Saat Celine memutuskan untuk masuk ke dalam ruang tunggu jet pribadi, Mark memutuskan untuk memberitahu 2 penjaga di depan pintu itu kalau Celine masuk ke dalam.Mark lah yang memberi kode kepada dua penjaga itu yang perhatiannya sempat terpecah oleh 4 turis bule, sehingga dua penjaga itu sempat tidak menyadari kalau Celine sudah masuk ke dalam.Mark yang tidak mau Celine bertemu dengan Jason, langsung memberitahu dua penjaga itu tentang kelakuan Celine dan ini membuat dua penjaga itu sadar kalau ada orang yang sudah menyusup masuk ke dalam, karena itu, salah seorang diantaranya langsung masuk dalam usahanya mengejar Celine, hanya seorang lagi yang berjaga di depan pintu.Saat ini, Celine sudah masuk ke dalam ruang tunggu untuk jet pribadi. Dengan nekadnya, dia menerobos masuk terus ke dalam hingga seorang petugas wanita menghentikannya."Mau kemana, mbak?" tanya petugas wanita itu."Please ... huhuhu. Berikan aku kesempatan. Aku harus mencari belahan jiwaku. Dia hendak pergi dariku
"Suara Celine dari mana, mah? tanya Jason sambil mengerutkan keningnya.Rahayu mulai celingukan ke belakang. "Aku seperti mendengar suara anak itu, kenapa sih aku terus mendengarkan suara Celine. Sebenarnya sejak dari mobil, aku terus mendengarkan suara dia, sepertinya Celine memanggil-manggil mommy.""Sudahlah, mah. Tidak usah pikirkan Celine. Dia tidak sebaik yang kita kira. Dia jahat, mah. Sangat jahat.""Jahatnya gimana, Jason? Dari tadi Mama nanya-nanya ke kamu tapi kamu tidak mau jelaskan Celine itu jahatnya gimana sama kamu, hah? Jangan-jangan kamu cuma mendengar dari gosip orang-orang lagi, gosip orang-orang yang tidak menyukai kalian berdua jadi satu, bisa jadi, kan?""Aku punya buktinya, Ma. Aku sudah melihat buktinya dengan mata kepalaku sendiri dan aku sudah menanyakan kepada Celine sendiri, kenapa dia tega melakukan ini kepadaku dan dengan gampangnya dia bilang gini, maafkan aku, Jason, aku harus melakukan ini. Itulah kata-katanya, Mah.""Gimana kalau dia dipaksa, Jason?"
Hari ini adalah hari Senin pertama setelah kepergian Jason. Sebelumnya, Celine sudah mendapatkan pemberitahuan dari kantor kalau dia sudah dipecat, karena itu, Celine datang ke kantor bukan untuk bekerja tapi untuk mengambil barang-barangnya dan untuk mencari info tentang Jason yang Celine tahu menjadi CEO di Graham Sekuritas Asia.Karena Rara harus mengurus suatu surat penting maka Celine mengajak Bryan untuk ikut bersamanya menuju ke kantornya Celine untuk mengambil barang-barangnya Celine.Sesampainya di kantor, Celine mendengar ada beberapa perubahan penting di sana.Seperti yang Celine duga, Jason sudah memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai ketua tim di tim G2 dan sebagai gantinya, ternyata Rahmat yang merupakan seorang senior di tim B1 yang juga sempat menjadi rekan satu tim Celine, kini menjadi pemimpin di tim G2.Sementara itu, Delon juga sudah resmi dipecat dari Graham Sekuritas Indonesia, sedangkan seseorang bernama Aswin, anggota dari tim A1 kini menjadi pemimpin
