"Halo, dengan siapa ini?" Tanya So Myung.
Telefon masuk dengan nomor yang tidak di kenal. Membuat So Myung merasa penasaran karena tidak ada jawaban sama sekali setelah telefon itu diterima. Sehingga So Myung mematikannya kembali. Namun tidak lama kemudian ponsel So Myung kembali berdering dengan nomor yang sama.
"Siapa sebenarnya pemilik nomor ini? Kenapa kembali menelfonku? Tapi jika aku angkat, mungkinkah ada jawaban atau malah seperti tadi?" So Myung bertanya-tanya dalam hatinya. Bahkan So Myung merasa ragu untuk mengangkat kembali telefon dari nomor yang tidak di kenal. Namun ponsel So Myung terus berdering, sehingga So Myung akhirnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu kembali.
"Halo, sebenarnya ini dengan siapa? Saya tidak punya banyak waktu, jadi tolong cepat katakan ada kepentingan apa menelfonku," celetuk So Myung.
"Ma'afkan aku jika sudah mengganggu waktu mu, tapi bisakah kamu menemiku di luar rumahmu?" Tanya dari seberang.
"Haruskah aku menemuimu, sedangkan aku tidak mengetahui siapa kamu. Karena kamu tidak menyebutkan namamu," jawab So Myung menggerutu
So Myung merasa tidak mengenali nomor itu. Dan So Myung memtuskan untuk segera mematikan telefonnya. Tapi ketika So Myung hendak mematikan telefonnya, tiba-tiba seseorang dari seberang mengatakan bahwa ada hal penting dengan So Myung, "Jangan matikan telefonnya! Aku sangat memohon kepadamu, karena ini sangat penting. Tolong temui aku di depan rumahmu dan aku hanya membutuhkan waktu mu sepuluh menit saja."
"Baiklah kalau begutu aku akan bersiap dulu," balas So Myung.
Obrolan melalui telefon kini telah dimatikan oleh Ao Myung. Lalu So Myung segera merapikan pakaian dan menyisir rambutnya yang basah. Dan sekarang waktunya ia untuk menemui seseorang yang ingin menemuinya. Di sana terlihat seorang lelaki yang begitu tinggi dan memiliki poster tubuh yang sempurna.
So Myung merasa pensaran dengan lelaki yang ingin menemuinya itu. Sehingga So Myung mempercepat langkahnya menuju dimana lelaki itu tengah berdiri yang membelakangi dirinya. Sehingga So Myung tidak begitu jelas saat melihat wajah lelaki itu.
"Hai, siapa kamu?" Tanya So Myung berbasa-basi.
So Myung merasa takut jika lelaki itu adalah orang jahat yang ingin melukai dirinya, tapi ternyata apa yang dipikirkannya tidaklah benar. Karena lelaki yang berdiri tepat di hadapannya adalah Jun Hwan, "Kamu!"
Seketika So Myung merasa terkejut setelah melihat Jun Hwan di hadapannya. Dan itu membuat So Myung kembali memiliki rasa kesal kepada Jun Hwan. Karena So Myung berpikir bahwa Jun Hwan sedang mempermainkannya, seperti halnya tadi pagi ketika di rumah sakit.
"Ada hal apa yang membuatmu ingin menemuiku? Apa kamu hanya ingin mempermainkanku saja?" Selidik So Myung.
"Tidak. Memang ada hal penting yang ingin aku tanyakan sekaligus katakan kepadamu, Dokter So Myung," ucap Jun Hwan dengan tatapan tajam.
So Myung sekilas melihat tatapan Jun Hwan yang sangat menginginkan sesuatu hal dari dirinya. Sehingga membuat So Myung penasaran akan hal apa yang ingin ditanyakan dan dikatakan kepadanya, "jika itu hal penting, katakanlah! Tapi jangan terlalu lama, karena aku tidak memiliki banyak waktu untuk mengobrol dengan orang sepertimu."
