Share

54 Siapa Sebenarnya Kamu?

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sempat terpikir dalam benak Yolla untuk minta dibuatkan perusahaan baru yang bergerak di bidang dagang dengan penjualan produk-produk kecantikan. Namun, dia tak yakin Sony akan mengabulkan keinginannya begitu saja.

“Bikin perusahaan baru? Memangnya perusahaan yang ini sudah mampu kamu bawa sampai mana?” tanya Sony dalam benak Yolla.

Membayangkan kemungkinan itu, Yolla memilih untuk berkonsentrasi penuh memajukan perusahaannya. Apalagi kelak dia akan mengambil alih kepemimpinan perusahaan Sony karena Byanz sudah tidak ada di tengah-tengah mereka.

Rapat siang itu digunakan Yolla untuk membahas beberapa kendala yang ada di dalam perusahaan, salah satunya tentang usulan menaikkan upah lembur demi meningkatkan kesejahteraan para karyawan.

“Hari yang sibuk?” sapa Virnie ketika Yolla tiba di rumah.

“Lumayan Ma,” sahut Yolla dengan wajah lelah. “Papa mana?”

“Kamu ini aneh, satu kantor sama papa kok sampai nggak tahu kalau papa lembur.” Virnie berkomentar sambil mengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    55 Kita Bukan Suami Istri

    “Dia ... ternyata sudah punya anak?” gumam Yolla, terasa sedikit hantaman cukup keras yang melanda jantungnya saat itu.Betapa herannya Sisty saat Yolla muncul di salonnya dengan wajah masam, dia meletakkan satu porsi sop ayam di atas meja kemudian langsung berlalu pergi begitu saja.Sejak itu Yolla merasa emosinya suka berubah-ubah tanpa sebab yang jelas, terlebih saat dia sedang sendirian.“Nyebelin banget ...” Yolla membenamkan wajahnya di atas lutut sambil menggerutu. Dia berusaha keras mengusir bayangan Callisto yang kadang-kadang berseliweran di dalam kepalanya. Di saat yang bersamaan dia merasa ingin marah dan tersenyum sekaligus tanpa mampu dia kendalikan.“Dugem, yuk?” ajak Yolla kepada Sisty saat akhir pekan tiba.“Kamu nggak usah aneh-aneh,” sahut Sisty tidak setuju. “Masalahnya kamu itu anak papa, bisa habis aku diceramahi Om Sony kalau aku ketahuan dugem sama kamu.”Yolla menghela napas berat.“Kamu kenapa sih, Yol?” tanya Sisty ingin tahu. “

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    56 Saya Harus Tetap Pergi

    “Sudah saya bereskan saat memenuhi undangan CEO-nya,” jawab Callisto tanpa mendongak, karena dia tahu bahwa Clerin hanya mencari topik agar bisa berlama-lama di ruangannya.“Clerin, kapan saya bisa pergi?” tanya Callisto dengan nada jenuh ketika tiba jam makan siang.“Kenapa? Kamu sudah tidak sayang lagi sama Vhea?” tanya Clerin balik.“Tentu saja saya sayang sama Vhea,” jawab Callisto tegas. “Tapi kalau cara kamu seperti ini, maka sama saja kamu sudah membohonginya, dan menurut saya itu tidak baik untuk masa depannya nanti.”Clerin menatap Callisto lekat-lekat.“Vhea masih sangat kecil, dia tidak akan bisa mengerti kalau ayahnya sudah meninggal. Tolong kamu bertahan sedikit lagi demi dia,” pinta Clerin dengan wajah memohon. “Saya tidak keberatan untuk membantu kamu mendapatkan dokter terbaik demi kesembuhan kamu.”Callisto tidak menjawab.“Sudah satu setengah tahun dan tidak ada kemajuan sedikitpun,” keluhnya kemudian.“Itu karena kamu terlalu sibuk

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    57 Orang Paling Menyebalkan

    Yolla melongo hingga beberapa detik lamanya. Orang itu, geramnya kesal. Memang tidak bisa dikasih hati lagi.“Nanti saya kabari kalau sudah selesai seminarnya, Pak!” kata Yolla kepada sopirnya, setelah itu dia berlari mengejar Callisto yang hampir mencapai lobi.“Bisa tidak Anda jaga ucapan Anda sama saya?” tanya Yolla ketus setelah berhasil menjajari langkah Callisto.“Ucapan saya yang mana?” tanya Callisto tanpa menoleh memandang Yolla.“Yang barusan itu,” sahut Yolla menahan geram. “Sungguh sangat tidak sopan, wakil perusahaan bergengsi seperti Anda ternyata tata kramanya begitu rendah ....”“Serendah Anda yang pernah sengaja muntah di baju saya?” sindir Callisto dengan suara rendah tapi sangat menusuk tepat ke ulu hati Yolla.“Saya kan sudah minta maaf dan bahkan mengganti baju Anda sesuai dengan standar yang Anda mau!” sergah Yolla dengan intonasi sedikit meninggi. “Kenapa Anda terus mengungkitnya?”Callisto tidak menjawab dan tetap meneruskan langka

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    58 Bukan Pria Tulen?

