Share

Bab 32

Penulis: Fahira Khanza
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 09:43:00

SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKU

BAB 32

Arita lantas mengambil ponsel miliknya dan melihat siapa yang menelponnya. Ternyata na Nania lah yang tengah menghubunginya.

"Nania? Ada apa ya? Apakah dia mau menerima tawaranku tadi?" human Arita. Ia lantas mengusap kasar air matanya dan juga membuang ingus yang sedari tadi keluar dari hidungnya.

Arita menggeser tombol terima dan tersambunglah telepon tersebut hingga terdengar suara dari mantan sahabatnya itu di seberang sana.

"Ada apa kamu menghubungiku? Apakah kamu sudah setuju dengan persyaratan yang aku berikan tadi? Baguslah kalau kau cepat sadar. Sehingga aku tidak perlu bersusah payah untuk ribut-ribut denganmu perihal masalah ini. Kurasa uang segitu bagiku tidaklah besar. Apakah artinya uang lima ratus juta dibanding dengan dua usaha yang dimiliki putrimu itu. Iya kan?" cerocos Arita tanpa memberi jeda untuk Nania berbicara.

Nania sengaja memang ingin mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Arita terlebih dahulu. Nania masih berpik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (37)
goodnovel comment avatar
Deddy Raffara
cerita nya di ulang
goodnovel comment avatar
Noor Amilina Noor Hadi
knp diulang bab nya gak profesional...gk berkat
goodnovel comment avatar
Tri Yan
ga berbobot
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 33

    SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 33"Oke saya tunggu. Terima kasih." Setelah ponsel dimatikan Arita kembali merebahkan kepala dan tubuhnya. Kali ini dia tersenyum dan bersiap untuk mimpi indah sebab tidak lama lagi impiannya akan terwujud. ***"Kevin! Cepat kamu carikan orang yang mau beli dua motor ini sekarang!" titah Arita pada Kevin. Kevin yang sedang sibuk membalas pesan dari atasannya pun menoleh ke arah Arita sembari mengerutkan dahi. "Dijual, Bu? Untuk apa?" tanya Kevin heran pada Arita karena Kevin tahu kalau dua motor itu adalah motor kesayangan sang ibu angkat juga kakak angkatnya. Pasalnya salah satu dari motor itu orang tua Raya lah yang membelikannya. Yah, motor N-yamux yang lagi ngetrend itu lah yang orang tua Raya belika dengan dalih agar Raya tidak malu menaiki motor butut milik David. Motor yang pernah menjadi kebanggaan Arita di depan para tetangga kala David belum dibelikan mobil oleh orang tua Raya. Namun, kini ibu angkatnya rela menjual motor yang menjadi k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 34

    "Sudah siap? Yuk kita lets go!" ucap Nania yang tampak bersemangat. "Semangat banget, Ma?" tanya Raya. "Tentu saja semangat dong. Kan mau memiskinkan keluarga benalu dan tak tahu malu. Tentu harus semangat." Raya terkikik mendengar ucapan sang mama tercinta. Baginya Nania bukan hanya menjadi sosok ibu yang baik tapi juga menjadi sosok sahabat yang selalu ada di saat dirinya membutuhkan. Itulah kenapa Raya dan Nania tidak ada canggung meskipun status mereka ibu dan anak. "Yaudah ayo, Ma. Itu taksi online nya sudah datang." Raya dan Nania pun lekas berangkat menuju rumah Arita. Namun, sebelumnya Nania sudah menghubungi Guntur suaminya terlebih dahulu. Meskipun terbilang gaul dan kekinian baij Nania maupun Raya tetap tidak mengesampingkan adat dan tata krama. Hal itulah yang Nania dan Guntur tanamkan ada Raya sejak kecil. Seentara itu Nania dan Raya yang sudah di jalan menuju rumah Arita. Kini Arita sudah duduk berhadapan dengan calon pembeli motor miliknya juga milik Raya. Calon

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 35

    Pov Raya"Eeeee ngelunjak, sini hadapi aku!" Arita sudah menyingsing lengan bajunya ke atas. Ia sudah bersiap untuk menghajar Nania begitu juga dengan Nania yang tidak mau kalah hingga akhirnya mereka dikejutkan oleh sebuah suara yang membuat mereka berhenti. Begitupun dengan Raya yang menghentikan kunyahan permen karet di mulutnya dan menoleh ke arah suara tersebut."Berhenti dan diam kalian semua!"****Kami bertiga secara serempak langsung menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Kevin lah sosok yang muncul.Ah ... sial sekali, padahal lagi asyik-asyiknya menonton pertunjukkan seru, eh malah diberhentikan. Benar-benar datang di waktu yang tidak tepat.Terlihat Kevin melangkah ke arah kami."Tante, apa ada sesuatu yang penting hingga membuat Tante dan juga Mbak Raya datang ke sini?" ucap Kevin setelah berjalan dan menghentikan langkahnya di sebelah Mama dan juga Ibu."Tentu ada dong! Kalau tidak ada urusan penting, ogah banget menginjakkan kaki di rumah ini!" ketus Mama sembari berkac

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 36

    Pov Kevin**Kepalaku terasa berdenyut nyeri saat aku melihat Ibu dan juga Tante Nania sedang bertengkar. Dan kesal sekali rasanya saat melihat Mbak Raya yang membiarkan mereka bertengkar. Aku berteriak dengan penuh rasa geram, meminta pada mereka agar menghentikan pertengkaran mereka. Ternyata Tante Nania datang ke sini untuk mengambil motor N-yamuk yang dulu Tante Nania belikan untuk Mbak Raya. Dan lagi-lagi Ibu membuat ulah. Ibu berusaha menahan motor itu agar tak jatuh ke tangan pemiliknya. Rasanya aku semakin jengah melihat tingkah Ibu yang semakin menjadi. Rasanya aku sudah benar-benar lelah dan malu pada Tante Nania. Aku pun memerintahkan Tante Nania dan Mbak Raya untuk segera mengambil motornya. "Dasar anak sialan! Lepaskan tanganku!"Aku pun melepaskan cekalan tanganku setelah motor yang dikendarai oleh Mbak Raya itu keluar dari halaman. Sempat Ibu berteriak histeris motor yang sempat menjadi kebanggaannya itu. "Sudahlah, Bu. Motor itu memang milik mereka," ucapku. C

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bah 37

    Pov Author**Di sepanjang perjalan, Kevin terus menguatkan hati kalau langkahnya saat ini sudah tepat. Sebenarnya tak tega rasanya meninggalkan keluarga di saat dalam kondisi yang begitu terpuruk. Akan tetapi, kali ini Kevin sudah merasa benar-benar dibuat jengah. Kata balas budi yang dilontarkan oleh Sang ibu menjadi makanan sehari-hari, hingga membuat lelaki itu hidup dalam penuh penekanan. "Maafkan aku, Bu, bukan aku bermaksud melupakan jasamu padaku. Tapi aku sungguh sudah tak sanggup kalau terus-terusan ditekan seperti ini. Aku juga punya hati, Bu, aku juga ingin disayang dan dicinta layaknya mas David," batin Kevin. Lelaki itu pun mengusap wajahnya dengan kasar kala bayangan Ibu yang dalam kondisi menyedihkan terus melintas di pelupuk matanya. Kevin menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobil, hingga lambat laun kedua netra itu tertutup. Lelah jiwa dan raga Kevin karena masalah yang sedang menerpa keluarga tercinta. Sedangkan di tempat lain, Arita terus mengumpat. Sumpah s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 38

    Arita yang semakin dibuat kesal itu berjalan menuju ke arah almari, membukanya lalu meraih kotak perhiasan yang akan ia jual. Sebenarnya berat sekali untuk Arita menjual semua perhiasan miliknya. Akan tetapi, keadaan memaksanya untuk melakukan hal demikian. Semua demi kebebasan anak lelaki dan juga akan tergantikan dengan harta gono-gini yang akan ia dapatkan. Begitulah tekat dari seorang perempuan yang bergelar ibu. Arita mengeluarkan satu per satu perhiasan, berikut dengan surat-suratnya. Ia memasukkan benda berharga itu ke dalam salah satu kotak yang berbahan beludru berwarna merah. Setelah masuk semuanya, dimasukkannya ke dalam tas miliknya. Arita menggantungkan tas itu di lengan kanannya lalu berjalan menuju ke luar rumah untuk menghentikan taksi.Mobil berwarna biru itu melesat membelah jalan raya, berjalan menuju ke arah salah satu toko emas yang tadi sempat disebutkan Arita kepada Sang sopir. Arita menghembuskan napas berat lalu membuka pintu mobil setelah membayar tagihan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 39

