Beranda / Pernikahan / Suamiku Ustadz Dingin / 53. Anda jual, saya Beli

Share

53. Anda jual, saya Beli

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-09 23:41:47

"Saya gak mau, lebih baik kamu pergi dari ruangan saya. Saya lagi kacau, Anggi!" ucap Ashraf dengan kalimat meninggi.

"Ih, Ustadz Ashraf jangan marah-marah gitu. Aku takut," ungkap Anggi dengan wajah memelas.

"Kamu Ustadzah baru itu kan?" tanya Fakih dengan penuh penasaran menunjuk Anggi.

"Iya Ustadz Fakih, saya Anggi. Dulu sempat jadi santri disini, cuma beberapa tahun lalu pindah ke Cairo," jawab Anggi penuh bangga.

"Ouh, yang fanatik sama Ashraf toh. Lulusan Madrasah Cairo kok malah ganjen sama suami orang?" sindir Fakih dengan skakmat.

Anggi terkejut dengan ucapan Fakih. Lalu sedikit merasa tidak enak. "Iya tadi gak beneran kok, Ustadz. Maaf ya saya permisi dulu," gumam Anggi dengan tak enak lalu segera meninggalkan kedua Ustadz senior itu.

"Nah kan, langsung pergi. Kalau masih ganggu digituin aja kek barusan, Raf," ucap Fakih tertawaan.

"Gak kira mempan kalau aku yang ngomong," ucap Ashraf.

"Waduh, yang fanatik sama kamu banyak ya! Jadi ngeri," ucap Fakih ketakutan. Ashraf hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Ustadz Dingin   54. Misi, Kang caper mau lewat

    "Alhamdulillah, berkat bantuan kamu, Mas bisa ganti rugi kehilangan uang itu," ucap Ashraf tersenyum bangga lalu memeluk istrinya erat-erat."Sudah tugasku untuk membantumu, Mas," ungkap Balqis mengelus bahu sang suami. Ashraf cukup lama bersandar dibahu Balqis. Sekedar untuk merasakan ketenangan yang diberikan oleh istrinya."Mau gak, liburan semester nanti kita jalan-jalan. Gak jauh sih, tapi ya cukuplah buat cari hiburan. Mumpung lagi liburan," ajak Ashraf lalu menyudahi aksi bersenderan di bahu sang istri."Mau, ayo Mas. Memangnya mau kemana?" tanya Balqis sangat excited."Ke pulau kapuk, ayo Sayang," ajak Ashraf menarik tangan Balqis."Ih, Mas Ashraf. Masih belum malam-malam banget ini, aduh," ucap Balqis setengah berteriak. Untung saja tak ada Umi Risma dan Abi Lukman. Mereka belum datang.Kedua insan itu pun saling bercanda ria dan tertawa bersama. Menikmati waktu luang meskipun baru saja kena masalah. Namun Ashraf sebisa mungkin menghibur sang istri yang tengah hamil anak pert

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Suamiku Ustadz Dingin   55. Gimana kalau Jodoh? Gak mau

    "Iya," sahut Fakih terlihat tak peduli dengan keterkejutan Anggi."Kok kesini, siapa yang ngajak!" tanya Anggi dengan raut tak suka."Ashraf," sahut Fakih. Ashraf hanya diam dan semakin lengket dengan Balqis. Anggi sudah sebal dengan sikap Ashraf yang sengaja menunjukkan keromantisannya di depan dirinya dan sekarang malah menambah orang lain dalam perjalanan mereka."Ustadz Ashraf kok gak bilang dulu sih," gerutu Anggi melipat tangannya di dada seolah mengambek."Ya terserah saya, siapa tau nanti Fakih bisa nemenin kamu. Jadi kamu gak jadi nyamuk saat dengan saya dan Balqis," gumam Ashraf menahan tawa saat melihat Fakih yang semakin cuek dan kesal.Anggi semakin cemberut mendengar alasan Ashraf. Begitupun Fakih yang juga cuek bebek. "Balqis apa kabar?" tanya Fakih lalu menampilkan senyuman tipisnya."Alhamdulillah baik, Ustadz Fakih sendiri apa kabar?" sahut Balqis menatap Fakih sekilas. Lalu kembali mendudukkan pandangan. Semenjak menikah Balqis berusaha sebaik mungkin untuk setara d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Suamiku Ustadz Dingin   56. Dua Es dari Kutub Utara

