"Bruk!"
Tubuh So myung terjatuh dan tepat di atas tubuh Jun Hwan. Dan Jun Hwan seolah menikmati adegan pagi itu bersama So Myung. Bahkan Jun Hwan dibuat tersenyum ketika So Myung memeluk tubuhnya. Namun itu tidak berlangsung lama, karena seorang dokter lain telah membuka pintu ruangan So Myung tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu,"astaga, apa-apaan ini Dokter So Myung? Sungguh memalukan!"
Seketika So Myung beranjak dari posisinya dan merapikan pakaiannya kembali. Lalu ia mengeluarkan suaranya untuk membenarkan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada dokter lain itu. Tapi ketika So Myung hendak melontarkan kata tiba-tiba dokter itu pergi begitu saja. Sehingga membuat So Myung benar-benar merasa malu dan marah kepada Jun Hwan.
"Akh sial! Baru juga mau menjelaskan malah pergi begitu saja. Dan ini semua karena kamu, yang telah membuat kerusuhan di dalam ruanganku. Dan kenapa harus terulang kembali di saat waktu yang tidak tepat?" Tanya So Myung kepada Jun Hwan.
Jun Hwan hanya tertawa kecil melihat kemarahan So Myung. Dan itu membuat So Myung merasa sedang dipermainkan oleh Jun Hwan bahkan kemarahannya seolah menjadi bahan lelucon bagi Jun Hwan. Sehingga membuat So Myung benar-benar marah bahkan kemarahannya mulai memuncak.
"Huh, sebenarnya apa yang membuatmu berada di dalam ruanganku?" Tanya So Myung penasaran.
"Aku hanya ingin memberikan ini kepadamu, tapi kamu yang memulai semua permasalahan ini dan adegan itu. Atau kamu memang suka jatuh dan berada di atas tubuhku?" Selidik Jun Hwan seraya menatap wajah So Myung dengan begitu lekat.
"Hah, jauhkan pandanganmu itu. Dan seharusnya kamu mengatakannya lebih awal kepadaku, sehingga aku tahu apa maksud kedatanganmu. Tapi bagaimana bisa ponselku berada di tanganmu? Atau kamu mencurinya dariku?" So Myung memberikan sebuab tuduhan kepada Jun Hwan.
Jun Hwan hanya tersenyum ketika So Myung memberikan sebuah tuduhan kepadanya. Dan ketika Jun Hwan hendak menjawab ucapan So Myung tiba-tiba saja ponsel So Myung berdering. Sehingga So Myung meninggalkan Jun Hwan untuk mengangkat dering telfon ponselnya.
"Halo Dokter Young," ucap So Myung pelan.
"Baiklah, saya akan segera kesana," balas So Myung kemudian.
Ya, Dokter Young adalah dokter yang sudah melihat So Myung saat bersama Jun Hwan tadi. Dokter Young meminta So Myung untuk segera hadir di ruang operasi untuk pelaksanaan operasi yang sudah dijadwalkan hari itu. Dan setelah So Myung menyudahi perbincangan antara dirinya dengan dokter Young ia sudah tidak mendapati keberadaan Jun Hwan di ruangannya itu.
"Kemana lelaki itu pergi? Akh sudahlah, lebih baik aku sekarang bertugas saja daripada memikirkan keberadaan lelaki aneh itu," putus So Myung kemudian.
Sesegera mungkin So Myung mengganti pakaiannya dengan seragam berwarna biru. Dimana seragam itu dipakai ketika pelaksanaan operasi tengah berlanjut. Setelah usai mengganti pakaiannya So Myung melangkahkan kakinya dengan cepat untuk segera sampai di ruang operasi.
Masuklah So Myung ke dalam ruangan itu. Dan ia memimpin jalannya operasi sampai selesai. So Myung memiliki daya tarik bahkan terlihat sangat seksi ketika ia memegang pisau yang tajam. Yang di dampingi dengan dokter anestasi yang cerdik. Begitupun dengan dokter yang lainnya.
Beberapa menit kemudian operasi telah usai. Dan keluarlah So Myung dari dalam ruangan itu. Ruangan yang selalu menegangkan bagi setiap dokter dan pasien. Tapi di sana So Myung terlihat begitu sangat santai, namun selalu profesional dalam bekerja. Bahkan dokter lain selalu memuji dirinya, seperti halnya hari itu.