    "Siap, Pa!" jawab Raya dan Nania lagi bebarengan. Bahkan kedua jempol milik sepasang ibu dan anak itu sama-sama terangkat dan mengarah ke arah Guntur. Raya dan Nania pun saling menatap, lalu pecahlah akhirnya tawa mereka.Setelah kepergian Guntur, Nania dan juga Raya bergegas menuju ke komplek di mana Arita tinggal. Setelah sebelumnya Arita menghubungi jasa alat berat untuk eksekusi nanti. Tentu saja mereka tidak mau gegabah karena takut nantinya akan jadi bumerang bagi mereka. "Ma, apa yakin kita mau melakukan ini?" tanya Raya pada Nania sebelum mobil yang mereka tumpangi beranjak. "Sangat yakin," ucap Nania mantap. "Kalau si nini-nini peot itu ngelaporin kita gimana secara dia yang punya surat tanahnya?" tanya Raya lagi. Meskipun tampak tenang di wajahnya tapi tetap tidak bisa dipubgkiri kalau Raya juga sedikit cemas akan hal itu. Sedikit banyaknya Raya juga mengerti soal hukum ia takut akan menjadi bumerang bagi dirinya dan sang mama. "Hahahaha," tawa Nania membahana mmbuat Ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 40

    "Jdi rumah si pendukung zina itu mau dirobohkan ya, Pak?" tanya bu rt yang terjyata sejak tadi menguping pembicaraan sang suami dengan Nania dan raya. "Astaghfirullahaladzim, Bu, bikin kaget saja." Pak rt mengusap-usap dadanya lantaran terkejut dengan suara istrinya yang kinu tepat berada di sampingnya. "Hehehe, maaf, Pak, soalnya Ibu kepo sih." "Yah seperti yang Ibu dengar tadi. Mau dirobohkan katanya. Lagian itu memang hak mereka atas bangunan itu kan." "Iya, Pak, lagian biarin aja biar kapok. Ibunya merasa tertipu sama bentukannya si Arita terlihat alim dan paham agama rupanya topeng untuk menutupi kebusukannya ih amit-amit. Masa tahu anaknya zina sama istri adiknya dia diam saja. Kan sudah gak beres namanya. Ibu saja merasa tertipu apalagi mereka. Orang tua mana yang terima anaknya ditipu mentah-mentah begitu. Mana ternyata mereka pengeretan lagi hih amit-amit semoga kita besok gak punya besan yang begitu ya, Pak," cerocos istri pak rt panjang lebar. "Yah berdoa saja semoga a

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11

Bab terbaru

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 308. Ending

    Beberapa bulan kemudianSuara tangisan bayi itu menggema memenuhi ruangan kamar bersalin. Raya meraup udara dalam-dalam, napasnya tersengal-sengal setelah melakukan proses melahirkan secara normal. Ravi yang saat ini berada di samping Raya, menangis tersedu-sedu kala sang istri berhasil melahirkan keturunannya. Bahkan, kali ini Ravi sedang merengkuh kepala sang istri. Air mata mengalir dengan begitu derasnya di kedua manik mata sepasang suami istri itu. "Selamat ya, Bu Raya dan Pak Ravi, bayinya berjenis kelamin laki-laki." Ravi melepaskan rengkuhan pada sang istri, sejenak mereka saling berpandangan. Terpancar suatu kebahagiaan dengan jelas pada wajah Raya dan juga Ravi. "Terima kasih, Sayang ...." Ravi mengelus pucuk kepala sang istri. Tenang Raya yang sepenuhnya belum pulih itu hanya merespon Ravi dengan anggukan kepala. Seorang dokter yang menggendong bayi mungil itu mendekat ke arah keduanya. "Lihatlah, bayinya sangat tampan." Sang dokter menunjukkan wajah bayi mungil itu.

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 307

    Bab 307Nora tersentak saat menyadari ada seseorang yang menangkap tubuhnya. Ia berusaha meronta-ronta, dan meminta untuk dilepaskan. "Lepas! Lepas, nggak!" Nora berteriak keras tatkala menyadari kalau tubuhnya ditarik oleh seseorang.Mata wanita itu membola saat membalikkan wajahnya untuk melihat siapa yang melakukannya itu. Ia terbelalak, dan seketika rasa panik menggelayuti hatinya. Dia melihat ada delapan orang pria yang sudah mengerubunginya. Bau alkohol yang sangat menyengat langsung terhidu di hidungnya. Ya, orang-orang itu sedang mabuk rupanya. Dan, saat ini Nora adalah mangsa empuk dan lezat bagi mereka.Nora tak bisa membayangkan kalau malam ini dia akan menjadi pemuas nafsu bagi para lelaki mabuk itu. Ia tak pernah membayangkan akan digangbang masal oleh mereka."Pergi! Pergi kalian dari sini!" Nora berteriak setelah cukup lama mengumpulkan keberaniannya. Namun, teriakannya itu sama sekali tak berpengaruh pada mereka. Mereka hanya tertawa saja menanggapi teriakan Nora ya