Celine menghapus air matanya dengan tisu yang diambil dari tasnya. Setelah itu, dengan antusias dia bertanya," bagaimana caranya, Jay?""Tentu saja dengan menghubungi media sosialnya karena kamu kan gak bisa hubungi telpon dan WA-nya," jawab Jay."Dia cuma punya satu media sosial itupun sudah langsung dia hapus setelah dia kecewa padaku. Demikian juga dengan media sosial mamanya. Dia juga sudah membuang handphone lamanya. Aku tidak bisa menghubungi dia, Jay. Tapi, apa kamu bisa membantuku? Kamu kan ahli IT.""Oke, nanti aku coba. Nanti aku kasih kabar kamu waktu aku bisa menghubunginya dan karena kamu sudah tidak bisa kerja lagi di sini, maka kamu harus mempertahankan nomor telepon kamu, jangan sampai ganti, supaya nanti kalau aku dapat menghubungi Pak Jason, aku bisa langsung menghubungi kamu.""Iya, Jay. Aku berjanji, aku tidak akan mengganti nomor teleponku. Aku tunggu kabar baiknya dari kamu karena aku sudah melakukan berbagai macam cara, tapi aku tetap tidak bisa menemukan cara t
"Ada siapa sih?" tanya Rara yang saat ini sudah berada di samping Celine sambil menggendong Bryan yang masih memegang mobil-mobilannya."Nggak tahu, mah, aku lihat dulu. "Celine melangkah duluan untuk mengintip dari balik jendela.Ternyata yang di luar itu adalah Mark, sang dokter yang berketurunan bule kulit putih asal Amerika itu. Karena itu, Celine segera membuka pintu rumahnya."Selamat sore, tante. Selamat sore,Celine. Halo, Cowboy," kata Mark sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada ke arah Rara, Celine dan Bryan."Ini dokter Mark, temanku, mah," kata Celine kepada Rara."Oke. Diajak masuk aja tamunya." Setelah itu, Rara segera masuk ke dalam bersama Bryan.Setelah Mark duduk di ruang tamu, dia bertanya, "apakah itu anakmu yang kamu ceritakan itu?""Iya, Mark dan aku baru tahu tadi pagi kalau dia adalah anaknya Jason.""What? Anaknya Jason? Kok bisa kamu baru tahu tadi pagi soal sepenting ini?""Ceritanya panjang, tapi kalau kamu bertanya tentang anakku sehari yang lalu m
Mendengar itu, Anto langsung membalikkan tubuhnya ke arah belakang dan dia sangat kaget saat melihat Celine. Dia segera mematikan keran air kemudian mendekati Celine yang berada di gerbang pagar."Iya, Neng?" tanya Anto."Apa bapak punya nomor barunya Pak Jason?" tanya Celine penuh harap"Aduh, aku nggak punya, neng. Kalau nomor lama ada, tapi kan sudah enggak bisa dihubungi.""Apa sampai sekarang Pak Jason dan Ibu Rahayu tidak pernah menghubungi bapak?""Gak, neng. Gak ada. Tapi, semalam sih ada Ibu Rahayu menghubungi Ratna tapi Ibu Rahayu cuma menghubungi lewat nomor hotel karena katanya untuk sementara Ibu Rahayu, Pak Bernard dan Pak Jason masih tinggal di hotel.""Oh gitu, nanti, apakah bapak bisa meminta nomor handphonenya Pak Jason atau Ibu Rahayu untuk aku, pak?""Wah gimana, ya?" Anto menggaruk-garuk kepalanya. "Kalau soal itu sih, aku sudah udah dibilangin sama Ratna, kalau nanti aku sudah punya nomor handphone barunya Pak Jason atau Ibu Rahayu, aku nggak diperbolehkan member
Setelah mengantar satu pesanan makanan, Celine mulai membalas pesan WA dari Jason itu. "Aku akan menemui kamu tapi satu jam lagi karena aku masih di kafe dan aku belum diizinkan keluar. Kamu bisa menunggu kan, Jason?"Celine sangat gembira karena ada jawaban singkat di seberang sana, melalui pesan WA kalau dia akan menunggu Celine, karena itu, dengan bersemangat, Celine langsung membawakan pesanan-pesanan makanan dan minuman di cafe ini untuk memperlihatkan diri kalau dia kerja dengan rajin.Setelah itu, Celine mulai meminta izin kepada manajernya di cafe ini untuk memberinya izin pergi karena jam kerja Celine masih ada 2 jam lagi kalau Celine meminta izin di jam 11, berarti ada 1 jam dia tidak kerja."Memang kamu mau kemana, sih?" tanya Manager yang bernama Rudi."Aku ada perlu penting, pak. Ini menyangkut masalah yang sangat sangat penting. Kalau tidak, aku tidak akan pernah meminta izin. "Celine memasang muka permohonan ke arah Rudi."Apa kamu akan pergi dengan bule itu?" tanya Rud
