"Bruk!"
Tubuh So myung terjatuh dan tepat di atas tubuh Jun Hwan. Dan Jun Hwan seolah menikmati adegan pagi itu bersama So Myung. Bahkan Jun Hwan dibuat tersenyum ketika So Myung memeluk tubuhnya. Namun itu tidak berlangsung lama, karena seorang dokter lain telah membuka pintu ruangan So Myung tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,"astaga, apa-apaan ini Dokter So Myung? Sungguh memalukan!"
Seketika So Myung beranjak dari posisinya dan merapikan pakaiannya kembali. Lalu ia mengeluarkan suaranya untuk membenarkan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada dokter lain itu. Tapi ketika So Myung hendak melontarkan kata tiba-tiba dokter itu pergi begitu saja. Sehingga membuat So Myung benar-benar merasa malu dan marah kepada Jun Hwan.
"Akh sial! Baru juga mau menjelaskan malah pergi begitu saja. Dan ini semua karena kamu, yang telah membuat kerusuhan di dalam ruanganku. Dan kenapa harus terulang kembali di saat waktu yang tidak tepat?" Tanya So Myung kepada Jun Hwan.
Jun Hwan hanya tertawa kecil melihat kemarahan So Myung. Dan itu membuat So Myung merasa sedang dipermainkan oleh Jun Hwan bahkan kemarahannya seolah menjadi bahan lelucon bagi Jun Hwan. Sehingga membuat So Myung benar-benar marah bahkan kemarahannya mulai memuncak.
"Huh, sebenarnya apa yang membuatmu berada di dalam ruanganku?" Tanya So Myung penasaran.
"Aku hanya ingin memberikan ini kepadamu, tapi kamu yang memulai semua permasalahan ini dan adegan itu. Atau kamu memang suka jatuh dan berada di atas tubuhku?" Selidik Jun Hwan seraya menatap wajah So Myung dengan begitu lekat.
"Hah, jauhkan pandanganmu itu. Dan seharusnya kamu mengatakannya lebih awal kepadaku, sehingga aku tahu apa maksud kedatanganmu. Tapi bagaimana bisa ponselku berada di tanganmu? Atau kamu mencurinya dariku?" So Myung memberikan sebuab tuduhan kepada Jun Hwan.
Jun Hwan hanya tersenyum ketika So Myung memberikan sebuah tuduhan kepadanya. Dan ketika Jun Hwan hendak menjawab ucapan So Myung tiba-tiba saja ponsel So Myung berdering. Sehingga So Myung meninggalkan Jun Hwan untuk mengangkat dering telfon ponselnya.
"Halo Dokter Young," ucap So Myung pelan.
"Baiklah, saya akan segera kesana," balas So Myung kemudian.
Ya, Dokter Young adalah dokter yang sudah melihat So Myung saat bersama Jun Hwan tadi. Dokter Young meminta So Myung untuk segera hadir di ruang operasi untuk pelaksanaan operasi yang sudah dijadwalkan hari itu. Dan setelah So Myung menyudahi perbincangan antara dirinya dengan dokter Young ia sudah tidak mendapati keberadaan Jun Hwan di ruangannya itu.
"Kemana lelaki itu pergi? Akh sudahlah, lebih baik aku sekarang bertugas saja daripada memikirkan keberadaan lelaki aneh itu," putus So Myung kemudian.
Sesegera mungkin So Myung mengganti pakaiannya dengan seragam berwarna biru. Dimana seragam itu dipakai ketika pelaksanaan operasi tengah berlanjut. Setelah usai mengganti pakaiannya So Myung melangkahkan kakinya dengan cepat untuk segera sampai di ruang operasi.
Masuklah So Myung ke dalam ruangan itu. Dan ia memimpin jalannya operasi sampai selesai. So Myung memiliki daya tarik bahkan terlihat sangat seksi ketika ia memegang pisau yang tajam. Yang di dampingi dengan dokter anestasi yang cerdik. Begitupun dengan dokter yang lainnya.
Beberapa menit kemudian operasi telah usai. Dan keluarlah So Myung dari dalam ruangan itu. Ruangan yang selalu menegangkan bagi setiap dokter dan pasien. Tapi di sana So Myung terlihat begitu sangat santai, namun selalu profesional dalam bekerja. Bahkan dokter lain selalu memuji dirinya, seperti halnya hari itu.
