Share

313 Marah

Mia menghapus air mata yang terus saja menganak sungai di pipinya. Hatinya hancur bak pecahan kaca yang jatuh dari atas langit. Ia mengusap dada yang isinya remuk bagai tanpa tulang.

Mia beranjak dari tempat duduknya namun seketika Yusuf menahannya.

"Kamu mau kemana? Kita belum selesai bicara," tahan Yusuf segera.

"Saya butuh sendiri, Mas. Saya butuh menenangkan diri. Kenyataan ini terlalu pahit untuk ditelan," lirih Mia menjawab pertanyaan Yusuf. Air matanya tetap saja tak bisa dihentikan.

Yusuf langsung berdiri memeluk tubuh istrinya yang hampir rapuh.

"Sayang, maafkan kekhilafan saya. Sungguh semua itu terjadi di luar kesadaran saya. Seandainya waktu bisa diulang, maka saya tak akan pernah melakukannya. Saya telah terbius oleh jebakan wanita licik itu." Yusuf masih nemeluk erat istrinya. Ia berusaha meyakinkan Mia tentang kesalahannya.

Namun, wanita itu perlahan melepaskan pelukan Yusuf. Mia mengembalikan kedua tangan suaminya.

"Izinkan saya sendiri, Mas. Saya hanya butuh waktu un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wartini
haaduhhh mia ... miaaa ... kenapa sih pikiran dedel amat ... gemeessss jadinya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status