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 306

    Bab 306Bryan melangkahkan kaki memasuki beranda rumahnya. Lelaki itu meletakkan kunci mobilnya pada meja hias yang terletak di bawah televisi kemudian melepaskan jaket kulitnya yang berwarna hitam.Kepalanya melihat ke arah lorong yang berjejer pintu-pintu kamar. “Nora,” panggilnya karena ingin segera melihat wajah wanita itu, lelaki itu merasa bosan seharian di luar dan dirinya ingin mendapat pelayanan dari Nora malam ini.Tak ada sahutan saat Bryan memanggil nama wanita itu. “Nora?” panggil Bryan lagi sambil berjalan menuju kamar wanita itu. “Nora? Kenapa dia tidak menjawab?” herannya mengetuk pintu kamar.Tok tok tok …Bryan mengetuk pintu itu sekali lagi dan memanggil-manggil nama wanita pemuas nafsunya itu. Karena lelaki itu tak kunjung mendapatkan sahutan, Bryan pun akhirnya membuka pintu kamar itu dengan paksa.Ketika pintu dibuka, Bryan mendapati ruangan kamar yang kosong tak ada orang. Barang-barang Nora tampak berceceran dan satu hal yang membuat kening Bryan mengkerut. “Pa

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 305

    "Tetapi sebelum itu, mungkin aku harus membersihkan diri dulu," gumam Nora saat menyadari tubuhnya sudah terasa begitu lengket. Tak ingin semakin membuang waktu, wanita itu pun segera mengambil handuknya yang masih tergantung di balik pintu kamar untuk kemudian melenggang memasuki kamar mandi.Sejenak Nora mengeluarkan senandungnya. Lalu, netra wanita itu tampak berkaca menanti kebebasan yang mungkin sebentar lagi akan dia rasakan."Seharusnya aku melakukan ini sejak lama. Aku benar-benar menyesal karena telah menghabiskan waktu dengan hal penuh dosa ini. Ya Tuhan, masih berkenan kah Engkau memberikan maaf padaku?" gumam Nora yang kini tengah berdiri tepat di bawah guyuran air showernya. Nora benar-benar tak sabar untuk memulai hidup baru yang akan dia isi dengan banyak hal-hal positif.Selesai melakukan ritual mandinya, Nora pun segera bergegas menuju ranjang tidur kemudian pakaian bersihnya untuk kemudian dia kenakan. Nora menatap ke arah kamarnya sesaat. Ruang berukuran sedang ini

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 304

    Nora tidak sadrakan diri karena apa yang di lakukan Bryan kepadanya. Karena di tidak tahan dengan perlakuan Bryan yang membabi buta kepada Nora, membuat wanita itu berontak, akibatnya kepalanya terbentung kepala ranjang.Bryan langsung meninggalkan Nora begitu saja dan menyuruh anak buahnya untuk memanggilkan tenaga medis untuk menangani Nora. Sedangkan Bryan sendiri pergi entah kemana. Setelah puas melampiaskan hasratnya kepada Nora, lelaki itu merasa fresh dan siap menjalankan aktivitasnya.Sebenarnya Bryan juga sedikit heran dengan dirinya sendiri, entah sejak kapan dia sangat menikmati rasa sakit Nora, apalagi ketika gadis itu berteriak-teriak meminta berhenti dan menyudari permainan mereka, Bryan malah merasa terpacu dan tidak ingin berhenti. Dia merasakan kenikmatan yang luar biasa.Keesokan harinya Nora siuman dalam keadaan tidak bisa berjalan, dia juga merasa tenaganya habis terkuras serasa habis berlari ratusan kilometer.“Aku di mana? Apa yang terjadi padaku?” batin Nora sem

