Leslie adalah wanita paling mandiri dan menawan yang pernah dilihatnya. Bisa dibilang, Sienna mendapat pengaruh darinya, bahkan selalu mengingat perkataan Leslie.Pada akhirnya, Sienna menunduk sambil menjawab, "Aku nggak tahu."Pria itu memborgol kedua tangan Sienna lagi, lalu berkata, "Kita pergi ke makam Leslie, mungkin ada sesuatu yang terkubur di sana."Sienna sontak menjadi berwaspada. Ketika dikawal keluar, dia pun mendengar suara helikopter dari langit. Itu pasti Jacob!Langkah kaki Sienna seketika menjadi lambat. Dia melirik ke sekeliling, mencoba mencari kesempatan untuk melarikan diri. Dia tidak percaya pria ini ingin membawanya ke makam Leslie.Kalau rumah Robert sudah menjadi seperti ini, berarti makam Leslie telah dibongkar seseorang. Pasti tidak ada yang ditemukan di sana. Sienna yakin pria ini sengaja berkata demikian untuk menurunkan kewaspadaannya, tidak bisa dipastikan ke mana dia ingin membawa Sienna pergi."Bawa aku ke makam Nona Leslie." Pria itu mengulangi ucapan
Sienna menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya kepada pria yang memimpin itu, "Gimana kalau kita main game?"Pria itu semula mengira dirinya salah dengar. Situasi jelas-jelas begitu menegangkan, tetapi wanita ini masih ingin bermain game?Sienna mendongak menatapnya sambil berucap, "Seluruh gedung ini sudah berada di bawah kendali kalian, jadi aku nggak mungkin menghilang. Barang itu penting bagi kalian, juga penting bagiku. Aku nggak akan takut meski kalian membunuh orang-orang nggak berdosa itu. Jadi, kita main game saja. Kalau aku kalah, aku akan memberi tahu kalian lokasinya."Pria itu mengangkat alisnya sembari menekankan pistol ke dahi Sienna. Dia bertanya, "Kamu kira aku akan percaya begitu saja?"Sienna sama sekali tidak takut. Dia hanya menatapnya dengan tidak acuh dan membalas, "Nggak ada pilihan lain lagi, karena hanya aku yang tahu lokasinya.""Nona, kamu tahu apa yang sedang kami cari?" tanya pria itu. Asalkan Sienna melontarkan jawaban yang salah, dia mungkin akan langsu
Seusai mengatakan itu, Sienna bangkit dan berjalan ke luar. Tania berdiri di belakang pintu dengan gugup. Sambil menyeka air mata, dia mendengarkan suara di luar.Sekarang baru 5 menit berlalu sehingga permainan belum dimulai. Sienna berjalan di koridor, lalu melihat seorang pria merokok di sekitar sana sambil memegang pistol.Sienna pun melepaskan jasnya, lalu membuka beberapa kancing bajunya. Begitu melihatnya, pria itu sontak berhasrat.Sienna mengaitkan jari ke arahnya. Pria itu langsung melemparkan rokoknya dan mematikannya, lalu menghampiri Sienna dengan langkah besar sambil melepaskan tali pinggangnya.Sienna bergegas pergi ke toilet, pria itu tentu mengikutinya. Begitu masuk, pria itu sontak menindih Sienna di pintu. Kebetulan sekali, dia membelakangi Tania.Akan tetapi, ketika melihat pistol di pinggang pria itu, Tania ketakutan sampai menutup mulutnya dan tidak berani bergerak.Saat ini, pria itu sudah terburu-buru melepaskan semua kancing kemeja Sienna. Bibirnya pun mulai me
