Share

Bab 182: Kenangan Dalam Lamunan

Bab 182: Kenangan Dalam Lamunan

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur. Kedua tangan aku lipat di bawah kepala untuk meninggikan bantalku yang malam ini entah mengapa terasa kempes. Mungkin sekempes hatiku pasca ditolak untuk berbicara dengan Ibu Joyce tadi sore.

Aku memejamkan mataku. Maka yang tampak dalam pandanganku adalah kegelapan. Tidak gelap seluruhnya, karena ada suatu bayangan yang entah bagaimana caranya bisa terbentang, menampilkan fragmen kenangan hidup yang pernah aku lalui. Yaitu, saat aku pertama kali bertemu dengan Ibu Joyce pada sesi wawancara kerja dulu.

“Maaf, ini serius? Ini beneran? Asli?”

“Iya, Bu, itu memang nama saya.”

“Joko?”

“Betul, Bu.”

“Joko, hemm, Joko. Ngomong-ngomong tinggi badan kamu berapa, Ko?”

“Seratus sembilan puluh senti, lebih kurang.”

“Kamu bisa main basket?”

“Tidak bisa, Bu.”

“Tinggi badan kamu jadi mubazir, Ko.”

“Tapi, saya bisa main voli, Bu.”

“Hah?! Serius? Kamu bisa mukul? Bisa nye-mash?”

“Bisa, Bu. Memang itu spesialisnya saya di olah rag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status