Share

Episode 6

"Halo, dengan siapa ini?"  Tanya So Myung.

Telefon masuk dengan nomor yang tidak di kenal. Membuat So Myung merasa penasaran karena tidak ada jawaban sama sekali setelah telefon itu diterima. Sehingga So Myung mematikannya kembali. Namun tidak lama kemudian ponsel So Myung kembali berdering dengan nomor yang sama. 

"Siapa sebenarnya pemilik nomor ini? Kenapa kembali menelfonku? Tapi jika aku angkat, mungkinkah ada jawaban atau malah seperti tadi?"   So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. Bahkan So Myung merasa ragu untuk mengangkat kembali telefon dari nomor yang tidak di kenal. Namun ponsel So Myung terus berdering, sehingga So Myung akhirnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu kembali.

"Halo, sebenarnya ini dengan siapa? Saya tidak punya banyak waktu, jadi tolong cepat katakan ada kepentingan apa menelfonku,"  celetuk So Myung.

"Ma'afkan aku jika sudah mengganggu waktu mu, tapi bisakah kamu menemiku di luar rumahmu?"  Tanya dari seberang.

"Haruskah aku menemuimu, sedangkan aku tidak mengetahui siapa kamu. Karena kamu tidak menyebutkan namamu,"  jawab So Myung menggerutu 

So Myung merasa tidak mengenali nomor itu. Dan So Myung memtuskan untuk segera mematikan telefonnya. Tapi ketika So Myung hendak mematikan telefonnya, tiba-tiba seseorang dari seberang mengatakan bahwa ada hal penting dengan So Myung, "Jangan matikan telefonnya! Aku sangat memohon kepadamu, karena ini sangat penting. Tolong temui aku di depan rumahmu dan aku hanya membutuhkan waktu mu sepuluh menit saja."

"Baiklah kalau begutu aku akan bersiap dulu,"  balas So Myung.

Obrolan melalui telefon kini telah dimatikan oleh Ao Myung. Lalu So Myung segera merapikan pakaian dan menyisir rambutnya yang basah. Dan sekarang waktunya ia untuk menemui seseorang yang ingin menemuinya. Di sana terlihat seorang lelaki yang begitu tinggi dan memiliki poster tubuh yang sempurna.

So Myung merasa pensaran dengan lelaki yang ingin menemuinya itu. Sehingga So Myung mempercepat langkahnya menuju dimana lelaki itu tengah berdiri yang membelakangi dirinya. Sehingga So Myung tidak begitu jelas saat melihat wajah lelaki itu.

"Hai, siapa kamu?"  Tanya So Myung berbasa-basi.

So Myung merasa takut jika lelaki itu adalah orang jahat yang ingin melukai dirinya, tapi ternyata apa yang dipikirkannya tidaklah benar. Karena lelaki yang berdiri tepat di hadapannya adalah Jun Hwan, "Kamu!"

Seketika So Myung merasa terkejut setelah melihat Jun Hwan di hadapannya. Dan itu membuat So Myung kembali memiliki rasa kesal kepada Jun Hwan. Karena So Myung berpikir bahwa Jun Hwan sedang mempermainkannya, seperti halnya tadi pagi ketika di rumah sakit.

"Ada hal apa yang membuatmu ingin menemuiku? Apa kamu hanya ingin mempermainkanku saja?"  Selidik So Myung.

"Tidak. Memang ada hal penting yang ingin aku tanyakan sekaligus katakan kepadamu, Dokter So Myung,"  ucap Jun Hwan dengan tatapan tajam.

So Myung sekilas melihat tatapan Jun Hwan yang sangat menginginkan sesuatu hal dari dirinya. Sehingga membuat So Myung penasaran akan hal apa yang ingin ditanyakan dan dikatakan kepadanya, "jika itu hal penting, katakanlah! Tapi jangan terlalu lama, karena aku tidak memiliki banyak waktu untuk mengobrol dengan orang sepertimu."

"Baiklah! Aku akan bertanya kepadamu satu kali, jadi jawablah dengan pasti,"  Jun Hwan kembali menatap sepasang mata So Myung. Seolah Jun Hwan mengharapkan sesuatu hal dari So Myung.