Sienna mengisi peluru di pistolnya, lalu pergi ke lantai lain. Saat ini, permainan sudah dimulai. Para penculik pasti mengawasi posisi Sienna dengan protofon. Sienna hanya bisa berusaha mengulur waktu, jadi orang-orang yang selamat di lantai bawah bisa bertambah banyak dan orang-orang di luar baru bisa masuk.Sienna langsung naik ke lantai 17. Sepertinya, para penculik sudah mengecek tempat ini sehingga tidak ada seorang pun di lantai ini. Sienna menghindari kamera pengawas di sekeliling, dia menemukan jendela yang bisa dibuka.Sienna membungkuk untuk berusaha menghindari anggota yang berpatroli di lantai ini. Saat Sienna hendak mengecek ruangan lain, dia bertemu dengan 2 pria. Kedua pria itu langsung berseru, "Dia ada di lantai 17! Tangkap dia!"Sienna langsung berlari ke tempat lain ketika mendengar mereka berkomunikasi dengan bahasa asing. Namun, pria itu menembakkan pistol ke samping Sienna untuk menakutinya. Kala ini, Sienna sangat tenang. Dia bersembunyi di atas rak. Kalau tidak
Semua orang di sekeliling tahu identitas Jacob. Bahkan, tadi Jacob juga memberi instruksi kepada anggota kepolisian. Selain itu, Steven sudah menelepon pihak atasan. Jadi, keselamatan Jacob lebih penting daripada orang lain. Salah satu polisi berkata, "Tuan Jacob, biar anggota polisi lain yang pergi saja. Keselamatan Tuan Jacob lebih penting."Jacob mengabaikan ucapan polisi, dia sudah melepaskan jasnya. Semua orang pun ketakutan karena tidak berhasil membujuk Jacob. Kemudian, Jacob yang membawa pistol berucap dengan datar, "Kalau terjadi apa-apa kepadaku, itu tidak ada hubungannya dengan kalian."Mereka tidak bisa menunda waktu lagi. Biarpun tadi mereka mendapatkan informasi bahwa di lantai 15 kosong, bagaimana dengan sekarang? Mereka tidak berani bertaruh. Jadi, mereka harus segera naik ke lantai 15 dengan memanjat saluran pipa sebelum informasi baru muncul.Semua jendela dari lantai 1 sampai 14 sudah dikunci sehingga penculik di dalam tidak mengetahui keadaan di luar. Jadi, mereka b
Dengan mata memerah, Jacob menepuk-nepuk punggung Sienna dan menghiburnya, "Tidak apa-apa, sudah tidak apa-apa."Kemudian, Jacob mendongakkan kepala Sienna dengan hati-hati, bak sedang menyentuh harta pecah belah. Ada luka memar di dahi Sienna dan darah di sudut bibirnya. Dia menyeka noda darah itu dengan ujung bajunya, lalu mengecupnya lagi sambil menghibur, "Kamu sudah aman."Sienna merasa terenyuh, tidak menyangka Jacob akan datang begitu cepat. Pria itu pasti orang yang memanjat pipa tadi. Ini lantai 15! Jika salah langkah sedikit saja, nyawanya bisa raib kapan pun. Demi siapa Jacob datang? Mengapa dia rela menanggung risiko kehilangan nyawa?Namun, Sienna segera teringat bahwa Tania juga di sini. Hubungan Jacob dengan sepupunya itu cukup baik. Perasaan terharu itu pun seketika lenyap tanpa jejak. Sienna kembali tenang.Jacob tidak menyadari perubahan sikap Sienna. Dia hanya membantunya berdiri, lalu berdiri di balik pintu ruangan dan berujar, "Tenanglah, para polisi akan memberesk
Sebelum para penjahat itu bisa bereaksi, mereka sudah ditembak jatuh ke lantai. Melihat adegan berdarah di depan, Sienna yang berdiri di sisi Jacob hanya bisa menahan mual.Sebelum ini, Sienna tidak pernah menyangka akan terlibat dalam situasi seperti ini. Dia mengira aksi mendebarkan dalam film-film hanyalah tipuan bagi penonton. Namun, kini dia baru sadar bahwa tidak ada kedamaian di dunia ini. Para polisi dan penegak hukumlah yang melindungi semua orang dari mara bahaya.Jacob memberi tahu sekelompok polisi itu, "Masih ada belasan orang di lobi lantai pertama."Usai kata-kata itu terlontar, Sienna maju untuk memeriksa seorang pria yang memiliki tato di punggung tangannya. Namun, Jacob langsung menariknya mundur sambil berteriak, "Awas!"Dalam keadaan sekarat, pria bertato yang masih berada di dalam lift itu melepaskan tembakan. Sienna terjengkang ke lantai karena tarikan Jacob. Sebuah peluru menggores pipi pria itu, meninggalkan luka kecil berdarah. Jika posisinya melenceng sedikit,
