Home / Romansa / Sweet Revenge / Pertikaian Part 7

Share

Pertikaian Part 7

Author: Edelweiss
last update Last Updated: 2021-07-19 10:26:07

Sweet Revenge

Dalam keheningan mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Di sebuah danau yang sangat indah dipandang, dengan cahaya matahari pagi yang memantul dengan indahnya menimbulkan warna pelangi.

Sebuah mobil X-Pander terparkir di tepi danau. Stela hanya terdiam duduk di sebelah laki-laki yang berpakaian jas hitam dan celana dasar. Memandang layar pipih ditangannya, Dafin berdecak lalu mengusap kasar wajahnya.

Sedangkan gadis di sampingnya terlihat biasa saja, seolah-olah tidak ada kejadian. Memandang Stela, Dafin mengatupkan rahangnya seperti menahan emosi. 

"Kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku?" tanya Dafin pelan.

Gadis itu hanya diam membisu menghadap kedepan. Entah pemandangan di luar sana membius Stela, atau memang gadis itu enggan menjawab pertanyaan dari Dafin.

Melihat Stela hanya diam, Dafin seperti payah menahan emosinya. Kenapa perempuan yang dikenalnya ini sangat keras kepala. Jika saja dia sama-sama laki-laki mungkin Dafin sudah melayangkan satu pukulan padanya.

"Kamu tahu kan, kalau Hakim Yo itu orang yang kuat dan memiliki banyak dukungan. Lalu kenapa kamu masih menemuinya?"

"Karena aku ingin keadilan," jawab Stela datar.

"Keadilan seperti apa? Apa kamu tidak terpikirkan kalau keluargamu yang akan kena sasaran dari kemarahannya, hum!" ujar Dafin heran melihat tingkah Stela. Ya, laki-laki itu dapat informasi dari mata-matanya yang selalu mengawasi Stela, tanpa pengetahuan gadis itu.

Dia tidak mau terjadi sesuatu di saat dia tidak bersama atasannya. Banyak kemungkinan orang yang dendam kepadanya lalu melakukan tindakan kekerasan seperti yang sudah-sudah karena keputusan yang di ambil oleh Stela. Dafin tidak mau itu terjadi.

Lalu malam tadi suruhannya itu mengabari kalau Stela menuju kediaman Hakim Yo. Ingin sekali laki-laki itu menyusuri kemana Stela, hanya saja dia sungkan karena hari sudah malam.

Ting, terdengar bunyi notifikasi dari ponsel laki-laki itu. Matanya membaca deretan pesan yang tertera di layar pipih beberapa inci berlatar gambar pemandangan. 

"Kenapa kamu tidak mendengarkan ucapankanku, apa aku sudah tidak penting lagi? Sekarang lihat, apa yang telah terjadi. Semuanya akan tetap sesuai keinginannya," ujar Dafin menyodorkan ponselnya pada Stela.

Stela meraih ponsel Dafin dan membaca deretan huruf. Matanya memicing dengan kerutan kening di dahi. 

"Lihat kan, apa yang terjadi. Jadi ngapain kamu susah payah kerumahnya."

"Terkadang kita harus memenangkan diri kita sendiri dulu, baru bisa memahami orang lain," ucap gadis itu memandang jendela mobil. 

"Aku harap kejadian ini tidak terulang lagi." Dafin menyalakan mesin dan memutar mobilnya keluar dari perkarangan danau. 

Mengemudikan mobilnya pelan, Dafin sekali-kali menatap perempuan di sampingnya. Masih tetap bungkam, Stela seperti enggan untuk berbicara. Terkadang dia memejamkan matanya, seperti memikirkan sesuatu.

Ingin sekali rasanya Dafin mengusap kepala Stela lalu membawanya kedalam pelukan. Namun, itu semua hanya angan-angan laki-laki itu. Mana mungkin dia berani mendekap gadis pujaannya, yang ada mereka pasti bakalan tidak bertegur sapa selama seminggu.

Menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Dafin keluar meninggalkan Stela yang masih diam membisu. Entah apa yang merasuki perempuan itu, sehingga tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Tidak beberapa lama, Dafin datang membawa dua buah eskrim coklat kesukaan Stela. Menyodorkan kepadanya, dengan tanpa rasa bersalah Stela mengambil pemberian dari laki-laki itu.

