Share

Part 97, Ketahuan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-08 15:32:18

Sesampainya di rumah, Nadira terus memikirkan tentang penyakit Chandra. Nadira hanya bisa melamun di depan cermin dengan tatapan matanya yang kosong.

"Ya Tuhan, kenapa aku jadi terus memikirkan mas Chandra."

Nadira terlihat sangat resah. Beberapa kali ia melirik ke arah ponsel miliknya. Ingin sekali rasanya menghubungi Chandra untuk menanyakan keadaannya.

"Nggak! Aku nggak boleh menelepon mas Chandra. Kalau mas Wildan tahu aku menelpon mas Chandra, dia pasti akan sangat marah padaku," ucapnya lagi sembari mengurungkan niatnya.

Tak lama Wildan pun mengetuk pintu Nadira, dan segera masuk saat Nadira telah mempersilahkannya.

"A-ada apa, Mas?" tanya Nadira menaikkan alisnya.

"Begini Nadira. Cincin yang kita pesan kan sudah jadi nah tinggal baju pernikahan kita saja yang belum jadi. Besok kita lihat ya ke butik soalnya tadi owner-nya sudah telpon aku dan meminta kita untuk ke sana," ucap Wildan yang selalu bersemangat setiap kali membahas pernikahan.

Sesungguhnya Nadira masih belum ingin u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 98, Jika Benar Cinta, Tak Mungkin Mendua

    Pagi harinya Hesti sangat terkejut melihat Chandra yang tengah tertidur di ruang tamu tanpa bantal dan juga selimut."Loh, kamu kok tidur di sini?" tanya Hesti dengan kening mengernyit menatap Chandra yang baru saja membuka kedua matanya."Emmm i-iya, Bu," jawab Chandra."Memangnya kenapa kamu nggak tidur di dalam kamar kamu? Apa ini semua Rani yang meminta?" tanya Hesti menuduh."E-enggak, Bu," jawab Chandra menggelengkan kepalanya."Aku harus kasih dia pelajaran! Bisa-bisanya dia memperlakukan kamu seperti ini. Dia pikir ibu takut padanya karena dia lebih kaya daripada kita." Hesti yang tak percaya pada Chandra langsung menerobos masuk ke kamar Rani dan melihatnya yang tengah berdandan di depan cermin."Ibu ... Apa ibu nggak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar ku. Nggak punya sopan santun," ujar Rani dengan suara semakin pelan."Untuk apa aku mengetuk pintu kamar ini. Rumah ini adalah milikku dan aku bebas masuk ke ruangan manapun semauku," jawab Hesti. Ia melangkahkan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 99, Mengurus Perceraian

    Scdm 102 Ketahuan"Aku sudah buat keputusan, Bu. Aku akan menceraikan Anita," ucap Roy membuat Hesti dan Chandra tercengang.Keduanya tak percaya bahwa akhirnya Roy akan mengambil keputusan itu. Tapi mereka pun tak bisa berbuat apa-apa karena keputusan mutlak ada di tangan Roy."Ibu tidak bisa bicara apa-apa, Roy. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu. Semoga saja itu benar-benar menjadi keputusan yang terbaik untukmu agar kamu bisa bahagia nantinya," ucap Hesti mengusap pundak Roy."Roy, aku juga pernah berada di posisi sepertimu tapi aku yakin kalau kamu bisa melewati semuanya ini. Aku tahu kamu adalah orang yang kuat," ucap Chandra menyemangati Roy."Terimakasih Bu, Chandra. Kalian sudah menyemangati aku, aku akan segera mengurus perceraian ku dengan Anita," ucap Roy lagi. Kali ini ia tampak lebih tegas.Seketika mereka terdiam sejenak saat mendengar suara ketukan pintu dari arah luar. Sesekali mereka saling melempar tatap satu sama lain."Siapa, ya yang datang? Apa Rani

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 100, Dilema

    Di tengah suasana yang sedang cukup tegang tiba-tiba tubuh Chandra ambruk tak sadarkan diri tergeletak di lantai membuat semua orang seketika panik."Chandra, bangun Chandra." Semua orang berusaha membangunkan Chandra tapi ia masih tak bangun hingga akhirnya Chandra dilarikan ke rumah sakit.Dalam perjalanan Hesti mencoba menghubungi Rani untuk memberitahu keadaan Chandra tapi ia tak bisa dihubungi."Ini kenapa Rani nggak bisa dihubungi, sih," umpat Hesti yang saat itu berada di dalam ambulance bersama dengan Roy dan Chandra yang tak sadarkan diri.Sementara Wildan dan Nadira juga ikut ke rumah sakit meski menaiki mobil pribadi. Sesekali Wildan melirik ke arah Nadira yang tampak sangat panik melihat mobil ambulance yang berjalan di depan mereka."Ekspresi panik itu sangat jelas di wajah Nadira. Apa itu karena Nadira masih mencintai Chandra," batin Wildan menebak.Namun Wildan sekuat tenaga menahan dirinya agar tak mengatakan kalimat tanya itu pada Nadira. Ia tahu jika ini bukanlah wak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 101, Kecewa

