Jangan lupa dukung karya aku ya ~ Terima kasih :D
Hari ini adalah hari yang istimewa bagi Nick dan Alexa. Mereka sedang menuju rumah sakit untuk pemeriksaan kehamilan Alexa, dan lebih dari itu, mereka juga akan mengetahui jenis kelamin anak mereka. Ini adalah kali pertama Nick menemani Alexa ke rumah sakit, biasanya Camila yang mengantar Alexa.Di ruang pemeriksaan, saat dokter mulai melakukan ultrasonografi, suara detak jantung bayi mereka terdengar jelas. Di layar, terlihat bayi itu meringkuk di dalam perut Alexa, kadang menendang sehingga permukaan perutnya bergerak. Nick terdiam, terpaku menatap layar komputer dengan tatapan takjub."Bagaimana dengan perkembangannya? Apakah semuanya normal?" tanya Nick, suaranya terdengar cemas.Dokter tersenyum ramah. "Ibu dan janin dalam kondisi baik," jawabnya.Nick mengikuti Dokter bersama Alexa untuk duduk menunggu hasil diterima. Lalu tiba-tiba Nick kepikiran akan sesuatu."Dokter, saat wanita sedang hamil. Apa bisa melakukan hubungan intim tanpa mengganggu janinnya?" tanyanya.Pertanyaan i
"Alexa, kamu tidak perlu bekerja. Kalau sampai Nick tau kamu bekerja di toko bunga, dia pasti akan marah." ucap Lena.Namun dengan santai Alexa justru tersenyum. "Dia tidak akan marah, lagi pula NIck sedang bekerja di kantor. Aku tidak punya aktivitas di rumah, itu terasa membosankan, Lena. Jadi aku memilih untuk meluangkan waktu di toko bunga," Alexa mengangkat buket bunga yang belum disusun ke meja lain.Lena meraihnya, merebut dari tangan Alexa. "Kamu boleh bekerja tapi jangan mengangkat apapun, aku dengar wanita hamil dilarang untuk membawa barang. Jangan biarkan bayi kecilmu ini terluka," Lena mengusap perut Alexa membuat Alexa tertawa geli."Aku tidak apa-apa, Lena. Ini hanya buket bunga kecil," Alexa meraih bunga lainnya, namun sekali lagi Lena merebut dari Alexa.Perempuan itu langsung berkacak pinggang di depan Alexa. "Berapa kali harus aku katakan, jangan mengangkat apapun. Kamu hanya boleh merangkai bunga, katakan bunga mana yang kamu ingin rangkai biar aku yang menyiapkann
"Kamu tahu kalau Ray dan Lena menjalin hubungan?" tanya Alexa saat mereka baru tiba di rumah.Nick menggeleng. "Walaupun aku tahu, sepertinya aku juga tidak bisa mengingatnya. Aku rasa Ray tidak ingin tersaingi olehku, dan dia tampaknya ingin memiliki keturunan." Nick melewati Alexa menuju dapur."Pantas saja tadi Lena bertanya begitu padaku," gumam Alexa, mengikuti Nick dari belakang. "Mereka sangat cocok. Bagaimana kalau kita mengundang mereka untuk makan malam bersama saat ada kesempatan?"Nick berbalik, lalu menyuapkan potongan buah semangka untuk Alexa. "Aku rasa Ray tidak bisa. Selain pekerjaan, dia akan sulit mengatur jadwal untuk pertemuan makan malam bersama. Tapi kamu tidak perlu khawatir, nanti biar aku bicarakan lagi dengan Ray," Nick menyuapkan buah ceri untuk Alexa. Saat Alexa menggigitnya, Nick mendekat dan mencium bibirnya."Nick," Alexa melotot.Dengan santai Nick tersenyum. "Lebih manis jika aku merasakannya langsung dari bibirmu.""Kau pandai merayu rupanya," cibir A
