki-laki itu bisa melepaskan rindu.Setelah berpamitan, Dafin mengendarai mobilnya menuju kantor. Pakaian rapi dengan rambut berminyak sisiran ala kekinian dia merasa dirinya sudah tampil serapi mungkin. Tidak lupa dia menyemprotkan farfum lembut kesukaan gadis pujaannya.Sayangnya, sampai sekarang Dafin belum berani untuk mengungkapkan perasaanya pada Stela. Dia takut, nanti perasaan mereka tidak sama dan menimbulkan kerenggangan antara hubungan baik mereka saat ini.Ponsel Dafin bergetar, terlihat ada pesan chat yang masuk. Membacanya, Dafin tersenyum sumringah lalu membelokkan mobilnya ke arah sebuah kafe.Tidak berapa lama, mobil itu sudah terparkir di tempatnya. Keluar dan berjalan menuju kafe, kemistri pemuda itu memang membuat kaum hawa terpikat. Farfum lembut y

    Last Updated : 2021-07-29
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Awal Duka Part 1

    "Tidak! Anakku bukan pembunuh! Kalian jangan asal menuduh!" teriak ibu paruh baya yang menghalangi beberapa aparat kepolisian untuk membawa putrinya."Mohon bantuannya, Bu! Kami membawa anak Ibu karena adanya surat perintah. Jadi, tolong jangan buat kami bertindak kasar," ucap salah satu seorang yang berpakaian polisi."Tidak! Jangan bawa anakku, jangaaan!"Tanpa menghiraukan teriakan Santi, polisi membawa wanita yang hanya diam membisu dengan tatapan yang kosong. Sedangkan, di balik kamar, seorang anak berusia sepuluh tahun menggigil ketakutan."Apapun yang terjadi dan kamu dengar, cukup diam di kamarmu. Kamu mengerti?""Ibuuuu, a-apa Ibu akan pergi?""Cukup dengarkan apa yang Ibu bilang, kamu mengerti?""I-iya, Bu," jawab anak itu menangis tersedu."Jangan menangis! Kamu harus ingat, hidup itu keras, maka kamu juga harus lebih keras. Jangan biarkan dunia menginjakmu, tetapi jadikanlah dunia budakmu." ucapan

    Last Updated : 2021-07-10
  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Kehidupan Baru Part 2

    Sweet Revenge Part 2Terdengar bunyi suara pintu terbuka, sepasang kaki dengan anggun melangkah menelusuri ruangan. Kaki putih mungil dihiasai dengan sepatu bermerek membuat sang pemilik kaki melangkah dengan elegant. Celana bahan warna hitam senada dengan baju kemeja bewarna putih, rambut tergerai dengan indah membuat semua terpandang kearahnya. Kulit putih bersih, dengan wajah cantik yang dimilikinya tak sedikit para lelaki menaruh hati kepadanya.Auristela, sesuai dengan namanya dia menjadi bintang emas di manapun dia berada. Hidung bangir, alis tebal tanpa buatan ditambah bibir nya yang tipis, membuat orang yang memandang terkesima.Senyum tipis tidak lupa dia lemparkan kepada setiap orang yang ditemuinya. Anggukan kepala tanda menghargai tidak luput dia berikan. Sampai keruangan yang dituju, dia berhenti sejenak. Merapikan kemeja dan sedikit kibasan di tas yang ditentengnya, lalu melangkah masuk setelah membuka pintu."Selamat pagi," sapa

    Last Updated : 2021-07-11

Latest chapter

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Salah Paham Part 10

    Sweet RevengeSetelah memastikan kondisi Selvi membaik, Dafin bersiap-siap untuk bekerja. Libur seharian membuatnya jadi merindukan Stela. Hanya berkabar lewat ponsel, tidak membuat laki-laki itu bisa melepaskan rindu.Setelah berpamitan, Dafin mengendarai mobilnya menuju kantor. Pakaian rapi dengan rambut berminyak sisiran ala kekinian dia merasa dirinya sudah tampil serapi mungkin. Tidak lupa dia menyemprotkan farfum lembut kesukaan gadis pujaannya.Sayangnya, sampai sekarang Dafin belum berani untuk mengungkapkan perasaanya pada Stela. Dia takut, nanti perasaan mereka tidak sama dan menimbulkan kerenggangan antara hubungan baik mereka saat ini.Ponsel Dafin bergetar, terlihat ada pesan chat yang masuk. Membacanya, Dafin tersenyum sumringah lalu membelokkan mobilnya ke arah sebuah kafe.Tidak berapa lama, mobil itu sudah terparkir di tempatnya. Keluar dan berjalan menuju kafe, kemistri pemuda itu memang membuat kaum hawa terpikat. Farfum lembut y