"Kerja bagus Dokter So Myung," puji Dokter Young.
"Terimakasih Dokter Young," balas So Myung singkat.
So Myung pergi begitu saja setelah sejenak berbincang dengan Dokter Young. Bahkan ia nampak terburu-buru pergi dari sana. Entah ada apa dengan So Myung. Yang membuat dokter Young merasa aneh dengan tingkah lakunya. Bukan hanya dokter Young saja yang merasa aneh, bahkan yang lainnya pun juga merasa aneh.
"Kenapa dengan Dokter So Myung?" Tanya seseorang.
"Mana aku tahu, mungkin dia malu denganku setelah aku mengetahui perilakunya." Jawab Dokter Young dengan santai.
Setelah mengatakan itu kepada yang lain, dokter Young pergi begitu saja. Sedangkan yang lain masih merasa bingung bahkan mereka dibuat tidak mengerti dengan apa yang dikatakan dokter Young.
******
"Permisi, Pak!"
So Myung masuk ke dalam ruangan pemimpin rumah sakit setelah mengganti pakaiannya. Karena panggilan mendadak dari pimpinan yang mengharuskannya untuk pergi ke sana dan menemui pimpinan. Lalu pimpinan berkata, "Masuk dan duduklah! Saya perlu bicara dengan anda, Dokter So Myung."
Setelah mendapatkan petintah dari pimpinan, So Myung pun segera duduk tepat dihadapan pimpinan bersamaan dengan Ji Tae. Karena Ji Tae sudah lebih dulu duduk di sana. Dan So Myung berusaha menenangkan suasana hatinya, karena ia tidak ingin memulai keributan dengan Ji Tae yang mengerlingkan sebelah matanya ketika ia baru duduk di sebelahnya.
"Saya akan menanyakan sesuatu hal kepada anda, Dokter So Myung. Apakah anda yang akan memimpin jalannya operasi besar nanti? Karena itu yang dikatakan Dokter Ji Tae kepada saya." Tanya pimpinan rumah sakit.
"Betul Pak, karena saya merasa yakin bahwa saya bisa tanpa kehadiran Dokter Ji Tae dalam tim nanti. Karena Dokter Ji Tae mengatakan bahwa Dokter senior tidak harus masuk ke dalam tim dan memimoin jalannya operasi. Dan itu sesuai dengan apa yang dikatakan Dokter Ji Tae tanpa saya mengada-ngada," jawab So Myung santai.
Setelah mendengar penjelasan So Myung, pimpinan rumah sakit terlihat begitu geram kepada putranya itu. Tapi lelaki paru baya itu tidak mungkin jika akan memarahi putranya didepan So Myung. Karena itu akan membuatnya merasa malu atas tingkah putranya itu. Sedangkan Ji Tae, ia merasa kesal dengan So Myung yang sudah mengatakan kepada pimpinan apa yang pernah ia katakan kepada So Myung.
"Sial! Kenapa wanita ini mengatakan yang sejujurnya? Dan sepertinya pimpinan percaya dengan apa yang dikatakan So Myung," gerutu Ji Tae dalam hati.
"Baiklah Dokter so Myung, terimakasih atas jawaban anda. Dan saya harap anda bisa saya andalkan demi tetap mempertahankan rumah sakit ini dan demi kesehatan perwira." Pimpinan menatap tajam So Myung.
"Baik Pak! Saya akan berusaha untuk semaksimal mungkin," balas So Myung meyakinkan pimpinan.
Setelah berhasil meyakinkan pimpinan rumah sakit So Myung pun sudah diperbolehkan untuk pergi dati ruangan itu. Sedangkan Ji Tae, ia masih berada di dalam ruangan itu dan seolah ia sedang diimidasi oleh pimpinan rumah sakit.
So Myung berjalan santai saat menuju ke ruangannya. Lalu seseorang telah menyapanya dengan kasar, "Hai Dokter So Myung, aku pikir kamu merasa malu denganku atas apa yang sudah kamu perbuat tadi pagi."
"Dokter Young, kenapa aku harus malu kepadamu? Bukankah iti hak semua orang, bukan! Atau kamu merasa iri denganku," balas So Myung dengan santai.