    Anggi bingung dengan pertanyaan Balqis. Dia baru menyadari kalau ucapannya tentang masa lalu akan menjadi pertanyaan besar bagi yang tidak mengetahuinya. Ashraf dan Fakih juga saling melirik, bingung harus menjawab apa."Ouh, itu biasalah dulu kan temen-temen sering jadiin Ustadz Ashraf dari bagian halu mereka. Jadi dulu ada yang nyebut Ustadz Ashraf itu jadi bintang," ucap Anggi agak kikuk."Ouhh, iya-iya. Terus Mas Ashraf sering makan masakan kamu?" ulang Balqis dari pernyataan Anggi barusan."Ya bukan cuma Ustadz Ashraf, ada Ustadz Fakih, Ustadz Ridho bahkan Ustadz Mahmud juga sering. Kan kamu tau kalau Papa aku kenal semua sama Ustadz di pesantren," jawab Anggi tersenyum samar."Iya juga sih, ya sudah ayo kita pulang, Mas," ucap Balqis tanpa kenaruh curiga. Anggi pun bernafas lega dengan penuturan Balqis."Ayo," jawab Ashraf lalu segera menggandeng lengan Balqis. Keduanya pun berjalan menuju ke mobilnya. Sementara Anggi dan Fakih masih terdiam menyaksikan kepergian dari kedua pasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Suamiku Ustadz Dingin   57. Lebih sopan orang awam daripada kamu!

    "Jaga mulut kamu ya. Dia ini yang pelakor! Dasar gak tau malu. Paling hamil sekarang gara-gara ngasih obat ke Ashraf biar tertarik. Asal kamu tau Balqis, Ashraf itu cuma kasihan dengan anak dikandunganmu. Tidak kasihan dengan kamu, sadar woy sadar," geram Ayra mengguncang bahu Balqis. Anggi tak tinggal diam sang sahabat dibuat seperti itu. Meskipun dalam hatinya juga ada rasa sakit hati sebab yang menikah dengan Ashraf adalah Balqis, sahabatnya sendiri."Ning Ayra, harusnya Ning Ayra yang jaga ucapan. Ning Ayra ini teladan bagi semua santri. Kok ucapannya lebih rendahan dari orang luar yang awam terhadap agama? Malahan lebih sopan mereka masih, cih," sungut Anggi berada ditengah-tengah Ayra dan Balqis.Ashraf mendekati Balqis yang sudah menahan amarahnya. Wajah Balqis memerah dan nafasnya naik turun. Ashraf berusaha menenangkan sang istri."Diam kamu ya, saya ini bicara sama Balqis. Gak usah bawa-bawa kesopanan. Nasihati teman kamu yang gak ada sopan santun itu. Ngerebut tunangan ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Suamiku Ustadz Dingin   58. Masih Bocil sudah mengenal Cinta?!

    "Terserah Mas Ashraf saja mau ngomong apapun. Ayo makan siang. Mau aku masakin nasi goreng?" tanya Balqis mengalihkan topik."Boleh," jawab Ashraf. Ternyata Ashraf pun mungkin sudah lapar. Menyetujui ucapan Balqis. Lalu keduanya pergi ke dapur.Balqis langsung menyiapkan semua bahannya. Hanya cukup dengan bumbu sederhana. Balqis mulai menyiapkan nasi, sebutir telur, bawang putih dan bawang merah dan juga bawang daun. Lalu Balqis memotong tipis-tipis bawang merah dan putih. Dan juga beberapa sosis dan juga bakso.Lalu Balqis memanaskan minyak goreng di wajan anti lengket. Dan menumis perbawangan dan setelah harum baru memasukkan nasi goreng beserta kocokan telur lepas dan sosis juga bakso. Tak lupa Balqis menambahkan kecap manis agar nasi goreng semakin nikmat.Setelah dirasa tercampur semua Balqis lalu menghidangkan di sebuah piring berwarna pink. Piring kesukaannya yang dibelikan Umi Risma. Dan Balqis menambahkan irisan timun dan juga tomat agar terasa lebih segar dan rapi.Sementara

