"Permisi," kata So Myung seraya membuka pintu ruangan khusus yang dipakai untuk peetemuan antara tim dokter bedah jantung dengan pimpinan rumah sakit. Dan di sana sudah banyak yang berkumpul, termasuk juga Ji Tae. Hanya saja pimpinan rumah sakit yang belum masuk ke dalam ruangan itu.
"Hei Dokter So Myung, kita dipertemukan kembali. Bukankah ini adalah pertanda bahwa kita memang jodoh," kata Ji Tae dengan begitu percaya diri.
So Myung tidak memperdulikan apa yang semua Ji Tae katakan kepadanya. Bahkan So Myung melewati Ji Tae yang berjalan menghampurinya. Dan So Myung lebih memilih diam, lalu mencari tempat duduk yang nyaman dan yang sudah disediakan di sana. Sedangkan dokter yang lain tidak berani mengatakan hal apapun tentang percakapan So Myung dengan Ji Tae, karena mereka tahu bahwa So Myung adalah dokter yang memiliki paras wajah cantik tapi So Myung juga memiliki sikap dan sifat dingin dan angkuh. Begitupun dengan Ji Tae, dimana dokter yang lain juga merasa tidak nyaman dan tidak suka terhadao dokter Ji Tae. Karena dokter Ji Tae sendiri memiliki sifat sombong, meskipun wajah dokter Ji Tae cukup tampan. Sehingga banyak wanita tidak suka kepadanya.
"Sial! Lagi-lagi aku tidak dianggap oleh So Myung, dokter angkuh itu. Tapi aku tidak akan membiarkan itu berlangsung lama. Karena aku akan membuatnya memohon cinta kepadaku," kata Ji Tae dalam hatinya.
Semua dokter terdiam ketika pintu ruangan itu telah dibuka secara pelan oleh seorang lelaki paru baya, yang tak lain itu adalah pimpinan rumah sakit. Pimpinan rumah sakit berjalan dengan langkah penuh pasti dan tatapan yang tajam yang diarahkan kepada seluruh tim dokter bedah jantung. Sehingga membuat semua dokter yang hadir merasa penasaran atas tujuan pertemuan itu.
"Dokter Ji Tae, sebenarnya apa yang akan kita bahas bersama pimpinan rumah sakit kali ini?" Salah satu dokter bertanya kepada Ji Tae dengan berbisik.
"Hah, kenapa kamu menanyakan hal itu kepadaku? Ya jelas saja aku tidak tahu." Ji Tae menjawab pertanyaan itu dengan biasa-biasa saja. Tanpa ekspresi yang pasti.
"Ya jelas saja dia tidak tahu, karena yang dia tahu hanya bagaimana cara dia bisa menyombongkan dan menghamburkan uang orang tuanya." Sahut So Myung dengan ketus.
"Kau...," kata Ji Tae yang merasa geram dengan tingkah So Myung. Tapi ketika Ji Tae hendak menghampiri So Myung untuk membalas ucapan So Myung, tiba-tiba pimpinan rumah sakit membuka pembicaraan untuk membahas permasalahan pertemuan mereka.
"Sebelumnya saya sangat berterimakasih atas kehadiran kalian para tim dokter bedah jantung. Mungkin kalian semua bertanya-tanya kenapa dan untuk apa kalian dikumpulkan di ruangan ini. Baiklah, saya sebagai pimpinan rumah sakit akan menjelaskan secara detail dan seksama kepada kalian. Jadi saya harap kalian bisa mendengarkan dan menangkap dengan baik."
Pimpinan perusahaan membuka suaranya untuk menjelaskan kenapa dan untuk apa mereka, tim dokter dikumpulkan. Sehingga semua dokter di sana mengambil posisi duduk yang nyaman bagi mereka. Lalu mendengarkan dengan seksama dalam setiap kata yang akan terlontar dari mukut pimpinan rumah sakit. Begitupun dengan So Myung dan juga Ji Tae.
