Share

199 Malam Pertama

"Kenapa?" tanya Yusuf berbisik di telingaku. Tangannya masih melingkari perutku. Dia juga masih menaruh dagunya di bahuku.

"Kita belum mandi, Mas. Masa udah peluk aja," ucapku yang sejujurnya masih merasa malu. Bahkan saat tangan Yusuf melingkari parut, serasa bagai ada getaran listrik yang rendah di dalam perut ini. Apalagi dengan bulu halus di pundak, serasa geli.

"Kan cuma peluk doang, Mia. Masa harus nunggu mandi dulu sih." Yusuf masih dengan pelukannya yang erat.

"Bagaimana kalau kita mandi bareng," lanjutnya konyol.

Aku bahkan dibuatnya semakin tersipu malu. Pipi ini begitu terlihat merah dari pantulan cermin.

"Jangan, Mas," tolakku lembut.

"Kenapa lagi coba?" Yusuf kembali menggigit bahuku dengan lembut.

"Saya malu, Mas. Kita mandi masing-masing saja ya," pintaku sambil menggigit bibir bawah. Aku harap Yusuf paham kalau hari pertama pernikahan, aku masih merasa malu dan tidak enak.

"Iya deh, kamu mandi duluan aja ya. Saya akan keluar sebentar untuk menghubungi seseorang," pamit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status