Menikmati jajanan dingin itu, Dafin masih memarkirkan mobilnya. Stela yang sedangk menikmati eskrim rasa coklat tidak peduli mau Dafin mau memarkirkan mobilnya atau tidak. Gadis itu tengah sibuk dengan makanannya.

Seperti anak kecil, Stela tidak berheni menjilati es yang meleleh sampai ke jarinya. Dafin yang melihat itu, seketika tersenyum dan mengambil tisu yang selalu tersedia di dalam mobilnya.

"Nggak usah kayak anak kecil, kalau habis nanti kita beli lagi." Menghapus lelehan coklat di tangan Stela.

"Astaga gadis ini." Sambungnya menghapus bibir Stela yang kena oleh eskrim.

Stela yang mendapatkan perlakuan seperti itu, langsung terdiam dan merasakan sesuatu di hatinya. Memandang Dafin tanpa berkedip, gadis itu seperti terhipnotis oleh perhatian Dafin.

Dafin yang melihat Stela menatapnya, membuat laki-laki itu sedikit terpancing kelelakiannya. Ingin sekali dia mencium bibir tipis yang dipolesi lips merah mudah yang sangat menggoda.

"Lain kali dengarkan ucapanku ya, jangan keras kepala," ucap Dafin mencairkan suasana dengan mengusap kepala Stela.

"Ish, apaan sih kamu," decak Stela merapikan rambutnya. Pipinya memerah, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil. Dafin hanya mengulum senyum melihat tingkah atasannya.

"Kalau kamu ngomong kan manis," ujar Dafin kembali mengemudikan mobilnya.

"Kalau kamu masih bahas itu. Aku bakalan mogok bicara." Gadis itu bersidekap, yang di balas senyuman oleh Dafin.

Setelah mengantar Stela pulang, Dafin pergi menuju kantor. Dia akan melihat berkas-berkas yang akan di tangani Stela.

Sepertinya tidak ada kasus yang akan di sidang oleh Stela. Laki-laki itu menyimpan semua berkas dan beranjak menuju pulang. 

"Dafin." Panggil seorang wanita dengan senyuman yang sangat manis sekali.

"Selvi?" tanya Dafin tidak percaya dengan penglihatannya.

Gadis manis yang memakai rok selutut itu berlari kecil ke arah Dafin, lalu memeluknya dengan erat sekali, "kangeeeeeen," ucapnya penuh sayang.

Dafin yang mendapat pelukan mendadak diam terpaku antara melepaskan pelukan atau membalasnya. Matanya menyusuri setiap ruangan, agar tidak ada orang yang melihatnya dalam keadaan seperti ini.

"Kapan kamu pulang?" tanyanya datar ketika mereka sudah berada dalam mobil.

"Baru tadi pagi, aku cari kerumah kamunya nggak ada. Aku susul deh ke sini," jawabnya dengan manja.

"Lain kali jangan main peluk di depan umum, malu di liatin orang."

"Ih, kamu kenapa gitu sih. Biarin orang tahu, kan aku sayang sama kamu," balas Selvi tidak terima.

Dafin hanya berdecak malas melihat kelakuan Selvi sepupunya. Seharusnya dia senang, kedatangan anak dari pamannya yang sudah membesarkannya sampai bisa memiliki karier seperti sekarang. Hanya saja laki-laki itu tidak suka dengan sikap manja dan centil dari Selvi. Meskipun dia tahu, sepupunya itu suka padanya.

Membawa Selvi jalan-jalan, Dafin lebih sibuk dengan ponselnya. Tidak seperti pergi dengan Stela yang selalu mendapat perhatian lebih darinya. Laki-laki itu lebih banyak diam tanpa menghiraukan gadis yang merengek manja padanya.

"Kamu itu kenapa sih, dari tadi diam terus? Nggak senang ya dengan kehadiran aku!" Gerutu Selvi bersidekap.

"Ayo pulang, aku itu capek pulang kerja malah kamu ajak jalan-jalan." Membawa semua barang belanja Selvi, Dafin menuju ke arah mobil. Sedangkan gadis itu menghentakan kaki. Pasalnya, pemuda yang di sukainya itu tidak pernah bersikap lembut sedikitpun padanya.

Sepanjang perjalanan gadis imut dengan poni di depan itu masih mengomeli Dafin. Dari A sampai Z di keluarkan. Namun tidak pernah di anggap serius oleh laki-laki itu.

"Masuk!" perintah Dafin pada Selvi. Menatap Dafin sewot, Selvi tetap menurutinya.

