Share

Bab 45: Masalah

Author: Serenity
last update Last Updated: 2022-07-21 20:05:41

Baskara kembali ke ruang kerja setelah menyelesaikan makan siang. Terlalu bingung ingin memesan apa di ojek daring membuat pria itu memutuskan untuk berjalan ke belakang gedung Steam Perfection. Ada banyak warung dan pejual kaki lima yang menyesaki lorong-lorong kecil di balik gedung perkantoran mewah ibukota. Walau founder perusahaan rintisan yang sudah berkembang pesat, Baskara tidak merasa malu jika harus makan di sana.

Seperti biasa, dia langsung menyalakan iMac dan memeriksa daftar pekerjaannya untuk hari ini. Baskara sudah menyelesaikan hampir seluruh pekerjaan yang mendesak. Sebelum ini dia tidak pernah menyadari kekuatan sebuah pesan. Sepotong pesan dari Aruna berhasil membuat suasana hatinya baik sepanjang hari. Tidak hanya itu, dia juga merasa kalau pikirannya jauh lebih jernih. Pekerjaan yang biasa menghabiskan waktu berjam-jam berhasil diselesaikannya dalam dua jam saja.

Ketika memeriksa email dan masih belum menemukan email dari Aruna, pria itu segera mengambil ponsel d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 46: Cerita

    "Lagi ngapain lo?" Gala semringah masuk ke ruang kerja sahabatnya. Seperti biasa dia tidak memrasa harus mengetuk atau menunggu Anya untuk mempersilakannya masuk. Dia bebas keluar masuk kantor Baskara. Hanya jika Baskara sedang meeting atau bertemu klien Anya akan menahan atau memberikan kode."Tumben banget kamu main HP," pria itu meletakkan paperbag di meja kerja Baskara, "Biasa fokus kerja. Kehabisan kerjaan lo?" Baskara terkekeh, "Ini juga lagi kerja.""Chatting-an gitu kerja?" Dari tempatnya berdiri Gala dapat sekilas melihat layar ponsel pria itu sebelum dia mematikan layar ponsel dan menyimpannya di meja kerja. "Iya. Lagi bahas detail kontrak," Baskara menunjuk paperbag, "Ini apa?" "Biasa lo bahas kayak gituan via email," Gala duduk di salah satu sofa yang tersedia di ruang kerja sahabatnya, "Ayam goreng kesukaan lo.""Becanda!" Senyum lebar bercampur tatapan tidak percaya segera muncul di wajah Baskara, "Kapan lo terbang ke Singapura?" "Tadi pagi. Ada meeting," Gala tergel

    Last Updated : 2022-07-22
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 47: Bibir

    Aruna Dayana Widjaja: Kak, udah sampai? Sambil melangkah masuk ke lift apartemen yang terhubung langsung dengan unitnya, Baskara memeriksa ponsel. Lagi, senyumnya langsung terulas ketika menemukan pesan yang dikirimkan oleh mantan pacarnya saat SMA itu. Sebelum bersepeda pulang pria itu memang membalas pesan gadis itu dengan mengatakan kalau dia sedang dalam perjalanan pulang. Baskara Ishan Prajana: Lagi di liftBaskara Ishan Prajana: Kamu? Tidak perlu menunggu lama Baskara sudah menemukan pesan balasan dari gadis itu masuk ke ponselnya. Aruna Dayana Widjaja: Masih di kantorAruna Dayana Widjaja: Kak Askara ngasih revisi last minute bangetAda rasa bersalah yang muncul begitu membaca pesan tersebut. Baskara memang mengirimkan revisi terakhir terkait kerja sama mereka di akhir jam kerja. Ini semua karena Gala datang dengan seporsi besar Yardbird kesukaannya. Membuat dia tidak mungkin menolak paksaan sahabatnya untuk bercerita. Baskara Ishan Prajana: Sorry. Seharusnya kamu lanjut b

    Last Updated : 2022-07-22
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 48: Suara