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Suamiku Ustadz Dingin   59. Lari dari Kenyataan

    Ayra langsung berlari menuju ruang pengasuh keluarga. Setelah mendengar kata “Ayah” Ayra sangat tak suka. Dia tak ingin bertemu dengan ayahnya yang telah membuangnya dan menjadikan dia menjadi seperti ini. Meskipun itu tujuannya baik Ayra tak akan peduli. Ayra sungguh kecewa.“Nyai Asma,” panggil Ayra saat sudah berada di dalam. Semenjak tau kalau Nyai Asma bukan ibu kandungnya. Ayra mulai tak memanggilnya dengan sebutan Ummah lagi.“Ayra,” sahut Nyai Asma lalu memeluk putri yang sangat dirindukannya. Meskipun tinggal di dalam satu lingkungan yang sama namun Nyai Asma kesulitan bertemu dengan Ayra. Itu karena Ayra selalu menghindar darinya. Dengan dalih kecewa atas kebohongan yang telah ada.Disana terdapat seorang laki-laki yang agak mirip dengan Kyai Zulkifli namun sedikit terlihat lebih tua. Ayra mengamati seorang laki-laki itu dengan seksama. Namun laki-laki itu segera menunduk."Duduk dulu, Ayra. Ini ada yang mau bertemu," ucap Kyai Zulkifli meminta Ayra duduk disebelahnya. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Suamiku Ustadz Dingin   60. Suami Istri saling salah paham

    Anggi menatap Ridho dengan kesal. Bisa-bisanya Ridho mengatakan hal seperti itu pada Balqis di tempat ramai. Balqis menatap ke Anggi dengan mimik wajah bertanya. Meminta penjelasan tentang kenyataan yang terjadi. "Anggi, Bintang itu Ustadz Ashraf?" tanya Balqis mendesak Anggi.Anggi memijat pelipisnya yang tak sakit. "Jangan dibahas, Qis. Itu kan sudah jadi masa lalu," ucap Anggi menggeleng."Tapi harus dibahas, Nggi, aku butuh penjelasan. Kenapa kamu gak bilang dari dulu kalau Bintang itu Ustadz Ashraf. Aku kira Bintang itu kakak kelas jurusan IPA," ujar Balqis dengan khawatir."Qis, udah. Kalau kata aku udah ya udah. Lagian sekarang aku udah gak suka lagi sama Ustadz Ashraf. Itu dulu," terang Anggi tak ingin semakin panjang perdebatannya dengan Balqis.Balqis terdiam tak ingin membuat Anggi tak nyaman dengan desakannya. Sudah cukup kemarin Anggi membelanya di depan Ayra dan banyak pengurus lainnya."Lah, udah gitu doang berantemnya? Tapi keknya kamu masih ngejar-ngejar Ustadz Ashraf

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Suamiku Ustadz Dingin   61. Balqis diculik?!

    Ashraf menyusuri sepanjang jalan namun tak juga menemukan Balqis. Ashraf sengaja tidak menghalangi Balqis saat keluar dari mobilnya. Dia ingin memberi waktu untuk Balqis agar menenangkan pikiran. Namun setelah Ashar memutuskan untuk menysul Balqis. Ashraf kembali dibuat khawatir saat menemui Ridho tapi Ridho hanya sendirian. Ashraf gengsi untuk bertanya kepada Ridho tentang keberadaan Balqis.Lalu lalang kendaraan dan bisingnya suara keramaian. Membuat Ashraf semakin khawatir sebab datitadi panggilan Ashraf tak juga dijawab oleh Balqis. Wajar saja jika memang nomor Balqis yang tidak aktif. Tapi masalahnya nomor Balqis berdering namun tak kunjung diangkat.Seingat Ashraf, Balqis bukan tipe orang yang suka membuat khawatir sesama. Balqis hanya bertahan di panggilan ketiga jika dia memang berniat untuk tak merespon si pemanggil."Kemana kamu, Balqis," beo Ashraf sambil melihat ke kanan dan ke kiri sepanjang jalan yang ia lewati.Sambil juga Ashraf menghubungi keluarganya. Takutnya Balqis

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18

Bab terbaru

  • Suamiku Ustadz Dingin   122. Tamat : Kisah mereka telah usai.