Saat ini, tubuh Celine gemetar saat dia menatap benda yang berada di tangan Delon itu, karena benda itu adalah benda yang sangat berbahaya yang bisa mendatangkan kematian bagi Celine.Celine mundur-mundur ke belakang. Celine ingin lari keluar dari kamar ini, apalagi saat dia melihat kilatan cahaya dari benda tajam yang terbuat dari besi putih yang berada di tangan Delon."Jangan lari, Celine! Jangan pernah lari lagi dariku!" Suara Delon ini terdengar sangat dingin. Delon melangkah maju sambil memegang pisau di tangannya. Tatapan mengancamnya kini semakin mengerikan.Tapi pada saat ini, Celine menyadari kalau gerakan Delon agak aneh. Tidak seperti orang kebanyakan. Langkah kakinya beda dengan orang kebanyakan.Celine baru teringat kalau salah satu kakinya Delon, sempat dipatahkan oleh anak buahnya Yorry, karena itu, walaupun mungkin, kaki Delon sudah sembuh tapi dia terlihat masih berjalan dengan gerakan lambat dan terlihat kaku tidak seperti orang yang berjalan dengan normal.Sebenarn
Celine terus berteriak-teriak sambil berusaha mengangkat tubuh Bryan agar supaya Rahayu yang berada ada di dalam sana bisa melihat wajah Bryan.Tapi pintu toko untuk menuju kedalam itu sudah ditutup dari dalam sana, Rahayu maupun Vony sudah menghilang di dalam sana dan walaupun Celine terus berteriak-teriak, tidak ada tanggapan dari dalam sana, hanya ada pengunjung toko dan pelayan di toko ini yang nampak memperhatikan Celine seperti berusaha mengerti apa yang dimaksud oleh teriakan Celine ini.Kedua orang satpam toko ini mulai tidak sabaran. Mereka mulai membentak Celine dan mengusir Celine dari toko ini.Bryan mulai menangis ketakutan melihat wajah menakutkan dari dua orang anggota pengamanan toko ini, sehingga Celine terpaksa keluar dari mobil dan masuk ke mobilnya Mark yang masih menunggu di depan toko."Bagaimana?" tanya Mark. "Mengapa kamu menangis?""Huhuhu. Tante Rahayu tidak mau mendengarkan penjelasanku."Mendengar jawaban Celine ini, ada perasaan senang di hati Mark, karena
Celine jadi sangat kaget melihat pengemudi ini sementara mobil sudah mulai berjalan meninggalkan rumahnya Celine."Ternyata kamu, Mark" kata Celine."Iya, aku. Seharusnya kamu ngasih tahu aku kalau kamu sedang membutuhkan mobil dan sopir supaya aku bisa mengantar kamu," kata pria yang mengemudikan mobil itu yang ternyata adalah Mark."Sejak kapan kamu mengenal Rodney, Mark? Kok bisa dia hubungi kamu?""Cukup lama. Sejak tiga bulan lalu. Waktu itu dua mekanikmu itu sedang makan siang di warteg dekat rumah kamu, kemudian aku mendekati mereka, ikut makan dengan mereka dan mulai saat itulah aku berteman dengan mereka. Aku juga katakan kesulitanku untuk mendekatimu kepada mereka, padahal aku hanya ingin membantumu.""Aku tidak enak kalau kamu membantuku terus, Mark.""Apa karena kamu tidak bisa membalas cintaku?"Celine cuma terdiam karena jawabannya sudah Mark ketahui."Om, kapan lagi kita ke mall dan beli mainan buat Bryan?" timpal Bryan yang sekarang sudah mengenali Mark sehingga dari p