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Merindu Part 9

    Sweet RevengePart 9 MerinduSetelah nasi uduknya mendidih, Dafin mengangkatnya dan menyalin kedalam tempat nasinya yang terlihat unik. Seketika laki-laki itu teringat dengan Stela. Meraih ponsel yang berada di atas meja, jarinya mencari nomor Stela dan menyambungkan panggilan.Tidak berapa lama, panggilan via vidio call itupun tersambung. Memamerkan hasil masakannya, Dafin dengan bangga mengatakan kalau dia adalah koki terhebat. Alih-alih dapat pujian, laki-laki itu malah dapat ejekan dari wanita yang sekarang berada di ponselnya.Dafin yang menerima ejekan, bukannya marah tetapi malah juga ketawa. Sehingga tanpa dia sadari seorang gadis berdiri kaku di belakangnya. Dafin yang tidak sadar dengan kehadiran Selvi, masih tetap bercanda dengan Stela.Selvi melangkah pelan kembali ke kamar, dengan perasaan yang kecewa. Dia meremas kain seprai yang membentang kasurnya. Perasaanya kecewa ketika melihat Dafin terlihat akrab dengan wanita lai

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Masakan Dafin Part 8

    "Tumben berantakan sekali," ejek Stela ketika melihat Dafin datang ke kantor dengan muka lusuh. "Mana telat juga, hahaha." Tawa gadis itu membuncah melihat seorang Dafin yang biasanya selalu rapi dan disiplin sekarang seperti seseorang yang tidak terurus.Dafin hanya mendecak pelan mendapat cemoohan dari Stela. Laki-laki itu sedikit kewalahan karena sikap sepupunya. Rumah yang berantakan pas dia pulang dari rumah RW. Ditambah dengan teriakan gadis itu ketika dia berada di dapur. Alhasil, Dafin tidak bisa tidur semalaman gara-gara Selvi.Mau marah, tapi tidak bisa. Gadis yang tinggal bersamanya sekarang sudah dia anggap adik sendiri, karena waktu dia berumur 15 tahun Dafin sudah serumah dengan sepupunya.Berada dalam asuhan paman, membuat laki-laki itu tahu arti kehidupan. Meskipun tinggal dengan keluarga sendiri, tetapi tidak senyaman tinggal bersama orang tua kandung. Dafin di didik menjadi laki-laki yang keras dan teguh. Sehingga membuatnya mampu

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Pertikaian Part 7

    Sweet RevengeDalam keheningan mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Di sebuah danau yang sangat indah dipandang, dengan cahaya matahari pagi yang memantul dengan indahnya menimbulkan warna pelangi.Sebuah mobil X-Pander terparkir di tepi danau. Stela hanya terdiam duduk di sebelah laki-laki yang berpakaian jas hitam dan celana dasar. Memandang layar pipih ditangannya, Dafin berdecak lalu mengusap kasar wajahnya.Sedangkan gadis di sampingnya terlihat biasa saja, seolah-olah tidak ada kejadian. Memandang Stela, Dafin mengatupkan rahangnya seperti menahan emosi."Kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku?" tanya Dafin pelan.Gadis itu hanya diam membisu menghadap kedepan. Entah pemandangan di luar sana membius Stela, atau memang gadis itu enggan menjawab pertanyaan dari Dafin.Melihat Stela hanya diam, Dafin seperti payah menahan emosinya. Kenapa perempuan yang dikenalnya ini sangat keras kepala. Jika saja dia sama-sama laki-lak

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Pertemuan Part 6

    Sekitar pukul delapan, Stela terlihat bermenung di dalam kamarnya. Memikirkan akan hasil persidangan besok, membuatnya menjadi tidak tenang. Namun ucapan Dafin juga membuatnya jadi dilema. Semuanya jadi serba salah, antara keinginan hatinya atau ucapan lelaki itu."Hmmm." Gumam gadis itu memandang ke arah jalanan. Kamarnya yang terletak di lantai atas, membuatnya dengan leluasa memandang ke luar. Rumah dengan gaya minimalis itu sengaja dibuat tingkat dua oleh Stela.Rumah yang selalu dia idamkan sejak kecil, sekarang sudah terwujud dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Satu persatu impiannya mulai terwujud, membuat Ibunya bahagia dan segala keinginan wanita yang dicintainya itu selalu dia usahakan.Memandang layar pipih ditangannya, stela menghela nafas pelan. Gadis itu benar-benar terlihat kuatir. Menyalakan layar ponsel, jemari lentiknya mengeser nomor kontak seseorang, menekan beberapa deretan huruf, dia mengirimkan pesan kepada nomor