"Oh iya, aku harus pergi dulu karena kebetulan jam kerjaku sudah habis. Dan oh ya satu hal lagi, saya berharap banyak kepada Anda Dokter Young saat perlaksanaan operasi besar nanti. Jadi tolong fokuskan pikiran Anda daripada harus mengurusi kehidupan orang lain," papar So Myung kepada Dokter Young.
Setelah mengatakan hal itu kepada Dokter Young, kini So Myung melangkahkan kakinya kembali untuk segera sampai di ruangannya. Lalu, ia pun mengganti pakaiannya dan kini ia siap untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Hari begitu cepat berlalu, dimana jam sudah menunjukkan pukul 03.00 sore. Dan sesampai di rumah So Myung sesegera mungkin membersihkan tubuhnya dengan beberapa perawatan miliknya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk So Myung berada di dalam kamar mandi. Setelah dirasa cukup untuk membersihkan tubuhnya dan merasakan kesegaran, kini ia membalut rambutnya yang basah dengan handuk miliknya. Dan kini sudah waktunya untuk mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang emouknya. Tapi ketika ia hendak merebahkan tubuhnya tiba-tiba ponselnya berdering.
.
"Halo, dengan siapa ini?" Tanya So Myung.Telefon masuk dengan nomor yang tidak di kenal. Membuat So Myung merasa penasaran karena tidak ada jawaban sama sekali setelah telefon itu diterima. Sehingga So Myung mematikannya kembali. Namun tidak lama kemudian ponsel So Myung kembali berdering dengan nomor yang sama."Siapa sebenarnya pemilik nomor ini? Kenapa kembali menelfonku? Tapi jika aku angkat, mungkinkah ada jawaban atau malah seperti tadi?" So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. Bahkan So Myung merasa ragu untuk mengangkat kembali telefon dari nomor yang tidak di kenal. Namun ponsel So Myung terus berdering, sehingga So Myung akhirnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu kembali."Halo, sebenarnya ini dengan siapa? Saya tidak punya banyak waktu, jadi tolong cepat katakan ada kepentingan apa menelfonku," celetuk So Myung."Ma'afkan aku jika sudah men
Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti."Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit," kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematu
So Myung melangkah secara perlahan karena merasa ragu dengan seorang lelaki yang tengah berdiri tepat di depan pintu rumahnya, apalagi lekaki itu berdiri membelakanginya. Namun setelah So Myung berdiri teoat di belakang lelaki itu, ia pun langsung mengetahui siapa lelaki yang mendatangi kediamannya itu."Kamu!"So Myung membuat lelaki itu terkejut atas kehadirannya secara tiba-tiba. Dan seketika lelaki yang tidak asing bagi So Myung membalikkan tubuhnya dan menatap So Myung yang sudah berdiri di hadapannya. Lalu lelaki itu pun berkata kepada So Myung, "Ya Dokter So Myung, ini adalah aku. Aku datang ke sini hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu atas keberhasilan dalam jalannya operasi besar tadi di rumah sakit. Tapi kamu jangan merasa senang dulu dan itu bukan berarti aku sudah kalah darimu, Dokter So Myung." Ji Tae tersenyum sungging."Hah, Dokter Ji Tae tolong dengarkan dengan sebaik mungkin! Pertama, saya tidak butu
"Tok... Tok... Tok!So Myung mengetuk pelan pintu ruangan pemimpin rumah sakit. Dan terdengar suara yang meminta So Myung untuk masuk ke dalam ruangan itu. Begitupun dengan So Myung yang membuka pelan pintu itu setelah mendengar perintah dari pemimpin rumah sakit. Dan di dalam ruangan itu ada Ji Tae dan Young."Akhirnya kalian sudah berkumpul juga," ucap pemimpin rumah sakit yang tak lain adalah Pak Oh.So Myung dibuat tidak mengerti dengan ucapan Pak Oh. Dan So Myung bertanya-tanya di dalam hatinya tentang perkataan itu. Namun Pak Oh tidak langsung menjelaskan kembali tentang perkataannya itu kepada Ji Tae, Young dan So Myung. Sehingga So Myung memberanikan dirinya untuk bertanya kwpada Pak Oh, "Ma'af Pak Oh, tapi apa maksud dari oerkataan Anda?"Setelah mendengar pertanyaan So Myung, Pak Oh mengarahkan pandangannya ke setiap wajah dokter bedah jantung yang sudah ada di depan hadapannya. Lalu,