"Kerja bagus Dokter So Myung," puji Dokter Young.
"Terimakasih Dokter Young," balas So Myung singkat.
So Myung pergi begitu saja setelah sejenak berbincang dengan Dokter Young. Bahkan ia nampak terburu-buru pergi dari sana. Entah ada apa dengan So Myung. Yang membuat dokter Young merasa aneh dengan tingkah lakunya. Bukan hanya dokter Young saja yang merasa aneh, bahkan yang lainnya pun juga merasa aneh.
"Kenapa dengan Dokter So Myung?" Tanya seseorang.
"Mana aku tahu, mungkin dia malu denganku setelah aku mengetahui perilakunya." Jawab Dokter Young dengan santai.
Setelah mengatakan itu kepada yang lain, dokter Young pergi begitu saja. Sedangkan yang lain masih merasa bingung bahkan mereka dibuat tidak mengerti dengan apa yang dikatakan dokter Young.
******
"Permisi, Pak!"
So Myung masuk ke dalam ruangan pemimpin rumah sakit setelah mengganti pakaiannya. Karena panggilan mendadak dari pimpinan yang mengharuskannya untuk pergi ke sana dan menemui pimpinan. Lalu pimpinan berkata, "Masuk dan duduklah! Saya perlu bicara dengan anda, Dokter So Myung."
Setelah mendapatkan petintah dari pimpinan, So Myung pun segera duduk tepat dihadapan pimpinan bersamaan dengan Ji Tae. Karena Ji Tae sudah lebih dulu duduk di sana. Dan So Myung berusaha menenangkan suasana hatinya, karena ia tidak ingin memulai keributan dengan Ji Tae yang mengerlingkan sebelah matanya ketika ia baru duduk di sebelahnya.
"Saya akan menanyakan sesuatu hal kepada anda, Dokter So Myung. Apakah anda yang akan memimpin jalannya operasi besar nanti? Karena itu yang dikatakan Dokter Ji Tae kepada saya." Tanya pimpinan rumah sakit.
"Betul Pak, karena saya merasa yakin bahwa saya bisa tanpa kehadiran Dokter Ji Tae dalam tim nanti. Karena Dokter Ji Tae mengatakan bahwa Dokter senior tidak harus masuk ke dalam tim dan memimoin jalannya operasi. Dan itu sesuai dengan apa yang dikatakan Dokter Ji Tae tanpa saya mengada-ngada," jawab So Myung santai.
Setelah mendengar penjelasan So Myung, pimpinan rumah sakit terlihat begitu geram kepada putranya itu. Tapi lelaki paru baya itu tidak mungkin jika akan memarahi putranya didepan So Myung. Karena itu akan membuatnya merasa malu atas tingkah putranya itu. Sedangkan Ji Tae, ia merasa kesal dengan So Myung yang sudah mengatakan kepada pimpinan apa yang pernah ia katakan kepada So Myung.
"Sial! Kenapa wanita ini mengatakan yang sejujurnya? Dan sepertinya pimpinan percaya dengan apa yang dikatakan So Myung," gerutu Ji Tae dalam hati.
"Baiklah Dokter so Myung, terimakasih atas jawaban anda. Dan saya harap anda bisa saya andalkan demi tetap mempertahankan rumah sakit ini dan demi kesehatan perwira." Pimpinan menatap tajam So Myung.
"Baik Pak! Saya akan berusaha untuk semaksimal mungkin," balas So Myung meyakinkan pimpinan.
Setelah berhasil meyakinkan pimpinan rumah sakit So Myung pun sudah diperbolehkan untuk pergi dati ruangan itu. Sedangkan Ji Tae, ia masih berada di dalam ruangan itu dan seolah ia sedang diimidasi oleh pimpinan rumah sakit.
So Myung berjalan santai saat menuju ke ruangannya. Lalu seseorang telah menyapanya dengan kasar, "Hai Dokter So Myung, aku pikir kamu merasa malu denganku atas apa yang sudah kamu perbuat tadi pagi."
"Dokter Young, kenapa aku harus malu kepadamu? Bukankah iti hak semua orang, bukan! Atau kamu merasa iri denganku," balas So Myung dengan santai.