"Jangan banyak tingkah, nanti aku mau kerumah RW buat memberitahu kalau sepupuku yang bawelnya melebihi burung murai ini tinggal denganku. Biar kita nggak di anggap kumpul kebo," ujar Dafin.

"Iyaaa." Dafin hanya menggeleng melihat kelakuan sepupunya itu.

Pautan umur mereka hanya setahun, banyak yang mengira kalau mereka sepasang kekasih. Maka dari itu, Dafin lebih baik melapor terlebih dahulu agar nanti tidak ada yang salah paham.

Setelah melapor, Dafin kembali ke rumah. Sudah hampir jam sepuluh, membuat laki-laki itu sering mengual dan ingin merebahkan badannya dan bermimpi indah dengan Stela, gadis pujaannya. Namun sayang semua itu hanya angan-angan ketika Dafin membuka pintu rumahnya.

Rahang pemuda itu mengeras, lalu berkata menahan emosi, "astaga gadiis ituuuu."

Bersambung

Related chapters

  • Sweet Revenge   Masakan Dafin Part 8

    "Tumben berantakan sekali," ejek Stela ketika melihat Dafin datang ke kantor dengan muka lusuh. "Mana telat juga, hahaha." Tawa gadis itu membuncah melihat seorang Dafin yang biasanya selalu rapi dan disiplin sekarang seperti seseorang yang tidak terurus.Dafin hanya mendecak pelan mendapat cemoohan dari Stela. Laki-laki itu sedikit kewalahan karena sikap sepupunya. Rumah yang berantakan pas dia pulang dari rumah RW. Ditambah dengan teriakan gadis itu ketika dia berada di dapur. Alhasil, Dafin tidak bisa tidur semalaman gara-gara Selvi.Mau marah, tapi tidak bisa. Gadis yang tinggal bersamanya sekarang sudah dia anggap adik sendiri, karena waktu dia berumur 15 tahun Dafin sudah serumah dengan sepupunya.Berada dalam asuhan paman, membuat laki-laki itu tahu arti kehidupan. Meskipun tinggal dengan keluarga sendiri, tetapi tidak senyaman tinggal bersama orang tua kandung. Dafin di didik menjadi laki-laki yang keras dan teguh. Sehingga membuatnya mampu

    Last Updated : 2021-07-24
  • Sweet Revenge   Merindu Part 9

    Sweet RevengePart 9 MerinduSetelah nasi uduknya mendidih, Dafin mengangkatnya dan menyalin kedalam tempat nasinya yang terlihat unik. Seketika laki-laki itu teringat dengan Stela. Meraih ponsel yang berada di atas meja, jarinya mencari nomor Stela dan menyambungkan panggilan.Tidak berapa lama, panggilan via vidio call itupun tersambung. Memamerkan hasil masakannya, Dafin dengan bangga mengatakan kalau dia adalah koki terhebat. Alih-alih dapat pujian, laki-laki itu malah dapat ejekan dari wanita yang sekarang berada di ponselnya.Dafin yang menerima ejekan, bukannya marah tetapi malah juga ketawa. Sehingga tanpa dia sadari seorang gadis berdiri kaku di belakangnya. Dafin yang tidak sadar dengan kehadiran Selvi, masih tetap bercanda dengan Stela.Selvi melangkah pelan kembali ke kamar, dengan perasaan yang kecewa. Dia meremas kain seprai yang membentang kasurnya. Perasaanya kecewa ketika melihat Dafin terlihat akrab dengan wanita lai

    Last Updated : 2021-07-28
  • Sweet Revenge   Salah Paham Part 10

    Sweet RevengeSetelah memastikan kondisi Selvi membaik, Dafin bersiap-siap untuk bekerja. Libur seharian membuatnya jadi merindukan Stela. Hanya berkabar lewat ponsel, tidak membuat laki-laki itu bisa melepaskan rindu.Setelah berpamitan, Dafin mengendarai mobilnya menuju kantor. Pakaian rapi dengan rambut berminyak sisiran ala kekinian dia merasa dirinya sudah tampil serapi mungkin. Tidak lupa dia menyemprotkan farfum lembut kesukaan gadis pujaannya.Sayangnya, sampai sekarang Dafin belum berani untuk mengungkapkan perasaanya pada Stela. Dia takut, nanti perasaan mereka tidak sama dan menimbulkan kerenggangan antara hubungan baik mereka saat ini.Ponsel Dafin bergetar, terlihat ada pesan chat yang masuk. Membacanya, Dafin tersenyum sumringah lalu membelokkan mobilnya ke arah sebuah kafe.Tidak berapa lama, mobil itu sudah terparkir di tempatnya. Keluar dan berjalan menuju kafe, kemistri pemuda itu memang membuat kaum hawa terpikat. Farfum lembut y

    Last Updated : 2021-07-29
  • Sweet Revenge   Awal Duka Part 1

    "Tidak! Anakku bukan pembunuh! Kalian jangan asal menuduh!" teriak ibu paruh baya yang menghalangi beberapa aparat kepolisian untuk membawa putrinya."Mohon bantuannya, Bu! Kami membawa anak Ibu karena adanya surat perintah. Jadi, tolong jangan buat kami bertindak kasar," ucap salah satu seorang yang berpakaian polisi."Tidak! Jangan bawa anakku, jangaaan!"Tanpa menghiraukan teriakan Santi, polisi membawa wanita yang hanya diam membisu dengan tatapan yang kosong. Sedangkan, di balik kamar, seorang anak berusia sepuluh tahun menggigil ketakutan."Apapun yang terjadi dan kamu dengar, cukup diam di kamarmu. Kamu mengerti?""Ibuuuu, a-apa Ibu akan pergi?""Cukup dengarkan apa yang Ibu bilang, kamu mengerti?""I-iya, Bu," jawab anak itu menangis tersedu."Jangan menangis! Kamu harus ingat, hidup itu keras, maka kamu juga harus lebih keras. Jangan biarkan dunia menginjakmu, tetapi jadikanlah dunia budakmu." ucapan

    Last Updated : 2021-07-10
  • Sweet Revenge   Kehidupan Baru Part 2

    Sweet Revenge Part 2Terdengar bunyi suara pintu terbuka, sepasang kaki dengan anggun melangkah menelusuri ruangan. Kaki putih mungil dihiasai dengan sepatu bermerek membuat sang pemilik kaki melangkah dengan elegant. Celana bahan warna hitam senada dengan baju kemeja bewarna putih, rambut tergerai dengan indah membuat semua terpandang kearahnya. Kulit putih bersih, dengan wajah cantik yang dimilikinya tak sedikit para lelaki menaruh hati kepadanya.Auristela, sesuai dengan namanya dia menjadi bintang emas di manapun dia berada. Hidung bangir, alis tebal tanpa buatan ditambah bibir nya yang tipis, membuat orang yang memandang terkesima.Senyum tipis tidak lupa dia lemparkan kepada setiap orang yang ditemuinya. Anggukan kepala tanda menghargai tidak luput dia berikan. Sampai keruangan yang dituju, dia berhenti sejenak. Merapikan kemeja dan sedikit kibasan di tas yang ditentengnya, lalu melangkah masuk setelah membuka pintu."Selamat pagi," sapa

    Last Updated : 2021-07-11
  • Sweet Revenge   Rumah Ibu Part 3

    Sweet Revenge Part 3Tidak lama mereka pun sampai di rumah Stela. Aroma masakan ibu tercium harum di Indra penciumannya, tidak lupa mengucapkan salam gadis itu masuk ke rumah lalu menuju ruang dapur di mana ibunya berada. Dafin yang sudah biasa kerumah Stela mengikuti kemana langkah kaki gadis itu pergi, tidak seperti di kantor Stela terlihat lebih lembut dibandingkan dengan sikapnya waktu dalam bekerja."Ummmm, harum sekalii. Pasti nikmat sekali ini." Pujinya mencium aroma makanan di atas meja."Pasti nikmat, kalau nggak nikmat mana mungkin kamu ketagihan." Mencubit pipi putrinya."Ibuuuu, sakiiiit ih." Mengusap pipi yang dicubit Ibunya.Dafin tersenyum simpul melihat kelakuan anak dan ibu itu. Mereka sangat akrab sekali. Tidak seperti dia yang telah kehilangan kedua orang tuanya diwaktu usianya beranjak 15 tahun."Daf, ayo duduk makan. Nanti kamu nggak kebagian sama Stela," ejek Bu Arum kepada Dafin, teman putrinya."Ngg