Setelah sejenak terdiam kini pimpinan rumah sakit membuka kembali suaranya lalu berkata,"saya sebagai pimpinan rumah sakit akan mengatakan bahwa rumah sakit kita terpilih dalam mengoperasi seorang perwira. Jadi saya harap kalian sebagai tim dokter bedah jantung harus mempersiapkan sebaik mungkin operasi besar ini. Jika tidak, nama rumah sakit ini akan terancam. Dan kekompakan kalian harus bisa dijaga. Dalam operasi besar ini kita tidak bisa main-main. Jadi saya harap kalian bisa mempersiapkan semua dengan kematangan." Suara lantang seorang pemimpin rumah sakit membuat mimik wajah semua tim dokter bedah jantung berubah menjadi keseriusan. Tapi tidak dengan So Myung, ia tetap biasa-biasa saja tanpa ada wajah serius yang diperlihatkannya.
"Tunggu Pak, saya akan bertanya tentang kejelasan kapan waktu yang ditentukan untuk jadwal operasi besar itu?" Tanya So Myung dengan suara lantangnya.
"Ya Dokter So Myung, untuk waktunya adalah satu minggu lagi. Karena jantung perwira harus segera dioperasi." Jawab pimpinan rumah sakit dengan tegas.
"Baiklah pak, terimakasih," kata So Myung seraya menundukkan kepalanya untuk menghormati pimpinan rumah sakit itu.
Suasana berubah menjadi heboh dan seolah tidak terkendali. Karena tim dokter bedah jantung merasa tidak siap jika sepekan lagi jadwal operasi akan dilangsungkan. Tapi mereka tidak bisa mundur lagi, karena rumah sakit dimana mereka bekerja sudah terpilih untuk dilangsungkannya operasi seorang perwira.
"Saya harap kalian bisa melakukan operasi dengan benar. Ya sudah, pertemuan kali ini saya akhiri dan jangan sampai kalian berbuat kesalahan yang fatal." Pimpinan rumah sakit kembali bersua dan memberikan ketegasan untuk kesekian dalam berlangsungnya operasi besar nanti. Dan kini pertemuan di antara mereka dengan pimpinan rumah sakit telah berakhir.
Namun semua dokter bedah jantung yang masih berada di dalam ruangan itu kembali dihebohkan dengan operasi besar itu yang akan berlangsung sepekan lagi. Tapi, kini So Myung telah bersua untuk memberikan intruksi dalam kekompakan mereka nanti.
"Saya harap kalian semua tim dokter bedah jantung tenang! Mulai hari ini kita harus bisa menjadi tim yang kompak. Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh pimpinan rumah sakit ini. Jangan pernah di antara kalian ada yang berselisih ataupun yang lain, termasuk Anda Dokter Ji Tae. Karena yang kita tahu Anda lah yang senior di antara kami semua. Jadi saya harap Anda bisa memimpin kita dalam operasi besar itu." Dengan suara yang lantang So Myung mengatakan hal itu kepada semua dokter yang berada di sana. Sedangkan Ji Tae, yang ditunjuk oleh So Myung untuk memimpin operasi itu, seketika mimik wajahnya berubah pucat. Entahlah ada apa dengan Ji Tae.
"Ya, itu benar apa yang dikatakan Dokter So Myung. Bukankah Anda senior kami Dokter Ji Tae, jadi Anda lah yang lebih mengerti dalam operasi besar ini." Sambung salah seorang dokter.
Semua tim dokter bedah jantung merasa setuju dengan aoa yang dikatakan So Myung. Dimana mereka menyetujui bahwa Ji Tae yang akan memimpin operasi besar perwira yang akan dilangsungkan sepekan lagi. Namun di sana Ji Tae menolak atas persetejuan itu. Bahkan Ji Tae melemparkan itu kepada So Myung.
"Tidak. Aku tidak bisa menjadi pemimpin dalam operasi ini. Lebih baik kamu Dokter So Myung, yang lebih pantas memimpin operasi ini. Bukankah yang senior hanya mengawasi saja, dan tidak ikut campur dalam operasi ini, bukan," ucap Ji Tae dengan senyum seringainya.