    Setelah empat tahun semenjak kelahiran ketiga anak kembar Balqis dan Ashraf. Akhirnya Ashraf mampu membuat pesantren sendiri. Bermodalkan dari usahanya yang sukses semakin berkembang besar dan jerih payahnya atas dakwahnya yang berhasil membuat banyak orang mengenalnya. Dari sanalah, Ashraf membangun relasi yang banyak dan kuat. Pesantren Al Muhajirin yang bertepatan di kota Semarang. Pesantren yang masih memiliki beberapa ratus santri. Karena memang baru berdiri sekitar dua tahunan. Merupakan pencapaian terbesar untuk Ashraf dan Balqis.“Kyai Ashraf, tamunya sudah datang. Beliau sedang menunggu di Masjid,” ucap seorang pengurus putra menemui Ashraf di ruang khusus tempat Ashraf beribadah.“Setelah ini saya kesana,” kata Ashraf menyudahi dzikirnya. Lalu segera menuju ke rumah yang berada di ujung pertengahan antara asrama putra dan asrama putri.“Humairah,” panggil Ashraf memasuki kamarnya. Pandangan pertama yang dilihat ialah ketiga putranya yang sedang belajar menulis bahasa arab d

  • Suamiku Ustadz Dingin   121. Sebuah Kebahagiaan dan bertemu kembali

    Satu tahun kemudian, Gibran lulus madrasah Aliyah dan dia berhasil mendaftar kuliah di universitas luar negeri. Yaitu Universitas Cairo, Mesir. Dengan mengambil jurusan Tafsir Hadits. Perasaan terharu oleh kelas sebelas PK A. Saat ini mereka sedang merayakan kelulusannya di asrama putra. Setelah acara resmi kelulusan mereka oleh pesantren Al Fatah.“Bye bro, setelah ini kamu akan merindukan aku,” kata Andre dengan menyalami satu per satu temannya. Semuanya pun tertawa ngakak karena ekspresi Andre yang hampir mau menangis.“Sampai bertemu di waktu lain, bro,” ucap Gibran pada Andre sambil menepuk bahu Andre berkali-kali.“Siap bro, kamu semoga sukses ya,” kata Andre pada Gibran. Mereka semua melakukan pelukan persahabatan. Acara sederhana di kantin asrama putra itu. Mereka makan bersama sambil merencanakan rencana yang akan mereka lakukan setelah lulus. Lalu Ashraf datang bersama dengan Fakih. Sudah agak lama Ashraf tak berkunjung ke Al Fatah. Paling hanya kalau mau ketemu Gibran atau

  • Suamiku Ustadz Dingin   120. Maaf menganggumu

    Ashraf membawa Balqis di suatu tempat tak jauh dari gang komplek rumahnya. Mereka berdua pergi dengan menggunakan motor. Terlihat begitu mesra saat Balqis memeluk Ashraf dari belakang. Ashraf pun terlihat memperlakukan Balqis dengan sebaik mungkin. Memasangkan helm dan juga membantu Balqis naik dan turun dari motor.Setelah sampai di gedung yang tak seberapa besar itu. Mereka pun sama-sama turun. Memasuki gedung itu sambil bergandengan tangan. Tak ada yang berniat untuk melepas gandengan tangan keduanya. Disana mereka sudah disambut dengan beberapa orang. Ada Fakih dan Bagas dan beberapa ibu-ibu yang memakai baju yang seragam warnanya. Mereka semua tersenyum menyambut kedatangan Ashraf dan Balqis.Lalu mereka berkumpul di satu ruangan yang sama. Ada beberapa bapak-bapak yang juga cukup berumur.“Hari ini adalah pembukaan untuk bisnis kuliner kering, ini Ashraf selamu owner. Semoga bisnis kita lancar,” ucap Fakih membuka pembicaraan. Semuanya tampak memperhatikan dengan baik setiap pes