    Last Updated : 2021-07-12
  • Sweet Revenge   Persidangan Part 4

    Sweet Revenge Part 4Memakai baju kebanggaanya, Stela terlihat begitu menawan. Membuat Dafin semakin terpukau dengan kemistri atasannya itu. Berjalan dengan kepala sedikit terangkat, Stela dengan penuh keyakinan akan memutuskan hasil persidangan nanti."Bukti sudah kamu berikan pada pembela?" tanyanya dalam perjalanan."Semua bukti sudah aman. Ibu tinggal melihat bagaimana reaksi mereka ketika nanti bukti kita tunjukan," jawab Dafin."Baguslah, memang harusnya seperti itu."Memasuki ruangan persidangan, semua mata sudah pasti tertuju padanya. Stela tanpa senyuman menuju kursi di mana tempatnya berada. Menatap satu persatu yang hadir, Hakim itu langsung memulai acara persidangannya.Diawali dengan tuntutan penggugat, Jaksa penuntut mulai menanyai terdakwa. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Ruri, seorang mahasiswi dari Universitas ternama telah dituduh melakukan penganiayaan pada teman sekampusnya.Mencoba mebela di

    Last Updated : 2021-07-14
  • Sweet Revenge   Kekerasan Part 5

    Sweet Revenge Part 5"Aaaak." Stela berteriak kesakitan ketika rambutnya dijambak oleh seseorang."Berani sekali kau menjatuhkan hukuman kepada anakku. Kau pikir dengan siapa kau berhadapaan hah!""Aaaak." Stela semakin meringis kesakitan ketika rambutnya semakin kuat dijambak."Rasakan kau, berani bermain-main denganku, hum." Dengan emosi Tati Ibunya Sari semakin menjambak rambut Stela. Orang yang telah Stela jatuhi hukuman penjara selama empat tahun lamanya."Hei, apa-apan ini!" teriak Dafin yang melihat kejadian di dekat mobilnya."Satpam-satpaaaam!" lagi Dafin berteriak memanggil satpam.Dua orang satpam datang kearah sumber arah suara. Lalu melepaskan ibu Tati dan menjauhinya dari Stela."Apa-apaan ini hah? Kamu bisa dijatuhi hukuman karena tindak kekerasan." Teriak Dafin dengan penuh emosi. Segera pemuda itu memeluk Stela yang rambutnya berantakan."Bawa dia, Pak." Perintah Dafin kepada kedua Bapak Satpam.

    Last Updated : 2021-07-14

Latest chapter

  • Sweet Revenge   Salah Paham Part 10

    Sweet RevengeSetelah memastikan kondisi Selvi membaik, Dafin bersiap-siap untuk bekerja. Libur seharian membuatnya jadi merindukan Stela. Hanya berkabar lewat ponsel, tidak membuat laki-laki itu bisa melepaskan rindu.Setelah berpamitan, Dafin mengendarai mobilnya menuju kantor. Pakaian rapi dengan rambut berminyak sisiran ala kekinian dia merasa dirinya sudah tampil serapi mungkin. Tidak lupa dia menyemprotkan farfum lembut kesukaan gadis pujaannya.Sayangnya, sampai sekarang Dafin belum berani untuk mengungkapkan perasaanya pada Stela. Dia takut, nanti perasaan mereka tidak sama dan menimbulkan kerenggangan antara hubungan baik mereka saat ini.Ponsel Dafin bergetar, terlihat ada pesan chat yang masuk. Membacanya, Dafin tersenyum sumringah lalu membelokkan mobilnya ke arah sebuah kafe.Tidak berapa lama, mobil itu sudah terparkir di tempatnya. Keluar dan berjalan menuju kafe, kemistri pemuda itu memang membuat kaum hawa terpikat. Farfum lembut y

  • Sweet Revenge   Merindu Part 9

    Sweet RevengePart 9 MerinduSetelah nasi uduknya mendidih, Dafin mengangkatnya dan menyalin kedalam tempat nasinya yang terlihat unik. Seketika laki-laki itu teringat dengan Stela. Meraih ponsel yang berada di atas meja, jarinya mencari nomor Stela dan menyambungkan panggilan.Tidak berapa lama, panggilan via vidio call itupun tersambung. Memamerkan hasil masakannya, Dafin dengan bangga mengatakan kalau dia adalah koki terhebat. Alih-alih dapat pujian, laki-laki itu malah dapat ejekan dari wanita yang sekarang berada di ponselnya.Dafin yang menerima ejekan, bukannya marah tetapi malah juga ketawa. Sehingga tanpa dia sadari seorang gadis berdiri kaku di belakangnya. Dafin yang tidak sadar dengan kehadiran Selvi, masih tetap bercanda dengan Stela.Selvi melangkah pelan kembali ke kamar, dengan perasaan yang kecewa. Dia meremas kain seprai yang membentang kasurnya. Perasaanya kecewa ketika melihat Dafin terlihat akrab dengan wanita lai

