"Aku rasa, aku harus pergi sekarang," ucap Jun Hwan berpamitan kepada So Myung.
"Emm... Baiklah!" Balas So Myung kemudian.
So Myung mengantar Jun Hwan menuju di mana mobilnya telah diparkir. Dan sebelum Jun Hwan masuk ke dalam mobilnya, dia berteriak kepada So Myung, "Dokter So Myung, maukah kamu menonton film denganku besok malam?" Tanya Jun Hwan.
So Myung membelalakkan kedua matanya dan merasa terkejut bahkan bingung mau menjawab apa kepada Jun Hwan. Dan sampai saat itu So Myung masih terdiam, namun tidak lama kemudian dia tersadar dari diamnya ketika Jun Hwan kembali bertanya kepadanya, "Dokter So Myung, bagaimana?" Tanya Jun Hwan memastikan.
"Akh... Emm," Jawab So Myung seraya mengangguk pelan.
Setelah mendapatkan jawaban dari So Myung, Jun Hwan kini pergi dengan senyuman yang memikat hati. Perlahan mobil itu pun pergi dari halaman rumah So Myung. Dan So Myu
"Uek... Uek!"Di dalam toilet yang ada di cafe itu Jun Hwan memuntahkan semua makanan yang sudah di telannya. Keringat dingin pun keluar bercucuran di pelipirnya. Wajahnya semakin pucat dan bintik-bintik yang muncul pada tubuhnya semakin banyak. Namun Jun Hwan berusaha untuk menguatkan diri, lalu perlahan dia melangkah menemui So Myung yang masih duduk menanti dirinya."Ya Jun Hwan, wajah mu semakin pucat. Sepertinya berbahaya jika kamu masih berada di sini. Lebih baik aku membawamu ke rumahku agar aku bisa segera memeriksa keadaanmu," ucap So Myung yang merasa khawatir terhadap kondisi Jun Hwan yang terlihat semakin parah."Bruk!"Tubuh Jun Hwan terjatuh ke lantai dan itu membuat So Myung semakin khawatir. Dan seketika itu banyak yang mengerumuni tubuh Jun Hwan untuk membantunya. Lalu, So Myung meminta beberapa orang untuk membantu mengangkat tubuh Jun Hwan dan membawanya ke rumah
"Bagaimana bisa Dia mengabaikan kesehatannya yang sedang memburuk dan malah pergi memenuhi tugasnya yang entah sepenting apa. Dan tidak mungkin juga jika Dia akan perang dengan kondisi tubuh yang tidak sehat." Gerutu So Myung karena merasa kesal. So Myung merasa kecewa dengan sikap Jun Hwan yang tidak menghargai ke khawatiran yang ada di dalam dirinya. Dan untuk meredakan rasa kesal, So Myung mengambil segelas air beralkohol yabg disimpannya di dalam kulkas pendingin. "Gluk... Gluk... Gkuk!" Sejenak rasa kesal itu pun bisa ditepiskan dan So Myung kembali menikmati hari liburnya sendirian di rumahnya. Hari itu begitu membosankan bagi So Myung meskipun banyak hal yang dilakukannya sebagai pelipur rasa kesepiannya. Sehingga tepat pukul 18.00 So Myung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan mencari kesibukan di sana. Mobil pun dinyalakan dan tidak lama kemudian dilajukan dengan kecepatan
"Kenapa orang yang ada di dalam sana belum juga keluar?" Tanya So Myung dalam hati. So Myung terus menunggu orang yang ada di dalam toilet keluar. Karena So Myung masih penasaran dengan kondisi orang yang ada di dalam. Namun saat itu tak kunjung keluar. Sehingga So Myung memutuskan untuk pergi dari toilet umum itu. "Dokter So Myung," ucap Min Suk. Saat So Myung hendak pergi dari toilet itu, tiba-tiba ada Min Suk yang masuk ke dalam. Dan itu membuat So Myung merasa terkejut atas kehadiran Min Suk secara tiba-tiba. Bahkan So Myung dalam hatinya bertanya-tanya tentang Jun Hwan yang tadinya pergi untuk bertugas. "Min Suk ada di cafe ini, tapi kenapa Jun Hwan tadi pergi untuk bertugas? Apa Jun Hwan sedang membohongiku?" Tanya So Myung dalam hati. "Dokter So Myung, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Min Suk yang membuyarkan So Myung dalam lamunannya.
