Ketika Jun Hwan menonton berita di televisi, tiba-tiba ponselnya berdering. Dan ia pun sesegara mungkin mengangkat telefon itu, "Halo!" Ucap Jun Hwan. Setelah menerima telefon tersebut wajah Jun Hwan berubah menjadi serius. Lalu ia oun berlari meninggalkan So Myung tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan So Myung, ia tidak tahu bahwa Jun Hwan sudah pergi dan meninggalkannya. Karena So Myung masih terlalu fokus dengan berita yang ditontonnya.
"Wah Dokter So Myung, berita tadi sangat menyeramkan. Gempa yang terjadi di sana sungguh menakutkan," ucap salah seorang perawat setelah melihat sekilas berita gempa yang di ada di televisi tersebut.
"Kamu benar, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang terluka. Karena itu bukanlah tugas kita meskipun tempat kita tidak terlalu jauh dengan kota itu." So Myung merespon dengan tetap fokus melihat berita itu.
Perawat itu pun lalu
Setelah menghabiskan secangkir kopi susu miliknya, So Myung memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dokter yang berparas cantik itu pun selalu melakukan yang terbaik dalam bidangnya. Mengutamakan keselamatan pasiennya daripada hal yang lain. Do Myung berjalan dengan begitu gontai saat menelusuri lorong rumah sakit. Namun seketika ia memghentikannya ketika ia merasakan getaran yang sangat hebat memgguncang tubuh bahkan tembok di rumah sakit itu."Ada apa ini? Mungkinkah ada...." Terhanti.So Myung merasakan guncangan yang sangat hebat yang di duga itu adalah gempa susulan di kota Seoul. Dan So Myung segera menuju ke ruang utama rumah sakit untuk melihat keadaan di sana. Semua orang di rumah sakit merasa ketakutan setelah merasakan guncangan hebat itu. Banyak orang berlalu lalang melintasi So Myung yang ingin keluar dari rumah sakit karena takut jika gedung rumah sakit sewaktu-waktu akan runtuh. Namun tidak lama kemudian guncangan itu pu
"Sepertinya ini terlalu sulit jika kamu mengangkatnya sendirian," ucap Jun Hwan tiba-tiba.Jun Hwan tiba-tiba datang dan membuat So Myung terkejut atas kehadirannya. Namun di sana, Jun Hwan seakan tidak terlalu mempedulikan keberadaan So Myung di dekatnya. Jun Hwan terlalu fokus dengan kejadian gempa yang menimbulkan beberapa korban jiwa. Sedangkan So Myung, ia menatap Jun Hwan bahkan merasa heran karena Jun Hwan yang tidak mempedulikan kehadirannya. Tapi rasa itu seketika di tepiskan oleh So Myung saat Jun Hwan yang terlihat dingin kepadanya, "Sadar So Myung, dia bukanlah siapa-siapa. Lagipula kamu seharusnya bersyukur karena tidak ada lelaki yang akan mengganggumu lagi.""Tim Serigala masuk, di sini perlu bantuan dari kalian. Segera datang!" Perintah Jun Hwan kemudian.Dan tidak lama kemudian Tim Serigala dari tentara pasukan khusus telah datang untuk membantu korban yang tertimbun tembok itu.
"Kapten!""Kapten!"Teriak Min Suk dan prajurit yang lainnya ketika berada di lokasi kapten tengah tertimbun. Namun ketika mereka memanggil kapten mereka, tidak ada suara yang menyahut untuk memberikan jawaban. Sehingga mereka merasa khawatir denfan leadaan kapten mereka, apalagi telefon sebagai alat komunikasi mereka tidak dapat tersambung."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan kapten, pak?" Tanya salah satu prajurit yang merasa khawatir dengan keadaan kaptennya."Percayalah bahwa kapten kita akan baik-baik saja" Jawab Min Suk meyakinkan mereka semua.Mereka masih berusaha untuk mencari keberadaan kapten mereka. Namun belum ada hasil tentang pencarian mereka, sehingga mereka sampai kini belum menemukan kapten mereka. Entahlah akan selamat atau tidak kapten mereka yang sangat mereka segani.****"Sebenarnya apa yang di maksud atas ucapan lelaki ta