    Entah sudah berapa kali mereka berbalas pesan ketika pesan terbaru Aruna masuk dan mengejutkan Baskara yang sedang sibuk mengerjakan pemograman untuk aplikasi yang dibuatnya sebagai pengisi waktu luang. Aruna Dayana Widjaja: Lagi apa?Aruna Dayana Widjaja: Bisa teleponan?Baskara mengedipkan mata beberapa kali sebelum kembali membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh gadis itu. Masih tetap sama. Dia tidak salah membaca atau berhalusinasi. Ya, itu pesan yang dikirimkan oleh Aruna untuknya. Baskara Ishan Prajana: Nggak lagi ngapa-ngapainTidak lama setelah pesan itu terkirim ponsel Baskara berdering. Tentu saja dari gadis itu.Baskara tidak langsung mengangkatnya. Pria itu berdeham beberapa kali dan walau dia tahu ini hanya panggilan telepon tetapi pria itu merapikan rambut dan penampilannya. Entah untuk apa. "Halo," walau sudah berdeham berulang tetap saja suaranya terdengar sedikit bergetar ketika menerima panggilan dari Aruna. "Hai, Kak," suara Aruna terdengar riang dan penuh s

    Last Updated : 2022-07-22
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 49: Hangat

    Sambil menguap Aruna keluar dari shower box dan langsung membungkus tubuhnya dengan bathrobe yang tebal dan hangat. Gadis itu kembali membiarkan dirinya menguap. Lebar hingga matanya berair. Dia jelas masih mengantuk. Semalam dia tidak tahu pukul berapa jatuh tertidur. Entah bagaimana dia jatuh tidur ketika sedang mengobrol dengan Baskara. "Memalukan," gadis itu berucap lirih sambil menampar pipinya. Bukan kesal melainkan ingin mengusir kantuk. Jadwal pertamanya pagi ini adalah bertemu dengan Narendra dan tim legal. Itu dapat dipastikan akan menjadi meeting yang panjang dan melelahkan. Segera dia tenggelam dalam rutinitas panjang perawatan wajah dan memulas riasan tipis untuk menyegarkan penampilan juga menutupi kantung hitam di bawah mata. Sudah waktunya dia untuk mengunjungi klinik perawatan wajah langganannya. "Sial," gadis itu berdecak kesal ketika ingat kalau pagi ini hairstylist langganannya izin karena ada keperluan, "Seharusnya tadi nggak usah keramas." Walau terlahir

    Last Updated : 2022-07-23
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 50: Bunga

    Menit-menit yang dihabiskan dalam mercy melesat cepat. Rasanya baru beberapa menit lalu dia memejamkan mata dan ketika membuka mata mobil sudah berhenti tepat di depan lobby gedung Widjaja Group. Gadis itu mengerang pelan dan memaksa diri untuk keluar dari mobil. Aruna berjalan dengan penuh percaya diri sambil memeriksa ponselnya. Biasanya dia melakukan ini sambil hairstylist menata rambutnya atau dalam perjalanan. Tetapi hari ini berbeda. Hairstylist tidak masuk dan sepanjang perjalanan dia memilih untuk tidur. Walau fokus dengan berbagai email dan pesan yang harus dibalas, gadis itu tetap melempar senyum disertai anggukan untuk setiap orang yang menyapanya. Menjadi bagian dari keluarga Widjaja membuat seluruh pegawai merasa wajib untuk sekadar bertegur sapa padahal belum tentu mereka saling kenal. Ada ratusan bahkan ribuan orang yang bekerja di gedung ini, tidak mungkin dia mengenali mereka semua. Lagi pula dia bukan Narendra, jabatannya tidak sepenting sang sepupu. "Mbaak, c

    Last Updated : 2022-07-24
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 51: Curhat

    Aruna mematikan laptop setelah hari yang panjang dilanjutkan dengan merenggangkan punggung. Hari ini semua berjalan sebaik yang bisa dibayangkan olehnya. Meeting panjang dengan tim legal dan sepupunya berakhir dengan baik. Tim legal akan menyelesaikan draft kontrak kemudian mengirimkan kepada KAMALA dan Steam Perfection untuk dievaluasi terakhir kali sebelum penandatanganan. Jadwal yang padat menjadi alasan baik karena itu berarti dia tidak sempat memikirkan Baskara. Jantungnya melonjak ketika dia mengingat pria itu. Astaga. Dia terdengar seperti remaja ingusan saat ini. "Mbak," ketukan samar terdengar dari pintu ruang kerja yang memang tidak ditutupnya. Ketika Aruna memalingkan wajah dia menemukan sosok Hansa dan Fahira di ambang pintu. "Ya?" Dia berdeham untuk memastikan suaranya tidak memancing kecurigaan, "Kenapa?""Jadi meeting-nya? Udah hampir jam 5. Yang lain udah pada siap-siap mau pulang." "Shit! Aku sampai lupa," dia menepuk kening, "Masuk. Harusnya ini nggak lama

    Last Updated : 2022-07-24
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 52: Sempurna