"Dokter So Myung... Kalau Anda mengetahui keluhannya kenapa tidak Anda saja yang menangani? Ya... Dokter So Myung!" Teriak Ji Tae yang tidak dihiraukan oleh So Myung. "Dokter, tolong Anda tangani teman saya sekarang juga!" Seru Min Suk kemudian. Ji Tae sejenak menatap Min Suk dan seolah Ji Tae merasa kesal kepada Min Suk. Lalu Ji Tar berkata kepada Min Suk, "Baiklah! Karena saya adalah Dokter yang baik jadi, saya akan merawat teman kamu ini. Yang tidak seperti dua Dokter tadi, terutama Dokter So Myung." Ji Tae begitu membanggakan dirinya yang seolah sudah menjadi dokter yang sangat hebat. Lalu Ji Tae meminta perawat untuk membantunya mendorong Jun Hwan yang berada di atas brankar. Di ruang UGD Jun Hwan sedang di periksa kembali. Setelah memeriksa keadaan Jun Hwan, Ji Tae memberikan suntikan yang sesuai dengan anjuran So Myung. Sedangkan Min Suk, dia berdiri dengan begitu tegapnya di depan pintu UG
"So Myung, kamu tidak apa-apa?" Tanya Jun Hwan khawatir."Aku tidak apa-apa. Tapi bagaimana bisa kamu berada di sini?" Jawab So Myung, lalu berbalik bertanya kepada Jun Hwan.Sejenak Jun Hwan dan So Myung saling menatap, bahkan di antara keduanya saling berbincang satu sama lain. Dan di saat Jun Hwan dan So Myung lengah, tidak terfokuskan dengan situasi yang mencengkam, lelaki yang menodong dengan pisau itu pun maju satu langkah dan seolah ingin melukai Jun Hwan."Kapten...!" Teriak Min Suk memanggil Jun Hwan.Seketika Jun Hwan dan So Myung kembali fokus, namun di saat mereka menghadap kembali ke arah di mana lelaki muda itu berdiri, pisau yang dipegang oleh lelaki muda itu hampir menusuk perut Jun Hwan, tapi dengan tangkas So Myung telah menyelamatkan Jun Hwan dari dalam bahaya."Hiyaa!" Kaki So Myung menampik tangan lelaki muda itu. Sehingga pisau yang dipegangnya tadi terjatuh
"Plak!""Joss!"So Myung menampik tangan Jun Suk dengan begitu mudahnya, sehingga pistol yang dibawa oleh Jun Suk melayang ke atas. Lalu, So Myung pun menangkap pistol itu dengan sergapnya. Dan itu membuat Jun Hwan dan Min Suk terkejut bahkan mengagumi gerakan So Myung yang lincah dalam mengelabuhi lawannya."Dor!""Dor!"So Myung langsung menembakkan peluru itu di kedua kaki Jun Suk. Dan seketika Jun Suk pun terjatuh dan merintih kesakitan. Sedangkan Young, dia mampu melarikan diri dari sekapan Jun Suk. Lalu Young berlari menuju ke arah Min Suk dan memeluk tubuh tegap Min Suk."Min suk, aku takut," ucap Young seraya memeluk tubuh Min Suk. Dan Min Suk pun membalas pelukan Young dengan erat. Bahkan Min Suk memberikan belaian kepada Young yang mampu membuat Young merasa tenang."Ya Jun Suk, bagaimana sekarang? Bukankah sudah ku bilang bahwa aku tidak akan main-main de
"Hormat, Komandan! Kapten Jun Hwan melapor bahwa pemindahan Jun Suk warga negara Korea Utara telah selesai," ucap Jun Jwan yang melapor kepada sang komandan."Baiklah, laporan telah diterima. Sekarang ada tugas lagi untuk kalian, Kapten Jun Hwan dan Mayor Min Suk. Buat laporan dalam bentuk kertas dan segera selelsaikan sore ini!" Balas sang komandan yang memberikan tugas kembali kepada Jun Hwan dan Min Suk."Tapi Komandan, bukankah kita masih masa libur? Jadi kita tidak perlu mengerjakan tugasnya sekarang, bukan!" Berontak Jun Hwan."Buat sekarang atau saya tambah? Tinggal pilih saja," ucap Komandan Lee membuat pilihan. Dan seakan memang tugas itu harus dikerjakan oleh Jun Hwan dan Min Suk saat itu juga."Baik Komandan kami akan membuat laporannya sekarang! Hormat Komandan, laporan telah selesai!" Setelah memutuskan untuk melakukantugasnya sekarang, komandan Lee pun pergi. Dan setelah utu Jun H