"Huhuhu ...."Tania terus menangis. Saat melihat pria yang berbaring di genangan darah, dia langsung pingsan.Sienna berdiri tidak jauh dari sana dan tidak berani mendekat. Dari tatapan Tania, dia bisa merasakan Tania sangat membencinya. Sienna membuka mulutnya, tetapi tidak bisa mengatakan apa pun saat ini. Dia segera melepas jaketnya dan menyerahkannya kepada Jacob. Awalnya dia ingin memberi penjelasan, tetapi Jacob langsung membungkus Tania menggunakan jaketnya dan pergi tanpa mengatakan apa pun. Sienna mematung dan tiba-tiba merasa hal ini akan menjadi aib di hati Keluarga Yuwono. Saat ini, jarak antara dirinya dan Jacob sepertinya tiba-tiba menjauh.Aroma di dalam kamar itu benar-benar mengerikan. Pria itu jelas telah menyiksa Tania setidaknya selama 40 menit. Para penculik di lantai lain telah dibersihkan, tetapi penculik ini selalu berada di dalam kamar ini, sehingga begitu lama baru ditemukan.Sienna mengikuti di belakang Jacob dengan langkah yang berat. Saat tiba di lobi lanta
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air
Jacob yang menggendong Sienna sudah masuk ke dalam mobil, sedangkan Jero mengemudi mobil dengan hati-hati dan mata yang terasa panas. Dia melirik ke kaca spion dan melihat Sienna yang bersandar di pelukan Jacob."Uhuk uhuk uhuk." Pada saat ini, terdengar suara Sienna yang sudah sadar.Jacob segera mengangkat tangannya dan menepuk punggung Sienna. "Sienna, bagaimana perasaanmu?"Saat membuka matanya, Sienna merasa pandangannya kabur dan merasa hatinya sangat dingin. Kegelapan dan kedinginan itu membuat bibirnya bergetar. Saat merasa Jacob berada di sisinya, dia baru merasa lebih hangat. Dia merapat erat ke dalam pelukan Jacob, seolah-olah ingin bersatu dengan Jacob. "Jacob ...."Jacob merasa hatinya sakit dan marah pada dirinya sendiri. Jelas-jelas dia sudah berjanji akan melindungi Sienna, tetapi dia kembali membiarkan Sienna masuk ke dalam bahaya seperti ini. "Tidak apa-apa, Sienna. Kamu sudah aman sekarang."Sienna hanya menganggukkan kepala dan tidak ingin mengatakan apa-apa lagi ka
Orang-orang itu kembali saling memandang setelah mendengar perintah Jero. Namun, mereka tidak berani menyinggung Jero, sehingga terpaksa mengeluarkan kunci dan membuka kandang itu.Jero mengeluarkan Sienna dari dalam kandang dengan hati-hati, lalu menepuk wajah Sienna. "Sienna? Sienna?"Sienna tetap tidak sadarkan diri. Dia pingsan karena terlalu lama menahan napas dan kekurangan oksigen.Jero segera membaringkan Sienna di atas perahu dengan posisi datar dan menekan titik akupresur di atas bibir Sienna. Saat menyadari perahu masih terdiam di sana, dia kembali berteriak, "Cepat dayung perahunya kembali ke daratan!"Orang-orang itu segera mulai mendayung perahunya.Begitu perahu tiba di tepi, Jero langsung menggendong Sienna dan berencana membawa Sienna ke rumah sakit.Helikopter Jacob juga mendarat di halaman belakang sampai suaranya yang keras membuat Arlo dan Lily menyadarinya.Arlo langsung keluar dan mengernyitkan alis saat melihat Jacob. Dia berpikir dia masih belum pergi mencari p