"Oh iya, aku harus pergi dulu karena kebetulan jam kerjaku sudah habis. Dan oh ya satu hal lagi, saya berharap banyak kepada Anda Dokter Young saat perlaksanaan operasi besar nanti. Jadi tolong fokuskan pikiran Anda daripada harus mengurusi kehidupan orang lain," papar So Myung kepada Dokter Young.
Setelah mengatakan hal itu kepada Dokter Young, kini So Myung melangkahkan kakinya kembali untuk segera sampai di ruangannya. Lalu, ia pun mengganti pakaiannya dan kini ia siap untuk melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Hari begitu cepat berlalu, dimana jam sudah menunjukkan pukul 03.00 sore. Dan sesampai di rumah So Myung sesegera mungkin membersihkan tubuhnya dengan beberapa perawatan miliknya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk So Myung berada di dalam kamar mandi. Setelah dirasa cukup untuk membersihkan tubuhnya dan merasakan kesegaran, kini ia membalut rambutnya yang basah dengan handuk miliknya. Dan kini sudah waktunya untuk mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang emouknya. Tapi ketika ia hendak merebahkan tubuhnya tiba-tiba ponselnya berdering.
.
"Halo, dengan siapa ini?" Tanya So Myung.Telefon masuk dengan nomor yang tidak di kenal. Membuat So Myung merasa penasaran karena tidak ada jawaban sama sekali setelah telefon itu diterima. Sehingga So Myung mematikannya kembali. Namun tidak lama kemudian ponsel So Myung kembali berdering dengan nomor yang sama."Siapa sebenarnya pemilik nomor ini? Kenapa kembali menelfonku? Tapi jika aku angkat, mungkinkah ada jawaban atau malah seperti tadi?" So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. Bahkan So Myung merasa ragu untuk mengangkat kembali telefon dari nomor yang tidak di kenal. Namun ponsel So Myung terus berdering, sehingga So Myung akhirnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu kembali."Halo, sebenarnya ini dengan siapa? Saya tidak punya banyak waktu, jadi tolong cepat katakan ada kepentingan apa menelfonku," celetuk So Myung."Ma'afkan aku jika sudah men
Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti."Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit," kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematu
So Myung melangkah secara perlahan karena merasa ragu dengan seorang lelaki yang tengah berdiri tepat di depan pintu rumahnya, apalagi lekaki itu berdiri membelakanginya. Namun setelah So Myung berdiri teoat di belakang lelaki itu, ia pun langsung mengetahui siapa lelaki yang mendatangi kediamannya itu."Kamu!"So Myung membuat lelaki itu terkejut atas kehadirannya secara tiba-tiba. Dan seketika lelaki yang tidak asing bagi So Myung membalikkan tubuhnya dan menatap So Myung yang sudah berdiri di hadapannya. Lalu lelaki itu pun berkata kepada So Myung, "Ya Dokter So Myung, ini adalah aku. Aku datang ke sini hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu atas keberhasilan dalam jalannya operasi besar tadi di rumah sakit. Tapi kamu jangan merasa senang dulu dan itu bukan berarti aku sudah kalah darimu, Dokter So Myung." Ji Tae tersenyum sungging."Hah, Dokter Ji Tae tolong dengarkan dengan sebaik mungkin! Pertama, saya tidak butu