.Satu bulan sudah berlalu, begitupun dengan So Myung yang sama sekali tidak pernah bertemu dengan Jun Hwan. Dan selama satu bulan itu, So Myung juga tidak lernah memikirkan tentang Jun Hwan, seolah So Myung benar-benar melupakan Jun Hwan begitu saja. Dan hanya terfokuskan dengan kegiatan di rumah sakit. Seperti hal nya hari ini, di mana So Myung ada acara di stasiun tv yang harus dia datangi karena acara tersebut akan di siarkan secara langsung."Dokter So Myung bagaimana, apakah Anda sudah siap?" Tanya Pak Oh memastikan."Iya Pak, saya sufah siap!" So Myung menganggukkan pelan kepalanya untuk mengiyakan."Baiklah, sepertinya sebentar lagi kita akan berangkat kesana," ucap pak Oh memberi tahu.Acara itu di adakan karena rumah sakit milik pak Oh yang telah berhasil mengoperasi perwira. Dan secara kebetulan pertemuan pers pun di adakan di sana. Sehingga akan menyibukkan So M
"Kenapa Dia berjalan kesini? Mau apa Dia sebenarnya?" tanya Jun Hwan.Ji Tae yang berjalan menuju ke rumah So Myung mendapatkan sambutan tidak baik dari Jun Hwan, karena ia merasa cemburu atas kehediran Ji Tae. Begitupun dengan Ji Tae sendiri yang tidak suka dengan kehadiran Jun Hwan yang sudah berada di depan rumah So Myung. Namun, keduanya bersikap profesional saja, meskioun tidak ada sikap baik diantara mereka."Kamu ada di sini ternyata. Di mana So Myung?" tanya Ji Tae."Ada di dalam, tunggu saja!" jawab Jun Hwan singkat.Keduanya pun berdiri di depan pintu sembari menatap lautan yang luas yang daoat mereka jangkau dari pandangan mereka. Dan tidak lama kemudian So Myung pun keluar dari dalam rumah itu. Dan kehadiran Ji Tae telah mengejutkan So Myung ketika So Myung baru membuka pintu rumahnya."Yeah Ji Tae? Oh ma'af, maksud saya Dokter Ji Tae. Anda datang
"Apakah kamu marah kepadaku?" tanya Jun Hwan kepada So Myung yang masih duduk disampingnya."Tidak. Buat apa aku marah kepadamu? Akh sudahlah, jangan membahas hal yang membuat pikiranku terasa penat. Aku hanya butuh ketenangan pikiran, jiwa dan batin. Jadi, biarkan aku tertidur di pangkuanmu sejenak. Ok!" So Myung pun merebahkan tubuhnya di atas pasir sembari meletakkan kepalanya dipangkuan Jun Hwan.So Myung memejamkan kedua maniknya. Begitupun dengan Jun Hwan yang membiarkan So Myung merasakan ketenangan setelah banyak hal yang sudah dilaluinya. Dan hanya ada angin malam yang membuat udara malam menjadi terasa begitu dingin. Serta suara gemuruh ombak yang mengalun dan terombang-ambing."Kehidupan yang terasa begitu sulit, terkadang membuatku ingin berhenti di titik yang sama. Namun, aku sadar bahwa aku tidak akan selamanya berhenti dan mengurung diri. Masih ada banyak hal yang harus aku lalui, seperti mal
"Ayah, please hear me!" teriak So Myung memanggil Pak Park.Setelah mendengarkan semua perkataan So Myung, Pak Park berjalan melintas dihadapan So Myung begitu saja tanpa melontarkan kata-kata, meskipun So Myung sudah berteriak memanggil namanya. Sehingga So Myung merasa marah dan kesal terhadap Pak Park. Namun So Myung hanya menatap Pak Park yang berjalan membelakanginya."Untuk kalian, segera kembali pulang ke Negara kalian sekarang!" Pak Park memerintahkan Do Myung dan pasukan yang lain untuk segera kembali ke Korea Utara."Tidak. Aku tidak akan kembali pulang sebelum memakamkan Ibuku. Terserah Ayah mau apa, yang pasti aku tidak akan pulang." Do Myung menolak perintah dari Perwira dan menyandang sebagai Ayahnya."Lakukan semua perintah! Jika tidak, maka aku akan akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Dan ajak adikmu!" Pak Park membarikan ancaman kepada Do Myung. Yang membuat Do Myung tidak bisa
Itulah perjuangan seorang Tentara. Menyerahkan seluruh jiwa mereka demi perdamaian, melindungi dan menyelamatkan masyarakat serta demi keutuhan Negerinya. Begitupun dengan sosok lelaki yang gagah seperti Jun Hwan. Yang menyerahkan jiwanya demi menyelamatkan seorang ibu paru baya yang memang sedang membutuhkan bantuannya."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tentara itu? Dan bagaimana caranya untuk mencari bantuan?" tanya seorang ibu dalam hati.Ibu itu masih kebingungan untuk menyelamatkan Jun Hwan yang masih tidak sadarkan diri. Dan ketika gempa susulan kembali mengguncang kota Geoungju, tembok yang awalnya masih berdiri tegak, kini telah roboh dan menimbun korban, di mana korban itu adalah ibu paru baya yang hendak diselamatkan oleh Jun Hwan."Huft, aw!" rintih Jun Hwan,Perlahan Jun Hwan membuka kedua matanya, lalu mencoba untuk memanggil bantuan agar dapat membantunya dan juga mengeluarkan ibu
