Share

246 Tertancap Paku

Jenifer melanjutkan langkahnya. Langkah yang kali ini terlihat cepat. Nah itu dia terlihat kuat kok, mengapa tadi minta dipapah Mas Yusuf ke kamarnya dengan alasan lemah. Ah dasar muka dua!

Tak mau lama mendumel dalam hati, gegas kulanjutkan niat ke ruangan tempat dispenser berada. Kuambil segelas air mineral dan meneguknya dengan lahap.

"Bu!" Suara sopran berdesis. Kumenoleh segera. Rupanya Ijah tengah tertawa kecil sambil membekap mulutnya.

"Permaisuri tengah histeris ketakutan. Apa yang kamu letakan di sana, Jah?" tanyaku berbisik pada Ijah yang tengah menahan gelak tawanya.

"Ini rumah steril, Bu. Tak pernah akan ada makhluk menjijikan. Saya pastikan itu," jawabnya berbisik pula.

"Lalu, apa?" Aku mengangkat kedua tangan, amat penasaran.

"Hanya mainan yang tampak real saja. Saya pegang remotnya. Saya bisa kendalikan dari balik dinding luar rumah," jelas Ijah. Dia sudah kesulitan menahan tawanya.

Aku menggelengkan kepala seraya mengangkat kedua ibu jari. "Kamu benar-benar cerdas. You
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status