#Status_WA_Janda_Sebelah 37Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_37Menginap"T_tante?" Aku berusaha tersenyum. Perempuan setengah tua itu medekat. "Apa kabar, Von?" "B_baik, Tante ... Silakan masuk." Kubuka pintunya lebih lebar. Mempersilakan Tante Vi dan perempuan muda itu memasuki rumahku.Duduk di sofa panjang bruang tamu, aku berhadapan dengan Tante Vi yang duduknya bersebelahan dengan perempuan muda berparas cantik itu. Penampilannya modern, dengan dress berwarna kulit, panjang selutut, model leher V potongan rendah."Ternyata kamu pindah ke sini, Ivonne?" Mata Tante Vi mengitari sudut rumah mungilku."Iya, Tante," aku tersenyum. Bola mata Tante Vi berhenti padaku. "Juna sering me sini?" Tanyanya datar. Aku tak menjawab. "Ah ya, pastinya, ya?" Mamanya Juna itu tersenyum mengejek. Kenapa ya, semenjak aku deket dengan Juna ~ lebih dari sekedar sahabat~, Tante Vi jadi sinis kepadaku. Padahal dulu, dia sangat baik padaku. Saat tinggal di Bandung, bahka
#Status_WA_Janda_Sebelah 38Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_38PoV AuthorAmnesia"Tuan! Ada orang hanyut!""Ada orang hanyut di sungai, Tuan!"Dua orang pria pekerja kebun sayur berlari tergopoh-gopoh sambil berteriak menuju sebuah rumah panggung berhalaman luas.Tuan Asmasubrata, lelaki paruh baya yang sedang bersantai di teras depan sambil menikmati teh manis, berdiri dan menatap mereka."Ada apa?" Tanya Tuan Asmasubrata, setelah kedua orang tersebut mendekat. Dengan nafas terengah dan gugup, kedua orang itu bicara bersahutan. Masing-masing ingin bercerita lebih dahulu pada Tuannya."A_ada mayat di sungai Tuan!""Bukan! Ada orang hanyut, Tuan!" "Ada di sungai!" Netra Tuan Asmasubrata, menatap keduanya bergantian. Mereka ini ngomong apa? Begitu pikirnya."Ngomong yang jelas! Asep!""I_iya, T_tuan, ada orang hanyut di sungai, sebelah sana!" Tangan Asep menunjuk arah sungai yang tak jauh dari Villa milik Tuan Asmasubrata ini. "Ayo kita lihat!" Tuan t
#Status_WA_Janda_Sebelah 39Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_39RememberMasih jam sembilan malam, udara dingin menusuk tulang. Aku yang terbiasa tinggal di Jakarta, merasa sangat mengigil di sini.Axel sudah tertidur lelap dalam dekapan Mbak Retno. Perempuan pengasuh itu sangat sayang pada Axel. Tak salah memang, Mamaku memilih dia menjadi baby sitter anakku.Renald memberikan kamar besar ini untukku bertiga. Tadinya, dia menawarkan aku kamar sendiri, tapi, aku tidak mau. Lebih baik tidur bertiga. Axel bersama Mbak Retno dan aku di bed sendiri.Belum ngantuk. Sengaja aku keluar kamar untuk melihat situasi. Berjalan ke samping kiri, aku menuju ruang depan. Tampak di teras depan beberapa laki-laki duduk-duduk, ngopi, merokok dan bercengkrama. Aku berbalik, berjalan melewati dapur yang letaknya menjorok ke belakang. Masih ada beberapa orang juga di sana. Mereka para pelayan Villa ini. Aku tersenyum pada mereka."Mau kemana Neng?" Tanya seorang Ibu bertubuh
#Status_WA_Janda_Sebelah 40Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_40PoV AuthorDetektif JunaMembuka pintu mobil dan menutupnya dengan kuat, Juna berjalan cepat memasuki sebuah rumah. Pria berkaos hitam, berbadan kekar menyambutnya. Mempersilakan Juna memasuki rumah yang tampak sepi itu. Di dalamnya sudah menunggu tiga pria kekar lagi."Siang, Boss!" Sapa mereka. Juna hanya melirik. Kemudian melanjutkan langkah menuju sebuah meja kayu berukuran besar dengan dilapisi kaca. Juna duduk di kursi kayu, pasangan meja itu.Seorang pria maju dan duduk di kursi seberang meja. Di tangannya membawa map coklat berukuran sedang. Juna menatapnya dingin."Apa yang kau dapat?" Juna menyandarkan punggungnya di kursi. Besikap santai."Tak ada jejak Nicky di Jakarta atau di Solo, Boss! Dia menghilang," lapor lelaki berbadan kekar itu, yang ternyata, anak buah Juna.Juna terdiam, kepalanya saja yang mengangguk tipis."Lanjutkan!" Tatap Juna pada lelaki itu. "Ya, Boss!" Lelaki i
#Status_WA_Janda_Sebelah 41Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_41Pernah Menikah?Juna menatapku dekat ... Dekat banget malah. Tangannya mencengkeram daguku kuat. Mata kami bersitatap."Apaan sih lo?!" Kudorong tubuh Juna hingga dia menjauh dua langkah. "Sakit tauk!" Kupegang daguku sambil menggerutu. Sialan nih Juna! Datang-datang marah. Mana sok berani lagi ngangkat daguku. Aku berjalan dan duduk di kursiku, kupasang wajah cemberut."Gua cuma mau tanya, elu dari mana?" Sahabatku itu menghempaskan bobotnya di sofa yang ada di ruanganku ini. Aku meliriknya. Masih sebal. "Gua dari gunung!" Jawabku sambil mengeluarkan laptop. "Ngapain?" "Melayat Ayahnya Renald meninggal," "Kok pakai nginep?" Juna menekuk wajahnya. Seperti enggan melihatku. Ooh ... Baru ngeh aku Sekarang. Juna jealous hihi. "Tadinya mau pulang, tapi kemalaman sama ujan. Nggak berani gua, jalannya berkabut. Kalau ada apa-apa gimana?"Juna berdiri, berjalan ke arahku dan duduk di kursi dep
#Status_WA_Janda_Sebelah 43Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_43PoV AuthorCuci otakPerempuan muda itu menggerutu setelah membayar belanjaan di kasir. "Huh! Uangku sudah menipis. Ternyata nyari kerja di Jakarta susah. Nyari Om Om tajir belum nemu juga!" Sambil berjalan keluar supermarket, perempuan itu masih mengomel juga. Dia Dahlia.Iya! Dahlia kembali lagi ke Jakarta. Setelah beberapa tahun mengadu nasib menjadi wanita panggilan di Batam, dia lelah. Kembali ke Jakarta, dengan harapan nasibnya lebih baik. Bisa menjadi simpanan atau istri kedua bandot tua pun, dia gapapa. Pikir Dahlia, yang penting kaya raya. Banyak uang pasti bahagia.Dahlia merelakan Naura anaknya dibawa agency ke negeri Singa. Dahlia menandatangani perjanjian adopsi. Sebagai Ibu, Dahlia menyerahkan anaknya itu kepada agency yang akan mencarikan orang tua angkat. Biasanya, sang anak akan ditawarkan kepada pasangan bule Eropa Amerika yang enggan memiliki anak sendiri. Tentu saja Dahl
#Status_WA_Janda_Sebelah 43Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_43BellaBerhenti melangkah, aku berbalik badan menghadap Renald. Mungkin kah dia jutek karena mengetahui statusku sebenarnya? Lalu apa hubungannya dengan dia?"Emang kenapa?" Aku balik bertanya. Renald menatapku lurus, entah apa yang ada di pikirannya."Jawab saja!" "Iya!" Jawabku, "emang napa?" Huh! Kudengar suara Renald membuang nafas kasar. Aneh aja. "Siapa Nicky?"Sedikit terhenyak aku mendengar pertanyaannya. Dari mana dia tahu tentang Nicky? Netraku mengerjap. "Mantan Suamiku. Kau tahu dari mana nama itu?""Nggak penting! Sekarang di mana dia?" Renald berdiri. Aku tambah merasa kalau dia bertingkah aneh."Aku tidak tahu. Dia menghilang." "Jangan bohong!" Suara Renald meninggi. Kutegakkan kepalaku. Menatap Renald tajam. "Kenapa tiba-tiba kau ingin tahu banyak tentang Nicky. Ada apa sebenarnya?" Rasa curigaku muncul. "A_ada yang bilang, Nicky tewas dibunuh ..." Renald berkata pelan. K
#Status_WA_Janda_Sebelah 44Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_44Baby sitter baru(Restu orang tua itu penting)Sabtu pagi, libur akhir pekan.Aku masih ribet nyuapin makan Axel. Dari pada jalan ke sana sini, aku mendudukan anakku di stroller dan mengikat seatbelt-nya.Drrrrrt DrrrrrtPonselku yang kutaruh meja makan berbunyi. Berdiri aku melangkah mengambilnya. Kutinggalkan Axel yang bermain dengan mangkuk dan sendok makannya."Hallo, Ma?" Jawabku saat mengangkat telepon yang ternyata dari Mama di Bandung."Ivonne ... Apa kabar?" Suara Mamaku bertanya."Alhamdulillah baik, Ma. Gimana Mama sama Papa?" Aku balik bertanya."Alhamdulillah baik juga Mana cucu Mama?" "Ada nih, lagi makan. Oh ya, gimana Mbak Retno, Ma, kapan dia balik?" Tanyaku. Kembali aku mendekati Axel. Kuisi sendoknya dengan nasi lembik dan ku suapkan padanya. Anakku ini, makannya gampang. "Itu dia, Von! Mama mau ngasih tahu. Retno belum bisa ke situ. Anaknya malah disuruh isoman. Retno mi