"Cepat katakan! Dan aku akan menghitung mundur mulai dari angka lima, jika tidak segera kamu katakan maka aku akan meninggalkanmu begitu saja,"  ketus So Myung.

Jun Hwan mengangguk pelan. Lalu ia menarik nafas panjangnya sebelum melontarkan pertanyaan kepada So Myung, "Apakah kamu yang menjadi pemimpin jalannya operasi besar perwira nanti?"  Tanya Jun Hwan.

"Kenapa memangnya? Bukankah itu bukan urusan kamu?"  So Myung berbalik bertanya kepada Jun Hwan.

So Myung selalu menerapkan sikap dinginny terutama kepada lelaki. Dan di saat dalam keadaan serius pun ia masih menerapkan sikap itu dalam dirinya. Acuh dan seakan tidak memiliki rasa peduli kepada Jun Hwan. Sedangkan Jun Hwan, ia sejenak terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan So Myung.

Bahkan sejenak Jun Hwan menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian terdengar suara yang begitu bising. Namun tidak asing ketika suara itu semakin dekat dengan lokasi rumah So Myung. Dimana suara itu adalah suara helikopter yang terbang dekat pantai. Dan itu membuat So Myung mengalihkan pandangnnya ke arah dimana helikopter itu terbang. Bahkan kini helikopter itu terbang melintas di atas kepalanya.

"Kenapa ada helikopter yang terbang di jam segini? Dan jarang sekali sebuah helikopter melintas di sekitar area rumahku. Dan kenapa helikopter itu sekarang masih terbang di sana? Bahkan helikopter itu seperti melemparkan sebuah tali ke bawah pesisir pantai,"  So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. 

Ketika So Myung masih terfokuskan dengan keberadaan helikopter yang seolah terbang di atas kepalanya, tiba-tiba ia mendengar teriakan dari Jun Hwan. Dan ketika ia mencari tahu dimana pusat suara teriakan yang tengah memanggilnya itu, ternyata Jun Hwan berdiri tepat dibawah helikopter sedang terbang.

"Hei Dokter So Myung, kali ini aku berbicara dengan sangat serius kepada mu. Jika kamu adalah Dokter yang memimpin jalannya operasi besar perwira nanti, aku mau kamu melakukan yang terbaik untuk kesehatan perwira. Karena itu sangatlah penting bagiku. Dan sekarang aku harus pergi selama dua pekan. Setelah aku kembali nanti, aku akan segera menghubungimu. Aku berjanji kepadamu, Dokter So Myung," Teriak Jun Hwan dengan sangat keras. Dan setelah Jun Hwan mengatakan semua pesannya kepada So Myung, Jun Hwan memegang tali panjang yang menghubungkan dengan helikopter itu. Lalu Jun Hwan memanjat dan masuk ke dalam helikopter. Namun sebelum memanjat Jun Hwan memberikan senyuman dan tatapan kepada So Myung. Dimana tatapan itu mengharapkan So Myung untuk melakukan yang terbaik. Dan senyuman itu menandakan bahhwa Jun Hwan mempercayai So Myung.

Helikopter itu terbang semakin jauh, bersama Jun Hwan yang pergi dan enyah dari pandangan So Myung. Yang membuat So Myung merasa aneh dan heran. Karena Jun Hwan yang pergi begitu saja bersama helikopter itu. 

Waktu begitu cepat berlalu, bahkan senja sore telah tenggelam dan berubah menjadi kegelapan. Bahkan seakan So Myung merasa kehilangan atas kepergian Jun Hwan. Bahkan So Myung menyesal belum menjawab dengan pasti kepada Jun Hwan sebelum Jun Hwan pergi. Dan kini hanya ada bayangan Jun Hwan yang beberapa menit lalu telah berada di hadapannya. 

"Sebenarnya apa maksud kamu, lelaki mesum? Dan apakah kamu akan kembali sesuai janji yang telah terucap? Namun aku tidak peduli kamu akan kembali atau tidak, karena aku sudah terlalu muak dengan sebuah janji," kata So Myung dalam hati.

So Myung terus menatap kemana helikopter itu pergi membawa Jun Hwan. Dan seolah ia enggan untuk kembali masuk ke dalam rumahnya. Karena rasa penasaran masih singgah dalam pikirnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status