Share

Kejujuran lainnya

Author: Rianievy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Met baca ya 🍃

________

Keira tak bisa tidur karena memikirkan ucapan bapak, namanya seorang anak pasti akan kepikiran saran juga nasehat dari orang tua.

Namun, tak semakin lama matanya menjadi berat dan ia terlelap. Keira bermimpi ia mendapat hadiah dari seseorang yang menghampirinya. Sosok yang tak ia kenali.

Sebuah kotak warna marun, saat ia mau membuka seseorang itu berkata jika nanti saja tunggu waktunya tiba.

Keira terjaga, saat melirik ke jam dinding sudah pukul empat, saatnya ia bangun untuk kembali ke rutinitasnya.

Tubuhnya terasa lemas, pinggangnya linu juga kepalanya terasa berat. Semakin lama semakin terasa dan membuat Keira terpaksa duduk untuk mengontrol diri di garasi.

Minah dan Rini datang, mereka segera menghampiri ke arah Keira.

"Mbak, kenapa?" Rini melihat Keira keringat dingin.

"Badanku nggak karuan rasanya, kenapa, ya, Rin?" lirih Keira sembari memijat pelipisnya. Rini beranjak ke dapur di dalam, lalu tak lama kembali dengan membawa segelas teh manis panas.

Keira
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Gara-gara Jus

    Selamat membaca lagi 🍃_______Suara Renan membuat Keira membuka mata, pria itu sudah duduk di kursi meja rias yang tadi bekas diduduki Bastian.Renan masih memakai pakaian kerja walau kemeja sudah tidak dimasukkan ke dalam celana."Masih lemas?" tanyanya dengan raut wajah khawatir. Keira tersenyum getir seraya mencoba bangun. Renan tak berani membantu padahal tangannya gatal ingin memapah lagi tubuh Keira."Aku bawain jus buah naga, kata Ibu, kamu belum makan dari siang? Apa mau di opname aja, Mbak?"Keira menggelengkan kepala. "Jam berapa sekarang?""Delapan malam. Ini ... kamu minum dulu." Renan menyodorkan gelas berisi jus yang ia beli."Ya ampun, aku ketiduran." Tak langsung memegang gelas, ia justru mendesah kesal. "Seharusnya aku siapin bahan masakan untuk besok.""Nggak perlu. Mbak Keira istirahat aja. Cateringan sampai jumat aku udah cancel dan--""Hah!" jerit Keira.Renan menjelaskan jika ia dan Kemal sudah menghubungi pelanggan dan membatalkan cateringan sampai Keira benar

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Sudah jatuh tertimpa ...

    Baca lagi yuk, lah 🍃_____Pagi hari kondisi Keira mulai membaik, ia bahkan sudah mandi tapi setelahnya bingung karena ia libur memasak. Hari rabu itu ia jadi luntang lantung tak jelas mau melakukan apa."Mbak Keira udah enakan badannya?" suara ibu terdengar dari depan kamarnya.Keira berjalan menghampiri seraya menganggukkan kepala. Mereka berjalan ke meja makan, terlihat Kemal sedang bersiap sarapan sedangkan bapak meletakkan tas pakaian di dekat lemari hiasan yang menjadi penyekat ruang tamu dan ruang tengah."Lho, Bapak mau ke mana?" Keira mendelik sendiri."Ke kampung sebentar, ya, Mbak Kei. Sabtu besok ada nikahan anaknya sepupu Bapak. Hari minggu pagi pulang naik kereta dari sana."Keira tak tau hal ini. Bahkan bapak dan ibu sudah membeli tiket bis. Mau gimana lagi, Keira hanya menerima kenyataan ia akan ditinggal di rumah. Minah dan Rini juga diliburkan, tetapi semalam Kemal memberikan uang saku selama kedua asisten Keira libur, tak tega juga."Berangkat ya, doain kerjaan Kem

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Dalam zona bahaya

    Met bacaaaa ... 🍃_______Reynan melepas pelukannya, Keira beranjak perlahan lalu duduk. Keduanya masih dalam suasana gelap gelapan. Senter HP Reynan dimatikan. Suara gemericik hujan dan letusan petir yang menjadi back sound mereka.Keduanya duduk sambil memeluk lutut di depan dada, bersandar pada dinding yang dingin."Nggak punya lilin?" bisik Keira."Nggak." Reynan menyalakan senter di HPnya yang mulai lowbat juga. Sampai kapan mereka akan begitu, berada di situasi serba salah.Keira beranjak saat mendengar suara beberapa orang berteriak BANJIR!Reynan berdiri di belakang Keira, membuat tubuhnya berdempet dengan Keira yang seketika menegang. Ya jelas, lah, tegang kannn ... nyahahaha ... ups!Reynan keluar ke depan teras seorang diri, ia berteriak kepada warga, banjir dimana?!"Dari depan pintu komplek, Mas! Kali perumahan jebol! Listrik bisa-bisa lama nyalanya!" seru beberapa warga yang tampaknya berkeliling memberikan informasi.Reynan kembali masuk. Ia bersandar pada balik pintu

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Selesai banjir!

    Mareee baca 🍃_____"Mbak Kei!" Suara teriakan Kemal membuat Keira keluar lalu berdiri di depan teras rumah Reynan."Mal! Kemal! Gue di sini!" teriak Keira seraya mengangkat tangan melambaikan ke arah adiknya yang memakai jas hujan lengkap."Ngapain lo di sana!" teriak Kemal tapi berjalan perlahan menerjang banjir ke arah rumah Reynan.Duh, gimana Keira menjelaskannya. Apalagi tanda titik di leher belum ia tutupi.Ah, sudahlah, masa bodo. Terlanjur basah, yasudah banjiran sekalian.Kemal terengah-enggah. Ia lepaskan jas hujan lalu meletakkan di lantai teras. "Air masuk ke rumah nggak? Mbak nggak ngecek?""Nggak." Jawab Keira enteng."Ck. Mbak, di depan banjirnya parah. Motor gue titipin di bengkel si Ujang. Gue jalan kaki ke sini, laper, Mbak. Tengah malam gini gue baru sampe. Bos gue mana?" Kemal menerobos masuk melewati Keira. Terlihat Reynan sedang menyeduh kopi. Ada tiga cangkir di atas meja dapur."Pak Bos," sapa Kemal. "Numpang ke kamar mandi, ya.""Hm." Jawab Reynan singkat. P

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Numpang

    Yuhu ... 🍃_____Tujuh puluh juta. Total biaya renovasi rumah orang tua Keira. Ia menggigit jari sesaat setelah dijelaskan tukang borongan juga tetangganya yang memang sudah terkenal sering pimpin proyek renovasi rumah."Karena yang atas kita bongkar total, Mbak, kabel-kabel listrik juga harus kami ganti. Nanti saya panggil orang yang tau dan bisa rapihin kabel.""Tapi mahal sekali, Pak, saya belum sanggup. Apa bahan-bahannya semahal itu?" Keira masih coba negosiasi."Bisa, Mbak, tapi saya nggak jamin kokoh. Harga segitu sekaligus ganti genteng, karpetnya, plester anti bocor, dan lainnya. Saya ngecek dinding belakang juga mulai rapuh, Mbak. Maksud saya, sekalian semua aja mana yang harus di renov, sekalian, jadi Mbak Keira nggak bolak balik habisin uang.""Langit-langit rumah, juga kita ganti aja. Di cat ulang semua."

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Satu atap

    Hai lagi ... 🍃______"Duh, nggak deh, kalau kita numpang tinggal sama Reynan. Apa kata tetangga, Mal ...!" Keira memprotes hal tersebut. Sementara Kemal miris melihat rumah mereka. Tak bisa ditiduri juga."Ya terus Mbak maunya gimana? Udah mau malam, mau cari kontrakan? Nggak gampang. Mau di hotel? Belagu amat kita stay di sana. Harga semalamnya bisa buat makan tiga hari. Jangan ngaco, deh, Mbak."Benar juga, Keira tak berpikir ke sana. Ia melirik Kemal yang berdiri di garasi masih memakai baju kerja. Koper pakaian mereka sudah rapi dan siap angkut, tapi mau ke mana?"Besok udah mulai renov, Mbak. Lo mau kita ngegembel? Di depan mata ada yang sedia buka pintu lebar buat kita, kenapa harus ditolak? Pacar lo juga, kan? Lo nggak kumpul kebo karena ada gue dan nanti Bapak Ibu. Gratis juga." Kemal menggebu-gebu, jika menuruti gengsi Keira, pasti maunya di hotel, tapi Kemal sadar itu bukan pilihan bijak.Keira menggaruk pelipisnya, berpikir lagi, iya ... nggak ... iya ... nggak ... iya ..

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Bastian lagi

    Lanjut kuy 🍃Reynan tak bisa tidur, di kamar lain ada kekasih hati yang terlelap, mungkin.Ia miringkan tubuh, berpikir kapan waktu yang tepat untuk membawa Keira ke bunda. Jika adiknya sudah tau karena Reynan suka cerita saat mereka berteleponan.Reynan mendengar suara pintu terbuka, ia segera beranjak berjalan cepat keluar kamar. Terlihat Keira berjalan ke arah teras, memakai baju tidur celana panjang dengan atas lengan pendek warna marun.Keira berdiri menatap rumah yang akan di renovasi esok hari. Ia takut biayanya jadi membengkak, tak enak hati dengan Reynan."Kenapa?" Kedua lengan kekar itu memeluk bahu Keira dari belakang. Sempat terkejut tapi Keira tak mempersoalkan pelukan itu. Ia butuh dada untuk bersandar."Aku nggak enak sama kamu, Nan. Uangmu pasti keluar banyak nanti. Aku cicil ya, tolong terima."Reynan mengeratkan pelukan, ia tempelkan pipinya di atas kepala Keira lagi."Nan, jawab, dong," cecar Keira.Reynan memejamkan mata, begitu nyaman memeluk janda cantik itu. Ra

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Reynan si manja

    Cie cie ... 🍃______Keira menampar keras wajah Bastian. Sembarangan peluk-peluk, kesal sekali Keira jadinya."Pergi kamu!" usir marah Keira. Bastian tak peduli, ia kembali memeluk paksa Keira dan suara Rini menjatuhkan baskom menjadi pemisah pelukan."Bapak jangan sembarangan peluk bos saya, ya! Saya panggil pekerja bangunan di depan biar Bapak disemen, mau!" omel Rini.Keira menatap garang."Sini, Mbak!" Rini menarik mundur Keira kemudian Minah menyiram Bastian dengan segayung air."Pergi Bapak! Nggak tau sopan santun! Mbak Keira kacarnya Mas Reynan! Jangan asal main peluk!" Minah juga tak kalah emosi. Bastian basah kuyup dari wajah hingga pakaian kerjanya lepek. Ia hanya bisa menatap nanar Keira yang begitu menunjukkan kilat kebencian untuknya.Bastian pergi, tak pamitan secara verbal tapi hanya tersenyum masam. Ia usap wajahnya yang basah sambil berlalu. Keira berkacak pinggang, tapi berterima kasih dengan kedua asistennya juga."Ayo kita ke dalam, Mbak, kue siap di panggang. Mba

Latest chapter

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Donor Darah

    Met baca 🌿____________Kemal terus merangkul Ines saat mereka di bandara, bahkan menggenggam jemari tangan Ines seolah tak mau melewatkan momen apapun saat di dalam pesawat.Ines menyandarkan kepala di bahu kiri Kemal, ia hanya diam menyiapkan hati saat tiba di Jakarta semua akan berubah seperti semula.Benar saja, mereka melihat Tatiana datang menjemput tanpa janji terlebih dahulu. Bagus keduanya tau jauh-jauh waktu sebelum Ines melihat Kemal menggandeng jemari Ines sambil berjalan."Here we go," lirih Ines. Ia memberi jarak saat berjalan menuju luar lobi bandara. "Gue beli greentea latte dulu, lo kalau mau duluan, duluan aja, Mal. Its okey," tutur Ines saat sudah dekat beberapa langkah lagi ke arah Tatiana yang tersenyum sumringah melihat calon suaminya di depan mata."Iya." Kemal menjawab singkat, karena ia memakai kacamata hitam, sorot mata kesedihannya tidak bisa terbaca Tatiana."Hai!" pekik tertahan Tatiana. Ia memeluk Kemal singkat yang tidak dibalas Kemal karena tangan kana

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Keep secret

    Met baca 🌿_____________Alunan musik berdentum keras di dalam club mewah yang ada di kota itu. Ines dan Kemal duduk sambil menatap manusia melantai meliukkan tubuh."Minum nggak?" tawar Kemal."Sinting," ketus Ines melirik Kemal yang bahkan sejak tiba beberapa menit lalu belum memesan apapun."Kenapa ke sini, sih, Mal." Ines menyenggol bahu Kemal dengan bahunya."Gue pikir lo suka ke tempat kayak gini. Biasanya orang lagi galau ya ke sini.""Gila. Mendingan gue lo ajak makan rawon tiga mangkok sama es krim." Ines masih sewot."Tadi kan udah makan sebelum ke sini, rawon juga. Masih kurang?" Kemal tak kalah ngegas."Gue nggak suka di sini. Gue nggak mau." Wajah Ines memberengut, Kemal beranjak, menggandeng tangan Ines berjalan keluar dari club malam itu."Tempat ini padahal mahal dan mewah, bukan sembarangan, lo nggak mau." Kemal masih menggandeng tangan Ines sambil berjalan keluar. Sekuriti terkejut karena Kemal tak lama di sana."Kenapa pulang, Boss? Belum ketemu Gilbert," tanya sek

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Kenyataan pahit Ines

    Met baca 🌿_____________Ines bergerak cepat, ia mencari tau kantor lelaki yang pantas dipanggil papa oleh Alta karena ayah kandungnya. Di kantor, ia menggali informasi hingga rinci.Tujuannya, memastikan jika Alta tidak boleh tau fakta sebenarnya karena usia belum cukup matang. Sesuai rencana Keira, ia akan jujur saat Alta sudah cukup umur."Bu Ines, ada surat nih, tapi kok dari pengadilan Surabaya," tukas resepsionis seraya menyerahkan amplop coklat."Oh, iya, makasih, ya." Ines menerima amplop, ia buka dan membaca. Surat panggilan sidang kasusnya, ia harus ke Surabaya dalam waktu dekat.Segera Ines menghubungi om Wisnu yang ternyata sudah tau dan memang mau Ines hadir. Ines sedang serius bicara dengan om Wisnu di telepon saat Kemal berdiri di depan meja kerja, merebut surat yang tergeletak di atas meja kerja Ines.Ia baca dengan seksama, lalu memperhatikan Ines hingga selesai menelpon omnya."Berangkat sama gue," putus Kemal. Ines menggeleng. "Gue temenin lo, Nes," lirih Kemal kar

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Si labil Kemal

    Met baca 🌿_____________Makan siang bersama Tatiana juga di kediaman Keira sengaja diadakan. Kali itu Kei tak masak, ia memesan makanan khas arab juga makanan penutup dari toko kue langganannya.Ines membantu menata piring, gelas, serta peralatan makan lainnya di meja panjang tertutup taplak meja warna emas di halaman belakang."Gue bantu," tukas Kemal lantas mengambil alih nampan besar berisi sendok juga garpu dari tangan Ines."Udah, nggak usah. Temenin sana calon istri," celetuk Ines. "Luar biasa lo, Mal, baru sekali dikenalin langsung sat set," lanjut Ines lagi.Kemal menunduk sejenak, lalu mengangkat kepala menatap Ines yang lanjut menata peralatan makan."Ibu yang nyeplos begitu. Gue sama sekali belum kepikiran ke arah sana."Ines tersenyum, "ya bagus, dong. Tandanya lo emang harus menyegerakan." Ia menatap Kemal yang berdiri sambil memegang pinggiran meja, wajahnya tampak kebingungan. "Mal, turuti maunya Ibu."Kemal hanya bisa diam mematung, kedua matanya mengikuti gerak Ines

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Calon istri Kemal

    Met baca 🌿_________Ines memasukan dress dan sepatu yang ia beli ke dalam kotak lalu meletakkan di dalam lemari pakaian. Segera ia beranjak untuk istirahat karena hari sudah malam. Dexter juga tidak menghubungi karena berada di pesawat menuju Madrid.Janjinya pria itu akan menghubungi Ines jika sudah tiba atau tidak terlalu sibuk karena pekerjaan di sana sudah menunggu dirinya.Jemari Ines mengusap layar ponsel, melihat-lihat aplikasi belanja online sekedar cuci mata. Awalnya, hingga ia justru belanja beberapa barang kebutuhan pribadi."Yah, kok udah sejuta aja. Aduhhh ...," keluh Ines setelah sadar melakukan pembayaran. Saldo di rekeningnya tersisa dua juta hasil pinjam dari Keira. "Gimana gue idup. Mulai besok nggak mau berangkat dan pulang bareng Kemal."Pusing memikirkan keteledorannya, ia putusnya menerima fakta harus irit. Pintu kamarnya di ketuk, Ines beranjak cepat. Kaget seketika saat Kemal sudah pulang dari acara bersama Tatiana."Udah.""Oh, yaudah." Kemal memutar tubuh,

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Terjerat perlahan

    Met baca_______"Kopi gue mana?" tegur Kemal saat Ines menyerahkan draft bahasan rapat yang akan Kemal lakukan lima belas menit lagi dengan para manajer."Emang lo minta? Lagian rapat lo juga nggak pernah ngopi, Mal." Ines masih berdiri di sisi kanan Kemal tepat di tepi meja kerja."Lagi pingin," jawab Kemal tanpa menatap, ia sibuk membaca draft yang diberikan Ines."Nggak usah, deh, gue sibuk."Mendengar itu seketika Kemal mendongak menatap Ines yang sedang senyam senyum. "Sibuk apa.""Balesin chat dari Dexter," jawab Ines santai. Kemal mengerutkan kening. "Gue mau coba LDR sama dia. Ya, nggak jelas statusnya sih, tapi kayaknya dia naksir gue, deh, Mal.""Ck. Jangan gampang luluh. Inget nggak cerita sebelum-sebelumnya?" sindir Kemal yang menutup map lalu menyiapkan tablet juga ponselnya, ia bersiap beranjak pergi."Mal, dia beda, deh. Gue mau coba. Lo aja deketin Tatiana, masa gue nggak. Nggak adil, lah." Ines bersedekap."Terserah lo. Kalau ada apa-apa tanggung sendiri akibatnya. N

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Get closer

    Met baca_______"Aku masih nggak percaya secepat ini kamu mau untuk kita coba lebih dekat, Mal." Tatiana menunduk malu, bahkan menyembuyikan wajahnya yang memerah dengan beberapa kali menatap keluar saat keduanya berada di dalam mobil saat perjalanan pulang. Kemal mengantar Tatiana pulang, hal itu spontan ia lakukan karena sudah terlanjur bicara jika ia mau memulai menjalin hubungan dengan Tatiana di depan Ines dan Dexter."Maaf kalau kesannya mendadak juga, buru-buru." Kalimat Kemal direspon gelengan kepala Tatiana."Nggak, kok, nggak mendadak." Tatiana memejamkan mata, ia terlihat terlalu bahagia. "Maksudku, jadi ... gini, lho ... kamu tau aku—"Kemal menghentikan mobil saat lampu merah di perempatan pintu masuk menuju komplek elite rumah Tatiana. Kepalanya menoleh ke Tatiana. Ia tersenyum tipis. "Besok pagi ke kantor jam berapa?""Aku?" tunjuk Tatiana."Iya, lah," kekeh Kemal. Tatiana mengulum senyum."Jam tujuh. Kenapa?" Begitu lemah lembut suara Tatiana, beda dengan Ines yang ka

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Drama baru mereka!

    Met baca 🍃__________Pintu kamar keduanya terbuka lebar, sama-sama masih muka bantal dengan rambut acak-acakkan."Morning," sapa parau Ines seraya berjalan ke arah dapur, tak lupa menguap lebar mulutnya karena masih ngantuk."Pagi," balas Kemal lantas membuka laci meja dapur untuk mengambil stok kopi bubuk yang akan ia masukkan ke mesin pembuat kopi otomatis, mahal, dan canggih. Iya, lah, CEO ... masa barang-barangnya jelek."Geser," celoteh Ines saat Kemal menghalanginya hendak membuka kabinet bagian atas untuk meraih piring ceper. Ines melesak begitu saja, berdiri di depan Kemal yang seketika melotot.Tanda bahaya berbunyi! Kemal memejamkan mata karena itunya tersentuh tak sengaja dengan bokong Ines yang masih memakai baju tidur bercelana panjang."Mal! Bisa dikondisikan, kan!" omel Ines lalu buru-buru berjalan ke arah kompor listrik. Kemal tak membalas, ia hanya diam mengatur dirinya sendiri."Lo mau roti atau nasi? Gue masakin nasi goreng." Ines masih kesal karena tadi, Kemal me

  • Sukses setelah ditalak Tiga   Jangan mudah ramah

    Met baca 🍃____________"Pulang?" ajak Ines setelah membuka pintu ruangan Kemal. Sejam lalu dua keponakan dan kakak iparnya sudah pulang lebih dulu. Kemal melirik jam di atas meja kerjanya, sudah tepat pukul tujuh malam. Ia beranjak, memasukan ponsel, tablet, laptop ke dalam tas kerjanya."Mbak Keira kirim makanan sore tadi, dititip di sekuriti lobi. Masak rawon, tapi kita beli telur asin sama gue mau bikin tempe goreng tepung buat pelengkapnya. Mampir ke supermarket sebentar, ya."Kemal mengangguk. Ia memastikan tak ada barang yang tertinggal, lalu berjalan keluar ruangannya bersama Ines."Kapan potong rambut lo?"Mendengar itu Ines menoleh, "kenapa? Ngebet banget mau lihat penampilan gue fresh?" candanya. Kemal hanya diam, tak membalas satu katapun."Mal, Tatiana cantik,kok. Kenapa sih, lo kayak nggak seneng di deketin dia?" Keduanya sudah di dalam lift."Cantik bukan hal utama.""Halah. Cowok di mana-mana pasti menomor satukan penampilan. Logika cowok kan gitu. Itu natural.""Cant

DMCA.com Protection Status