    Saatnya Roy dan Hesti melakukan tes kecocokan ginjal untuk donor Chandra. Satu persatu mulai masuk ke dalam ruangan tes."Ibu masuk duluan ya, Roy," pinta Hesti dan langsung disetujui dengan anggukan kepala oleh Roy.Hesti pun segera masuk ke dalam ruangan dan Roy hanya bisa menunggu di luar. Beberapa saat akhirnya Hesti keluar dari dalam ruangan dan kini saatnya Roy yang gantian masuk."Bu, ibu temani Chandra saja. Aku bisa kok di sini sendirian, nanti hasil tes nya aku bawa sekalian," ucap Roy pada Hesti."Ya sudah kalau begitu. Nanti kalau sudah selesai, kamu langsung nyusul ke ruangan Chandra, ya," ucap Hesti."Iya, Bu," jawab Roy kemudian masuk ke dalam ruangan dan langsung menjalani tes.Mula-mula kesehatan dan darah Roy dicek. Namun, saat tengah berbaring di sebuah ranjang, tiba-tiba Roy terpikirkan sesuatu."Oh iya, apa aku sekalian cek kesuburan ku sekalian, ya. Apa benar kata Anita kalau aku ini bermasalah sampai-sampai tidak bisa memberikannya ajak," batin Roy saat tengah d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 102, Cemburu

    Hesti dan Roy pun akhirnya keluar dari ruangan Chandra dan membiarkannya sendiri di dalam."Bagaimana ini, Roy. Ibu jadi merasa sangat bersalah sama Chandra," ucap Hesti yang terlihat sangat gelisah. Ia terus saja meremas-remas jari-jari tangannya."Ibu tenang ya, Bu. Aku yakin Chandra nggak akan lama marah sama kita. Aku tahu dia sayang banget sama ibu jadi nggak mungkin dia akan lama marah sama ibu," ucap Roy menenangkan."Tapi kalau ternyata dia marahnya lama bagaimana, Roy." Hesti masih merasa takut."Tidak akan, Bu." Sekali lagi Roy menekankan.***Malam harinya Nadira dan Wildan duduk di kursi meja makan untuk menikmati makan malam yang saat itu telah dimasak oleh Nadira.Namun, Wildan memergoki Nadira yang tengah melamun sembari memainkan sendok yang ada di tangannya. Tanpa sepengetahuan Nadira, diam-diam Wildan memperhatikannya yang tengah melamun."Nadira, kenapa kok makanannya makan buat mainan gitu," tegur Wildan hingga membuat Nadira terperanjat."Oh emmm i-iya Mas. Ini ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 103, Kolaps

    Saat Roy, Chandra dan Hesti tengah mengobrol di ruangan rawat Chandra, tiba-tiba Rani datang bersama kekasih barunya.Sontak, semua orang yang ada di ruangan sangat terkejut dan memusatkan pandangannya pada mereka."R-rani, kamu datang juga," ucap Chandra tersenyum melihat istrinya datang.Namun, Rani malah tersenyum kecut melihat Chandra yang tersenyum padanya. Tangannya lantas menggandeng pria di datang bersamanya ke ruangan Chandra."R-Ran, dia siapa?" tanya Chandra.Rani pun semakin mendekat ke arah Chandra yang tengah terbaring di rumah sakit."Dia adalah pacar baruku yang akan menggantikan posisi mu," ucap Rani ketus."M-maksud kamu apa?" Chandra tak mengerti."Aku ingin cerai denganmu," ucap Rani tegas."A-apa! Bercerai." Chandra membulatkan kedua matanya."Iya, aku mau bercerai denganmu. Aku nggak mau punya suami penyakitan dan pasti akan merepotkan aku. Aku nggak mau," ucap Rani.Hati Chandra rasanya sangat sakit mendengar apa yang dikatakan oleh Rani padanya saat itu apalagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 104, Berbaikan

    Hesti menatap Nadira yang kini tepat berada di depannya dengan jarak yang sangat dekat."Nadira, ibu minta maaf, ya. Ibu sadar selama ini ibu sudah banyak salah padamu. Aku tidak pernah memperlakukanmu dengan baik bahkan aku sudah berusaha memisahkan mu dari Chandra padahal kalian saling mencintai," ucap Hesti yang kini telah menyadari semua kesalahannya.Nadira membalas tatapan Hesti dengan penuh kasih. Tangannya mengusap air mata Hesti yang jatuh ke pipinya."Aku sudah memaafkan ibu jauh sebelum ibu meminta maaf. Aku juga sudah tidak marah pada ibu. Aku sudah ikhlas berpisah dengan mas Chandra, Bu," ucap Nadira pelan."T-tapi kamu masih mencintai Chandra, kan?" tanya Hesti membuat Nadira tercengang. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Hesti yang terasa sangat membingungkan.Tiba-tiba saja seorang suster datang menghampiri mereka sehingga membuat mereka pun menghentikan percakapan mereka saat itu."Maaf, Bu, pak. Ini hasil tes kemarin," ucap suster tersebut sembari mengulurkan dua buah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 105, Ungkapan Isi Hati Chandra

    Nadira pun kemudian masuk ke dalam ruangan Chandra. Kedua matanya menatap sosok pria yang sangat dicintainya kini telah tengah terbaring tak berdaya di atas ranjang.Nadira pun duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang. Kedua tangannya meraih tangan Chandra dan menggenggamnya dengan lembut."Mas, kamu harus kuat ya sampai kamu mendapatkan pendonor yang cocok untukmu. Aku janji akan membantumu untuk mendapatkan pendonor yang cocok. Aku tidak mau kehilangan kamu," ucap Nadira dengan nada suara bergetar. Ia kemudian mengecup sekilas punggung tangan Chandra.Setelah cukup lama Nadira duduk menjaga Chandra, akhirnya ia pun membuka matanya perlahan. Dengan susah payah, Chandra membuka kedua matanya hingga melihat Nadira yang berada di sampingnya."Mas, kamu sudah bangun." Nadira bangkit dari duduknya dan menatap Chandra yang sudah membuka matanya meski masih sedikit sayu."Aku panggilkan dokter, ya, Mas," ucap Nadira yang hendak pergi meninggalkan Chandra untuk memanggil dokter, tapi tangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14

Bab terbaru

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 114, Ending Chapter

    "Alhamdulillah pak, bu, operasinya berjalan dengan lancar meski tadi ada sedikit kendala karena ibu Nadira mengalami pendarahan tapi kami berhasil mengatasinya," ucao sang dokter."Syukurlah kalau begitu. Terima kasih banyak, dok. Terima kasih banyak atas kerja keras dokter semuanya yang sudah menangani operasi ini," ucap Wildan.Hatinya merasa sangat lega mendengar bahwa Nadira baik-baik saja. Begitu juga dengan Hesti dan juga Roy yang kini terlihat sedikit semringah."Lalu apa kita boleh melihat mereka, sok?" tanya Wildan yang sudah tak sabar untuk melihat Nadira."Emmm untuk saat ini sebaiknya jangan dijenguk dulu, ya. Kami akan memindahkan mereka ke ruangan perawatan dan nanti di sana kalian baru bisa menjenguknya," ucap sang dokter."Baik kalau begitu, dok. Sekali lagi terima kasih banyak." Roy menjabat tangan sang dokter begitupun dengan Wildan."Baik Pak sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu." Sang dokter pun kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka.Tak lama

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 13, Menjelang Akhir

    Nadira telah tiba di rumah sakit dan tengah bersiap untuk melakukan operasi. Ditemani oleh Hesti dan Roy, Nadira duduk di sebuah kursi tunggu menanti jadwal operasi yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi."Wildan nggak ikut ke sini, Nadira?" tanya Roy pada Nadira.Seketika lamunan Nadira pun buyar mendengar pertanyaan dari Roy saat itu."Iya Nadira, nak Wildan kok nggak ikut menemani kamu di sini. Apa jangan-jangan dia marah karena kamu akan mendonorkan ginjal mu untuk Chandra?" tanya Hesti.Nadira pun segera meraih tangan Hesti yang saat itu berada di pangkuannya. Nadira mencoba menenangkan dan meluruskan pikiran Hesti yang sempat berpikir jauh tentang Wildan."Nggak begitu, Bu. Mas Wildan sama sekali nggak marah kok. Tadi dia bilang sedang ada urusan sebentar dan nanti dia akan kembali ke sini setelah urusannya selesai.""Kamu yakin dia tidak marah? Ibu takut dia marah. Ibu sudah sangat berhutang budi padanya. Ibu tidak ingin membuat nak Wildan kecewa," ucap Hesti."Nggak kok, Bu.

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 112, Pertolongan Tak Terduga

    "Apa kamu serius mau mendonorkan ginjalmu pada Chandra?" tanya Hesti pada Nadira dengan kedua mata yang masih berkaca-kaca.Nadira pun mengangguk pelan. Sekilas Nadira melirik ke arah Wildan meski ia tak memberikan respon apapun."Baiklah kalau memang sudah ada pendonornya maka operasi untuk pak Chandra akan segera kami siapkan," ucap dokter yang menangani Chandra.Tak lama dokter dan perawat yang menangani Chandra pun lantas pergi meninggalkan mereka."Bu, mas Roy, aku tinggal sebentar ya. Aku mau bicara dulu dengan mas Wildan," ucap Nadira berpamitan.Setelah Hesti dan Roy mengizinkan, Nadira pun langsung berjalan menjauhi mereka bersama dengan Wildan.Sesaat Nadira masih terdiam dan belum mampu mengatakan sepatah kata apapun pada Wildan begitupun dengan Wildan yang masih terdiam.Perlahan Nadira memberanikan dirinya menggapai tangan Wildan. Kedua matanya mencoba menatap pada Wildan yang berdiri di depannya."Mas, aku mau minta izin padamu untuk mendonorkan satu ginjal ku pada mas C

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 111, Kritis

    Akhirnya Wildan pun keluar dan langsung disambut oleh Nadira dan juga Hesti yang sudah cukup lama menunggu di depan ruangan Chandra."Emmm M-mas, kamu sudah selesai?" tanya Nadira yang sedikit melirik ke arah Chandra dari pintu yang belum ditutup dengan sempurna oleh Wildan.Nadira merasa cukup lega saat melihat Chandra yang baik-baik dan masih duduk di atas ranjang.Meski sebenarnya Nadira tak ingin berprasangka buruk pada Wildan, tapi rasa khawatir dan cemas terus saja membelenggu di dalam hatinya saat Wildan dan Chandra berada di dalam satu ruangan yang sama."Iya aku sudah selesai. Emmm terima kasih karena kalian sudah mengizinkan aku berbicara berdua dengan Chandra," ucap Wildan."Iya santai saja, Wildan." Roy langsung menanggapi ucapan Wildan saat itu." Oh iya, Nadira, kita pulang sekarang yuk," ajak Wildan."Emmm t-tapi, Mas ...." Nadira menghentikan sejenak ucapannya."Nggak mungkin aku nolak ajakan mas Wildan pun pulang. Nanti yang ada mas Wildan malah berpikir bahwa aku leb

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 110, Pengorbanan Cinta

    Chandra dan Nadira pun masuk ke dalam ruangan Chandra dan melihatnya yang tengah duduk di atas ranjang.Seketika Chandra pun menoleh ke arah Nadira dan Chandra yang mulai mendekatinya."Bagaimana kabarmu, Chandra?" tanya Wildan pada Chandra."Emmmm k-kabarku baik," jawab Chandra terbata.Ia masih tak percaya melihat kedatangan Chandra yang tiba-tiba apalagi ia datang bersama dengan Nadira.Mata Chandra pun sedikit melirik ke arah tangan Nadira yang tampak menggandeng tangan Wildan."Syukurlah kalau begitu. Aku sempat terkejut mengetahui keadaanmu yang cukup parah begini. Maaf ya karena aku baru bisa menjenguk mu," ucap Wildan lagi."I-iya, tidak apa-apa, kok. Tapi kenapa kamu datang ke sini? Apa kamu tidak bekerja?" tanya Chandra."Aku meliburkan diri untuk hari ini karena aku ingin menjenguk mu."Tak akan Wilda pun melepaskan pegangan tangan Nadira dan menoleh ke arah Nadira."Apa bisa aku bicara berdua saja dengan Chandra?" tanya Wildan pada Nadira."T-tapi, Mas." Nadira yang takut