"Ya Jun Hwan, itu tidak lah lucu!" Celetuk So Myung."Ahh... Baiklah So Myung, ma'afkan aku kalau begitu. Tapi ini beneran terasa sakit dan aku tidak membohongimu," rayu Jun Hwan kepada So Myung, tapi kali ini So Myung tidak menganggap bahwa Jun Hwan benar-benar merasa tengah kesakitan. Dan So Myung pun mengarahkan pandangannya ke arah yang lain. Sedangkan Jun Hwan ia masih merintih kesakitan seraya meemegangi perutnya."Ya So Myung, kamu benar-benar tidak mau merawatku?" Tanya Jun Hwan memastikan."Buat apa aku merawatmu, sedangkan kamu sudah baik-baik saja. Ya sudah, aku mau pergi saja dari sini dan kembali ke rumah sakit." Jawab So Myung dengan dingin.Tanpa mempedulikan Jun hwan, So Myung berdiri dan hendak melangkah. Tapi Jun Hwan menahan kepergian So Myung dengan berkata, "Tapi ini beedarah So Myung dan benar-benar terasa sakit." Seketika So Myung membalikkan tubuhnya dan ia p
"Dokter Ji Tae, bukankah sudah pernah saya katakan kepada Anda bahwa saya tidak akan pernah menerima cinta Anda. Jadi, jangan pernah Anda mendekati saya lagi!" Cetus So Myung yang merasa geram terhadap perilaku Ji Tae.Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung pergi meninggalkan Ji Tae begitu saja dan melewati Ji Tae yang masih berdiri mematung di koridor rumah sakit. Dan setelah kepergian So Myung, Ji Tae pun menggerutu kesal, "Sial! Lagi-lagi wanita itu mencampakkan aku begitu saja. Memang harus diberi pelajaran agar wanita itu tidak bisa berbuat seenaknya kepadaku."Ji Tae pergi dengan mengepalkan kedua tangannya. Dan tanpa sengaja Ji Tae menabrak Jun Hwan ketika di persimpangan koridor menuju ke lobi. Yang membuat Ji Tae marah kepada Jun Hwan, "Hah, kalau jalan itu pakai mata." Setelah mengatakan hal itu kepada Jun Hwan, Ji Tae pun pergi begitu saja dan melewati Jun Hwan."Ada apa dengan Dokter itu? Mengapa
"Aku rasa, aku harus pergi sekarang," ucap Jun Hwan berpamitan kepada So Myung."Emm... Baiklah!" Balas So Myung kemudian.So Myung mengantar Jun Hwan menuju di mana mobilnya telah diparkir. Dan sebelum Jun Hwan masuk ke dalam mobilnya, dia berteriak kepada So Myung, "Dokter So Myung, maukah kamu menonton film denganku besok malam?" Tanya Jun Hwan.So Myung membelalakkan kedua matanya dan merasa terkejut bahkan bingung mau menjawab apa kepada Jun Hwan. Dan sampai saat itu So Myung masih terdiam, namun tidak lama kemudian dia tersadar dari diamnya ketika Jun Hwan kembali bertanya kepadanya, "Dokter So Myung, bagaimana?" Tanya Jun Hwan memastikan."Akh... Emm," Jawab So Myung seraya mengangguk pelan.Setelah mendapatkan jawaban dari So Myung, Jun Hwan kini pergi dengan senyuman yang memikat hati. Perlahan mobil itu pun pergi dari halaman rumah So Myung. Dan So Myu
"Uek... Uek!"Di dalam toilet yang ada di cafe itu Jun Hwan memuntahkan semua makanan yang sudah di telannya. Keringat dingin pun keluar bercucuran di pelipirnya. Wajahnya semakin pucat dan bintik-bintik yang muncul pada tubuhnya semakin banyak. Namun Jun Hwan berusaha untuk menguatkan diri, lalu perlahan dia melangkah menemui So Myung yang masih duduk menanti dirinya."Ya Jun Hwan, wajah mu semakin pucat. Sepertinya berbahaya jika kamu masih berada di sini. Lebih baik aku membawamu ke rumahku agar aku bisa segera memeriksa keadaanmu," ucap So Myung yang merasa khawatir terhadap kondisi Jun Hwan yang terlihat semakin parah."Bruk!"Tubuh Jun Hwan terjatuh ke lantai dan itu membuat So Myung semakin khawatir. Dan seketika itu banyak yang mengerumuni tubuh Jun Hwan untuk membantunya. Lalu, So Myung meminta beberapa orang untuk membantu mengangkat tubuh Jun Hwan dan membawanya ke rumah
"Bagaimana bisa Dia mengabaikan kesehatannya yang sedang memburuk dan malah pergi memenuhi tugasnya yang entah sepenting apa. Dan tidak mungkin juga jika Dia akan perang dengan kondisi tubuh yang tidak sehat." Gerutu So Myung karena merasa kesal. So Myung merasa kecewa dengan sikap Jun Hwan yang tidak menghargai ke khawatiran yang ada di dalam dirinya. Dan untuk meredakan rasa kesal, So Myung mengambil segelas air beralkohol yabg disimpannya di dalam kulkas pendingin. "Gluk... Gluk... Gkuk!" Sejenak rasa kesal itu pun bisa ditepiskan dan So Myung kembali menikmati hari liburnya sendirian di rumahnya. Hari itu begitu membosankan bagi So Myung meskipun banyak hal yang dilakukannya sebagai pelipur rasa kesepiannya. Sehingga tepat pukul 18.00 So Myung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan mencari kesibukan di sana. Mobil pun dinyalakan dan tidak lama kemudian dilajukan dengan kecepatan