Celine terlalu fokus untuk berusaha menjelaskan akan apa yang terjadi sebenarnya pada setahun yang lalu dan karena terlalu fokus, Celine tidak sadar kalau Syal yang dia kenakan terjepit di pintu mobil.Tubuh Celine terseret saat mobil yang dikendalikan Anto itu mulai berjalan. Kedua lutut Celine bertumpu di aspal jalan ketika tubuhnya terseret mobil.Celine berusaha berteriak-teriak dan menepuk-nepuk mobil dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menahan kain syal itu agar lehernya tidak tercekik, tetapi mobil terus melaju dengan menyeret Celine hingga beberapa meter jauhnya.Akhirnya, beberapa pengendara motor yang melihat keadaan yang berbahaya bagi Celine itu berhasil menghalangi mobilnya Rahayu dengan berhenti tepat di depan mobil sehingga Anto tidak bisa menghentikan mobilnya.Pengendara motor yang lain langsung membantu Celine untuk menarik kain syal dari pintu mobil.Pengendara motor yang lain mengetuk jendela mobil dan memberitahu Anto kalau ada yang terjepit di belakan
Jason mengecup lembut bibir Angela, sehingga nafas keduanya menyatu, memburu dalam hasrat tapi sebenarnya, di antara keduanya, yang terbawa hasrat hanya seorang, yaitu hanya Angela saja, sementara Jason hanya karena rasa kasihan kepada Angela.Jason berusaha menandingi hasrat Angela yang sudah membumbung tinggi sejak tadi itu, Jason berusaha memberi apa yang diinginkan Angela, karena kasihan akan usaha Angela sejak tadi untuk membangkitkan hasrat Jason.Tapi, bagaimanapun Jason sudah mencoba, dia tetap tidak bisa, hasratnya tidak bisa naik, dia tetap tidak bisa melupakan Celine, hingga akhirnya, Jason menarik wajahnya dari wajah Angela dan membelakangi Angela."Maafkan aku, Angela, tapi aku tidak bisa."Angela sangat kesal saat Jason tidak meneruskan apa yang sudah mereka mulai ini. Angela cuma bisa memaki-maki Celine di dalam hatinya.Kemudian Angela mendekati Jason dan mengeluh, "kenapa sih, kamu tidak bisa melupakan dia? Ingat, dia telah menipu kamu dan dia telah membuat hidupmu ha
Delon menyeringai, dia begitu kesal akan Celine yang tidak mau menyerah kepadanya. Kekesalannya bertambah saat Celine melakukan tekel ke arah kakinya yang sempat patah dan masih dalam pemulihan itu, sehingga kaki ini mengalami pergeseran yang mungkin akan membuat kakinya akan kembali berada dalam masalah.Hal ini tentu saja membuat Delon menjadi dendam kepada Celine. Delon bersiap dengan pisau di tangan kanannya yang sekarang ini tidak dia perlihatkan, tapi siap untuk dia tancapkan kalau Celine melewati dirinya.Saat ini Delon masih menyeringai sambil memperhatikan langkah kaki Celine. Kalau sampai Celine nekat untuk melewatinya, maka tidak ada ampun lagi Delon akan segera menancapkan pisaunya ke bagian kaki Celine. Bahkan kalau perlu ke bagian tubuh Celine kalau Celine nanti masih meronta-ronta saat dia menahan Celine."Maju kamu ke sini! Aku kan tancapkan pisau ini ke tubuhmu," batin Delon dalam hatinya.Celine bukan tidak tahu kalau bahaya sedang mengintainya. Tentu saja dia tahu b
Saat ini, tubuh Celine gemetar saat dia menatap benda yang berada di tangan Delon itu, karena benda itu adalah benda yang sangat berbahaya yang bisa mendatangkan kematian bagi Celine.Celine mundur-mundur ke belakang. Celine ingin lari keluar dari kamar ini, apalagi saat dia melihat kilatan cahaya dari benda tajam yang terbuat dari besi putih yang berada di tangan Delon."Jangan lari, Celine! Jangan pernah lari lagi dariku!" Suara Delon ini terdengar sangat dingin. Delon melangkah maju sambil memegang pisau di tangannya. Tatapan mengancamnya kini semakin mengerikan.Tapi pada saat ini, Celine menyadari kalau gerakan Delon agak aneh. Tidak seperti orang kebanyakan. Langkah kakinya beda dengan orang kebanyakan.Celine baru teringat kalau salah satu kakinya Delon, sempat dipatahkan oleh anak buahnya Yorry, karena itu, walaupun mungkin, kaki Delon sudah sembuh tapi dia terlihat masih berjalan dengan gerakan lambat dan terlihat kaku tidak seperti orang yang berjalan dengan normal.Sebenarn