    “Pak Keva, tolong formal sedikit ... malau didengar orang.” Yolla mengingatkan. “Saya-Anda, bukan aku-kamu ...”“Kalau begitu ajarilah aku,” suruh Keva sambil mengedipkan matanya.Yolla tentu saja tidak ingin menanggapi rayuan Keva yang dilancarkan dalam bentuk apa pun.“Tolong ya, Pak Keva ... Anda jangan ... seperti ini?” desis Yolla sembari mundur menjauh. “Tolong, Anda bilang sendiri kalau ini adalah pertemuan bisnis.”Keva menghentikan langkahnya.“Nanti, kalau rekan kamu yang satunya sudah datang.” Dia menegaskan. “Selama dia belum datang, bolehlah kalau aku dan kamu main-main dulu.”Tangan Keva terulur menjangkau dagu lancip Yolla dan menariknya lembut, membuat Yolla merasakan tubuhnya menegang seketika.Untungnya, logika masih mengendalikan diri Yolla sehingga dia terpaksa mendorong Keva agar menjauh.“Permisi?” Sebuah suara membuat Keva harus berhenti merayu Yolla. “Maaf, saya datang terlambat.”Yolla menoleh dan terkejut sekali saat meli

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    59 Menukar Kedua Orang Tuanya

    Yolla berbalik untuk menghadapi Callisto dengan senyum sinis.“Saya tidak butuh bukti apa pun,” komentar Yolla sambil menatap tajam Callisto. “Tidak penting bagi saya apakah Anda ini pria tulen atau bukan.”Callisto berdiri diam sambil menatap mata Yolla. Ketika itu, sebuah sepeda motor melaju oleng hendak meninggalkan halaman parkir dan tanpa sengaja menyenggol punggung pria itu. "Maaf Pak, saya buru-buru!"Callisto terdorong maju, membuatnya tanpa sengaja mengimpit Yolla tapi untung kedua tangannya refleks mendarat mulus di bodi mobil miliknya. Yolla memekik sebentar, selanjutnya dia hanya mampu berdiri membeku saat Callisto mengurungnya tanpa sadar."Maaf!" ucap Callisto begitu dia menyadari posisinya yang tidak dia duga. Cepat-cepat dia tarik tangannya dan berbalik pergi meninggalkan Yolla begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.Yolla masih berdiri membeku hingga seakan dia lupa bagaimana caranya bernapas kalau saja Sisty tidak segera keluar

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    60 Dia Bukanlah Byanz

    “Namanya juga orang susah Babyanz itu,” komentar Yolla sambil tertawa, pandangan matanya terarah ke seberang jalan dan dia terkesiap kaget.“Kenapa kamu, Yol?” tanya Sisty sambil memperhatikan raut wajah Yolla. “Kok kayak habis melihat hantu?”Yolla terdiam, matanya tanpa berkedip mengawasai seberang jalan. Tepatnya ke arah Callisto yang sedang menggendong bocah perempuan itu lagi.Namun, kini dia tidak sendiri. Melainkan ada seorang wanita dewasa yang sedang berjalan di sampingnya.“Coba kamu lihat di sana,” tunjuk Yolla dengan pandangan matanya.Sisty menoleh ke arah yang ditunjuk Yolla, kedua matanya melebar sampai nyaris keluar dari tempatnya saat dia melihat Callisto sedang bersama seorang wanita.“Pantesan ...” komentar Sisty pendek, dia mengerti sekarang apa yang membuat Yolla seterkejut itu.“Sayang amat, ternyata incaran kamu sudah punya anak sama istri.” Yolla menimpali. “Mendingan kamu coba cari yang lain aja deh, Sis.”“Nggak salah, nih?”