  • Sweet Revenge   Masakan Dafin Part 8

    "Tumben berantakan sekali," ejek Stela ketika melihat Dafin datang ke kantor dengan muka lusuh. "Mana telat juga, hahaha." Tawa gadis itu membuncah melihat seorang Dafin yang biasanya selalu rapi dan disiplin sekarang seperti seseorang yang tidak terurus.Dafin hanya mendecak pelan mendapat cemoohan dari Stela. Laki-laki itu sedikit kewalahan karena sikap sepupunya. Rumah yang berantakan pas dia pulang dari rumah RW. Ditambah dengan teriakan gadis itu ketika dia berada di dapur. Alhasil, Dafin tidak bisa tidur semalaman gara-gara Selvi.Mau marah, tapi tidak bisa. Gadis yang tinggal bersamanya sekarang sudah dia anggap adik sendiri, karena waktu dia berumur 15 tahun Dafin sudah serumah dengan sepupunya.Berada dalam asuhan paman, membuat laki-laki itu tahu arti kehidupan. Meskipun tinggal dengan keluarga sendiri, tetapi tidak senyaman tinggal bersama orang tua kandung. Dafin di didik menjadi laki-laki yang keras dan teguh. Sehingga membuatnya mampu

  • Sweet Revenge   Pertikaian Part 7

    Sweet RevengeDalam keheningan mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Di sebuah danau yang sangat indah dipandang, dengan cahaya matahari pagi yang memantul dengan indahnya menimbulkan warna pelangi.Sebuah mobil X-Pander terparkir di tepi danau. Stela hanya terdiam duduk di sebelah laki-laki yang berpakaian jas hitam dan celana dasar. Memandang layar pipih ditangannya, Dafin berdecak lalu mengusap kasar wajahnya.Sedangkan gadis di sampingnya terlihat biasa saja, seolah-olah tidak ada kejadian. Memandang Stela, Dafin mengatupkan rahangnya seperti menahan emosi."Kenapa kamu tidak mendengarkan perkataanku?" tanya Dafin pelan.Gadis itu hanya diam membisu menghadap kedepan. Entah pemandangan di luar sana membius Stela, atau memang gadis itu enggan menjawab pertanyaan dari Dafin.Melihat Stela hanya diam, Dafin seperti payah menahan emosinya. Kenapa perempuan yang dikenalnya ini sangat keras kepala. Jika saja dia sama-sama laki-lak

  • Sweet Revenge   Pertemuan Part 6

    Sekitar pukul delapan, Stela terlihat bermenung di dalam kamarnya. Memikirkan akan hasil persidangan besok, membuatnya menjadi tidak tenang. Namun ucapan Dafin juga membuatnya jadi dilema. Semuanya jadi serba salah, antara keinginan hatinya atau ucapan lelaki itu."Hmmm." Gumam gadis itu memandang ke arah jalanan. Kamarnya yang terletak di lantai atas, membuatnya dengan leluasa memandang ke luar. Rumah dengan gaya minimalis itu sengaja dibuat tingkat dua oleh Stela.Rumah yang selalu dia idamkan sejak kecil, sekarang sudah terwujud dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Satu persatu impiannya mulai terwujud, membuat Ibunya bahagia dan segala keinginan wanita yang dicintainya itu selalu dia usahakan.Memandang layar pipih ditangannya, stela menghela nafas pelan. Gadis itu benar-benar terlihat kuatir. Menyalakan layar ponsel, jemari lentiknya mengeser nomor kontak seseorang, menekan beberapa deretan huruf, dia mengirimkan pesan kepada nomor