  • Suamiku Ustadz Dingin   119. Mereka benar-benar ikhlas dan mencoba memberi rasa pada orang baru

    Ayra memutuskan untuk mempunyai hobi baru dan memilih untuk hidup lebih mandiri lagi. Semenjak hari itu Ayra benar-benar memikirkan nasibnya lagi. Mencoba untuk melupakan semua kenangannya dengan Ashraf. Bahkan semua hal tentang Ashraf, Ayra sudah buang jauh-jauh. Seperti hari ini Atra memilih untuk ke pentas seni lukisan di sekitar Jakarta Timur. Sebab Ayra memang punya hobby yang pernah dia tekuni yaitu suka melukis.Tampilan beberapa seni lukis yang di pajang di lorong-lorong menuju ruangan bazar seni lukis itu. Ada banyak tampilan lukisan dari berbagai penulis besar. Banyak orang yang hadir termasuk para penikmat lukis dan juga beberapa orang yang ingin belajar khusus di seni lukis.“Ning Ayra,” sapa seorang laki-laki dengan pakaian khas santri. Para santri Al Fatah memang se konsisten itu tentang pakaian ke santriannya. Baik itu masih menjadi santri maupun sudah menjadi alumni santri.Ayra menoleh dan melihat laki-laki itu dengan cermat. Namun Ayra sedikit lupa laki-laki itu siap

  • Suamiku Ustadz Dingin   118. Anak itu pembawa rezeki, Mas.

    Balqis menepuk-nepuk punggung putranya dengan bergantian. Sebab salah satu menangis maka keduanya juga ikut menangis. Karena mereka sedang tertidur jadi bangun karena salah satunya ramai karena menangis.“Cup cup cup, ayo anak ibu, diemnya jagoan. Ibu lagi sendirian soalnya, ayah lagi ada urusan. Ayo mana anak Sholeh kok cengeng sih, ayo diam, kalian kenapa sih nak? Mas Ashraf, angkat dong,” ucap Balqis seorang diri sambil menenangkan ketiga buah hatinya. Dan juga sambil berusaha menghubungi Ashraf. Karena panggilannya tak diangkat sudah beberapa kali.Lalu Ashraf tiba-tiba masuk ke kamar dengan terburu-buru dan langsung menggendong satu per satu putranya. “ Maaf Humairah, tadi hpnya ke silent, jadi ga kedengaran waktu kamu nelfon. Maaf ya anak-anak ayah, ayah telat datengnya. Sekarang tenang ya, kasian ibu kamu pasti capek,” kata Ashraf sambil menggendong anaknya. Satu per satu dan sampai mereka semuanya tenang. Baru Ashraf taruh kembali ke ranjang tempat tidurnya.“Gak apa-apa kok M

  • Suamiku Ustadz Dingin   117. Bisnis yang sekiranya menguntungkan

    Balqis memberikan asi pada ketiga putranya. Dengan sangat pelan dan bergantian, putranya pun terlihat sangat menikmati. “Mas, liat anak-anak kita, dia semakin gembul ya,” ujar Balqis menunjukan salah satu putranya pada Ashraf yang sedang berkutat dengan laptopnya.“Iya Humairah, mirip kamu ya kalau gembul gini,” kata Ashraf sambil menoel-noel pipi putra-putranya. Anak pertama dipanggil Adam anak kedua dipanggil Idris dan anak ketiga dipanggil Ibrohim. Semua itu nama-nama yang diberikan oleh Ashraf. Karena memang dari jauh-jauh hari mereka mempersiapkannya. Ashraf sangat senang dengan pemberian nama itu kepada ketiga putranya. Sebab dia tak menyangka kalau akan dikarunia langsung tiga putra yang sangat menggemaskan. Sementara Balqis memang menyerahkan nama-nama untuk anaknya kepada sang suami.“Humairah, saya izin mau bertemu dengan teman saya. Mau bahas seputar bisnis, boleh?” tanya Ashraf meminta izin untuk pergi keluar.Balqis meletakkan bayinya di ranjangnya. “Iya Mas, hati-hati y