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    61 Jati Diri Saya yang Sebenarnya

    Selanjutnya Callisto terpaksa menunggui Vhea yang sedang makan disuapi asisten rumah tangga Clerin. Bukan dia tidak sayang pada bocah itu, tapi dia tidak tega saja jika dirinya terus berpura-pura menjadi ayahnya.Clerin tiba di rumah ketika Vhea baru saja tertidur di pangkuan Callisto.“Hari ini saya tidak masuk kerja lagi,” kata Callisto dingin sebagai ucapan selamat datangnya.“Maaf, ternyata berkasnya lebih banyak daripada yang saya kira.” Clerin beralasan. “Bagus sekali,” sahut Callisto dengan wajah muram. “akhirnya pertemuan saya dengan Pak Shanendra batal.”Clerin menunjukkan wajah bersalahnya saat dia menatap Callisto.“Kamu tenang saja, tadi Pak Shanendra juga berhalangan hadir.” Dia memberi tahu. “jadi yang datang adalah orang suruhannya.”“Kenapa beliau tidak datang?” selidik Callisto seakan tidak percaya.“Entahlah ... katanya putri tunggalnya sedang sakit, begitu yang saya dengar.” Clerin menjelaskan. “Saya mandi dulu ya, setelah itu kita gantian menunggui Vhea.”Callisto

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    62 Sikap Seorang Putri Milyuner

    “Mangkal?” potong Yolla galak sambil berkacak pinggang. “Kalau Anda cuma mau cari ribut sama saya, mendingan Anda segera pergi dari sini!”Callisto kembali tidak menggubris Yolla dan malah berjalan memutari mobilnya dengan saksama. Yolla terus berkacak pinggang sementara Callisto memeriksa satu per satu ban mobilnya.“Sudah deh, kalau Anda tidak paham mobil ... Anda tidak perlu sok baik di depan saya seperti ini,” kata Yolla pedas.Callisto mendongak.“Apa seperti ini sikap seorang putri milyuner yang terkenal itu, Pak Shanendra?” komentarnya dingin, kemudian dia mengalihkan wajahnya lagi.Yolla terperanjat ketika Callisto menyebut nama belakang ayahnya.“Apa maksudnya ... terkenal?” tanya Yolla tidak mengerti.“Maksud saya Pak Shanendra yang terkenal,” ralat Callisto tanpa menoleh. “Bukan Anda.”Yolla mendengus, dia tidak berharap bahwa Callisto akan menanggapi pertanyaannya dengan serius.“D

Bab terbaru

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    118 Perwujudan Suami Kamu

    "Begitulah," sahut Clerin melalui sambungan telepon. "Kalau nggak, mana mungkin dia bisa tahu soal obat yang kamu berikan itu." Sunyi sesaat selain hanya dengusan napas yang Clerin dengar dari seberang sana. "Sekarang bagaimana? Aku bisa dicabut izin praktekku kalau sampai masalah Callisto ini ketahuan ...." "Tenang!" potong Clerin segera. "Aku akan menanggung semua risikonya, kamu nggak perlu khawatir izin praktek kamu dicabut." Teman Clerin tentu saja mulai gelisah mendengar kabar ini. Dulu, awalnya dia sudah tidak setuju saat Clerin memintanya untuk menangani Callisto dengan masalah ingatannya. "Aku akan berusaha bikin Callisto mau periksa di tempat kamu lagi," janji Clerin. "Asal kamu ...." "Ya ampun Clerin, jangan lagi-lagi deh!" tolak teman Clerin. "Aku nggak mau terlibat lebih jauh soal pria asing yang kamu panggil pakai nama mendiang suami kamu. Sadarlah, suami kamu sudah meninggal dan bukan hal yang bagus kalau kamu sengaja menghidupkannya kembali dalam diri pria itu .

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    117 Mungkin Akan Layu dan Mati

    "Halo?" "Kamu suka?" tanya Callisto begitu Yolla menjawab panggilannya. "Buket bunga yang aku kirim tadi ...." "Suka sekali!" sahut Yolla, nyaris melonjak seperti anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya. "Bunga yang kamu kirimkan ke aku selalu bagus-bagus, terima kasih." Sunyi sebentar. "Bunga itu mungkin akan layu dan mati dalam beberapa hari ke depan, tapi kamu harus yakin kalau niat aku untuk melamar kamu tidak akan pernah mati." Callisto menegaskan. "Kamu cuma harus bersabar sedikit, Yolla." "Iya ..." lirih Yolla tersipu saat Callisto terang-terangan memanggil namanya. "Kamu juga ya ... Niat baik pasti akan menemukan jalannya sendiri." "Kamu benar," sahut Callisto. "Ya sudah, aku kerja dulu. Ingat, jangan mikir macam-macam hanya karena aku satu kantor sama Bu Clerin." "Iya ..." sahut Yolla sambil tersenyum meskipun Callisto tidak dapat melihat tingkahnya. "yang penting kamu tidak macam-macam sama dia. Jangan kegenitan juga, ingat kalau dia yang sengaja membuat ingat