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Kekerasan Part 5

    Sweet Revenge Part 5"Aaaak." Stela berteriak kesakitan ketika rambutnya dijambak oleh seseorang."Berani sekali kau menjatuhkan hukuman kepada anakku. Kau pikir dengan siapa kau berhadapaan hah!""Aaaak." Stela semakin meringis kesakitan ketika rambutnya semakin kuat dijambak."Rasakan kau, berani bermain-main denganku, hum." Dengan emosi Tati Ibunya Sari semakin menjambak rambut Stela. Orang yang telah Stela jatuhi hukuman penjara selama empat tahun lamanya."Hei, apa-apan ini!" teriak Dafin yang melihat kejadian di dekat mobilnya."Satpam-satpaaaam!" lagi Dafin berteriak memanggil satpam.Dua orang satpam datang kearah sumber arah suara. Lalu melepaskan ibu Tati dan menjauhinya dari Stela."Apa-apaan ini hah? Kamu bisa dijatuhi hukuman karena tindak kekerasan." Teriak Dafin dengan penuh emosi. Segera pemuda itu memeluk Stela yang rambutnya berantakan."Bawa dia, Pak." Perintah Dafin kepada kedua Bapak Satpam.

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Persidangan Part 4

    Sweet Revenge Part 4Memakai baju kebanggaanya, Stela terlihat begitu menawan. Membuat Dafin semakin terpukau dengan kemistri atasannya itu. Berjalan dengan kepala sedikit terangkat, Stela dengan penuh keyakinan akan memutuskan hasil persidangan nanti."Bukti sudah kamu berikan pada pembela?" tanyanya dalam perjalanan."Semua bukti sudah aman. Ibu tinggal melihat bagaimana reaksi mereka ketika nanti bukti kita tunjukan," jawab Dafin."Baguslah, memang harusnya seperti itu."Memasuki ruangan persidangan, semua mata sudah pasti tertuju padanya. Stela tanpa senyuman menuju kursi di mana tempatnya berada. Menatap satu persatu yang hadir, Hakim itu langsung memulai acara persidangannya.Diawali dengan tuntutan penggugat, Jaksa penuntut mulai menanyai terdakwa. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Ruri, seorang mahasiswi dari Universitas ternama telah dituduh melakukan penganiayaan pada teman sekampusnya.Mencoba mebela di

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Rumah Ibu Part 3

    Sweet Revenge Part 3Tidak lama mereka pun sampai di rumah Stela. Aroma masakan ibu tercium harum di Indra penciumannya, tidak lupa mengucapkan salam gadis itu masuk ke rumah lalu menuju ruang dapur di mana ibunya berada. Dafin yang sudah biasa kerumah Stela mengikuti kemana langkah kaki gadis itu pergi, tidak seperti di kantor Stela terlihat lebih lembut dibandingkan dengan sikapnya waktu dalam bekerja."Ummmm, harum sekalii. Pasti nikmat sekali ini." Pujinya mencium aroma makanan di atas meja."Pasti nikmat, kalau nggak nikmat mana mungkin kamu ketagihan." Mencubit pipi putrinya."Ibuuuu, sakiiiit ih." Mengusap pipi yang dicubit Ibunya.Dafin tersenyum simpul melihat kelakuan anak dan ibu itu. Mereka sangat akrab sekali. Tidak seperti dia yang telah kehilangan kedua orang tuanya diwaktu usianya beranjak 15 tahun."Daf, ayo duduk makan. Nanti kamu nggak kebagian sama Stela," ejek Bu Arum kepada Dafin, teman putrinya."Ngg

  • Sweet RevengeĀ Ā Ā Kehidupan Baru Part 2

    Sweet Revenge Part 2Terdengar bunyi suara pintu terbuka, sepasang kaki dengan anggun melangkah menelusuri ruangan. Kaki putih mungil dihiasai dengan sepatu bermerek membuat sang pemilik kaki melangkah dengan elegant. Celana bahan warna hitam senada dengan baju kemeja bewarna putih, rambut tergerai dengan indah membuat semua terpandang kearahnya. Kulit putih bersih, dengan wajah cantik yang dimilikinya tak sedikit para lelaki menaruh hati kepadanya.Auristela, sesuai dengan namanya dia menjadi bintang emas di manapun dia berada. Hidung bangir, alis tebal tanpa buatan ditambah bibir nya yang tipis, membuat orang yang memandang terkesima.Senyum tipis tidak lupa dia lemparkan kepada setiap orang yang ditemuinya. Anggukan kepala tanda menghargai tidak luput dia berikan. Sampai keruangan yang dituju, dia berhenti sejenak. Merapikan kemeja dan sedikit kibasan di tas yang ditentengnya, lalu melangkah masuk setelah membuka pintu."Selamat pagi," sapa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status