  • Suamiku Ustadz Dingin   116. Masih belum siap bertemu

    Abi Lukman tertawa melihat Ashraf yang sangat antusias saat pembahasan tentang pembuatan pesantren. “Raf, sebegitunya pengen buat pesantren? Tapi kan anak-anakmu masih sangat kecil, kamu juga masih terlalu muda. Apa kamu sanggup untuk menanggung semua itu?” tanya Abi Lukman.Ashraf menggaruk kepalanya, sedikit tak yakin dengan keinginannya sendiri untuk langsung membangun pesantren. “Ashraf pengen, Abi, tapi Ashraf belum tau apa sanggup untuk melakukan semuanya itu. Menurut abi, Ashraf harus gimana?” ucap Ashraf tak mampu menentukan pilihannya sendiri.“Begini nak, kamu cari pekerjaan dulu, cari pekerjaan yang sesuai yang sekiranya tak menganggu waktu, sebab anak kamu masih kecil. Sebenarnya yang kata Abi itu bisa buat pesantrennya, itu mau Abi bantu modal. Tapi kan kamu pasti gak mau buat dibantu secara permodalan, ya sudah kamu usaha dulu, anak-anakmu masih kecil dan butuh biaya yang cukup besar. Butuh nutrisi dan perawatan yang bagus,” kata Abi Lukman.Ashraf mengangguk setuju. “Ba

  • Suamiku Ustadz Dingin   115. lebih baik menyerah

    Abi Lukman meminta keamanan untuk memisahkan Fakih dengan Dzaki yang belum juga menyelesaikan perdebatannya. Keduanya dipisah dan dijauhkan. Lalu keadaan kembali normal. Meskipun beberapa orang masih menyinggung ucapan tadi. Namun Ashraf dan Balqis tetap bersikap tenang. Tak ingin keadaan semakin kacau.“Urusan kita belum selesai, tunggu pembalasanku,” ucap Dzaki di luar halaman sedang bersama Fakih. Mereka berdua tetap berdebat di luar halaman rumah Ashraf.“Ouhh, ngancem ceritanya nih, ya jangan nyesel aja kalau nanti kalah sendiri. Tapi ingat ya, Dzaki, kamu gak berhak ikut campur urusan Ashraf, awas saja kalau sampai seperti tadi. Akan ku buat kamu menyesal seumur hidup!” ancam Fakih karena kesabarannya sudah habis.Dzaki tak menjawab, amarahnya juga sama memuncak. Lalu Ashraf datang seorang diri menghampiri Dzaki dan Fakih yang belum selesai juga. “Ustadz Dzaki, jangan berbuat seperti itu lagi. Saya tau maksud anda, anda iri dengki kan sama saya, tapi itu kan sudah hal masa lalu

  • Suamiku Ustadz Dingin   114. Kesalahpahaman terhadap mimpi

    Ashraf tersadar dari tidurnya karena benturan tadi cukup keras. Ashraf berdiri dan merasakan nyeri di lengan dan dengkulnya sendiri. “Astaghfirullah, kenapa bisa jatuh, aduh, luka nih,” keluh Ashraf sambil mengusap lengannya.“Kasian, xixixi,” sindir dari seorang perempuan yang duduk di atas tempat dirinya dirawat.Ashraf menoleh pada suara itu. Ashraf langsung berdiri dan matanya sampai melotot tajam. Ashraf seperti tak percaya melihat perempuan di depannya itu. Pemandangan yang sangat ingin Ashraf lihat.“Ini pasti mimpi,” ucap Ashraf mengucek kedua matanya. Sambil lalu tak memperhatikan kehadiran perempuan itu.“Mas Ashraf, sakit ya?” tanya perempuan itu sambil memberikan ASI-nya pada salah satu bayi mungil.“Ya Allah. Hamba memang belum ikhlas, tapi kenapa ini sangat nyata,” ucap Ashraf memijit pelipisnya sambil mondar mandir tak mau melihat perempuan itu.“Mas, ada apa sih? Gak kangen gitu sama aku, ini loh, anaknya lagi minum asi. Lucu kan?” ucap perempuan itu masih sambil terse

DMCA.com Protection Status