    "Au!" Aruna berteriak ketika Maya menyimpul pita yang berada di bagian pinggang wrap gown sutra dengan panjang menyapalu lantai yang dikenakannya. Gaun berwarna silver itu memiliki belahan leher rendah serupa dengan desain blazer yang memberikan kesan sporty tetapi tetap seksi dengan belahan tinggi hingga ke paha. "Kekencangan, Mbak?" Penuh rasa bersalah asisten pribadi gadis itu bertanya. "Iya," dia mengusap bagian depan gaunnya, "Ini nggak terlalu seksi?" "Nggak," gadis itu menjawab dengan cepat, "Lebih seksi yang satunya." "Iya?" Aruna bertanya ragu, "Ini belahan lehernya nggak bisa diapain gitu?""Mau diapain? Udah bagus ini, Mbak," Maya sedikit melonggarkan ikatan pinggang gaun Aruna, "Segini, Mbak?" Aruna mengangguk sambil memperhatikan riasan wajah hasil karya MUA langganan yang baru diselesaikan lima menit lalu. Seperti biasa MUA tersebut berhasil memenuhi permintaannya. Riasan flawless dengan bold di bagian bibir. "Lipstick-nya kemerahan, deh," Aruna menoleh menv

    Last Updated : 2022-07-25
  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 53: Lelang

    Tamu lain terlihat bersenang-senang, minum dan tertawa, mengabaikan kemewahan yang tersaji di setiap sudut ballroom. Berbeda dengan Aruna. Gadis itu sudah terbiasa dengan kemewahan dan bertemu dengan tidak hanya orang kaya tetapi juga berkuasa. Yang membuat dia tidak tenang adalah kenyataan kalau namanya sudah dimasukkan oleh sang ibu dalam daftar pelelangan malam ini. Salah satu cara mengumpulkan dana sumbangan malam ini adalah dengan mengadakan acara lelang bertajuk One Hour Dinner with Lady. Acara yang paling dibenci oleh Aruna. Konsep pelelangan itu sederhana. Gadis yang namanya ada dalam daftar akan dipanggil ke panggung dan pengunjung akan menawarkan harga yang pantas untuk menikmati makan malam bersama dengan gadis yang sedang dilelang saat itu. Untuk waktu makan malam diserahkan kepada pemenang lelang. Manusia sudah hampir mendarat di Mars tetapi acara seperti ini entah mengapa masih menarik perhatiaan. Padahal sungguh itu merendahkan wanita dirasa oleh Aruna. Capek para

    Last Updated : 2022-07-26

Latest chapter

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 81: Tidak Terduga

    Berbeda dengan tadi pagi ketika mengawali hari, semakin sore Anya semakin uring-uringan. Bagaimana tidak sepanjang hari dia berulang kali mendapati atasannya melihat ponsel sambil senyum-senyum sendiri. Menyebalkan. Anya yakin kalau mantan pacar sang atasan yang menjadi penyebabnya. Hari sudah menjelang pukul tiga tetapi pekerjaannya masih menggunung. Hari ini entah mengapa dia tidak dapat fokus. Yang dilakukannya hanya mencari tahu tentang Aruna. Awalnya dia cukup yakin dapat bersaing dengan gadis itu. Aruna hanya menang nama keluarg saja. Memang gadis itu lebih cantik dan menawan dibanding dirinya tetapi dia tahu kalau Baskara tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Sayangnya, semakin dia mencari tahu tentang Aruna, semakin dia merasa kecil. Aruna memang terlahir dengan begitu banyak priviledge dan dia memanfaatkannya dengan baik. Sejak remaja dia sudah sering mendapatkan penghargaan di bidang fotografi, menyelesaikan sekolah dan kuliah tidak hanya tepat waktu tapi juga dengan ha

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 80: Patah

    Anya memulai pagi hari Rabu ini seperti biasa. Dari indekosnya dia menumpangi angkutan umum selama lima belas menit, cukup beruntung karena pagi ini dia tidak harus berdesak-desakan. Itu saja sudah berhasil membuat suasana hatinya riang. Dia yakin hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan. Begitu turun di halte seberang gedung tempat kantor Steam Perfection berada dia menyempatkan diri untuk membeli dua porsi bubur ayam. Satu porsi untuknya, dengan esktra sambal, dan satu porsi lagi yang tidak mengunakan daun seledri akan diberikan kepada atasannya, Baskara. Beberapa kali dalam sebulan, biasanya ketika suasana hatinya sedang riang, dia membelikan sarapan untuk pria yang diam-diam ditaksirnya itu. Baskara bukan seorang pemilih dalam hal makanan dan itu memudahkan Anya jika ingin memberikan kejutan seperti pagi ini. Gadis itu yakin, perhatian-perhatian kecil seperti ini akan meluluhkan hati sang atasan. Walau sejak kehadiran Aruna dia tidak seyakin dulu. Kesal mengingat gadis yang