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    116 Nggak Muda Lagi

    Yolla langsung lemas saat mendengar jawaban papanya yang tidak sesuai harapan. "Tapi kenapa, Pa?" tanya Yolla ingin tahu. "Kan yang penting Shano masih sendiri. Bukannya itu yang Papa tunggu sejak Shano melamar aku?" Sony menarik napas dan memandang Yolla lurus-lurus. "Papa lega kalau memang benar Shano itu masih sendiri," katanya lambat-lambat. "Tapi di luar itu, ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan papa juga. Misalnya saja siapa kedua orang tua Shano dan keluarganya yang lain." Yolla menarik napas. "Namanya juga orang hilang ingatan, Pa. Shano juga sedang menjalani proses pengobatan ... Tapi kalau Papa mengharapkan dia sembuh dalam waktu dekat, siapa yang bisa menjamin itu? Apa aku juga harus nunggu sampai Shano benar-benar sembuh total?" Sony tidak segera menjawab. "Ayo dong, Pa ..." bujuk Yolla dengan wajah memelas. "Apa Shano yang mendesak kamu untuk segera menikah?" tanya Sony ingin tahu. Yolla buru-buru menggelengkan kepalanya. "Shano sudah tahu kalau Pap

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    115 Dosa tidak Termaafkan

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Callisto bingung. "Aku sama Bu Clerin hanya bertemu setiap hari di kantor, itu juga karena pekerjaan saja. Tidak lebih, jadi kenapa kamu harus mempermasalahkan soal ini?" Yolla melengos. "Aku tidak mempermasalahkannya," bantah Yolla. "Kalau aku menjadikannya masalah, pasti aku sudah dari kemarin protes sama kamu." Callisto tersenyum samar, menurutnya ucapan Yolla sangat berbanding terbalik dengan sikapnya. "Kamu mempermasalahkannya dengan cara menghindari aku," komentar Callisto sambil mengangkat cangkir kopinya. "sengaja tidak mau menjawab telepon dari aku bahkan tidak membalas pesanku sama sekali." Yolla tidak menampik, karena semua yang diucapkan Callisto adalah benar adanya. "Terus maksud kamu kalau aku sama Bu Clerin itu seperti keluarga kecil yang bahagia itu apa?" tanya Callisto ingin tahu. "Kamu tidak perlu berpikir jelek soal aku ...." "Memang itu kenyataannya," potong Yolla sambil merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. "Kamu tidak perlu m

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    114 Aku Tunggu Kamu

    Hari itu Yolla sedang mengendarai mobilnya di jalan raya sepulangnya dia dari kantor. Tanpa dia sadari, ada sebuah mobil merah yang berjalan tepat beberapa meter di belakangnya. Awal-awal, lalu lintas di sekitar ruas jalan yang dilalui Yolla terlihat biasa-biasa saja. Sampai pada saat mobil yang dia kendarai memasuki jalanan yang lebih lebar tapi dengan dominasi kendaraan-kendaraan besar seperti mobil dan truk. Mobil merah yang semula berjarak agak jauh dari mobil Yolla, perlahan menambah kecepatan hingga kini jaraknya agak lebih mendekat. Namun, Yolla sama sekali tidak memperhatikan karena baginya jalan raya adalah tempat umum yang siapapun bebas mengendarai mobilnya di sana. Namun, lama kelamaan Yolla merasa juga jika mobil itu seakan sengaja membuntutinya. "Kok mobil itu nggak nyalip-nyalip sih?" gumam Yolla curiga. "Perasaan dari tadi di belakang terus ... apa jangan-jangan tujuannya sama?" Yolla tanpa ragu menambah kecepatan mobilnya demi memperlebar jarak dengan mobil merah

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    113 Memenangkan Hatimu Lagi

