Share

242 Kembali Ke POV Mia

Aku menghela napas kesal. Lagi-lagi harus berpapasan dengan Khaila di waktu yang tidak tepat.

"Terserah kamu saja, Khaila. Saya memang tak punya kuasa di rumah ini." Aku melanjutkah langkah. Tenggorokan ini rasanya kering membutuhkan segelas air minum.

"Tunggu!" Khaila menahan langkahku.

"Apa lagi?" Aku menghentikan langkah.

"Jangan pernah sekali-sekali mengganggu, Mba Jenifer. Dia sedang hamil anak Mas Yusuf. Jadi kami harus legowo menerimanya," pinta Khaila menekan tanpa sopan santun.

"Saya tidak pernah mengganggu siapa pun. Sebaliknya, jika hidup saya diganggu dan diusik, maka saya tak akan tinggal diam," balasku tanpa merasa takut. Segera kulanjutkan langkah tanpa perduli dengan panggilan Khaila lagi. Kepala ku pusing, lebih baik membuat kopi saja di dapur.

"Bu Mia, ngopi sendirian?" Ijah menyapaku. Dia baru saja tiba entah muncul dari mana.

"Iya, Jah. Temani saya ngopi yu. Saya tidak punya teman di sini, selain kamu," balasku.

"Siap, Bu."

Kulihat Ijah membawa sesuatu di tangann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Endang Kusdaryanti
sesudah membeli koin kunci tdk segera dibuka , mohon perhatiannya agar tdk terlalu lama kl membuka kunci untuk.mbaca bab berikutnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status