Tentara pasukan khusus Korea Selatan telah tiba di lokasi. Begitupun dengan Jun Hwan yang memberi aba-aba setiba di sana. Dan setelah itu pasukan yang lain pun menyebar untuk menyelamatkan korban yang mengalami luka berat maupun kecil."Siapakan peralatan semuanya! Jangan lupa untuk kalian memakai helm kalian!" Jun Hwan memberikan perintah kepada pasukannya.Setelah itu semua menyebar. Sedangkan sang Kapten, yang tak lain adalah Jun Hwan, Ia masih berdiri di tenda memantau keadaan kota Geoungju dengan alat yang sudah disiapkan, sekaligus menunggu kedatangan Tim Medis dari Rumah Sakit Haesung."Lebih baik kita menuju tenda yang didirikan di sana. Mungkin itu adalah tenda tentara pasukan." Ajak Young kepada tim medis lainnya.Setiba di tempat lokasi, Young dan tim medis yang lainnya segera menuju ke tempat Jun Hwan tengah menanti kedatangan mereka. Dan setelah berada di tenda itu, Jun Hwan merasa
"Aku tidak menyangka bahwa So Myung bisa melakukan hal setega itu. Dan jika Dia kembali nanti, aku akan minta perhitungan dengannya." Gerutu Young dengan kesal.Jun Hwan yang melihat Young sedang menggerutu sendirian, akhirnya melontarkan pertanyaan untuk memastikan apa yang sudah terjadi terhadap adiknya itu. Namun Young menjawab pertanyaan Jun Hwan dengan nada yang masih tinggi."Young, ada apa denganmu?" Tanya Jun Hwan memastikan."Aku merasa kesal, bahkan ingin rasanya aku mencabik-cabik rambutnya dan juga bibirnya itu. Akh sudahlah, jangan bahas itu!" Jawab Young kemudian.Suasana pun berubah menjadi memanas. Untung saja ada Min Suk yang masuk ke dalam ruangan itu dan meredam suasana hati Young terbakar karena masih mengingat apa yang dilakukan So Myung terhadap dirinya."Jun Hwan, ada dengannya?" Tanya Min Suk kepada Jun Hwan.Sedangkan Jun Hwan hanya m
"Ma'afkan aku Jun Hwan, karena aku harus pergi sekarang juga. Agar aku bisa menyelesaikan semua urusanku di sini dengan Pak Oh. Dan ini sudah tiba saatnya kamu dan yang lain mengenalku siapa aku sebenarnya." Ucap So Myung kwpada Jun Hwan. Namun Jun Hwan masih tertidur di atas branker.Dan sebelum matahari terbit serta memancarkan cahanya dengan sempurna, So Myung pergi dari ruangan Jun Hwan. Bahkan So Myung meninggalkan rumah sakit Haesung, lalu So Myung melajukan mobilnya untuk kembali pulang.Dengan penuh kemantapan akhirnya So Myung memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Kembali bertugas seperti apa yang dulu menjadi pekerjaannya. Kini So Myung pun sampai di rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung menuju ke kamarnya. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.*****Cahaya matahari sudah terpancar dengan sempurna. Sehingga membuat kedua mata Jun Hwan
Do Myung didorong di atas branker rumah sakit Haesung dan menuju ke depan rumah sakit untuk segera dipindahkan ke negaranya, Korea Utara. Dan sebelum Do Myung dimasukkan ke dalam mobil, tiba-tiba So Myung berlari dan menghampiri Do Myung. Lalu So Myung berkata kepada Do Myung, "Aku akan kembali, tapi setelah urusanku di sini selesai." Ucap So Myung, lalu memberikan hormat kepada Do Myung."Akan ku tunggu kehadiranmu kembali, So Myung," balas Do Myung singkat. Lalu membalas hormat yang diberikan So Myung, selayaknya kapten membalas hormat pasukannya.Setelah itu tangan mereka masing-masing diturunkan. Dan Do Myung kembali dimasukkan ke dalam mobil yang menjemputnya. Sedangkan So Myung, ia menatap mobil yang membawa Do Myung tanpa berkedip sama sekali. Bahkan ketika mobil itu sudah tidak lagi dijangkau dalam pandangannya matanya, So Myung masih menatap ke arah ujung jalan kota."Mungkin sudah saat aku harus kembali,
"Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap