Share

6.Sugar Baby

Author: Marrygoldie
last update Last Updated: 2021-07-30 14:21:35

Cara Tuhan tidak bisa ditebak.

Terkadang Tuhan memiliki cara unik untuk membantu anak-Nya.

Bahkan dengan cara tak terduga sekalipun.

* * * * *

“Kita berjumpa lagi, Melanie.”

Melanie tidak percaya melihat pria yang ditolongnya kemarin berdiri menjulang di hadapannya. Ralf tampak begitu menawan dengan kemeja biru yang tidak mampu menyembunyikan otot di tubuhnya. Pria itu sudah menggulung lengan kemejanya hingga sikunya. Memperlihatkan kulitnya yang sewarna tembaga. Ralf juga sudah menanggalkan dasi yang melingkar di lehernya dan membuka tiga kancing teratasnya sehingga Melanie bisa melihat dada pria itu mengintip di balik kemejanya.

“Ralf, apa… apa yang kau lakukan di sana?” tanya Melanie tergagap karena begitu terkejut mendapati Ralf berdiri di hadapannya.

Pria itu menyunggingkan senyuman yang mampu menciptakan degup kencang di jantung gadis itu. “Bukankah lebih baik kita bicara di dalam?”

“Tapi aku harus menemui seseorang.”

“Orang itu adalah aku, Miss Schumacher. Klien pertamamu adalah aku.” Jelas Ralf.

“Oh… Berarti aku memang berada di kamar yang benar.”

Akhirnya wanita itu berjalan masuk ke dalam kamar ketika Ralf membuka lebar kamar hotel yang sudah disewanya. Meskipun kamar itu begitu mewah dengan desain klasik bak kerajaan, tapi Melanie tidak mampu mengaguminya. Pikirannya masih terguncang saat mengetahui klien pertamanya adalah Ralf Krausz.

Ralf berjalan menuju sofa dan menghempaskan tubuhnya di sana. Dia menuangkan botol sampanye di gelasnya dan gelas lainnya. Pria itu mendongak melihat Melanie masih berdiri di dekat pintu. 

“Duduklah di sini.” Ralf menepuk kursi di sampingnya. “Aku belum ingin menerkammu sekarang, meskipun aku benar-benar menginginkannya. Tapi ada hal penting yang perlu kubicarakan denganmu. Jadi kemarilah, tidak perlu takut.”

Melanie pun menuruti ucapan Ralf. Dengan sangat hati-hati dia duduk di samping pria itu. Gadis itu mengamati Ralf yang tidak berhenti menatapnya. Pria itu mengulurkan satu gelas sampanye kepada Melanie. Namun gadis itu menggelengkan kepalanya untuk menolak minuman itu.

“Aku… aku tidak terbiasa minum, Mr. Krausz. Kupikir akan sangat buruk jika aku melakukannya sekarang.”

Ralf menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Melanie. Ide yang buruk membuat gadis itu mencoba minuman beralkohol untuk pertama kalinya. Terutama pria itu membutuhkan kesadaran wanita itu untuk membicarakan hal penting yang dikatakannya tadi.

“Kalau begitu kau ingin minum apa, Miss Schumacher? Aku akan memesankannya untukmu.” Tanya Ralf meletakkan gelas sampanye di atas meja.

Melanie menggelengkan kepalanya. “Aku sedang tidak ingin minum apapun, Mr. Krausz. Bisakah kau menjelaskan padaku mengapa kau di sini? Maksudmu bagaimana bisa kau menjadi klien pertamaku. Aku pikir ini bukanlah sebuah kebetulan, bukan?”

Ralf tersenyum karena Melanie bisa menebak jika ini bukanlah sebuah kebetulan. “Kau benar, Miss Schumacher. Ini memang bukan sebuah kebetulan. Aku akan memperkenalkan diriku secara lengkap.”

“Secara lengkap?” bingung Melanie.

“Aku memang sudah menyebutkan namaku adalah Ralf Krausz. Apakah kau tidak merasa familiar dengan nama Krausz?”

“Nama Krausz?” Melanie berusaha memikirkan nama itu. Dia memang tidak sempat memikirkan nama pria itu lebih lanjut karena kejadian di rumahnya yang kacau telah mengalihkan perhatian gadis itu. Tapi setelah memikirkannya, dia pun baru menyadari nama belakang pria itu. “Krusz? Maksudmu coklat Krausz?”

Ralf menganggukkan kepalanya. “Benar, Miss Schumacher. Aku adalah Presiden Direktur Perusahaan coklat Krausz. Sejak bertemu denganmu kemarin aku sangat tertarik padamu, Melanie.”

Melanie melotot kaget mendengar ucapan Ralf. “Kau… kau tertarik padaku?”

“Ya, aku sangat tertarik padamu. Karena itu aku meminta seseorang untuk menyelidikimu. Dan aku sangat terkejut saat mendengar orangku mengatakan kau menjual keperawananmu untuk mendapatkan uang.”

Seketika wajah Melanie berubah merah karena malu. Dia bahkan menundukkan kepalanya tidak berani memandang ke arah pria itu. “Aku… aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak bisa membiarkan ayahku terluka karena tidak bisa membayar hutang.”

“Aku juga sudah mendengar masalah itu. Aku turut bersedih atas apa yang menimpa ayahmu, Miss Schumacher. Karena itulah aku ingin menawarkan sesuatu padamu. Sesuatu yang bisa menguntungkan kita berdua.”

Melanie mendongak menatap Ralf. “Apa maksudmu sesuatu yang bisa menguntungkan kita berdua?”

Ralf mengambil sebuah amplop coklat besar yang berada di sampingnya. Dia membuka amplop itu dan mengeluarkan selembar kertas kemudian meletakkannya di atas meja.

“Aku bisa mengatasi masalah yang kau alami saat ini, Miss Schumacher. Sebagai gantinya, kau harus menjadi Sugar Baby-ku.”

“Sugar Baby?” Melanie melotot kaget.

“Kau tahu bukan, Sugar Baby adalah gadis muda yang menjalin pria yang lebih tua untuk membantu perekonomiannya.”

Melanie menganggukkan kepalanya tidak sabar untuk menghentikan penjelasan  Ralf mengenai Sugar Baby. “Aku tahu artinya, Mr. Krausz. Kau tidak perlu menjelaskan secara detail. Yang ingin kutanyakan adalah apa keuntungan dari hubungan ini untukmu?”

“Keuntungan dari hubungan ini untukku? Aku ingin kau mengandung anakku.”

Gadis itu mengerjapkan matanya tidak percaya mendengar ucapan Ralf. “Mengandung anakmu? Bukankah seharusnya kau mencari wanita seusiamu untuk dinikahi sehingga dia bisa mengandung anakmu, Mr. Krausz?”

“Sayangnya aku tidak menyukai ide pernikahan dengan cinta, Miss Schumacher.”

“Jadi jika aku berhasil mengandung anakmu, kau akan mengambilnya dariku?”

Ralf menghela nafas berat. “Aku tidak sekejam itu menjauhkan anak dari ibunya, Miss Schumacher. Aku memang meminta kau untuk mengandung anakku. Setelah itu akan menikahimu. Sehingga aku bisa memberikan segalanya yang kau inginkan kecuali satu hal.”

“Cinta. Benar, bukan?” tebak Melanie.

Ralf menganggukkan kepalanya. “Tepat sekali. Jadi bagaimana? Kau setuju dengan perjanjian ini?” pria itu mengulurkan pena di tangannya.

Melanie menatap Ralf berusaha memikirkan kesepakatan yang ditawarkan pria itu. Tidak ada yang dirugikan dari perjanjian ini. Ralf bisa membantu wanita itu membayar hutangnya. Sedangkan wanita itu hanya perlu melahirkan anak tanpa mengharapkan cinta dari pria itu. Tapi jika dipikirkan, perjanjian ini jauh lebih baik daripada dirinya menjual diri kepada pria yang tidak tahu apakah bisa memperlakukannya jauh lebih baik.

“Aku akan menerima perjanjian ini. Tapi bisakah kau membantu ayahku lebih dahulu? Malam ini penagih hutang akan datang lagi. Jika aku tidak datang untuk membayar hutang itu, aku takut terjadi hal buruk dengan ayahku.” 

Ralf menganggukkan kepalanya. “Memang itulah yang aku rencanakan, Liebste.”

Kedua pipi Melanie merona merah mendengar panggilan sayang itu. Akhirnya wanita itu memilih mengambil pena dari tangan Ralf kemudian membubuhkan tanda tangan di atas surat perjanjian itu. Setelah selesai, Melanie mengembalikan pena itu kepada Ralf. Pria itu menyimpan kertas surat perjanjian itu ke dalam amplop besar. Kemudian Ralf berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah Melanie.

“Ayo, kita menolong ayahmu!”

Melanie tersenyum dan meraih tangan pria itu. Ralf membantu gadis itu berdiri. Setelah mengambil jasnya dan membawa surat perjanjian itu, Ralf berjalan menuju pintu kamar hotel bersama dengan Melanie. Langkah pria itu terhenti ketika berdiri di depan pintu.

“Ada apa?” tanya Melanie.

Ralf berbalik menatap gadis itu. Dia melebarkan jasnya dan meletakkan di kedua bahu Melanie. Kemudian menutupnya rapat sehingga tubuh indah Melanie dalam balutan gaun terbuka itu mampu ditutupi oleh jas Ralf.

“Kau sangat menawan dengan gaun itu, Liebste. Bahkan aku terpesona melihatmu mengenakan gaun itu. Tapi aku tidak akan membiarkan orang lain melihatnya. Mulai sekarang hanya aku yang boleh melihat keindahan itu.”

Kedua pipi Melanie merona merah mendengar ucapan Ralf. Tapi untuk pertama kalinya ada seorang pria yang memperlakukannya begitu lembut. Jelas hal itu menghangatkan perasaan gadis itu. Setelah itu barulah Ralf menggandeng Melanie berjalan keluar dari kamar itu.

* * * * *

Mobil Mclaren yang dikendarai Ralf berhenti di depan rumah Melanie. Sayangnya mereka terlambat. Melanie bisa melihat bagian depan rumahnya hancur. Kaca-kaca jendela sudah pecah dan pintu rumahnya pun hancur tak berbentuk. Seketika ketakutan melanda Melanie.

“Oh, tidak. Vater!” Melanie segera melepaskan sabuk pengaman dan melangkah keluar dari mobil Ralf. Gadis itu segera berlari menuju rumahnya.

Ralf yang menyadari ada yang tidak beres segera menyusul gadis itu. Saat pria itu melangkah melewati teras rumah itu, Ralf dibuat terkejut dengan kondisi rumah yang kacau. Dia pun teringat pada ucapan Melanie yang mengatakan jika penagih hutang itu akan segera datang.

“Vater!” 

Seruan Melanie mengalihkan perhatian Ralf. Segera pria itu berlari masuk ke dalam untuk mencari gadis itu. Saat masuk ke dalam rumahnya, pria itu bisa melihat Melanie berlutut di samping tubuh seorang pria yang diyakini adalah ayah gadis itu. Melanie tak mampu menahan tangisnya.

Ralf menghampiri Melanie dan berlutut di samping gadis itu. Dia mengulurkan tangannya tepat di depan hidung Walden untuk mengecek tanda-tanda kehidupannya. Ralf masih bisa merasakan hembusan nafas Walden meskipun lemah.

“Dia masih hidup, Liebste. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.”

Melanie tidak bisa berkata apapun. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Gadis itu membantu Ralf membawa ayahnya menuju mobil pria itu. Meskipun tahu ayahnya masih hidup tapi Melanie masih ketakutan dan membuatnya tak berhenti menangis.

Sebuah tangan menggenggam tangan Melanie saat gadis itu sudah berada di dalam mobil bersama sang ayah.  Gadis itu menoleh dan melihat Ralf memandanganya.

“Semua akan baik-baik saja, Liebste. Percayalah padaku.”

Meskipun Melanie baru mengenal Ralf, tapi nada dalam setiap perkataan pria itu membuat Melanie begitu mudah untuk mempercayainya. Dan dia berharap apa yang dikatakan Ralf benar adanya.

* * * * *

Marrygoldie

Menurut kalian apakah ayah Melanie akan selamat?

| Like

Related chapters

  • Sugar Baby untuk Presdir   7.Mengapa?

    “Mengapa kau memilihku? Aku bukanlah wanita yang special, Mr. Krausz. Aku bahkan terlalu buruk. Dan juga aku terlalu muda untukmu. Karena itu aku penasaran mengapa kau memilihku bukan wanita lain yang jauh lebih baik?” * * * * * Ralf sedang berdiri di ujung lorong rumah sakit. Dengans atu tangan tenggelam di dalam sakunya dan satu tangan memegang ponsel yang menempel di telinganya. Pria itu tengah menelpon asistennya, Marco. “Cari orang yang menagih hutang ke rumah Walden Schumacher. Terutama orang yang telah menyakitinya. Beri pelajaran pada mereka, Marco. Ancam mereka jika berani berurusan dengan keluarga Schumacher lagi, mereka akan berurusan denganku.” Ucap Ralf dengan nada dingin. Pria itu begitu emosi karena melihat Melanie menangis sedih melihat ayahnya terluka.

    Last Updated : 2021-07-30
  • Sugar Baby untuk Presdir   8.Kejujuran

    Kejujuran jauh lebih baik daripada berjalan di atas kebohongan yang akan membuatnya merasa bersalah. * * * * * Keesokan paginya, matahari pagi mulai memasuki jendela kamar rawat Walden. Cahaya yang hangat itu menyentuh kulit pria paruh baya itu. Membuat kelopak matanya perlahan bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar rumah sakit. Namun sebelum Willard memikirkan apa yang terjadi hingga membuatnya terdampar di rumah sakit, rasa sakit kepala membuatnya mengerang kesakitan. “Vater!” Panggilan itu membuat Walden menoleh. Dia bisa melihat putrinya bangkit dari berbaring di atas sofa. Gadis itu menyingkirkan selimut yang diletakkan oleh Ralf. Kemudian Melanie turun dari sofa da

    Last Updated : 2021-07-30
  • Sugar Baby untuk Presdir   9.Lembut

    Aku memang beruntung memiliki putri yang sangat menyayangiku. Dia berharga untukku. ~ Walden Schumacher ~ * * * * * Mulut Melanie terbuka tak percaya saat melihat Ralf dan ayahnya tertawa bersama. Pria itu begitu mudah memikat hati Walden. Bahkan Ralf mampu membuat sang ayah menceritakan masa kecil Melanie yang menggemaskan. “Saat Melanie kecil, dia sangat menyukai binatang. Sampai suatu hari dia melihat ada kucing kecil di depan rumah. Dia segera mengejar kucing itu tanpa memandang sekelilingnya. Bahkan dia sampai menabrak pohon karena tidak melihat ke depan.” Cerita Walden sembari tertawa mengingat kejadian itu. “Menabrak pohon?” tanya Ralf tidak percaya. Pria itu pun tersenyum menahan

    Last Updated : 2021-07-31
  • Sugar Baby untuk Presdir   10.Ketulusan

    Ketulusan seseorang akan terpancar dari matanya. Kebaikannya akan terlihat dari tindakannya dan kebijaksanaannya akan terdengar dari kata-katanya. * * * * * Melanie memasukkan beberapa barang milik ayahnya ke dalam tas. Hari ini Walden sudah bisa keluar dari rumah sakit. Dia menoleh dan melihat sang ayah duduk di tepi ranjang dengan senyuman lebar mengembang di wajahnya. Melanie merasa lega sang ayah merasa jauh lebih baik. Tidak hanya secara fisik tapi juga psikisnya. Pria itu tidak tertekan dengan hutang yang melilitnya. Melanie bisa bernafas lega. Dia begitu sedih melihat sang ayah begitu tertekan beberapa hari yang lalu. Bahkan sang ayah tidak berselera makan hanya karena memikirkan hutang yang diakibatkan oleh Sonja. Tapi sekarang sang ayah tampak lebih bersemangat.

    Last Updated : 2021-08-02
  • Sugar Baby untuk Presdir   11.Tidak Sama

    Jangan biarkan pikiran buruk orang lain menjadikanmu sesuai seperti yang mereka katakan. Orang-orang belum tentu mengetahui apapun tentang dirimu. * * * * * Seorang gadis menumpahkan air bekas mengepel ke atas kepala Melanie. Membuat tubuh dan pakaian gadis itu basah dan bau. Terdengar suara tawa di belakangnya. Melanie menoleh dan melihat Andrea, Patricia dan Pauline lagi-lagi mengganggunya. Andrea sengaja menutup hidupnya. “Apa kau tidak merasa bau, Pauline? Bukankah ini bau gadis jalang.” Pauline menganggukkan kepalanya. “Benar sekali. Bau gadis jalang. Aku yakin kemarin dia tidak kuliah pasti sedang menjual diri kepada pria-pria yang mau memberinya uang.” &

    Last Updated : 2021-08-03
  • Sugar Baby untuk Presdir   12.Sahabat Melanie

    A wise always know himself and think he is fool, but a fool will always think that hes wise. - Wiliam Shakespeare - * * * * * Senyuman tidak kunjung lenyap dari wajah Ralf ketika pria itu sedang berada di mobil menuju kampus Melanie untuk menjemputnya. Sejak kehadiran Melanie, pria itu jauh lebih bersemangat daripada biasanya. Dia bahkan tidak sabar menantikan jam pulang kerja agar bisa menemui Melanie. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Melihat nama sang kakek muncul di layar ponselnya, Ralf segera mengangkatnya menggunakan handsfree. “Ada apa, Groβvater?” tanya Ralf sembari menyetir. “Aku ingin tahu kapan kau akan membawa wanita hebat yang meluluhkan hati cucuku yang sedi

    Last Updated : 2021-09-30
  • Sugar Baby untuk Presdir   1.Melanie Schumacher

    “Itu hanya terjadi di dongeng, Alizée. Tidak ada di dunia nyata. Dalam dunia nyata, wanita harus berjuang keras sendiri untuk bisa bertahan di dalam dunia yang kejam ini tanpa harus mengandalkan pangeran berkuda putih yang siap menolong.”~ Melanie Schumacher ~* * * * *Bagi orang lain menikmati masa-masa kuliah sangatlah indah. Karena pada masa seperti itu seseorang akan mencari jati diri mereka dan mulai merancang masa depan mereka. Sayangnya bagi Melanie dunia kuliah tidaklah seindah itu. Dulu gadis berusia dua puluh tiga tahun itu mendambakan dirinya bisa menginjak dunia kuliah yang selalu diimpikannya. Sayangnya dunia kuliah yang indah itu hancur karena gadis dengan rambut pirang panjang itu mengalami hal yang buruk setiap ha

    Last Updated : 2021-07-13
  • Sugar Baby untuk Presdir   2.Ralf Krausz

    Hidup itu seperti coklat. Anda harus menikmatinya sepotong demi sepotong dan membiarkannya perlahan meleleh di lidah anda.”~ Nina Sandmann ~* * * * *Perusahaan coklat Krausz adalah perusahaan coklat yang tidak hanya terkenal di Swiss tapi juga di seluruh dunia. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1845 itu terkenal dengan truffle coklat, coklat batangan, permen dan lainnya. Tidak hanya kelezatannya, Krausz juga mengutamakan kualitas coklat mereka. Sehingga tidak heran orang-orang menyukai coklat Krausz. Bahkan mereka tidak mempedulikan harganya. Karena beberapa coklat Krauz tertentu memiliki kisaran harga yang tinggi.Saat ini perusahaan coklat ini dipimpin oleh CEO Ralf Krausz. Satu-satunya cucu Willard Krausz yang sebelumnya

    Last Updated : 2021-07-13

Latest chapter

  • Sugar Baby untuk Presdir   12.Sahabat Melanie

    A wise always know himself and think he is fool, but a fool will always think that hes wise. - Wiliam Shakespeare - * * * * * Senyuman tidak kunjung lenyap dari wajah Ralf ketika pria itu sedang berada di mobil menuju kampus Melanie untuk menjemputnya. Sejak kehadiran Melanie, pria itu jauh lebih bersemangat daripada biasanya. Dia bahkan tidak sabar menantikan jam pulang kerja agar bisa menemui Melanie. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Melihat nama sang kakek muncul di layar ponselnya, Ralf segera mengangkatnya menggunakan handsfree. “Ada apa, Groβvater?” tanya Ralf sembari menyetir. “Aku ingin tahu kapan kau akan membawa wanita hebat yang meluluhkan hati cucuku yang sedi

  • Sugar Baby untuk Presdir   11.Tidak Sama

    Jangan biarkan pikiran buruk orang lain menjadikanmu sesuai seperti yang mereka katakan. Orang-orang belum tentu mengetahui apapun tentang dirimu. * * * * * Seorang gadis menumpahkan air bekas mengepel ke atas kepala Melanie. Membuat tubuh dan pakaian gadis itu basah dan bau. Terdengar suara tawa di belakangnya. Melanie menoleh dan melihat Andrea, Patricia dan Pauline lagi-lagi mengganggunya. Andrea sengaja menutup hidupnya. “Apa kau tidak merasa bau, Pauline? Bukankah ini bau gadis jalang.” Pauline menganggukkan kepalanya. “Benar sekali. Bau gadis jalang. Aku yakin kemarin dia tidak kuliah pasti sedang menjual diri kepada pria-pria yang mau memberinya uang.” &

  • Sugar Baby untuk Presdir   10.Ketulusan

    Ketulusan seseorang akan terpancar dari matanya. Kebaikannya akan terlihat dari tindakannya dan kebijaksanaannya akan terdengar dari kata-katanya. * * * * * Melanie memasukkan beberapa barang milik ayahnya ke dalam tas. Hari ini Walden sudah bisa keluar dari rumah sakit. Dia menoleh dan melihat sang ayah duduk di tepi ranjang dengan senyuman lebar mengembang di wajahnya. Melanie merasa lega sang ayah merasa jauh lebih baik. Tidak hanya secara fisik tapi juga psikisnya. Pria itu tidak tertekan dengan hutang yang melilitnya. Melanie bisa bernafas lega. Dia begitu sedih melihat sang ayah begitu tertekan beberapa hari yang lalu. Bahkan sang ayah tidak berselera makan hanya karena memikirkan hutang yang diakibatkan oleh Sonja. Tapi sekarang sang ayah tampak lebih bersemangat.

  • Sugar Baby untuk Presdir   9.Lembut

    Aku memang beruntung memiliki putri yang sangat menyayangiku. Dia berharga untukku. ~ Walden Schumacher ~ * * * * * Mulut Melanie terbuka tak percaya saat melihat Ralf dan ayahnya tertawa bersama. Pria itu begitu mudah memikat hati Walden. Bahkan Ralf mampu membuat sang ayah menceritakan masa kecil Melanie yang menggemaskan. “Saat Melanie kecil, dia sangat menyukai binatang. Sampai suatu hari dia melihat ada kucing kecil di depan rumah. Dia segera mengejar kucing itu tanpa memandang sekelilingnya. Bahkan dia sampai menabrak pohon karena tidak melihat ke depan.” Cerita Walden sembari tertawa mengingat kejadian itu. “Menabrak pohon?” tanya Ralf tidak percaya. Pria itu pun tersenyum menahan

  • Sugar Baby untuk Presdir   8.Kejujuran

    Kejujuran jauh lebih baik daripada berjalan di atas kebohongan yang akan membuatnya merasa bersalah. * * * * * Keesokan paginya, matahari pagi mulai memasuki jendela kamar rawat Walden. Cahaya yang hangat itu menyentuh kulit pria paruh baya itu. Membuat kelopak matanya perlahan bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar rumah sakit. Namun sebelum Willard memikirkan apa yang terjadi hingga membuatnya terdampar di rumah sakit, rasa sakit kepala membuatnya mengerang kesakitan. “Vater!” Panggilan itu membuat Walden menoleh. Dia bisa melihat putrinya bangkit dari berbaring di atas sofa. Gadis itu menyingkirkan selimut yang diletakkan oleh Ralf. Kemudian Melanie turun dari sofa da

  • Sugar Baby untuk Presdir   7.Mengapa?

    “Mengapa kau memilihku? Aku bukanlah wanita yang special, Mr. Krausz. Aku bahkan terlalu buruk. Dan juga aku terlalu muda untukmu. Karena itu aku penasaran mengapa kau memilihku bukan wanita lain yang jauh lebih baik?” * * * * * Ralf sedang berdiri di ujung lorong rumah sakit. Dengans atu tangan tenggelam di dalam sakunya dan satu tangan memegang ponsel yang menempel di telinganya. Pria itu tengah menelpon asistennya, Marco. “Cari orang yang menagih hutang ke rumah Walden Schumacher. Terutama orang yang telah menyakitinya. Beri pelajaran pada mereka, Marco. Ancam mereka jika berani berurusan dengan keluarga Schumacher lagi, mereka akan berurusan denganku.” Ucap Ralf dengan nada dingin. Pria itu begitu emosi karena melihat Melanie menangis sedih melihat ayahnya terluka.

  • Sugar Baby untuk Presdir   6.Sugar Baby

    Cara Tuhan tidak bisa ditebak. Terkadang Tuhan memiliki cara unik untuk membantu anak-Nya. Bahkan dengan cara tak terduga sekalipun. * * * * * “Kita berjumpa lagi, Melanie.” Melanie tidak percaya melihat pria yang ditolongnya kemarin berdiri menjulang di hadapannya. Ralf tampak begitu menawan dengan kemeja biru yang tidak mampu menyembunyikan otot di tubuhnya. Pria itu sudah menggulung lengan kemejanya hingga sikunya. Memperlihatkan kulitnya yang sewarna tembaga. Ralf juga sudah menanggalkan dasi yang melingkar di lehernya dan membuka tiga kancing teratasnya sehingga Melanie bisa melihat dada pria itu mengintip di balik kemejanya. “Ralf, apa… apa yang ka

  • Sugar Baby untuk Presdir   5.Pengorbanan

    Bukankah kau selalu mengatakan keluarga ada itu untuk saling membantu? Saat ini Vater tidak bisa mendapatkan tapi aku bisa mendapatkannya untuk membantumu, Vater. ~ Melanie Schumacher ~ * * * * * Keesokan harinya Melanie bisa melihat ayahnya terus melamun. Bahkan saat sarapan bersama, Walden sama sekali tidak fokus dengan makanannya. Dia hanya mempermainkan hidangan kentang setengah matang bernama Rösti. Walden hanya menusuk-nusuk makananya tanpa berniat memakannya. Melanie yakin ayahnya pasti sedang memikirkan bagaimana mendapatkan uang seratus ribu Franc Swiss untuk membayar hutang kakaknya. Gadis yang saat ini mengenakan terusan kotak-kotak biru

  • Sugar Baby untuk Presdir   4.Berpikir

    Kita tidak tahu alasan Tuhan memberikan cobaan berat pada kita.Yang perlu kita lakukan adalah tetap mensyukuri segala situasi kita.Baik ataupun buruk situasinya,Selalu ingat, Tuhan tidak akan pernah melepaskan tangan-Nya.* * * * *Rumah keluarga Schumacher bukanlah rumah yang besar. Berada di deretan rumah-rumah lainnya, rumah Melanie sama saja dengan yang lain. Hanya saja sore itu rumah Melanie sangatlah berbeda. Terlihat di halaman depan rumahnya beberapa barang dikeluarkan dan tampak hancur. Dari kursi-kursi kayu, meja dan barang lainnya. Seakan rumah Melanie baru saja dilanda badai besar yang membuat rumahnya sangat berantakan.Satu hal y

DMCA.com Protection Status