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 79: Sarapan

    Aruna memastikan ikat pinggang yang dikenakannya masuk ke lubang chino berearna khaki yang dikenakannya. Hari ini akan menjadi hari yang panjang di kantor hingga dia memutuskan mengenakan kaus garis-garis horizontal yang dipadu dengan blazer berpotongan pas badan warna navy agar tidak terlihat terlalu santai. Terlalu fokus merapikan penampilan hingga butuh waktu cukup lama sebelum otaknya menyadari bahwa ada seseorang yang sedang membunyikan bel apartemennya. Dia melirik jam sambil berjalan keluar dari kamar. Bahkan pukul enam saja baru lewat beberapa menit. Rasanya terlalu pagi untuk bertamu. Siapa? Gadis itu membuka pintu yang terhubung dengan foyer dan mengintip siapa yang berkunjung. Terburu, dia lupa untuk melihat di interkom siapa yang datang. Seluruh kebingungannya menguap dan berganti dengan senyum lebar ketika melihat Baskara berdiri di foyer sambil memegang dua tumbler yang mengepul dan sebuah kantong paper bag berwarna cokelat dengan logo salah satu gerai kopi yang terse

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 78: Kala

    "Tanaman?" Aruna berhenti mengunyah sebelum tertawa kecil dan melanjutkan makannya, "Pasti Kak Askara ngerasa aneh karena dulu aku kayak sebel banget sama tanaman, kan?"Baskara mengangguk mendengar ucapan gadis itu. "Kapan, ya..." tatapannya terlihat menerawang seakan dia sedang berusaha mengingat, "Waktu kuliah kayaknya. Aku sempat yang stress banget gitu karena kuliah. Memang jurusan yangvaku pengin tapi nggak tahu kok makin lama kayak makin berat. Capek gitu.""Aku sampai ngerasa susah banget buat bangun. Ngerasa nggak punya alasan aja gitu," Aruna kembali menambahkan gyudon ke piringnya, "Terus aku ke psikolog gitu. Nah, buat terapi awal disaranin buat aku punya sesuatu yang bergantung ke aku. Biar itu jadi alasan aku buat bangun dan mulai aktivitas." Baskara sama sekali sudah melupakan makanan yang ada di piringnya. Pria itu fokus mendengarkan cerita Aruna. "Awalnya aku mikir buat pelihara kucing atau anjing. Tapi terus kepikiran kalau aku nggak becus terus mereka mati gimana

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 77: Salah Tingkah

    "Maaf aku nggak bawa apa-apa," Baskara yang hanya mengenakan kaos dan jeans tersenyum canggung menatap Aruna yang berdiri di ambang pintu. "Siapa yang bilang barus bawa sesuatu?" Aruna tersenyum geli. "Kata Mamak," Baskara beranjak masuk setelah Aruna sedikit menggeser posisi berdiri dan mempersilakan pria itu untuk masuk. Unit apartemen Aruna serupa dengan miliknya. Tetapi suasananya begitu berbeda. Tidak aneh mengingat dekorasi unit apartemen mereka sangat jauh berbeda. Ruang tengah Aruna didominasi furnitur kayu dan rotan dengan bantalan berwarna cream. Di depan sofa terdapat meja kaya dengan desain sederhana tetapi Baskara tahu harganya jauh dari kata murah. Beberapa bantal tertata di sofa dengan sarung berwarna cerah. TV LCD berukuran besar diletakan di atas kabinet dari kayu berpadu anyaman rotan. Tidak ada kabel yang terlihat. Disamping TV hanya ada vas kaca berisi anggrek bulan. Dinding kosong di antara kabinet dan pintu gesee menuju beranda penuh dengan foto hasil jepret