"Baiklah! Aku akan bertanya kepadamu satu kali, jadi jawablah dengan pasti," Jun Hwan kembali menatap sepasang mata So Myung. Seolah Jun Hwan mengharapkan sesuatu hal dari So Myung.
"Cepat katakan! Dan aku akan menghitung mundur mulai dari angka lima, jika tidak segera kamu katakan maka aku akan meninggalkanmu begitu saja," ketus So Myung.
Jun Hwan mengangguk pelan. Lalu ia menarik nafas panjangnya sebelum melontarkan pertanyaan kepada So Myung, "Apakah kamu yang menjadi pemimpin jalannya operasi besar perwira nanti?" Tanya Jun Hwan.
"Kenapa memangnya? Bukankah itu bukan urusan kamu?" So Myung berbalik bertanya kepada Jun Hwan.
So Myung selalu menerapkan sikap dinginny terutama kepada lelaki. Dan di saat dalam keadaan serius pun ia masih menerapkan sikap itu dalam dirinya. Acuh dan seakan tidak memiliki rasa peduli kepada Jun Hwan. Sedangkan Jun Hwan, ia sejenak terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan So Myung.
Bahkan sejenak Jun Hwan menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian terdengar suara yang begitu bising. Namun tidak asing ketika suara itu semakin dekat dengan lokasi rumah So Myung. Dimana suara itu adalah suara helikopter yang terbang dekat pantai. Dan itu membuat So Myung mengalihkan pandangnnya ke arah dimana helikopter itu terbang. Bahkan kini helikopter itu terbang melintas di atas kepalanya.
"Kenapa ada helikopter yang terbang di jam segini? Dan jarang sekali sebuah helikopter melintas di sekitar area rumahku. Dan kenapa helikopter itu sekarang masih terbang di sana? Bahkan helikopter itu seperti melemparkan sebuah tali ke bawah pesisir pantai," So Myung bertanya-tanya dalam hatinya.
Ketika So Myung masih terfokuskan dengan keberadaan helikopter yang seolah terbang di atas kepalanya, tiba-tiba ia mendengar teriakan dari Jun Hwan. Dan ketika ia mencari tahu dimana pusat suara teriakan yang tengah memanggilnya itu, ternyata Jun Hwan berdiri tepat dibawah helikopter sedang terbang.
"Hei Dokter So Myung, kali ini aku berbicara dengan sangat serius kepada mu. Jika kamu adalah Dokter yang memimpin jalannya operasi besar perwira nanti, aku mau kamu melakukan yang terbaik untuk kesehatan perwira. Karena itu sangatlah penting bagiku. Dan sekarang aku harus pergi selama dua pekan. Setelah aku kembali nanti, aku akan segera menghubungimu. Aku berjanji kepadamu, Dokter So Myung," Teriak Jun Hwan dengan sangat keras. Dan setelah Jun Hwan mengatakan semua pesannya kepada So Myung, Jun Hwan memegang tali panjang yang menghubungkan dengan helikopter itu. Lalu Jun Hwan memanjat dan masuk ke dalam helikopter. Namun sebelum memanjat Jun Hwan memberikan senyuman dan tatapan kepada So Myung. Dimana tatapan itu mengharapkan So Myung untuk melakukan yang terbaik. Dan senyuman itu menandakan bahhwa Jun Hwan mempercayai So Myung.
Helikopter itu terbang semakin jauh, bersama Jun Hwan yang pergi dan enyah dari pandangan So Myung. Yang membuat So Myung merasa aneh dan heran. Karena Jun Hwan yang pergi begitu saja bersama helikopter itu.
Waktu begitu cepat berlalu, bahkan senja sore telah tenggelam dan berubah menjadi kegelapan. Bahkan seakan So Myung merasa kehilangan atas kepergian Jun Hwan. Bahkan So Myung menyesal belum menjawab dengan pasti kepada Jun Hwan sebelum Jun Hwan pergi. Dan kini hanya ada bayangan Jun Hwan yang beberapa menit lalu telah berada di hadapannya.
"Sebenarnya apa maksud kamu, lelaki mesum? Dan apakah kamu akan kembali sesuai janji yang telah terucap? Namun aku tidak peduli kamu akan kembali atau tidak, karena aku sudah terlalu muak dengan sebuah janji," kata So Myung dalam hati.
So Myung terus menatap kemana helikopter itu pergi membawa Jun Hwan. Dan seolah ia enggan untuk kembali masuk ke dalam rumahnya. Karena rasa penasaran masih singgah dalam pikirnya.
Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti."Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit," kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematu
So Myung melangkah secara perlahan karena merasa ragu dengan seorang lelaki yang tengah berdiri tepat di depan pintu rumahnya, apalagi lekaki itu berdiri membelakanginya. Namun setelah So Myung berdiri teoat di belakang lelaki itu, ia pun langsung mengetahui siapa lelaki yang mendatangi kediamannya itu."Kamu!"So Myung membuat lelaki itu terkejut atas kehadirannya secara tiba-tiba. Dan seketika lelaki yang tidak asing bagi So Myung membalikkan tubuhnya dan menatap So Myung yang sudah berdiri di hadapannya. Lalu lelaki itu pun berkata kepada So Myung, "Ya Dokter So Myung, ini adalah aku. Aku datang ke sini hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu atas keberhasilan dalam jalannya operasi besar tadi di rumah sakit. Tapi kamu jangan merasa senang dulu dan itu bukan berarti aku sudah kalah darimu, Dokter So Myung." Ji Tae tersenyum sungging."Hah, Dokter Ji Tae tolong dengarkan dengan sebaik mungkin! Pertama, saya tidak butu
"Tok... Tok... Tok!So Myung mengetuk pelan pintu ruangan pemimpin rumah sakit. Dan terdengar suara yang meminta So Myung untuk masuk ke dalam ruangan itu. Begitupun dengan So Myung yang membuka pelan pintu itu setelah mendengar perintah dari pemimpin rumah sakit. Dan di dalam ruangan itu ada Ji Tae dan Young."Akhirnya kalian sudah berkumpul juga," ucap pemimpin rumah sakit yang tak lain adalah Pak Oh.So Myung dibuat tidak mengerti dengan ucapan Pak Oh. Dan So Myung bertanya-tanya di dalam hatinya tentang perkataan itu. Namun Pak Oh tidak langsung menjelaskan kembali tentang perkataannya itu kepada Ji Tae, Young dan So Myung. Sehingga So Myung memberanikan dirinya untuk bertanya kwpada Pak Oh, "Ma'af Pak Oh, tapi apa maksud dari oerkataan Anda?"Setelah mendengar pertanyaan So Myung, Pak Oh mengarahkan pandangannya ke setiap wajah dokter bedah jantung yang sudah ada di depan hadapannya. Lalu,
Ketika Jun Hwan menonton berita di televisi, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ia pun sesegara mungkin mengangkat telefon itu, "Halo!" Ucap Jun Hwan. Setelah menerima telefon tersebut wajah Jun Hwan berubah menjadi serius. Lalu ia oun berlari meninggalkan So Myung tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan So Myung, ia tidak tahu bahwa Jun Hwan sudah pergi dan meninggalkannya. Karena So Myung masih terlalu fokus dengan berita yang ditontonnya."Wah Dokter So Myung, berita tadi sangat menyeramkan. Gempa yang terjadi di sana sungguh menakutkan," ucap salah seorang perawat setelah melihat sekilas berita gempa yang di ada di televisi tersebut."Kamu benar, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terluka. Karena itu bukanlah tugas kita meskipun tempat kita tidak terlalu jauh dengan kota itu." So Myung merespon dengan tetap fokus melihat berita itu.Perawat itu pun lalu
Setelah menghabiskan secangkir kopi susu miliknya, So Myung memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dokter yang berparas cantik itu pun selalu melakukan yang terbaik dalam bidangnya. Mengutamakan keselamatan pasiennya daripada hal yang lain. Do Myung berjalan dengan begitu gontai saat menelusuri lorong rumah sakit. Namun seketika ia memghentikannya ketika ia merasakan getaran yang sangat hebat memgguncang tubuh bahkan tembok di rumah sakit itu."Ada apa ini? Mungkinkah ada...." Terhanti.So Myung merasakan guncangan yang sangat hebat yang di duga itu adalah gempa susulan di kota Seoul. Dan So Myung segera menuju ke ruang utama rumah sakit untuk melihat keadaan di sana. Semua orang di rumah sakit merasa ketakutan setelah merasakan guncangan hebat itu. Banyak orang berlalu lalang melintasi So Myung yang ingin keluar dari rumah sakit karena takut jika gedung rumah sakit sewaktu-waktu akan runtuh. Namun tidak lama kemudian guncangan itu pu
"Sepertinya ini terlalu sulit jika kamu mengangkatnya sendirian," ucap Jun Hwan tiba-tiba.Jun Hwan tiba-tiba datang dan membuat So Myung terkejut atas kehadirannya. Namun di sana, Jun Hwan seakan tidak terlalu mempedulikan keberadaan So Myung di dekatnya. Jun Hwan terlalu fokus dengan kejadian gempa yang menimbulkan beberapa korban jiwa. Sedangkan So Myung, ia menatap Jun Hwan bahkan merasa heran karena Jun Hwan yang tidak mempedulikan kehadirannya. Tapi rasa itu seketika di tepiskan oleh So Myung saat Jun Hwan yang terlihat dingin kepadanya, "Sadar So Myung, dia bukanlah siapa-siapa. Lagipula kamu seharusnya bersyukur karena tidak ada lelaki yang akan mengganggumu lagi.""Tim Serigala masuk, di sini perlu bantuan dari kalian. Segera datang!" Perintah Jun Hwan kemudian.Dan tidak lama kemudian Tim Serigala dari tentara pasukan khusus telah datang untuk membantu korban yang tertimbun tembok itu.
"Kapten!""Kapten!"Teriak Min Suk dan prajurit yang lainnya ketika berada di lokasi kapten tengah tertimbun. Namun ketika mereka memanggil kapten mereka, tidak ada suara yang menyahut untuk memberikan jawaban. Sehingga mereka merasa khawatir denfan leadaan kapten mereka, apalagi telefon sebagai alat komunikasi mereka tidak dapat tersambung."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kapten, pak?" Tanya salah satu prajurit yang merasa khawatir dengan keadaan kaptennya."Percayalah bahwa kapten kita akan baik-baik saja" Jawab Min Suk meyakinkan mereka semua.Mereka masih berusaha untuk mencari keberadaan kapten mereka. Namun belum ada hasil tentang pencarian mereka, sehingga mereka sampai kini belum menemukan kapten mereka. Entahlah akan selamat atau tidak kapten mereka yang sangat mereka segani.****"Sebenarnya apa yang di maksud atas ucapan lelaki ta
"Ya Jun Hwan, itu tidak lah lucu!" Celetuk So Myung."Ahh... Baiklah So Myung, ma'afkan aku kalau begitu. Tapi ini beneran terasa sakit dan aku tidak membohongimu," rayu Jun Hwan kepada So Myung, tapi kali ini So Myung tidak menganggap bahwa Jun Hwan benar-benar merasa tengah kesakitan. Dan So Myung pun mengarahkan pandangannya ke arah yang lain. Sedangkan Jun Hwan ia masih merintih kesakitan seraya meemegangi perutnya."Ya So Myung, kamu benar-benar tidak mau merawatku?" Tanya Jun Hwan memastikan."Buat apa aku merawatmu, sedangkan kamu sudah baik-baik saja. Ya sudah, aku mau pergi saja dari sini dan kembali ke rumah sakit." Jawab So Myung dengan dingin.Tanpa mempedulikan Jun hwan, So Myung berdiri dan hendak melangkah. Tapi Jun Hwan menahan kepergian So Myung dengan berkata, "Tapi ini beedarah So Myung dan benar-benar terasa sakit." Seketika So Myung membalikkan tubuhnya dan ia p