Alexa terlelap dalam tidurnya ketika ia merasa sentuhan menggelikan di perutnya. Saat matanya mulai terbuka, ia melihat Nick sedang membelai perutnya yang terbuka."Nick," ucapnya serak."Sepertinya aku mengganggu tidurmu," balas Nick dengan senyum nakal.Alexa mengernyit, menoleh ke arah jendela di mana cahaya matahari sudah terang. "Sudah jam berapa sekarang?""Masih jam delapan pagi. Kalau masih ingin tidur, lanjutkan saja," kata Nick sambil menunjuk perut Alexa, terpaku pada gerakan kecil yang membuatnya gemas.Ketika Alexa memejamkan mata, Nick tidak membiarkannya terlelap kembali. Pria itu terus menyentuh perut Alexa, membuat Alexa tertawa kecil sampai akhirnya ia tak bisa tidur lagi."Bisakah kamu berhenti?" pinta Alexa sambil menggeliat.Nick menggeleng dan kali ini memberikan kecupan kecil di permukaan perut Alexa. Perempuan itu tak bisa menahan tawa. "Nick, stop!" seru Alexa, berusaha mendorong Nick menjauh. "Itu geli, Nick!"Nick ikut tertawa, lalu turun dari tempat tidur h
Beberapa minggu berlalu, dan kandungan Alexa semakin besar, memasuki usia tujuh bulan. Nick menjadi lebih overprotektif, melarang Alexa melakukan kegiatan tanpa pengawasan. Waktu yang tak lama lagi, akan hadir seorang bayi lucu dan menggemaskan di tengah mereka. Rasanya mendebarkan membayangkan memiliki bayi kecil."Babe!" seru Nick, pria itu masuk ke kamar membawa semangkuk buah segar yang sudah dipotong kecil-kecil.Alexa menoleh, meletakkan buku panduan merawat bayi ke meja saat menyadari kedatangan Nick."Sore ini kita ada latihan, aku akan menemanimu.""Latihan apa? Kamu tidak mengatakan padaku sebelumnya?"Nick tersenyum tipis. "Latihan agar proses persalinannya nanti berjalan lancar. Tinggal beberapa ming
Pendarahan hebat terjadi akibat benturan saat Juan menolong Alexa, dan pihak medis bertindak cepat. Nick, yang panik dan berkeringat dingin, melihat Alexa mengeluarkan begitu banyak darah.Saat Alexa di ruang gawat darurat, Nick berbalik melihat Juan. Tanpa pikir panjang mencengkram baju pria itu. "Apa yang kau lakukan!" umpatnya."Nick, kau tidak lihat? Jika aku tidak menarik istrimu, nyawa istri dan bayimu yang terancam." ucap Juan menyadarkan Nick.Alhasil, Nick melepaskan cengkramannya dari baju Juan. Ia menyugar rambutnya frustasi, berjalan kesana kemari sampai Dokter keluar ruangan."Tuan, kita perlu melakukan tindakan operasi secepatnya. Pendarahan terlalu banyak, hal yang dikhawatirkan bayi dan ibunya tidak bisa terselamatkan."
Kejadiannya terasa begitu cepat bagi Nick. Dia berdiri di luar ruangan bayi, menatap melalui jendela kaca transparan. Sejak bayinya dimasukkan ke dalam ruangan itu, Nick tidak bisa melihatnya dari dekat. Padahal, ia sangat ingin melihat wajah anaknya.Bayi yang terlahir satu bulan lebih cepat dari waktu yang ditentukan itu sedang berjuang untuk bertahan hidup di dalam inkubator. Bayi itu Nick beri nama Brian Robert."Aku sangat ingin mendekatinya," gumam Nick, menghela napas dalam sebelum berbalik menuju kamar rawat Alexa.Di dalam ruangan itu, Camila menemani Alexa yang sudah lima jam tidak sadarkan diri setelah keluar dari ruang operasi. Dua kantong darah sudah habis, tetapi masih belum cukup, sehingga Nick perlu mencari satu kantong darah lagi. Kondisi Alexa kini berangsur membaik.