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 109, Serba Salah

    "Sekali lagi aku tanya padamu, Nadira! Apa kamu masih mencintai Chandra?" tanya Wildan dengan nada suara bergetar.Nadira hanya bisa tertunduk di hadapan Wildan. Tangannya gemetaran dan kedua matanya berkaca-kaca.Perlahan butiran kristal dari kedua mata Nadira jatuh membasahi pipinya. "Aku minta maaf mas jika aku sudah membuatmu marah tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku ini padamu.""Jadi maksud mu?" tanya Wildan cepat."Aku memang masih mencintai mas Wildan tapi aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan kembali dengan mas Wildan. Aku tahu ini sangat menyakiti dirimu tapi asal kamu tahu, aku tidak pernah berniat untuk kembali dengan mas Chandra."Nadira meraih tangan Wildan perlahan. Tampak tak ada perlawanan dari Wildan saat itu. Tangan kekar Wildan kini ada digenggaman Nadira. Perlahan Nadia mengangkat tangan Wildan dan menariknya hingga ke dalam dadanya."Aku pastikan bahwa aku tidak akan kembali pada mas Chandra, Mas. Tolong kamu percaya padaku. Ini sem

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 108, Ketahuan

    Di dalam kamarnya, Nadira terus memandangi hasil tes miliknya yang ternyata cocok untuk didonorkan pada Chandra."Bagaimana caranya aku membujuk mas Chandra agar mau menerima donor dariku, ya. Aku ingin mas Chandra segera sembuh," batin Nadira.Nadira sangat terkejut saat tiba-tiba Wildan memanggilnya dari luar kamarnya. Terdengar suara ketukan pintu kamarnya beberapa kali."Nadira, apa kamu sudah tidur?" tanya Wildan sembari mengetuk pintu kamar Nadira yang masih belum terbuka.Dengan cepat, Nadira pun bangkit dari duduknya dan segera menyembunyikan hasil tes yang sedari tadi ia pandangi.Rasa paniknya saat itu membuat Nadira tak bisa berpikir dengan jernih. Ia menindih surat hasil tesnya dengan menggunakan bantal dan berharap agar Wildan tak melihatnya.Setelah menutup aurat itu dengan banyak, Nadira pun kemudian menghampiri pintu dan membukanya perlahan.Terpampang dengan jelas wajah tampan Wildan yang saat itu masih sedikit basah seperti habis mandi. Rambutnya masih acak-acakan da

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 107, Mendapatkan Pendonor

    Keesokannya Nadira kembali ke rumah sakit untuk menemui Chandra. Kali ini Wilda menemaninya hingga masuk ke dalam dan bertemu dengan Hesti dan Roy."Nadira," ucap Hesti menyambut kedatangan Nadira dengan senyum di wajahnya."Bu, Mas. Ini aku bawakan kalian makanan, kalian makan dulu, ya. Pasti kalian belum makan, kan," ucap Nadira.Tiba-tiba Hesti memeluk erat tubuh Nadira hingga membuatnya sedikit bingung."Terima kasih, ya, Nadira. Kamu sangat baik pada kamu. Aku benar-benar merasa bersalah padamu karena sudah selalu berbuat jahat padamu, dulu," ucap Hesti.Perlahan Nadira pun mengusap pundak Hesti dengan sangat lembut. "Tidak apa-apa, Bu. Sudah ibu tidak usah pikirkan hal itu lagi, ya. Lebih baik sekarang ibu dan mas Roy makan supaya kalian tidak sakit," ucap Nadira.Hesti dan Roy pun tersenyum semringah pada Nadira namun tidak dengan Wildan yang hanya termenung menatap mereka dengan tatapan yang sedikit sendu."Sepertinya mereka berdua sudah akur. Apa ini adalah pertanda bahwa Nad

  • Surat Cerai Dari Ibu Mertua   Part 106, Layangan Surat Cerai

    Wildan menatap kosong Nadira yang tengah mencoba baju pengantin yang telah mereka pesan sejak jauh-jauh hari.Kini Wildan merasakan sesuatu yang berbeda melihat ekspresi di wajah Nadira yang tampak tak begitu bersemangat."Nadira, apa benar dugaan ku selama ini bahwa kamu masih mencintai Chandra?" batin Wildan bertanya-tanya.Pertanyaan semacam itu terus saja bermain di kepalanya meski ia berkali-kali berusaha menghilangkannya tapi tetap tak bisa.Nadira yang tengah mencoba gaun pernikahannya pun tak sengaja melihat Wildan yang sedang melamun."Mas Wildan kenapa ya, kok dari tadi melamun terus?" tanya Nadia pada dirinya sendiri.Ia pun kemudian memberanikan dirinya untuk mendekati Wildan. Mas," ucap Nadira pelan.Wildan pun terperanjat mendengar suara Nadira saat itu. Ia langsung menoleh ke arah Nadira yang saat itu telah berdiri di hadapannya."Kamu kenapa kok dari tadi aku lihat melamun terus. Apa kamu sedang ada masalah? Atau kamu tidak enak badan?" tanya Nadira memegang lengan tang

DMCA.com Protection Status