  • Sweet Revenge   Kekerasan Part 5

    Sweet Revenge Part 5"Aaaak." Stela berteriak kesakitan ketika rambutnya dijambak oleh seseorang."Berani sekali kau menjatuhkan hukuman kepada anakku. Kau pikir dengan siapa kau berhadapaan hah!""Aaaak." Stela semakin meringis kesakitan ketika rambutnya semakin kuat dijambak."Rasakan kau, berani bermain-main denganku, hum." Dengan emosi Tati Ibunya Sari semakin menjambak rambut Stela. Orang yang telah Stela jatuhi hukuman penjara selama empat tahun lamanya."Hei, apa-apan ini!" teriak Dafin yang melihat kejadian di dekat mobilnya."Satpam-satpaaaam!" lagi Dafin berteriak memanggil satpam.Dua orang satpam datang kearah sumber arah suara. Lalu melepaskan ibu Tati dan menjauhinya dari Stela."Apa-apaan ini hah? Kamu bisa dijatuhi hukuman karena tindak kekerasan." Teriak Dafin dengan penuh emosi. Segera pemuda itu memeluk Stela yang rambutnya berantakan."Bawa dia, Pak." Perintah Dafin kepada kedua Bapak Satpam.

  • Sweet Revenge   Persidangan Part 4

    Sweet Revenge Part 4Memakai baju kebanggaanya, Stela terlihat begitu menawan. Membuat Dafin semakin terpukau dengan kemistri atasannya itu. Berjalan dengan kepala sedikit terangkat, Stela dengan penuh keyakinan akan memutuskan hasil persidangan nanti."Bukti sudah kamu berikan pada pembela?" tanyanya dalam perjalanan."Semua bukti sudah aman. Ibu tinggal melihat bagaimana reaksi mereka ketika nanti bukti kita tunjukan," jawab Dafin."Baguslah, memang harusnya seperti itu."Memasuki ruangan persidangan, semua mata sudah pasti tertuju padanya. Stela tanpa senyuman menuju kursi di mana tempatnya berada. Menatap satu persatu yang hadir, Hakim itu langsung memulai acara persidangannya.Diawali dengan tuntutan penggugat, Jaksa penuntut mulai menanyai terdakwa. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Ruri, seorang mahasiswi dari Universitas ternama telah dituduh melakukan penganiayaan pada teman sekampusnya.Mencoba mebela di

  • Sweet Revenge   Rumah Ibu Part 3

    Sweet Revenge Part 3Tidak lama mereka pun sampai di rumah Stela. Aroma masakan ibu tercium harum di Indra penciumannya, tidak lupa mengucapkan salam gadis itu masuk ke rumah lalu menuju ruang dapur di mana ibunya berada. Dafin yang sudah biasa kerumah Stela mengikuti kemana langkah kaki gadis itu pergi, tidak seperti di kantor Stela terlihat lebih lembut dibandingkan dengan sikapnya waktu dalam bekerja."Ummmm, harum sekalii. Pasti nikmat sekali ini." Pujinya mencium aroma makanan di atas meja."Pasti nikmat, kalau nggak nikmat mana mungkin kamu ketagihan." Mencubit pipi putrinya."Ibuuuu, sakiiiit ih." Mengusap pipi yang dicubit Ibunya.Dafin tersenyum simpul melihat kelakuan anak dan ibu itu. Mereka sangat akrab sekali. Tidak seperti dia yang telah kehilangan kedua orang tuanya diwaktu usianya beranjak 15 tahun."Daf, ayo duduk makan. Nanti kamu nggak kebagian sama Stela," ejek Bu Arum kepada Dafin, teman putrinya."Ngg

  • Sweet Revenge   Kehidupan Baru Part 2

    Sweet Revenge Part 2Terdengar bunyi suara pintu terbuka, sepasang kaki dengan anggun melangkah menelusuri ruangan. Kaki putih mungil dihiasai dengan sepatu bermerek membuat sang pemilik kaki melangkah dengan elegant. Celana bahan warna hitam senada dengan baju kemeja bewarna putih, rambut tergerai dengan indah membuat semua terpandang kearahnya. Kulit putih bersih, dengan wajah cantik yang dimilikinya tak sedikit para lelaki menaruh hati kepadanya.Auristela, sesuai dengan namanya dia menjadi bintang emas di manapun dia berada. Hidung bangir, alis tebal tanpa buatan ditambah bibir nya yang tipis, membuat orang yang memandang terkesima.Senyum tipis tidak lupa dia lemparkan kepada setiap orang yang ditemuinya. Anggukan kepala tanda menghargai tidak luput dia berikan. Sampai keruangan yang dituju, dia berhenti sejenak. Merapikan kemeja dan sedikit kibasan di tas yang ditentengnya, lalu melangkah masuk setelah membuka pintu."Selamat pagi," sapa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status