Pukul tiga sore, Alexa mulai membuka matanya kembali. Tubuhnya terasa nyeri, dan tenggorokannya sangat kering. Masih dalam keadaan setengah sadar, Alexa belum menyadari bahwa bayinya sudah tidak ada di dalam perutnya. Kepalanya menoleh, mencari keberadaan Nick. Di sudut ruangan, Nick tampak berbaring di sofa pendek yang terlihat tidak nyaman. Ketika Alexa mencoba bergerak, perutnya terasa sangat sakit. Dia membuka selimut dan terkejut melihat perban luka di bagian perutnya. "NICK!" teriaknya dengan suara parau. Nick terbangun dengan kaget, langsung berdiri dan mendekat ke tempat tidur Alexa. "Alexa?" "Nick, apa yang terjadi? Bagaimana dengan bayi kita? Dia baik-baik saja kan?" Nick mengangguk, berusaha menenangkan Alexa. "Bayi kita baik-baik saja, sekarang dia sedang ada di ruangan lain." "Apa? Kau bercanda? Masih satu bulan lagi seharusnya aku melahirkan." "Aku tidak bercanda," Nick membelai wajah Alexa dengan lembut. "Benturan yang terjadi sebelumnya membuatmu mengalami penda
Hari yang dinanti akhirnya tiba, pertengahan musim semi yang sempurna, seperti yang Juan dan Alexa impikan. Pesta pernikahan mereka tak digelar di gedung mewah di pusat kota Houston, melainkan di tepi danau yang tenang dengan latar alam yang memukau. Suasana yang romantis dan intim ini benar-benar mencerminkan keinginan mereka untuk merayakan cinta dalam kesederhanaan yang elegan.Lebih dari seratus tamu hadir, terdiri dari keluarga dan sahabat yang mengenal pasangan itu dengan baik. Saat Alexa tiba di lokasi, ditemani oleh ayahnya, Steve, ia merasakan getaran bahagia dan haru yang tak bisa disembunyikan.Sebelum turun dari mobil, Steve meraih tangan putrinya. "Pada akhirnya, aku bisa mengantarmu sebagai wali di hari pernikahanmu," ucapnya dengan tulus, penuh kebanggaan.Alexa membalas senyum ayahnya, dan dengan lan
Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan Alexa semakin menjauh dari Nick. Bukan karena kebencian, tetapi karena ia ingin menghargai perasaan Juan, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Alexa tahu, menjaga jarak dengan Nick adalah yang terbaik demi kebahagiaan mereka semua.Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, setiap detail diperhatikan oleh Juan, dari pemilihan cincin hingga pemesanan gaun pernikahan. Hidup Alexa kini dipenuhi dengan canda dan tawa, terutama saat ia berada di dekat Juan. Ada perasaan hangat yang mengalir di antara mereka, sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan."Menurutmu, aku perlu memilih gaun yang cantik?" tanya Alexa sambil tersenyum ketika Juan tengah mengukur tubuhnya untuk pembuatan baju."Tentu saja. Hari pernikahan ini harus menjadi yang paling spesial untukmu. Pilihlah ga
Alexa menutup pintu kamar Brian dengan perlahan, memastikan putranya tidur dengan nyaman. Saat berbalik, ia terkejut mendapati Nick sudah berdiri di sana, tanpa suara."Kamu tidak terburu-buru pulang, kan? Pelayan sudah menyiapkan makan siang. Setidaknya makanlah dulu," ujar Nick dengan nada lembut, meski ada kekhawatiran terselip di sana.Alexa menghela napas, menimbang sejenak. "Sepertinya aku akan langsung pulang," tolaknya, walau terdengar ragu.Nick tak menyerah begitu saja. "Kamu baru tiga jam di sini. Apa itu cukup untuk bermain dengan Brian?"Kata-kata Nick membuat Alexa berhenti sejenak. Tanpa banyak bicara, ia turun ke meja makan, di mana makanan favoritnya sudah tertata rapi. Ia duduk, menoleh sebentar ke arah Nick, lalu mulai makan dalam diam.
Mimpi? Tidak, ini bukan mimpi. Saat Alexa membuka mata dan melepaskan pelukan dari Juan, ia sadar seratus persen kalau ini bukan mimpi. Alexa mendongak menatap Juan yang tersenyum lembut menatapnya, sentuhan tangan Juan membuat Alexa sejenak memejamkan mata."Kenapa tidak kau katakan dari awal kalau wanita yang kerap kali kamu ceritakan padaku adalah diriku sendiri?" tanya Alexa."Karena aku tidak mau hubungan kita menjadi renggang setelah kamu tau perasaan yang aku pendam padamu selama ini. Tapi, aku sudah memastikan bahwa kamu juga menyukai diriku sebelum memutuskan untuk melamarmu."Alexa tersenyum manis, tak tahan dengan wajah cantik di wajah Alexa. Juan membingkai wajah perempuan itu, tanpa segan memberika ciuman mesra untuk Alexa. Dengan senang hati Alexa menerima sentuhan tersebut, mengalungkan
Setelah menembus cukup jauh ke dalam hutan, Juan dan Alexa menemukan rimbunan buah beri liar yang segar. Tanpa ragu, Alexa langsung memetik dan menyantapnya, menikmati rasa manis dan asam yang meledak di mulutnya. Matahari menyelinap di antara pepohonan, menciptakan kilauan cahaya yang mempercantik setiap sudut hutan yang mereka jelajahi.Juan, yang berjalan tak jauh di belakang Alexa, membuka percakapan dengan suara tenang namun penuh rasa ingin tahu, "Kau sering berkomunikasi dengan Nick?"Alexa menoleh, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun segera menjawab, "Jarang. Kami hanya berkomunikasi kalau itu tentang Brian. Selebihnya, tak ada. Sepertinya memang sebaiknya begitu, mengingat satu-satunya yang masih menghubungkan kami hanyalah Brian."Juan berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Alexa
Penolakan tetap Juan dapatkan, Alexa lebih memilih menahan gairahnya ketimbang menjalani hubungan intim tanpa status. Kini keduanya tidur bersebelahan, tidak ada yang saling bicara selain suara hujan yang terdengar masih belum berhenti."Kamu pasti mencintai wanita dari masa lalumu itu, tapi kenapa kamu mendekatiku dengan cara seperti ini, Juan? Apa kamu ingin menjadikan aku pelarian untuk memuaskan nafsumu?" tanya Alexa dengan nada datar.Juan langsung menoleh, ingin rasanya ia mengatakan sekarang kalau perempuan yang Alexa maksud adalah dirinya sendiri. Namun masih belum, Juan ingin menciptakan suasana yang romantis saat ia mengutarakan perasaannya."Jadi, kamu berpikir kalau aku menjadikanmu pelarian karena berpikir aku masih mencintai wanita itu?"Alexa mengganggu. "
Juan mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun nanti malam, sementara Alexa asyik menikmati pemandangan yang menakjubkan. Musim semi memang waktu yang sempurna untuk wisata alam, dan meskipun awalnya tidak menyangka akan bepergian dengan Juan, Alexa merasakan ketenangan yang aneh di dalam dirinya.Masa depan selalu penuh kejutan bagi Alexa. Di satu sisi, ia bisa menikmati kedamaian saat ini, tapi disisi lain, ia tahu betul bahwa hidup bisa berubah kapan saja. Namun, setidaknya selama sebulan terakhir, Alexa telah menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri dan menghadapi hari-hari yang tak terduga.Sambil bersantai di dekat camper van, aroma harum dari dalam menarik perhatian Alexa. Tertarik, ia melangkah masuk dan menemukan Juan sedang sibuk memasak. Ia berdiri di pintu, tersenyum kecil sambil memperhatikan Juan yang tampak begitu bersemangat.
Dua hari berlalu dan kondisi Brian sudah jauh lebih baik, sesuai yang Alexa janjikan sebelumnya kalau Brian sudah sembuh maka ia akan mengembalikanya pada Nick. Tentu berat bagi Alexa setiap kali menyerahkan putranya pada Nick, namun ia tak punya pilihan lain.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Alexa tiba di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama, Nick. Namun rumah tersebut kini hanya meninggalkan kenangan indah sekaligus pahit secara bersamaan.Sambil menghembuskan nafas panjang, Alexa menatap Brian yang juga menatapnya dengan mata beningnya. Setelah memantapkan hati, Alexa berjalan dan mengetuk pintu rumah Nick. Perlu menunggu beberapa detik sampai pintu akhirnya terbuka, Nick berdiri memperlebar pintu rumahnya."Masuklah," katanya mempersilahkan dengan suara datar.
Kondisi Olivia masih belum sadar, Juan pun akhirnya pulang saat toko sudah tutup. Suasana terlihat sepi, mungkinkah Alexa ada di kamar? Tapi saat Juan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Alexa, kamar tersebut kosong.Alhasil Juan kembali turun, duduk di salah satu kursi pelanggan di toko kue sambil menunggu Alexa. Mungkin saja Alexa sedang merefreshkan diri setelah sibuk seharian bekerja.Juan membuka ponsel melihat berita, termasuk kemajuan berita tentang Sofia yang sempat menjadi buronan. Dan ternyata Sofia sudah melewati sidang, hukuman lima belas tahun penjara karena mengedarkan obat ilegal. Sepupu Nick juga mendapatkan hukuman serupa, perkembangan perusahaan Nick juga mulai stabil.Melihat itu Juan tersenyum tipis sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. "Kamu sudah pulang rupanya," ucap Alexa."Aku tadi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Olivia, Mia bilang kamu sempat menghubungiku, tapi maaf aku tidak menghubungimu lagi karena ponselku kehabisan daya." kata Juan