    "Papa ...?" Callisto tidak mampu lagi untuk tidak mempedulikan bocah perempuan yang tak berdosa itu. "Vhea, kamu harus cepat tidur ya?" ucap Callisto akhirnya, membuat langkah Clerin terhenti. "Aku kangen Papa," ulang Vhea sambil melongok melewati bahu sang mama. "Aku mau Papa temani aku ... Aku sayang Papa ...." Beberapa kata terakhir yang dilontarkan Vhea sukses membuat hati Callisto terenyuh, dan dia seketika sadar yang menjadi musuh dalam selimutnya adalah Clerin. Bukannya Vhea. "Kamu mau tidur sama papa?" tanya Callisto sambil berdiri. Vhea diam saja dan hanya menganggukkan kepalanya. "Tidak perlu kalau kamu sedang tidak ingin diganggu," geleng Clerin sambil menolehkan wajahnya. "Saya mengerti kalau kamu juga mempunyai kehidupan sendiri." Callisto kali ini yang terdiam, seharusnya dia senang saat Clerin menyadari hal itu. Namun, kenapa rasanya dia tidak tega jika harus menolak Vhea dan membuat bocah perempuan itu kecewa? "Malam ini kamu boleh tidur di tempat papa k

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    112 Takut Kehilangan Kamu

    Callisto sudah tidak percaya lagi dengan apa yang dikatakan oleh bosnya. "Apa begini cara kamu menyayangi Vhea?" komentarnya dengan nada dingin. "Dengan menghalalkan segala cara untuk membuat dia berpikir bahwa papanya masih hidup?" Clerin mengerjabkan kedua matanya yang kini terasa basah. "Kamu mungkin tidak akan bisa mengerti ..." tutur Clerin dengan suara lemah. "Kamu belum punya memiliki anak, jadi kamu tidak tahu ... bagaimana rasanya kehilangan pendamping hidup ... dengan seorang anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya ...." Callisto memalingkan wajahnya dengan jengah. "Kehilangan seorang pendamping hidup, ya?" komentarnya. "Lalu bagaimana dengan saya yang kehilangan semuanya? Keluarga saya, bahkan ingatan saya ... Semuanya pergi meninggalkan saya, bandingkan dengan diri kamu! Seperti itu kamu merasa bahwa hidup kamu dan Vhea adalah yang paling menderita? Lalu bagaimana dengan yang saya rasakan?" Clerin tidak berkata apa-apa, untuk sementar

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    111 Fitnah yang Keji

    “Lagipula bukankah status saya adalah sebagai penyewa mansion, jadi kenapa kamu keberatan?” Clerin tidak segera menyahut informasi yang diberikan Callisto kepadanya. “Kalau kamu keberatan atau merasa terganggu dengan kedatangan Yolla tadi, saya tidak masalah kalau harus pindah dari mansion kamu.” Callisto melanjutkan. “Saya pikir sudah saatnya saya mencari tempat tinggal baru.” Tanpa sadar, jemari Clerin mengepal saat dia mendengar ucapan Callisto barusan. “Kamu tidak perlu seperti itu,” katanya berusaha menekan egonya hingga ke dasar. “apalagi masa sewa kamu masih panjang, jadi jangan buang-buang uang.” Callisto mengangkat bahunya. “Jadi tidak masalah kan kalau Yolla sesekali datang ke mansion?” tanya pria itu sambil memandang sang bos. “Kamu tidak perlu khawatir karena saya dan Yolla tidak akan melakukan perbuatan yang tak pantas.” Clerin memaksakan diri tersenyum sebelum berkomentar, dia sadar bahwa dia sedang menghadapi pria yang bukanlah suaminya. "Baiklah, saya r

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    110 Nama Mendiang Suami

    Yolla sendiri tidak kalah terkejut saat mendapati sang pemilik mansion sudah berdiri di hadapannya. “Bu Yolla ... ada perlu apa?” tanya Clerin dengan bahasa tubuh yang begitu anggun meskipun dalam hatinya begitu bergemuruh saat melihat jika Yola sudah berani mendatangi mansion miliknya secara terang-terangan seperti ini. “Maaf Bu, saya ... mencari Callisto.” Yolla menyahut apa adanya tanpa gentar sedikitpun. “Callisto?” ulang Clerin sambil mengernyit. “Apa Anda tahu kalau ... Callisto itu adalah nama mendiang suami saya?” Yolla tertegun sebentar, tapi kemudian dia cepat-cepat meralat ucapannya. “Maksud saya Shano,” timpal Yolla sambil tersenyum. “Saya mau mengunjungi Shano, bukan Callisto.” Senyuman itu memudar sedikit dari wajah Clerin, menurutnya Yolla sama sekali tidak tahu malu saat berani-beraninya datang ke mansion untuk menemui Callisto. Punya hak apa dia? “Pak, Callisto di mana?” tanya Clerin kepada sang penjaga mansion. “Mungkin sebentar lagi pulang, Bu.” Penjaga it

DMCA.com Protection Status