Ketika Jun Hwan menonton berita di televisi, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ia pun sesegara mungkin mengangkat telefon itu, "Halo!" Ucap Jun Hwan. Setelah menerima telefon tersebut wajah Jun Hwan berubah menjadi serius. Lalu ia oun berlari meninggalkan So Myung tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan So Myung, ia tidak tahu bahwa Jun Hwan sudah pergi dan meninggalkannya. Karena So Myung masih terlalu fokus dengan berita yang ditontonnya."Wah Dokter So Myung, berita tadi sangat menyeramkan. Gempa yang terjadi di sana sungguh menakutkan," ucap salah seorang perawat setelah melihat sekilas berita gempa yang di ada di televisi tersebut."Kamu benar, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terluka. Karena itu bukanlah tugas kita meskipun tempat kita tidak terlalu jauh dengan kota itu." So Myung merespon dengan tetap fokus melihat berita itu.Perawat itu pun lalu
Setelah menghabiskan secangkir kopi susu miliknya, So Myung memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dokter yang berparas cantik itu pun selalu melakukan yang terbaik dalam bidangnya. Mengutamakan keselamatan pasiennya daripada hal yang lain. Do Myung berjalan dengan begitu gontai saat menelusuri lorong rumah sakit. Namun seketika ia memghentikannya ketika ia merasakan getaran yang sangat hebat memgguncang tubuh bahkan tembok di rumah sakit itu."Ada apa ini? Mungkinkah ada...." Terhanti.So Myung merasakan guncangan yang sangat hebat yang di duga itu adalah gempa susulan di kota Seoul. Dan So Myung segera menuju ke ruang utama rumah sakit untuk melihat keadaan di sana. Semua orang di rumah sakit merasa ketakutan setelah merasakan guncangan hebat itu. Banyak orang berlalu lalang melintasi So Myung yang ingin keluar dari rumah sakit karena takut jika gedung rumah sakit sewaktu-waktu akan runtuh. Namun tidak lama kemudian guncangan itu pu
"Sepertinya ini terlalu sulit jika kamu mengangkatnya sendirian," ucap Jun Hwan tiba-tiba.Jun Hwan tiba-tiba datang dan membuat So Myung terkejut atas kehadirannya. Namun di sana, Jun Hwan seakan tidak terlalu mempedulikan keberadaan So Myung di dekatnya. Jun Hwan terlalu fokus dengan kejadian gempa yang menimbulkan beberapa korban jiwa. Sedangkan So Myung, ia menatap Jun Hwan bahkan merasa heran karena Jun Hwan yang tidak mempedulikan kehadirannya. Tapi rasa itu seketika di tepiskan oleh So Myung saat Jun Hwan yang terlihat dingin kepadanya, "Sadar So Myung, dia bukanlah siapa-siapa. Lagipula kamu seharusnya bersyukur karena tidak ada lelaki yang akan mengganggumu lagi.""Tim Serigala masuk, di sini perlu bantuan dari kalian. Segera datang!" Perintah Jun Hwan kemudian.Dan tidak lama kemudian Tim Serigala dari tentara pasukan khusus telah datang untuk membantu korban yang tertimbun tembok itu.
"Kapten!""Kapten!"Teriak Min Suk dan prajurit yang lainnya ketika berada di lokasi kapten tengah tertimbun. Namun ketika mereka memanggil kapten mereka, tidak ada suara yang menyahut untuk memberikan jawaban. Sehingga mereka merasa khawatir denfan leadaan kapten mereka, apalagi telefon sebagai alat komunikasi mereka tidak dapat tersambung."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kapten, pak?" Tanya salah satu prajurit yang merasa khawatir dengan keadaan kaptennya."Percayalah bahwa kapten kita akan baik-baik saja" Jawab Min Suk meyakinkan mereka semua.Mereka masih berusaha untuk mencari keberadaan kapten mereka. Namun belum ada hasil tentang pencarian mereka, sehingga mereka sampai kini belum menemukan kapten mereka. Entahlah akan selamat atau tidak kapten mereka yang sangat mereka segani.****"Sebenarnya apa yang di maksud atas ucapan lelaki ta