"Tok... Tok... Tok!So Myung mengetuk pelan pintu ruangan pemimpin rumah sakit. Dan terdengar suara yang meminta So Myung untuk masuk ke dalam ruangan itu. Begitupun dengan So Myung yang membuka pelan pintu itu setelah mendengar perintah dari pemimpin rumah sakit. Dan di dalam ruangan itu ada Ji Tae dan Young."Akhirnya kalian sudah berkumpul juga," ucap pemimpin rumah sakit yang tak lain adalah Pak Oh.So Myung dibuat tidak mengerti dengan ucapan Pak Oh. Dan So Myung bertanya-tanya di dalam hatinya tentang perkataan itu. Namun Pak Oh tidak langsung menjelaskan kembali tentang perkataannya itu kepada Ji Tae, Young dan So Myung. Sehingga So Myung memberanikan dirinya untuk bertanya kwpada Pak Oh, "Ma'af Pak Oh, tapi apa maksud dari oerkataan Anda?"Setelah mendengar pertanyaan So Myung, Pak Oh mengarahkan pandangannya ke setiap wajah dokter bedah jantung yang sudah ada di depan hadapannya. Lalu,
Ketika Jun Hwan menonton berita di televisi, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ia pun sesegara mungkin mengangkat telefon itu, "Halo!" Ucap Jun Hwan. Setelah menerima telefon tersebut wajah Jun Hwan berubah menjadi serius. Lalu ia oun berlari meninggalkan So Myung tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan So Myung, ia tidak tahu bahwa Jun Hwan sudah pergi dan meninggalkannya. Karena So Myung masih terlalu fokus dengan berita yang ditontonnya."Wah Dokter So Myung, berita tadi sangat menyeramkan. Gempa yang terjadi di sana sungguh menakutkan," ucap salah seorang perawat setelah melihat sekilas berita gempa yang di ada di televisi tersebut."Kamu benar, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terluka. Karena itu bukanlah tugas kita meskipun tempat kita tidak terlalu jauh dengan kota itu." So Myung merespon dengan tetap fokus melihat berita itu.Perawat itu pun lalu
Setelah menghabiskan secangkir kopi susu miliknya, So Myung memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dokter yang berparas cantik itu pun selalu melakukan yang terbaik dalam bidangnya. Mengutamakan keselamatan pasiennya daripada hal yang lain. Do Myung berjalan dengan begitu gontai saat menelusuri lorong rumah sakit. Namun seketika ia memghentikannya ketika ia merasakan getaran yang sangat hebat memgguncang tubuh bahkan tembok di rumah sakit itu."Ada apa ini? Mungkinkah ada...." Terhanti.So Myung merasakan guncangan yang sangat hebat yang di duga itu adalah gempa susulan di kota Seoul. Dan So Myung segera menuju ke ruang utama rumah sakit untuk melihat keadaan di sana. Semua orang di rumah sakit merasa ketakutan setelah merasakan guncangan hebat itu. Banyak orang berlalu lalang melintasi So Myung yang ingin keluar dari rumah sakit karena takut jika gedung rumah sakit sewaktu-waktu akan runtuh. Namun tidak lama kemudian guncangan itu pu
"Sepertinya ini terlalu sulit jika kamu mengangkatnya sendirian," ucap Jun Hwan tiba-tiba.Jun Hwan tiba-tiba datang dan membuat So Myung terkejut atas kehadirannya. Namun di sana, Jun Hwan seakan tidak terlalu mempedulikan keberadaan So Myung di dekatnya. Jun Hwan terlalu fokus dengan kejadian gempa yang menimbulkan beberapa korban jiwa. Sedangkan So Myung, ia menatap Jun Hwan bahkan merasa heran karena Jun Hwan yang tidak mempedulikan kehadirannya. Tapi rasa itu seketika di tepiskan oleh So Myung saat Jun Hwan yang terlihat dingin kepadanya, "Sadar So Myung, dia bukanlah siapa-siapa. Lagipula kamu seharusnya bersyukur karena tidak ada lelaki yang akan mengganggumu lagi.""Tim Serigala masuk, di sini perlu bantuan dari kalian. Segera datang!" Perintah Jun Hwan kemudian.Dan tidak lama kemudian Tim Serigala dari tentara pasukan khusus telah datang untuk membantu korban yang tertimbun tembok itu.