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 303

    Malam ini, Nora tampil cantik dengan pakaian ketat dan belahan dada rendah. Dia menggunakan lipstik merah merona yang melapisi bibirnya, kalung cantik yang berkilauan, dan sepatu hak tinggi kulit hitam yang membuat kakinya terlihat berjenjang luar biasa.Rambutnya yang gelap dan tebal jatuh hingga ke tengah punggungnya. Sebatang rokok tergantung bebas dari antara bibirnya, sementara dia berjalan dengan sedikit berlenggak-lenggok. Ketika Nora melangkah memenuhi panggilan Brian, pinggulnya bergoyang sangat menawan.Sang Germo itu memandangnya seolah Nora berjalan dalam gerakan lambat. Nora memanglah sangat cantik dan tidak ada yang akan tahu tentang fakta bahwa dia adalah seorang wanita penghibur yang sebenarnya, jika mereka tidak melihatnya di tempat prostitusi.Seorang pelanggan dengan ekspresi wajah terlalu sumringah datang."Selamat malam, Pak?" sapa Brian tak kalah cerianya.Tentu saja dia menyambut dengan ramah sosok pria yang sudah pasti akan menyumbangkan pundi-pundi yang cukup

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 302

    Bab 302“Please, berhenti, Bryan.” Nora ngos-ngosan dan kesulitan mengambil napas karena sejak tadi Bryan meneruskan ritme goyangan pinggulnya hingga keperkasaan lelaki itu menusuk masuk ke dalam milik sang wanita.“Diamlah! Nikmati saja!” desah Bryan yang kian mempercepat temponya. Lelaki yang posisinya berada di atas itu menopang tubuhnya dengan kedua lengan kekar yang ada di kedua sisi bahu Nora. Bryan menatap wajah Nora dengan keringat yang mengalir di pelipisnya.“T-tapi, ini sudah ronde … ah entahlah, entah ronde keberapa dalam hari ini!” jerit Nora meremas bantal yang mengalasi kepalanya. Dia memicingkan mata menahan rasa perih yang mulai menjalar pada bagian miliknya. Barangkali miliknya akan lecet setelah pergerumulan ini.“Sudah aku bilang! Aku masih belum puas dan ingin terus kau puaskan,” tukas Bryan dengan nada baritonnya. Suaranya yang berat membuat Nora terpaksa menyerah dan membiarkan tubuhnya terus terlentang dengan Bryan yang mendominasinya.Sudah sejak tiga jam lalu

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 301

    Bab 301“Iya, cuih!” Mira melepeh makanan yang dibuat Amanda setelah sang ibu memaki masakan wanita itu. Dia mengambil tisu dan mengelap sisa makanan di mulutnya.Mira juga mendorong piringnya agar menjauhi pandanganya hingga membuat perasaan Amanda sangat tersakiti dibuatnya.“Maaf, Kak, Mama.” Amanda menunduk masih dengan mengenakan celemek dapur yang melilit pingganya. Dia terduduk di bangku meja makan dan tak mampu mengangkat wajahnya sama sekali.Sang ibu juga jadi tidak selera makan. Sejujurnya dia kesal bukan perkara masakan yang dibuat Amanda, namun omongan tetangga yang tadi dia dengar ketika arisan di rumah salah satu keluarga kaya.“Ibu benar-benar tidak tau lagi bagaimana harus menghadapi kamu, Amanda,” ujar sang Ibu menghela napasnya dengan kasar. Dia memukul-mukul dadanya yang terasa seksak. “Kamu bisanya bikin ibu menderita saja!”Air mata Amanda kembali berlinang. Terserah bila kakak-kakaknya terdengar begitu membencinya, tapi kini ibunya juga ikut kecewa padanya dan m

  • Suara Desahan Di Kamar Iparku   Bab 300

    Amanda memasang wajah sedihnya. Dia benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Tak punya tempat tinggal dan harta. Sama sekali tak pernah terbesit di pikiran jika pada akhirnya nasib yang dia alami akan sesial ini.Amanda menatap kedua saudaranya secara bergantian. Hal itu justru membuat Rudi dan Mira merasa semakin muak. "Ada apa lagi? Mau bicara apa lagi? Masih mau mengelak dan mengatakan kalau semua ini adalah milikmu? Iya!" sentak Mira seolah tak ingin memberikan kesempatan bagi Amanda untuk bicara.Dulu dia sangat menyukai adiknya ini, bagaimana pun Amanda adalah mesin uang yang mudah dimanfaatkan. Amanda selalu siap sedia kala saudaranya membutuhkan pinjaman. Bahkan Amanda tak segan memberikan uang secara cuma-cuma untuk sanak saudaranya yang kekurangan.Namun nyatanya semua kebaikan Amanda itu tak membuat kedua kakaknya merasa harus berbalas budi dan bersikap baik pada Amanda yang sekarang sepertinya telah jatuh miskin. Justru mereka merasa muak dan tak sudi berbaur de

DMCA.com Protection Status