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 76: Kemungkinan

    Aruna tersenyum lebar saat pintu lift tertutup. Sejak tadi dia berusaha menahan senyuman. Tidak ingin concierge menyalahartikan atau menimbulkan rumor tentangnya. Dia mengangkat tas bekal yang diberikan oleh concierge. Senyumnya semakin lebar. 'Titipan dari Pak Baskara'Rasa penasaran membuat gadis itu langsung membuka dan mengintip. Terlalu lama rasanya jika harus menunggu hingga dia tiba di unit apartemennya. "Kotak bekal?" Aruna menatap bingung. Dia sudah menduga kalau isi tas bekal itu adalah makanan. Tidak mungkin Baskara repot-repot menggunakan tas bekal dengan lapisan thermal jika isinya bukan makanan. Dugaannya Baskara memesan sesuatu dari restoran. "Isinya apa, ya?" Sungguh gadis itu ingin langsung membuka dua kotak bekal yang tersusun rapi dalam tas itu. Seandainya saja bawaannya malam ini tidak banyak, pasti dia tidak akan berpikir panjang seperti sekarang. Aruna menatap panel lantai. Tidak sabar melihat perpindahan lampu yang menyala. Saat pintu lift terbuka, gadis i

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 75: Sihir

    Salimah pernah bercerita bagaimana memasak merupakan serangkaian ritual penuh sihir dan keajaiban. Walau sudah dewasa, Baskara masih mempercayainya. Bagaimana tidak, hanya dengan masakan seseorang dapat tersenyum bahagia atau sebaliknya, mendadak merasa sembilu. Tentu itu karena sihir dan keajaiban. Ketika ide untuk membuatkan makan malam sebagai bentuk permintaan maaf kepada Aruna muncul di benak, pria itu langsung melakukannya. Semoga keajaiban dan sihir masakannya akan membuat Aruna memaafkannya. Baskara menumis irisan bawang putih dan bawang bombay. Sambil menunggu layu, pria itu membalurkan bawang putih, lada dan jahe ke arah daging iris lalu mengaduknya hingga rata sebelum menyimpan di kulkas selama beberapa saat. Ketika aroma khas bawang putih dan bawang bombay tercium dengan gesit dia memasukan irisan wortel lalu menambahkan sedikit air. Baskara lalu memgambil sisa sayur yang belum sempat dicuci dan membersihkannya satu persatu. Setelah itu kembang kol dan jagung muda menyu

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 74: Minta Maaf

    "Lo udah mau cabut?" Sejak pukul enam sore Gala sudah berada di apartemen Baskara. Sahabatnya itu memaksa Baskara untuk pulang cepat karena katanya ada sesuatu yang ingin diceritakannya dan itu hal penting. Jangan tanya kenapa Baskara memenuhi permintaan Gala yang cukup absurs karena biasanya dia baru meninggalkan kantor setelah pukul enam sore. "Iya. Kenapa?" Gala mengenakan jaket jeans-nya. Sedikit bersungut karena dia bisa melupakan leather jacket favoritnya di apartemen Daniya. Walau dia sangat ingin untuk mengunjungi gadis itu tetapi dia menahan diri untuk tidak melakukan itu. Gala tidak cukup yakin kalau Daniya mengingatnya karena gadis itu cukup mabuk ketika mereka berkenalan. "Lo nyuruh gue pulang cepat buat dengar curhatan lo doang?" Gala mengangguk sambil terkekeh, "Sesekali gantian, Bas. Jangan cuma gue yang capek denger tentang Aruna." "Sialan," Baskara melempar kulist kacang yang baru dikupas. "Ngomong-ngomong Aruna, udah semingguan lo nggak ngocehin tentang dia. Ka

  • Sudah Kaya Tergoda Mantan   Bab 73: Pengar

    Daniya terbangun karena dering bel apartemen yang terus berbunyi. Masih setengah memejamkan mata, gadis itu keluar dari selimut tebal kemudian mencari ponsel untuk mengetahui ini sudah pukul berapa. Pukul enam. Masih terlalu pagi. Siapa? Dia beringsut turun dari tempat tidur dan tersuruk mencari sandal sebelum keluar dari kamar. Matanya masih terasa berat. Kepalanya sangat sakit. Pengar karena alkohol yang dinikmatinya sepanjang malam. "Sial," dia memijat pelipis sambil melihat interkom. Ada sosok kembarannya di depan pintu apartemen."Ngapain lo? Ayam juga kalah pagi sama lo," dia membuka pintu apartemennya. "Pagi, Daniya. Lo nggak bakalan ngomel karena gue bawakn croissant favorit lo. Gue bela-belain ngantre demi lo." "Croissant doang nggak cukup," Daniya menerima paperbag yang diulurkan kembarannya, "Lo ngapain ke sini?" "Bangunin lo. Semalam lo bilang ada meeting penting pagi ini. Tadi malam lo minum banyak. Gue takut lo telat bangun." "Perhatian banget," gadis itu ke pantry

DMCA.com Protection Status