"Kapten!""Kapten!"Teriak Min Suk dan prajurit yang lainnya ketika berada di lokasi kapten tengah tertimbun. Namun ketika mereka memanggil kapten mereka, tidak ada suara yang menyahut untuk memberikan jawaban. Sehingga mereka merasa khawatir denfan leadaan kapten mereka, apalagi telefon sebagai alat komunikasi mereka tidak dapat tersambung."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kapten, pak?" Tanya salah satu prajurit yang merasa khawatir dengan keadaan kaptennya."Percayalah bahwa kapten kita akan baik-baik saja" Jawab Min Suk meyakinkan mereka semua.Mereka masih berusaha untuk mencari keberadaan kapten mereka. Namun belum ada hasil tentang pencarian mereka, sehingga mereka sampai kini belum menemukan kapten mereka. Entahlah akan selamat atau tidak kapten mereka yang sangat mereka segani.****"Sebenarnya apa yang di maksud atas ucapan lelaki ta
"Kenapa Dia berjalan kesini? Mau apa Dia sebenarnya?" tanya Jun Hwan.Ji Tae yang berjalan menuju ke rumah So Myung mendapatkan sambutan tidak baik dari Jun Hwan, karena ia merasa cemburu atas kehediran Ji Tae. Begitupun dengan Ji Tae sendiri yang tidak suka dengan kehadiran Jun Hwan yang sudah berada di depan rumah So Myung. Namun, keduanya bersikap profesional saja, meskioun tidak ada sikap baik diantara mereka."Kamu ada di sini ternyata. Di mana So Myung?" tanya Ji Tae."Ada di dalam, tunggu saja!" jawab Jun Hwan singkat.Keduanya pun berdiri di depan pintu sembari menatap lautan yang luas yang daoat mereka jangkau dari pandangan mereka. Dan tidak lama kemudian So Myung pun keluar dari dalam rumah itu. Dan kehadiran Ji Tae telah mengejutkan So Myung ketika So Myung baru membuka pintu rumahnya."Yeah Ji Tae? Oh ma'af, maksud saya Dokter Ji Tae. Anda datang
"Apakah kamu marah kepadaku?" tanya Jun Hwan kepada So Myung yang masih duduk disampingnya."Tidak. Buat apa aku marah kepadamu? Akh sudahlah, jangan membahas hal yang membuat pikiranku terasa penat. Aku hanya butuh ketenangan pikiran, jiwa dan batin. Jadi, biarkan aku tertidur di pangkuanmu sejenak. Ok!" So Myung pun merebahkan tubuhnya di atas pasir sembari meletakkan kepalanya dipangkuan Jun Hwan.So Myung memejamkan kedua maniknya. Begitupun dengan Jun Hwan yang membiarkan So Myung merasakan ketenangan setelah banyak hal yang sudah dilaluinya. Dan hanya ada angin malam yang membuat udara malam menjadi terasa begitu dingin. Serta suara gemuruh ombak yang mengalun dan terombang-ambing."Kehidupan yang terasa begitu sulit, terkadang membuatku ingin berhenti di titik yang sama. Namun, aku sadar bahwa aku tidak akan selamanya berhenti dan mengurung diri. Masih ada banyak hal yang harus aku lalui, seperti mal
"Ayah, please hear me!" teriak So Myung memanggil Pak Park.Setelah mendengarkan semua perkataan So Myung, Pak Park berjalan melintas dihadapan So Myung begitu saja tanpa melontarkan kata-kata, meskipun So Myung sudah berteriak memanggil namanya. Sehingga So Myung merasa marah dan kesal terhadap Pak Park. Namun So Myung hanya menatap Pak Park yang berjalan membelakanginya."Untuk kalian, segera kembali pulang ke Negara kalian sekarang!" Pak Park memerintahkan Do Myung dan pasukan yang lain untuk segera kembali ke Korea Utara."Tidak. Aku tidak akan kembali pulang sebelum memakamkan Ibuku. Terserah Ayah mau apa, yang pasti aku tidak akan pulang." Do Myung menolak perintah dari Perwira dan menyandang sebagai Ayahnya."Lakukan semua perintah! Jika tidak, maka aku akan akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Dan ajak adikmu!" Pak Park membarikan ancaman kepada Do Myung. Yang membuat Do Myung tidak bisa
Itulah perjuangan seorang Tentara. Menyerahkan seluruh jiwa mereka demi perdamaian, melindungi dan menyelamatkan masyarakat serta demi keutuhan Negerinya. Begitupun dengan sosok lelaki yang gagah seperti Jun Hwan. Yang menyerahkan jiwanya demi menyelamatkan seorang ibu paru baya yang memang sedang membutuhkan bantuannya."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tentara itu? Dan bagaimana caranya untuk mencari bantuan?" tanya seorang ibu dalam hati.Ibu itu masih kebingungan untuk menyelamatkan Jun Hwan yang masih tidak sadarkan diri. Dan ketika gempa susulan kembali mengguncang kota Geoungju, tembok yang awalnya masih berdiri tegak, kini telah roboh dan menimbun korban, di mana korban itu adalah ibu paru baya yang hendak diselamatkan oleh Jun Hwan."Huft, aw!" rintih Jun Hwan,Perlahan Jun Hwan membuka kedua matanya, lalu mencoba untuk memanggil bantuan agar dapat membantunya dan juga mengeluarkan ibu