Mimik wajah Ji Tae yang diperlihatkan kepada So Myung sungguh membuat So Myung merasa geram kepada Ji Tae. Dan ingin sekali rasanya So Myung memberikan tinjuan kepada Ji Tae di saat itu juga. Tapi So Myung berusaha untuk menahannya lalu menyusun rencana untuk menjatuhkan harga diri Ji Tae dihadapan semua dokter bedah jantung. Bahkan jika perlu pimpinan rumah sakit tahu bagaimana perilaku putranya yang suka menyombongkan kekayaan orang tuanya.
So Myung berjalan mendekati Ji Tae lalu tepat di hadapan Ji Tae, So Myung berkata kepadanya seolah menantang Ji Tae,"baiklah, jika itu mau kamu seniorku. Aku akan melakukannya dengan senang hati. Dan akan aku pastikan bahwa aku lebih hebat daripada seniorku."Setelah mendengar ucapan So Myung ekspresi wajah Ji Tae seketika berubah dan tangannya pun ia kepal karena merasa geram. Namun itu ia tahan, karena tidak mungkin jika ia memberikan hantaman kepada seorang wanita. Apalagi wanita yang dihadapannya saat itu adalah wanita yang sudah lama diincarnya."Dan untuk kita semua harus bisa melakukan operasi besar itu tanpa adanya senior yang sombong seperti dia. Jadi, saya harap kita semua bisa kompak dan membuktikan kepada pimpinan rumah sakit bahwa kita bisa tnpa adanya putra kesayangannya ini," kata So Myung dengan tegas.Setelah mengatakan hal itu kepada para dokter bedah jantung yang lain So Myung memberikan senyum s
"Bruk!"Tubuh So myung terjatuh dan tepat di atas tubuh Jun Hwan. Dan Jun Hwan seolah menikmati adegan pagi itu bersama So Myung. Bahkan Jun Hwan dibuat tersenyum ketika So Myung memeluk tubuhnya. Namun itu tidak berlangsung lama, karena seorang dokter lain telah membuka pintu ruangan So Myung tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,"astaga, apa-apaan ini Dokter So Myung? Sungguh memalukan!"Seketika So Myung beranjak dari posisinya dan merapikan pakaiannya kembali. Lalu ia mengeluarkan suaranya untuk membenarkan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada dokter lain itu. Tapi ketika So Myung hendak melontarkan kata tiba-tiba dokter itu pergi begitu saja. Sehingga membuat So Myung benar-benar merasa malu dan marah kepada Jun Hwan."Akh sial! Baru juga mau menjelaskan malah pergi begitu saja. Dan ini semua karena kamu, yang telah membuat kerusuhan di dalam ruanganku. Dan kenapa harus terulang kembali di saa
"Halo, dengan siapa ini?" Tanya So Myung.Telefon masuk dengan nomor yang tidak di kenal. Membuat So Myung merasa penasaran karena tidak ada jawaban sama sekali setelah telefon itu diterima. Sehingga So Myung mematikannya kembali. Namun tidak lama kemudian ponsel So Myung kembali berdering dengan nomor yang sama."Siapa sebenarnya pemilik nomor ini? Kenapa kembali menelfonku? Tapi jika aku angkat, mungkinkah ada jawaban atau malah seperti tadi?" So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. Bahkan So Myung merasa ragu untuk mengangkat kembali telefon dari nomor yang tidak di kenal. Namun ponsel So Myung terus berdering, sehingga So Myung akhirnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu kembali."Halo, sebenarnya ini dengan siapa? Saya tidak punya banyak waktu, jadi tolong cepat katakan ada kepentingan apa menelfonku," celetuk So Myung."Ma'afkan aku jika sudah men
Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti."Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit," kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematu
So Myung melangkah secara perlahan karena merasa ragu dengan seorang lelaki yang tengah berdiri tepat di depan pintu rumahnya, apalagi lekaki itu berdiri membelakanginya. Namun setelah So Myung berdiri teoat di belakang lelaki itu, ia pun langsung mengetahui siapa lelaki yang mendatangi kediamannya itu."Kamu!"So Myung membuat lelaki itu terkejut atas kehadirannya secara tiba-tiba. Dan seketika lelaki yang tidak asing bagi So Myung membalikkan tubuhnya dan menatap So Myung yang sudah berdiri di hadapannya. Lalu lelaki itu pun berkata kepada So Myung, "Ya Dokter So Myung, ini adalah aku. Aku datang ke sini hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu atas keberhasilan dalam jalannya operasi besar tadi di rumah sakit. Tapi kamu jangan merasa senang dulu dan itu bukan berarti aku sudah kalah darimu, Dokter So Myung." Ji Tae tersenyum sungging."Hah, Dokter Ji Tae tolong dengarkan dengan sebaik mungkin! Pertama, saya tidak butu
"Tok... Tok... Tok!So Myung mengetuk pelan pintu ruangan pemimpin rumah sakit. Dan terdengar suara yang meminta So Myung untuk masuk ke dalam ruangan itu. Begitupun dengan So Myung yang membuka pelan pintu itu setelah mendengar perintah dari pemimpin rumah sakit. Dan di dalam ruangan itu ada Ji Tae dan Young."Akhirnya kalian sudah berkumpul juga," ucap pemimpin rumah sakit yang tak lain adalah Pak Oh.So Myung dibuat tidak mengerti dengan ucapan Pak Oh. Dan So Myung bertanya-tanya di dalam hatinya tentang perkataan itu. Namun Pak Oh tidak langsung menjelaskan kembali tentang perkataannya itu kepada Ji Tae, Young dan So Myung. Sehingga So Myung memberanikan dirinya untuk bertanya kwpada Pak Oh, "Ma'af Pak Oh, tapi apa maksud dari oerkataan Anda?"Setelah mendengar pertanyaan So Myung, Pak Oh mengarahkan pandangannya ke setiap wajah dokter bedah jantung yang sudah ada di depan hadapannya. Lalu,
Ketika Jun Hwan menonton berita di televisi, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ia pun sesegara mungkin mengangkat telefon itu, "Halo!" Ucap Jun Hwan. Setelah menerima telefon tersebut wajah Jun Hwan berubah menjadi serius. Lalu ia oun berlari meninggalkan So Myung tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan So Myung, ia tidak tahu bahwa Jun Hwan sudah pergi dan meninggalkannya. Karena So Myung masih terlalu fokus dengan berita yang ditontonnya."Wah Dokter So Myung, berita tadi sangat menyeramkan. Gempa yang terjadi di sana sungguh menakutkan," ucap salah seorang perawat setelah melihat sekilas berita gempa yang di ada di televisi tersebut."Kamu benar, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terluka. Karena itu bukanlah tugas kita meskipun tempat kita tidak terlalu jauh dengan kota itu." So Myung merespon dengan tetap fokus melihat berita itu.Perawat itu pun lalu
Setelah menghabiskan secangkir kopi susu miliknya, So Myung memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dokter yang berparas cantik itu pun selalu melakukan yang terbaik dalam bidangnya. Mengutamakan keselamatan pasiennya daripada hal yang lain. Do Myung berjalan dengan begitu gontai saat menelusuri lorong rumah sakit. Namun seketika ia memghentikannya ketika ia merasakan getaran yang sangat hebat memgguncang tubuh bahkan tembok di rumah sakit itu."Ada apa ini? Mungkinkah ada...." Terhanti.So Myung merasakan guncangan yang sangat hebat yang di duga itu adalah gempa susulan di kota Seoul. Dan So Myung segera menuju ke ruang utama rumah sakit untuk melihat keadaan di sana. Semua orang di rumah sakit merasa ketakutan setelah merasakan guncangan hebat itu. Banyak orang berlalu lalang melintasi So Myung yang ingin keluar dari rumah sakit karena takut jika gedung rumah sakit sewaktu-waktu akan runtuh. Namun tidak lama kemudian guncangan itu pu