Setelah mengantar satu pesanan makanan, Celine mulai membalas pesan WA dari Jason itu. "Aku akan menemui kamu tapi satu jam lagi karena aku masih di kafe dan aku belum diizinkan keluar. Kamu bisa menunggu kan, Jason?"Celine sangat gembira karena ada jawaban singkat di seberang sana, melalui pesan WA kalau dia akan menunggu Celine, karena itu, dengan bersemangat, Celine langsung membawakan pesanan-pesanan makanan dan minuman di cafe ini untuk memperlihatkan diri kalau dia kerja dengan rajin.Setelah itu, Celine mulai meminta izin kepada manajernya di cafe ini untuk memberinya izin pergi karena jam kerja Celine masih ada 2 jam lagi kalau Celine meminta izin di jam 11, berarti ada 1 jam dia tidak kerja."Memang kamu mau kemana, sih?" tanya Manager yang bernama Rudi."Aku ada perlu penting, pak. Ini menyangkut masalah yang sangat sangat penting. Kalau tidak, aku tidak akan pernah meminta izin. "Celine memasang muka permohonan ke arah Rudi."Apa kamu akan pergi dengan bule itu?" tanya Rud
Mendengar itu, Anto langsung membalikkan tubuhnya ke arah belakang dan dia sangat kaget saat melihat Celine. Dia segera mematikan keran air kemudian mendekati Celine yang berada di gerbang pagar."Iya, Neng?" tanya Anto."Apa bapak punya nomor barunya Pak Jason?" tanya Celine penuh harap"Aduh, aku nggak punya, neng. Kalau nomor lama ada, tapi kan sudah enggak bisa dihubungi.""Apa sampai sekarang Pak Jason dan Ibu Rahayu tidak pernah menghubungi bapak?""Gak, neng. Gak ada. Tapi, semalam sih ada Ibu Rahayu menghubungi Ratna tapi Ibu Rahayu cuma menghubungi lewat nomor hotel karena katanya untuk sementara Ibu Rahayu, Pak Bernard dan Pak Jason masih tinggal di hotel.""Oh gitu, nanti, apakah bapak bisa meminta nomor handphonenya Pak Jason atau Ibu Rahayu untuk aku, pak?""Wah gimana, ya?" Anto menggaruk-garuk kepalanya. "Kalau soal itu sih, aku sudah udah dibilangin sama Ratna, kalau nanti aku sudah punya nomor handphone barunya Pak Jason atau Ibu Rahayu, aku nggak diperbolehkan member
"Ada siapa sih?" tanya Rara yang saat ini sudah berada di samping Celine sambil menggendong Bryan yang masih memegang mobil-mobilannya."Nggak tahu, mah, aku lihat dulu. "Celine melangkah duluan untuk mengintip dari balik jendela.Ternyata yang di luar itu adalah Mark, sang dokter yang berketurunan bule kulit putih asal Amerika itu. Karena itu, Celine segera membuka pintu rumahnya."Selamat sore, tante. Selamat sore,Celine. Halo, Cowboy," kata Mark sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada ke arah Rara, Celine dan Bryan."Ini dokter Mark, temanku, mah," kata Celine kepada Rara."Oke. Diajak masuk aja tamunya." Setelah itu, Rara segera masuk ke dalam bersama Bryan.Setelah Mark duduk di ruang tamu, dia bertanya, "apakah itu anakmu yang kamu ceritakan itu?""Iya, Mark dan aku baru tahu tadi pagi kalau dia adalah anaknya Jason.""What? Anaknya Jason? Kok bisa kamu baru tahu tadi pagi soal sepenting ini?""Ceritanya panjang, tapi kalau kamu bertanya tentang anakku sehari yang lalu m