Tentara pasukan khusus Korea Selatan telah tiba di lokasi. Begitupun dengan Jun Hwan yang memberi aba-aba setiba di sana. Dan setelah itu pasukan yang lain pun menyebar untuk menyelamatkan korban yang mengalami luka berat maupun kecil."Siapakan peralatan semuanya! Jangan lupa untuk kalian memakai helm kalian!" Jun Hwan memberikan perintah kepada pasukannya.Setelah itu semua menyebar. Sedangkan sang Kapten, yang tak lain adalah Jun Hwan, Ia masih berdiri di tenda memantau keadaan kota Geoungju dengan alat yang sudah disiapkan, sekaligus menunggu kedatangan Tim Medis dari Rumah Sakit Haesung."Lebih baik kita menuju tenda yang didirikan di sana. Mungkin itu adalah tenda tentara pasukan." Ajak Young kepada tim medis lainnya.Setiba di tempat lokasi, Young dan tim medis yang lainnya segera menuju ke tempat Jun Hwan tengah menanti kedatangan mereka. Dan setelah berada di tenda itu, Jun Hwan merasa
"Aku tidak menyangka bahwa So Myung bisa melakukan hal setega itu. Dan jika Dia kembali nanti, aku akan minta perhitungan dengannya." Gerutu Young dengan kesal.Jun Hwan yang melihat Young sedang menggerutu sendirian, akhirnya melontarkan pertanyaan untuk memastikan apa yang sudah terjadi terhadap adiknya itu. Namun Young menjawab pertanyaan Jun Hwan dengan nada yang masih tinggi."Young, ada apa denganmu?" Tanya Jun Hwan memastikan."Aku merasa kesal, bahkan ingin rasanya aku mencabik-cabik rambutnya dan juga bibirnya itu. Akh sudahlah, jangan bahas itu!" Jawab Young kemudian.Suasana pun berubah menjadi memanas. Untung saja ada Min Suk yang masuk ke dalam ruangan itu dan meredam suasana hati Young terbakar karena masih mengingat apa yang dilakukan So Myung terhadap dirinya."Jun Hwan, ada dengannya?" Tanya Min Suk kepada Jun Hwan.Sedangkan Jun Hwan hanya m
"Ma'afkan aku Jun Hwan, karena aku harus pergi sekarang juga. Agar aku bisa menyelesaikan semua urusanku di sini dengan Pak Oh. Dan ini sudah tiba saatnya kamu dan yang lain mengenalku siapa aku sebenarnya." Ucap So Myung kwpada Jun Hwan. Namun Jun Hwan masih tertidur di atas branker.Dan sebelum matahari terbit serta memancarkan cahanya dengan sempurna, So Myung pergi dari ruangan Jun Hwan. Bahkan So Myung meninggalkan rumah sakit Haesung, lalu So Myung melajukan mobilnya untuk kembali pulang.Dengan penuh kemantapan akhirnya So Myung memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Kembali bertugas seperti apa yang dulu menjadi pekerjaannya. Kini So Myung pun sampai di rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung menuju ke kamarnya. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.*****Cahaya matahari sudah terpancar dengan sempurna. Sehingga membuat kedua mata Jun Hwan
Do Myung didorong di atas branker rumah sakit Haesung dan menuju ke depan rumah sakit untuk segera dipindahkan ke negaranya, Korea Utara. Dan sebelum Do Myung dimasukkan ke dalam mobil, tiba-tiba So Myung berlari dan menghampiri Do Myung. Lalu So Myung berkata kepada Do Myung, "Aku akan kembali, tapi setelah urusanku di sini selesai." Ucap So Myung, lalu memberikan hormat kepada Do Myung."Akan ku tunggu kehadiranmu kembali, So Myung," balas Do Myung singkat. Lalu membalas hormat yang diberikan So Myung, selayaknya kapten membalas hormat pasukannya.Setelah itu tangan mereka masing-masing diturunkan. Dan Do Myung kembali dimasukkan ke dalam mobil yang menjemputnya. Sedangkan So Myung, ia menatap mobil yang membawa Do Myung tanpa berkedip sama sekali. Bahkan ketika mobil itu sudah tidak lagi dijangkau dalam pandangannya matanya, So Myung masih menatap ke arah ujung jalan kota."Mungkin sudah saat aku harus kembali,
"Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap